Anda di halaman 1dari 4

KISAH INSPIRATIF 2

Rasulullah bersabda,''Tidak akan masuk surga kecuali orang-orang yang memiliki kasih
sayang!''Seorang sahabat bertanya.''Dan kami adalah orang-orang yang memiliki kasih
sayang,Ya Rasulullah?''Rasulullah melanjutkan sabdanya.''Bukan dalam makna menyayangi
seseorang kepada seorang sahabatnya yang lain.Sesungguhnya rahmat Allah itu di
peruntukkan bagi orang yang mengasihi seluruh umat manusia.''( HADIS )

Suatu ketika seorang bayi mungil nan lucu siap untuk dilahirkan ke alam
dunia.Namun,menjelang diturunkan,dia bertanya kepada Tuhan,''Tuhan!para malaikat di sini
mengatakan,bahwa besok engkau akan mengirimku ke alam dunia,apakah itu
benar?tetapi…aku tak tahu bagaimana caranya aku hidup disana!!!karna sesungguhnya aku
itu begitu kecil …dan lemah''kata si bayi mencoba membujuk.Tuhan menjawab,”Aku telah
memilihkan satu malaikat untukmu disana,ia akan menjaga dan mengasihimu.”

“Tapi di surga,yang aku lakukan hanyalah bernyanyi dan tertawa,aku hanya ingin
terus dekat denganmu dan itu semua cukup bagiku untuk bahagia.”demikian kata si bayi.

Tuhanpun menjawab,”malaikatmu akan bernyanyi dan tersenyum untukmu setiap


hari,dan kamu akan merasakan kehangatan cintanya dan merasa lebih bahagia dekat
dengannya.”Si bayi pun bertanya kembali,”apa yang dapat aku lakukan saat aku ingin
bercerita,berbicara dan mengadu padamu ? ”.Sekali lagi Tuhan menjawab,”malaikatmu akan
mengajarkanmu bagaimana caranya kamu untuk berdoa!”.Namun,Si bayi tetap belum merasa
puas,iapun bertanya lagi,”Tuhan!aku dengar bahwa di bumi itu banyak orang jahatnya,terus
siapa yang akan melindungiku?”tanya si bayi mulai gelisah dan ketakutan.

Dengan penuh kesabaran Tuhan pun menjawab pertanyaan itu,”Malaikatmu akan


selalu menjagamu dan melindungimu,meskipun ia harus mempertaruhkan jiwanya sendiri.”Si
bayi masih tetap belum puas dan tetap melanjutkan pertanyaannya,”Tuhan!Tapi aku akan
merasa sedih,karena tak bisa melihat engkau lagi,”Lalu Tuhan menjawab
kembali,”ketahuilah! Sesungguhnya malaikatmu yang akan menceritakan kepadamu
tentangku, dan dia akan mengajarkan engkau bagaimana caranya engkau bisa kembali
kepadaku walaupun sesungguhnya aku takkan jauh darimu dan kan selalu berada di sisimu.”

Saat itu, surga begitu tenangnya dan terasa hening sehingga suara dedaunan terdengar
begitu indah seperti suara alat-alat musik kedamaian. Bahkan, suara dari bumipun dapat
terdengar meskipun tak begitu jelas. Tiba-tiba, sang bayi menundukan kepalanya seraya
bertanya dengan suara yang lirih dan pilu, “Tuhan, jika memang aku harus pergi sekarang,
bolehkah Engkau memberi tahuku siapa nama malaikat di rumahku nanti ?”. Tuhan pun
tersenyum seraya menjawab,”Kamu dapat memanggil malaikatmu itu........ Ibu....”.

Saat sang bayi lahir ke alam dunia,suara tangisan-tangisannya yang lembut akan
membuat sebuah gembiranya di hati kedua orang tuanya.Ibunya hanya mampu tersenyum
menahan lelah dan sakit sebagai tanda kebahagiaan atas kelahiran anaknya.Ayahnya tak mau
kalah,ia sambut kehadiran anaknya dengan meng-adzani dan meng-iqomati kedua
telinganya,suara lafadz-lafadz adzan serasa terdengar begitu indah dan mengharukan, seakan-
akan bagaikan air yang datang mengairi tanah yang sudah lama tandus dan gersang.

Sang ibu membacakan ayat-ayat suci al-Qur’an di telinganya dengan suara merdu dan
tartil.Sedangkan setiap malam,ayahnya selalu melafalkan kalimat-kalimat thoyyibah, selawat,
dan dzikir di telingan anaknya hingga ia terlelap tidur dengan penuh ketenangan dan
kedamaian. Dan itu semua terus berlangsung hingga ia menginjak usia 7 tahun.

