Anda di halaman 1dari 59

BAB 14

ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI


BAB 14

ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI I.

PENDAHULUAN

Dalam Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 diamanatkan


bahwa tujuan nasional, antara lain, memajukan kesejahteraan
umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Selain itu, ditegaskan
pula bahwa bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di
dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-
besar kemakmuran rakyat. Untuk itu, upaya memanfaatkan,
mengembangkan, dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
(iptek) diarahkan agar senantiasa meningkatkan kecerdasan
manusia, meningkatkan pertambahan nilai barang dan jasa, serta
meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui percepatan
industrialisasi sebagai bagian dari pembangunan yang berkelanjutan
dengan mengindahkan kondisi lingkungan dan kondisi sosial
masyarakat.

281
Pembangunan bidang iptek dalam Pembangunan Jangka
Panjang Kedua (PJP II), yang dimulai dengan Rencana Pem-
bangunan Lima Tahun Keenam (Repelita VI), ditujukan untuk
meningkatkan kesejahteraan lahir batin yang setinggi-tingginya
bagi rakyat, dengan menerapkan nilai-nilai iptek, dan mendorong
pemanfaatan, pengembangan, dan penguasaan iptek secara saksama
dan bertanggung jawab, dengan memperhatikan nilai-nilai agama,
serta nilai-nilai luhur budaya bangsa. Nilai-nilai iptek didasari oleh
penalaran manusia yang objektif, rasional, logis, dan terbuka untuk
dikaji kembali, serta memiliki manfaat bagi masyarakat dan
lingkungan hidupnya. Perwujudan tersebut dicirikan oleh
keserasian dengan nilai-nilai budaya bangsa. Nilai-nilai iptek
disebarluaskan melalui upaya pengembangan iptek dalam
mengatasi masalah dan tantangan pembangunan, menciptakan
sistem dan produk baru yang inovatif dan kompetitif, serta
menciptakan budaya iptek sebagai bagian dari budaya bangsa.

Kemampuan suatu bangsa dan negara dalam memanfaatkan,


mengembangkan, dan menguasai iptek secara tepat, telah menun-
jukkan adanya kaitan dengan keberhasilan dalam pertumbuhan
pembangunan nasional, ketangguhan ketahanan nasional, mening-
katnya kesejahteraan masyarakat, serta berkembangnya budaya
masyarakat. Demikian pula, perkembangan sosial budaya masya-
rakat yang makin mantap karena kualitas sumber daya manusia
(SDM) yang meningkat dapat mendorong produktivitas,
kreativitas, dan kemajuan iptek.

Dengan demikian, pembangunan iptek memegang peranan


penting serta akan sangat mempengaruhi perkembangan dalam
masa PJP II. Penguasaan iptek akan mempengaruhi keberhasilan
membangun masyarakat maju dan mandiri.

282
GBHN 1993 mengamanatkan bahwa dalam PJP II pembangunan
iptek diarahkan agar pemanfaatan, pengembangan, dan
penguasaannya dapat mempercepat peningkatan kecerdasan dan
kemampuan bangsa, mempercepat proses
pembaruan,meningkatkan produktivitas dan efisiensi, memperluas
lapangan kerja, meningkatkan kualitas, harkat dan martabat
bangsa, serta meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Selanjutnya, GBHN 1993 juga menggariskan bahwa


pengembangan dan penerapan iptek harus didukung oleh SDM
yang berkualitas melalui pendidikan dan pelatihan, penataan sistem
kelembagaan, serta penyediaan sarana dan prasarana penelitian,
penerapan dan pengembangan yang memadai. Dalam
penyelenggaraannya harus senantiasa berpedoman pada nilai
agama, nilai budaya bangsa serta memperhatikan keterbatasan
sumber daya dan kelestarian fungsi lingkungan hidup.

