Anda di halaman 1dari 2

Faktor yang memengaruhi kehilangan dan respon berduka

Sejumlah factor memengaruhi respon seseorang terhadap kehilangan atau kematian. Factor
ini meliputi usia, makna kehilangan, budaya, keyakinan spiritual, jenis kelamin, status sosio
ekonomi, sistem pendukung, dan penyebab kehilangan atau kematian. Perawat dapat
mempelajari konsep umum mengenai pengaruh faktor-faktor ini pada pengalaman berduka,
tetapi sekelompok faktor faktor ini dan maknanya tidak sama pada setiap individu.

a. Usia
Usia memengaruhi pemahaman dan reaksi seseorang terhadap kehilangan. Setelah
terbiasa, orang biasanya meningkatkan pemahaman dan penerimaan mereka terhadap
kehidupan, kehilangan, dan kematian.
Individu biasananya tidak mengalami kehilangan orang yang dicintai pada interval
teratur. Akibatnya, persiapan untuk pengalaman ini sulit untuk dilakukan. Koping dengan
kehilangan lain dalam hidup, seperti kehilangan binatang peliharaan, kehilangan seorang
teman, dan kehilangan masa muda atau pekerjaan, dapat membantu seseorang
mengantisipasi kehilangan yang lebih berat akibat kematian orang yang dicintai dengan
mengajarkan mereka strategi koping yang terbukti berhasil bagi mereka.
b. Budaya
Budaya memengaruhi reaksi individu terhadap kehilangan. Cara mengungkapkan
duka cita kerap ditentukan oleh kebiasaan budaya. Kecuali terdapat struktur keluarga
besar, berduka dihadapi oleh keluarga inti. Kematian anggota keluarga dalam keluarga
inti biasa meninggalkan kehampaan yang besar karena sedikit individu yang sama
mengisi sebagian besar peran.
Beberapa kelompok budaya menghargai dukungan social dan ekspresi kehilangan.
Dibeberapa kelompok, ekspresi berduka dengan meratap, menangis, kepasrahan fisik,
dan demonstrasi ekspresi lainnya dapat diterima dan didorong. Kelompok lain mungkin
menganggap demosntrasi ini sebagai kehilangan kontrol, lenih menyukai ekspresi
berduka yang lebih tenang dan tabah. Dalam kelompok budaya yang memelihara
hubungan kekeluargaan yang erat, dukungan fisik dan emosional serta bantuan diberikan
oleh anggota keluarga.
c. Keyakinan spiritual
Keyakinan dan praktik spiritual sangat memengaruhi reaksi seseorang terhadap
kehilangan dan perilaku yang ditimbulkannya. Sebagian besar kelompok agama memiliki
kebiasaan yang berhubungan dengan menjelang ajal dan sering kali sangat penting bagi
klien dan orang pendukung. Untuk memberikan dukungan pada saat kematian, perawat
perlu memahami keyakinan dan praktik tertentu klien
d. Jenis kelamin
Peran jenis kelamin juga memengaruhi makna perubahan citra tubuh bagi klien.
Seorang pria mungkin menganggap jaringan parut diwajahnya sebagai buka “macho”
tetapi seseorang wanita menganggap hal tersebut sebagai seseuatu yang buruk. Dengan
demikian wanita, bukan pria, akan melihat perubahan tersebut sebagai sebuah
kehilangan.
e. Status sosioekonomi
Status sosioekonomi individu seringkali memengaruhi sistem pendukung yang
tersedia pada saat kehilangan. Jaminan pension atau asuransi, misalnya dapat
menawarkan berbagai pilihan cara untuk mengatasi kehilangan pada janda atau duda atau
individu yang cacat, seseorang yang dihadapkan dengan kehilangan yang berat dan
kesulitan ekonomi mungkin tidak mampu mengatasi keduanya.

Penyebab kehilangan atau kematian

Pandangan individu dan masyarakat mengenai penyebab kehilangan atau kematian dapat
secara bermakna memengaruhi respons berduka. Beberapa penyakit dianggap “bersih”, seperti
penyakit kardiovaskuler, dan memunculkan rasa baru, sementara penyakit lain mungkin
dianggap menjijikkan dan bencana. Kehilangan atau kematian di luar kendali orang yang terlibat
mungkin lebih diterima dibandingkan kehilangan atau kematian yang dapat dicegah, seperti
kecelakaan kendaraan bermotor karena pengemudi yang mabuk. Cedera atau kematian yang
terjadi selama kegiatan yang terhormat, seperti “saat menjalankan tugas”, dianggap
terhormat,sementara yang terjadi sebagai kejadian yang patut diterima oleh individu tersebut.

Anda mungkin juga menyukai