Si anak tumbuh menjadi seorang anak yang cerdas,tampan dan lucu. Namun, ia selalu
diliputi rasa penasaran tentang sesuatu yang belum ia ketahui. Sampai pada suatu hari, si anak
itu melihat ibunya sedang menangis, lalu ia bertanya kepada ibunya. “Ibu, mengapa ibu
menangis ?.” Ibunya menjawab,” Sebab, ibu adalah seorang wanita, nak!”. “Aku tak mengerti
perkataan Ibu?” kata si anak bingung mencerna perkataan ibunya. Ibunya hanya tersenyum
seraya memeluknya dengan erat, “Nak, kamu memang takan pernah mengerti....!”.

Kemudian, anak itu bertanya kepada ayahnya, “Ayah, mengapa ibu menangis ?
Sepertinya ibu menangis tanpa ada sebab yang jelas!”. Sang Ayah menjawab, “Semua wanita
memaamng menangis tanpa ada alasan anakku sayang!”.Hanya itu jawaban yang bisa
diberika ayahnya. Lama kemudian, si anak itu tumbuh menjadi remaja. Namun, ia tetap
bertanya-tanya mengapa wanita menangis tanpa ada alasan atau sebab.

Pada suatu malam, ia bermimpi dan bertanya kepada Tuhan, “Ya Allah, aku ingin
bertanya, mengapa wanita mudah sekali untuk menangis ?” Dalam mimpinya, Tuhan
menjawab, “Saat kuciptakan wanita, Aku membuatnya menjadi sangat utama. Kuciptakan
bahunya agar mampu menahan seluruh beban dunia dan isinya, walaupun juga, bahu itu
harus cukup nyaman dan lembut untuk menahan kepala bayi yang sedang tidur di
pangkuannya.

Kuberikan wanita kekuatan untuk dapat melahirkan, dan mengeluarkan bayi dari
rahimnya, walaupun seringkalipula ia kerap berulang kali menerima cerca dan hinaan dari
anaknya itu. Kuberikan wanita keperkasaan, yang akan membuatnya tetap bertahan dan
pantang untuk menyerah, disaat, semua orang sudah putus asa dan lelah menerima ujian dan
cobaan dariku. Pada wanita, Kuberikan kesabaran yang luar biasa, untuk merawat
keluarganya dan kehormatan suaminya, walaupun ia letih,sakit dan lelah. Tapi tetap ia tak
berkeluh kesah.

Kuberikan wanita perasaan peka dan kasih sayang, agar ia dapat mencintai suaminya
dan semua anaknya, dalam kondisi apapun dan dalam situasi apapun. Walau, tak jarang
suaminya dan anak-anaknya itu melukai perasaannya, melukai hatinya. Perasaan ini pula
yang akan memberikan kehangatan pada bayi-bayi yang terkantuk menahan lelap ketika
dekat dengannya. Sentuhan inilah yang akan memberikan kenyamanan saat didekap dengan
lembut olehnya.

Kuberikan pada wanita kekuatan untuk dapat membimbing suaminya, melalui masa-
masa sulit, dan menjadi pelindung baginya saat ia tengah putus asa. Sebab, bukankah tulang
rusuklah yng melindungi setiap hati dan jantung agar tak terkoyak-koyak ? kuberikan
kepadanya kebijaksanaan dan kemampuan untuk memberikan pengertian dan penyadaran
bahwa suami yang baik adalah yang tak pernah melukai istrinya. Walau, serigkali pula
kebijaksanaan itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada suami agar tetap
berdiri, sejajar, saling melengkapi, dan saling menyayangi.

Dan akhirnya, kuberikan ia air mata agar dapat mencurahkan perasaannya. Inilah yang
khusus Aku berikan kepada wanita agar dapat digunakan kapanpun ia inginkan. Hanya inilah
kelemahan yang dimiliki wanita-wanita walaupun sebenarnya air mata ini adalah air mata
kehidupan.

Seketika si anak terbangun dari tidurnya,seraya berucap “Astagfirullah!!! ibu maafkan


aku, jika ternyata sayangku tak seluas sayangmu”.
Maka, dekatkanlah diri kita kepada sang Ibu jika beliau masih hidup atau teruskan
kenang ketabahannya, air mata dan ketulusan matanya (jika ia sudah tiada).

Anda mungkin juga menyukai