GBHN 1993 mengamanatkan pula bahwa pembangunan


iptek dalam Repelita VI yang dilaksanakan, baik oleh Pemerintah
maupun masyarakat, termasuk kalangan akademisi dan
pengusaha, diarahkan untuk mempercepat terwujudnya
ketangguhan dan keunggulan bangsa. Pembangunan iptek harus
ditunjang oleh kemampuan pemanfaatan, pengembangan, dan
penguasaan teknik produksi, teknologi, ilmu pengetahuan
terapan dan ilmu pengetahuan dasar secara seimbang dalam
hubungan yang dinamis dan efektif antara pembinaan SDM,
pengembangan sarana dan prasarana iptek, pelaksanaan penelitian
dan pengembangan serta rekayasa dan produksi barang dan jasa.

Di samping itu, GBHN 1993 juga mengingatkan bahwa


penguasaan iptek terus ditingkatkan dan diarahkan untuk
meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup bangsa yang harus
selaras dengan nilai-nilai agama, nilai luhur budaya bangsa,
kondisi sosial budaya, dan lingkungan hidup. GBHN 1993
mengamanatkan pula agar pembangunan kelembagaan iptek perlu
ditingkatkan untuk mencapai produktivitas, efisiensi, dan
efektivitas penelitian dan pengembangan yang lebih tinggi dalam
rangka pemanfaatan dan penguasaan teknologi yang memberikan
nilai tambah serta memberikan pemecahan masalah konkret dalam
283
pembangunan.
Pembangunan bidang iptek adalah bagian yang tidak dapat
dipisahkan dari tujuan pembangunan nasional dalam membangun
SDM yang berkualitas. SDM sebagai faktor dominan, serta sasaran
jangka panjang pembangunan bidang iptek dalam GBHN 1993
menunjukkan komitmen bangsa Indonesia tentang pentingnya
peranan SDM yang menguasai iptek di dalam pelaksanaan
pembangunan yang berkelanjutan.

Dalam melaksanakan pembangunan iptek, penduduk yang


besar jumlahnya sebagai SDM yang potensial dan produktif
didayagunakan untuk mencapai tujuan nasional. Hal ini
dilaksanakan seiring dengan upaya pengembangan sepenuhnya
potensi, inisiatif, dan daya kreasi setiap warga negara dalam batas-
batas yang tidak merugikan kepentingan umum. Dengan demikian,
pemanfaatan, pengembangan, dan penguasaan iptek dalam
penyelenggaraan pembangunan harus dapat meningkatkan
kecerdasan dan nilai tambah, serta meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dalam rangka mempercepat proses pembangunan
dengan mengindahkan nilai-nilai agama dan nilai-nilai luhur
budaya bangsa serta kondisi lingkungan dan kondisi sosial
masyarakat.

Pembangunan iptek dalam PJP II dan Repelita VI disusun dan


diselenggarakan dengan berlandaskan pada pengarahan-pengarahan
GBHN 1993 seperti tersebut di atas.

II. PEMBANGUNAN ILMU PENGETAHUAN DAN


TEKNOLOGI DALAM PJP I

284
Pembangunan iptek dalam PJP I telah dilakukan oleh berbagai
lembaga riset pemerintah, swasta, dan universitas di bidang ilmu
sosial, ilmu budaya, kesehatan, ilmu pengetahuan alam, dan
rekayasa. Upaya transformasi teknologi juga telah dilakukan secara
berencana dan terarah melalui sembilan wahana industri, yaitu
industri penerbangan, industri maritim dan perkapalan,
industrialat transportasi darat, industri elektronika dan
telekomunikasi, industri energi, industri rekayasa, industri alat
dan mesin pertanian, industri pertahanan keamanan, dan industri
penunjang lainnya. Kegiatan penelitian dan upaya transformasi
teknologi itu telah memberi kesempatan untuk peningkatan
kemampuan SDM yang berpotensi dalam memanfaatkan,
mengembangkan, dan menguasai iptek.

Selain itu, telah terjadi pula peningkatan kualitas dan kuantitas


SDM untuk kegiatan pengembangan iptek dengan bertambahnya
jumlah perguruan tinggi, pendidikan politeknik, dan pendidikan
kejuruan lainnya menjadi 52 perguruan tinggi negeri dan lebih
dari 1000 perguruan tinggi swasta pada akhir PJP I. Jumlah
mahasiswa di perguruan tinggi meningkat dari 156 ribu orang pada
awal PJP I menjadi lebih dari 2,2 juta orang pada akhir PJP I.
Jumlah mahasiswa program diploma terus meningkat dari 12 ribu
orang atau sekitar 3 persen dari jumlah mahasiswa keseluruhan
pada akhir Repelita II menjadi sekitar 469 ribu orang atau sekitar
20 persen dari jumlah keseluruhan mahasiswa pada akhir Repelita
V. Lulusan program diploma yang dihasilkan adalah sekitar 51 ribu
orang untuk berbagai keahlian. Demikian pula, jumlah tenaga
peneliti di berbagai lembaga penelitian terus meningkat. Jumlah
keseluruhan tenaga peneliti untuk semua jenjang pendidikan pada
akhir Repelita III adalah sekitar 29 ribu orang dan meningkat
menjadi sekitar 68 ribu orang pada akhir Repelita V.

Untuk lebih mengarahkan seluruh kegiatan riset dan teknologi,


telah disusun lima program utama nasional riset dan teknologi yang
mencakup kebutuhan dasar manusia; sumber daya alam, energi,
dan lingkungan hidup; industri; pertahanan keamanan; sosial,
ekonomi, budaya, falsafah, hukum dan perundang-undangan untuk
diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan riset dan teknologi.
285
Selain itu, pada tahun 1984 telah dibentuk Dewan Riset Nasional
(DRN) yang bertugas meningkatkan kegiatan koordinasi,
perumusan, pemantauan, dan evaluasi terhadap program
utamanasional riset dan teknologi (Punas Ristek). Sejak tahun
1991 program utama pengembangan iptek yang telah dirumuskan
oleh DRN tersebut, dimanfaatkan sebagai pedoman seleksi
program penelitian terpilih (hibah bersaing) khusus untuk
perguruan tinggi dan program riset unggulan terpadu yang
melibatkan berbagai sektor terkait. Selanjutnya, pada tahun 1991
dibentuk Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI), yang
terutama bertugas untuk memberikan pertimbangan pada
Pemerintah dan masyarakat mengenai pembinaan iptek. Demikian
pula, dalam pembentukan Dewan Standardisasi Nasional yang
mendorong makin dikembangkannya sistem standardisasi yang
memiliki kaitan dengan perkembangan industri dan iptek.
Sementara itu, untuk mewujudkan iklim dan perangkat
perlindungan hukum bagi penemu dalam pengembangan iptek,
telah ditetapkan Undang-Undang Nomor 6 tahun 1989 Tentang
Paten.

Dalam rangka menunjang aplikasi kegiatan penelitian,


pengembangan, dan pemanfaatan iptek ke dalam dunia usaha,
dalam PJP I telah dibangun kawasan Pusat Pengembangan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek). Dalam kawasan Puspiptek
Serpong telah didirikan antara lain Laboratorium Uji Konstruksi
(LUK)-BPPT, Laboratorium Kalibrasi, Instrumentasi dan
Metrologi (KIM)-LIPI, Laboratorium Sumber Daya Alam dan
Energi (LSDE)-BPPT, Laboratorium Kimia Terapan (LKT)-LIPI,
Laboratorium Fisika Terapan (LFT)-LIPI, Laboratorium Aero,
Gas Dinamika dan Getaran (LAGG)-BPPT, Pusat Reaktor Serba
Guna (RSG) G. A. Siwabessy dan laboratorium penunjangnya,
Laboratorium Metalurgi Terapan (LMT .), Laboratorium
Termodinamika Motor dan Sistem Propulsi (LTMP), dan
Laboratorium Teknologi Proses (LTP).

286
Untuk mendukung pelaksanaan penelitian dan pengembangan
bioteknologi, dalam PJP I dibangun pusat pengembangan
bioteknologi industri di kawasan Puspiptek Serpong, laboratorium
bioteknologi LIPI di Cibinong, sebagai salah satu pusat
pengembangan bioteknologi pertanian dan 3 buah laboratorium di
Pusat Antar-Universitas (PAU). Selain itu, juga
telahdikembangkan balai penelitian, antara lain di Bogor,
Sukamandi, Sukarame, Maros, Malang untuk kegiatan penelitian
tanaman pangan, dan di Gombong, Marihat, Pasuruan untuk
tanaman industri, serta di Ciawi, Jakarta, dan Maros untuk
kegiatan penelitian peternakan.

Untuk mendukung kegiatan penelitian di bidang kesehatan


telah dibangun 6 pusat penelitian kesehatan, antara lain Puslitbang
Ekologi Kesehatan, Puslitbang Farmasi, Puslitbang Gizi, dan Puslit
Penyakit tidak Menular dengan berbagai sarana penelitiannya,
antara lain laboratorium gizi, laboratorium farmasi, serta lahan
percobaan.

Agar dapat berperan dalam kegiatan pengujian, dan


kemampuan rancang bangun dan perekayasaan dalam industri
pengolahan, dalam PJP I telah dibangun 9 balai industri dengan
ruang lingkup nasional, 9 balai dengan ruang lingkup regional, dan
5 balai dengan ruang lingkup daerah. Di bidang pertambangan dan
energi telah dikembangkan beberapa pusat penelitian, antara lain
Pusat Penelitian Geologi, Pusat Pengembangan Geologi Kelautan,
dan Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan
Gas Bumi (Lemigas) yang dilengkapi dengan berbagai
laboratorium, antara lain laboratorium mineralogi, analisis kimia,
pengolahan mineral, ekstraksi metalogi, mekanika batuan,
mekanika tanah, dan batu bara. Adapun untuk memasyarakatkan
teknologi telah dibangun Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi di Taman Mini Indonesia Indah (TMII).

287
Kegiatan pengembangan iptek di bidang kebutuhan dasar manusia
yang meliputi bidang kesehatan, pertanian, pangan dan gizi,
permukiman dan perumahan, serta pendidikan telah memberikan
sumbangan besar bagi tercapainya swasembada beras, perbaikan
gizi masyarakat, peningkatan derajat kesehatan masyarakat, serta
peningkatan kecerdasan kehidupan masyarakat. Sampai dengan
akhir PJP I kegiatan iptek di bidang pertanian telah berhasil
melepas 98 varietas unggul padi, yang meliputi 70 varietasunggul
padi sawah, 9 varietas padi pasang surut, dan 19 varietas padi
gogo, serta 79 varietas unggul palawija. Kegiatan iptek di bidang
tanaman hortikultura telah menghasilkan 17 varietas unggul.
Kegiatan penelitian di bidang kesehatan dan gizi dalam rangka
penanggulangan kebutaan terhadap anak-anak karena kekurangan
vitamin A, berhasil digunakan sebagai contoh untuk diterapkan
pada negara berkembang lainnya.

Kegiatan pengembangan iptek dalam sumber daya alam dan


energi menghasilkan data dan informasi yang bermanfaat untuk
pelestarian fungsi dan kemampuan lingkungan hidup dan sumber
daya alam. Melalui kegiatan survei dan pemetaan telah dihasilkan
2.546 peta dasar rupa bumi, 973 peta dasar radar, dan 380 peta
foto dalam berbagai skala. Dalam upaya mengendalikan
pencemaran lingkungan, telah dikembangkan fasilitas pengolahan
limbah, penguasaan teknologi bersih lingkungan, dan
pengembangan proses daur ulang. Dalam upaya melestarikan
keanekaragaman hayati, telah ditangkarkan beberapa fauna langka,
inventarisasi hutan dengan menggunakan citra satelit ataupun foto
udara, dan peningkatan koleksi tanaman di kebun raya.

288
Kegiatan pengembangan iptek di bidang industri, khususnya
industri pesawat terbang, melalui alih teknologi dalam PJP I telah
mencapai tahap integrasi teknologi dan sedang menuju ke tahap
transformasi teknologi, yaitu pengembangan teknologi baru untuk
menghasilkan produk baru. Hal itu ditunjukkan dengan
kemampuan memproduksi 24 buah pesawat CN 235, 91 buah NC
212, 19 buah helikopter NBe11412, 84 buah helikopter NBO 105,
dan 10 buah helikopter NAS 332. Saat ini sedang dirancang
pesawat terbang N 250 yang merupakan upaya mencapai tahap
transformasi teknologi ketiga. Selain itu, sejak tahun 1986 telah
berhasil diproduksi dan diekspor komponen pesawat F 16, Boeing
737 dan Boeing 767. Untuk industri maritim dan perkapalan telah
mampu mendesain kapal ikan Mina Jaya 15, 20, 30 dead weight
ton (DWT) yang sesuai dengan kondisi perairan Indonesia, kapal
Maruta Jaya 2.050 DWT, Caraka Jaya 1.000-3.600 DWT,
sertapengujian model kapal FPB 57. Dalam bidang industri
transportasi darat, industri kereta api, telah diekspor 150 gerbong
kereta api, menguji komponen prototipe kereta rel listrik, girder
jalan layang Sosro Bahu, dan bantalan rel yang terbuat dari beton.
Industri telekomunikasi dan elektronika telah mampu
memproduksi komponen transistor frekuensi tinggi untuk penguat
daya transistor dan komponen semikonduktor untuk keperluan
avionik, pemancar radio dan televisi untuk daerah terpencil, serta
dikembangkannya komunikasi telepon yang menggunakan
frequency division multiplexing (FDM). Sebagian dari produk
tersebut di atas telah pula diekspor. Selain itu, telah berhasil
diproduksi perangkat stasiun bumi kecil, stasiun pemancar
televisi serta penerapan metode elemen hingga (MEH) dalam
bentuk perangkat lunak. Adapun di bidang penerapan sistem
kontrol otomatik telah dihasilkan beberapa prototipe robot untuk
keperluan industri.

Dalam industri energi telah berhasil dibuat desain turbin uap


batu bara untuk pembangkit listrik dengan kekuatan 50 kilowatt,
model pemanfaatan energi matahari untuk pembangkit tenaga
listrik, penggerak pompa irigasi, dan pengolah air laut menjadi air
tawar. Di samping itu, juga berhasil dikembangkan pemanfaatan
batu bara sebagai kokas dan sebagai karbon aktif. Selain itu, telah
berhasil diterapkan hasil studi mengenai Enhanced Oil Recovery
289
(EOR) di beberapa ladang minyak. Juga berhasil ditingkatkan
keandalan saluran interkoneksi dan dikembangkan pembuatan
briket gambut untuk keramik.
Dalam rangka meningkatkan kemampuan di bidang pertahanan
keamanan negara, selama PJP I telah dilakukan berbagai
pengkajian, penelitian, dan pengembangan yang bertujuan
meningkatkan keandalan dan efisiensi pengoperasian dan
pemeliharaan peralatan utama sistem senjata ABRI. Kerja sama
antara lembaga penelitian dan pengembangan hankam dengan
lembaga penelitian pemerintah, perguruan tinggi dan industri
strategis telah dirintis dalam rangka perumusan persyaratan
teknis/operasional sistem senjata, pengembangan
beberapaperalatan/sistem senjata, serta penerapan beberapa jenis
teknologi, seperti teknologi inderaja, teknologi material, dan
teknologi perangkat lunak.

Kegiatan pengembangan iptek di bidang sosial budaya,


falsafah, ekonomi, hukum, dan perundang-undangan yang
dilakukan oleh lembaga penelitian pemerintah, masyarakat, dan
swasta telah melahirkan pemikiran baru dan membuka cakrawala
baru di bidang sosial budaya dan dalam pelaksanaan manajemen
pembangunan. Pemikiran dan perubahan baru di berbagai bidang
itu juga merupakan perpaduan dari hasil penelitian dan pendidikan.
Berbagai hasil penelitian dan karya tulis yang mendorong cara
pikir dan cara pandang iptek itu telah mendorong masyarakat
memiliki perhatian saksama dalam memanfaatkan,
mengembangkan, dan menguasai iptek.

III. TANTANGAN, KENDALA, DAN PELUANG


PEMBANGUNAN

Pembangunan iptek dalam PJP I telah berhasil meningkatkan


taraf hidup bangsa Indonesia dan meningkatkan kesejahteraan lahir
batin. Kualitas SDM dalam pengembangan iptek selama PJP I juga
meningkat pesat, antara lain ditandai dengan meningkatnya
kegiatan litbang dan industri pengolahan yang berbasis teknologi.
Sasaran kemandirian dalam PJP II akan lebih ditentukan oleh
penguasaan iptek. Untuk itu berbagai tantangan, kendala, dan
peluang yang akan dihadapi harus dapat diantisipasi sehingga
pembangunan iptek dapat lebih berhasil dan efisien.
290
1. Tantangan.
Indeks kesejahteraan dan kemampuan SDM di negara-negara di
kawasan Asia Pasifik umumnya lebih tinggi dibanding dengan di
Indonesia. Tingginya indeks itu merupakan wujud dari besarnya
investasi dalam bidang iptek oleh pihak swasta dan masyarakatyang
terus meningkat dibanding dengan investasi oleh Pemerintah, dan
menunjukkan tingginya kesadaran dan budaya masyarakat di
negara-negara di kawasan tersebut untuk memanfaatkan,
mengembangkan, dan menguasai iptek. Mengembangkan nilai-nilai
dan budaya iptek pada dasarnya adalah melakukan transformasi
dari masyarakat berbudaya tradisional menjadi masyarakat yang
berpikir analitis kritis dan berketerampilan iptek dengan tetap
menjunjung/memelihara nilainilai agama, keimanan, dan ketaqwaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, serta nilai-nilai luhur budaya
bangsa. Ilmu pengetahuan dan teknologi akan tumbuh dan
berkembang dalam kehidupan masyarakat yang dinamis apabila
minat dan kegairahan masyarakat untuk mengungkapkan rahasia
alam semesta dan rahasia kehidupan masyarakat juga meningkat.
Minat dan kegairahan itu akan berkembang apabila nilai-nilai dan
budaya iptek makin berkembang di masyarakat yang serasi
dengan budaya bangsa. Dengan demikian, masyarakat akan
makin mampu memahami, memilih, dan menghayati pentingnya
iptek dalam lingkungan kehidupan mereka serta mampu
memanfaatkan, mengembangkan, dan menguasai iptek untuk
meningkatkan kesejahteraannya dan mendorong kemajuan
bangsanya. Upaya untuk menumbuhkan budaya kerja, yaitu kerja
keras, tertib waktu, tertib aturan, terbuka terhadap cara baru dan
teknologi baru serta mampu bekerja sama dengan orang lain
merupakan aspek utama yang tidak mudah untuk dipecahkan
dalam waktu singkat. Oleh karena itu, merupakan tantangan dalam
PJP II untuk mengembangkan nilai-nilai iptek yang mampu
mendorong peningkatan kemampuan dalam memanfaatkan,
mengembangkan, dan menguasai iptek, serta menciptakan budaya
iptek di masyarakat.

291
Nilai-nilai dan budaya iptek dalam masyarakat akan berkembang
seiring dengan meluasnya kegiatan pelaku iptek yang
mengembangkan iptek. Meluasnya upaya pengembangan iptek
akan tercipta apabila kemitraan riset makin berkembang. Seperti
halnya pengalaman di negara berkembang lainnya, pada
awalnyaperan Pemerintah dalam pembiayaan dan kegiatan iptek
lebih menonjol dari peran masyarakat. Namun, dengan
berkembangnya kemampuan masyarakat dalam pembangunan dan
makin meningkatnya kebutuhan pembangunan di bidang iptek,
sementara sumber dana pembangunan Pemerintah tetap terbatas,
prinsip kemitraan riset antara Pemerintah dan masyarakat makin
diperlukan untuk mendorong peran masyarakat dalam
mengembangkan iptek. Dengan demikian, tantangan selanjutnya
adalah mendorong kemitraan riset antara Pemerintah dan
masyarakat agar kegiatan pengembangan iptek makin meluas di
masyarakat, terutama di lingkungan dunia usaha.

Dalam pada itu, transformasi struktur perekonomian yang


dilakukan melalui pembangunan industri telah menunjukkan hasil
yang nyata dengan meningkatnya peranan sektor industri terhadap
produksi, nilai tambah, sumber devisa, dan penyerapan tenaga
kerja nasional. Proses pembangunan selanjutnya akan dipengaruhi
oleh penerapan teknologi yang memadai untuk meningkatkan mutu
dan pertambahan nilai produk yang selanjutnya dapat memperkuat
struktur industri. Namun, kegiatan di sektor produksi masih sangat
bergantung pada paket teknologi produksi yang diperoleh melalui
lisensi. Alih teknologi ke dalam kegiatan produksi berjalan lambat
dan belum mampu meningkatkan daya saing dan nilai tambah
barang dan jasa yang memadai. Alih teknologi juga belum mampu
memperkukuh struktur kegiatan produksi agar sektor produksi
dapat secara bertahap makin melandaskan perkembangan dirinya
pada kemampuan untuk melakukan adopsi, integrasi, dan
komersialisasi kemajuan iptek. Dewasa ini terjadi proses relokasi
industri manufaktur dari negara maju ke negara berkembang,
antara lain Indonesia, karena tertarik oleh ketersediaan pasar
dalam negeri yang besar dan tenaga kerja murah. Namun, relokasi
ini belum mampu secara efektif mempercepat proses alih teknologi
melalui kegiatan pengembangan iptek dan manufaktur progresif.
Tantangan berikutnya dengan demikian ialah mempercepat dan
292
mengefektifkan proses alih teknologi, antara lain, melalui upaya
manufaktur progresif.
Dalam mendayagunakan iptek untuk pengembangan industri,
kemampuan iptek suatu negara dapat diukur dari produksi dan
pemasaran hasil produksi yang memiliki intensitas kandungan iptek
yang tinggi. Peranan industri manufaktur terhadap produksi
nasional makin meningkat seperti tercermin dari pertumbuhan
industri manufaktur dibanding dengan peranan sektor pertanian.
Namun, sekitar 75 persen keluaran seluruh industri manufaktur
dihasilkan oleh berbagai industri yang dalam standar internasional
diklasifikasikan sebagai industri dengan kandungan teknologi
rendah. Adapun industri dengan kandungan teknologi sedang dan
tinggi masing-masing memberikan keluaran sekitar 20 dan 5 persen
dari keluaran total. Sementara itu, untuk produk manufaktur
dengan kandungan teknologi sedang dan tinggi, bahan dan alat
proses produksinya masih banyak bergantung pada impor. Kinerja
produk manufaktur bernilai teknologi rendah walaupun
menunjukkan prestasi yang meningkat, sebagian disebabkan
oleh proses relokasi industri dan di kemudian hari apabila
faktor keunggulan komparatif Indonesia tidak kompetitif lagi, dapat
berpindah ke negara berkembang lainnya. Dengan demikian,
keunggulan komparatif statis dengan mengandalkan tenaga kerja
murah dan kekayaan sumber daya alam tidak lagi menjadi satu-
satunya andalan bagi pembangunan nasional. Oleh karena itu,
tantangan selanjutnya adalah meningkatkan mutu produk dan
proses produksi, produktivitas, efisiensi, dan inovasi melalui
pemanfaatan, pengembangan, dan penguasaan iptek.

293
Kemampuan bangsa Indonesia dalam upaya pengembangan iptek
dapat dilihat dari kualitas dan kuantitas SDM dengan berbagai
macam dan tingkatan pendidikan yang dalam PJP I terus
meningkat. Namun, apabila dibandingkan dengan standar yang
direkomendasikan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa bagi negara
berkembang dan juga negara industri di Asia Pasifik, kualitas dan
kuantitas tenaga peneliti dan tenaga teknisi di Indonesia masih
belum memadai. Demikian pula, kualitas lulusan lembaga
pendidikan di bidang ilmu matematika dan ilmu pengetahuan alam
(MIPA) dan rekayasa yang dibutuhkan oleh sektor industri
masihterbatas. Selain itu, dari segi komposisi disiplin ilmu, jumlah,
dan penyebaran tenaga akademis di perguruan tinggi menurut
bidang ilmu pengetahuan, tempat penugasan, prasarana dan sarana
yang dimiliki masih tersebar secara tidak merata dan belum sesuai
dengan kebutuhan dan tantangan yang dihadapi. Perguruan tinggi
yang ada juga masih belum mempunyai standar yang sama dalam
mendidik dan menghasilkan tenaga yang berkualitas baik.

Jika ditinjau dari segi kesempatan kerja, jumlah tenaga kerja


di sektor industri terus meningkat. Namun, dari hasil survei yang
dilakukan pada tahun 1990, industri manufaktur berukuran sedang
dan besar memiliki jumlah tenaga kerja dengan tingkat pendidikan
D-3 atau lebih tinggi dengan disiplin ilmu MIPA dan perekayasaan
sebanyak sekitar 33 ribu orang atau sekitar 1,25 persen saja dari
seluruh tenaga kerja di sektor ini. Dari jumlah tenaga yang
berpendidikan MIPA dan perekayasaan tersebut, yang memiliki
tingkat pendidikan S-2 dan S-3 hanya sekitar 2 persen. Selain itu,
pola perkembangan industri belum dikaitkan secara optimal dengan
upaya penyediaan program pelatihan tenaga kerja yang terampil
dan upaya pengembangan teknologi untuk meningkatkan keahlian,
kreativitas, dan produktivitas tenaga kerjanya.

294
Dewasa ini jumlah mahasiswa di perguruan tinggi pemerintah dan
swasta diperkirakan sebanyak 1,5 juta orang dan diperkirakan
meluluskan sarjana di bidang MIPA dan perekayasaan lebih dari
10.000 orang per tahun. Dengan mempertimbangkan tingkat usia
dan tingkat pertumbuhan tenaga kerja, jumlah lulusan tersebut di
Indonesia hanya memadai untuk memenuhi kebutuhan pengganti
dan pertumbuhan kebutuhan tenaga peneliti, pengajar, dan teknisi
di bidang MIPA dan perekayasaan yang regular, tanpa diikuti
dengan peningkatan intensitas kegiatan iptek. Demikian pula,
jumlah mahasiswa Indonesia di luar negeri yang sedang menempuh
pendidikan di bidang MIPA dan perekayasaan, jumlahnya relatif
lebih sedikit dibanding dengan negara Asia lainnya yang sedang
berkembang ekonomi dan industrinya. Dengan demikian,
merupakan tantangan untuk meningkatkan kualitas, komposisi,
dankuantitas SDM yang mampu memanfaatkan,
mengembangkan, dan menguasai iptek untuk menghadapi
permasalahan pembangunan dalam PJP II.

Peningkatan produktivitas masyarakat, efisiensi, dan efek-


tivitas seluruh kegiatan iptek ikut menentukan keberhasilan pem-
bangunan iptek. Kerja sama antarlembaga yang melakukan
kegiatan iptek dalam melaksanakan kegiatan penelitian dan
pengembangan melalui penciptaan hubungan yang saling mengisi
antarlembaga merupakan aspek penting yang perlu dikembangkan
dalam rangka efisiensi dan efektivitas pemanfaatan prasarana dan
sarana iptek. Kegiatan penelitian yang dilaksanakan oleh ilmuwan
dari berbagai lembaga perlu dipadukan untuk memanfaatkan
sumber daya pembangunan secara optimal. Mekanisme operasional
pengelolaan kegiatan riset dan teknologi melalui pengembangan
sistem riset nasional ikut menentukan keberhasilan pengembangan
iptek. Kerja sama internasional, jaringan sistem informasi
kemajuan iptek, dan pengembangan standar mutu produk dalam
meningkatkan kegiatan iptek juga akan menentukan perkembangan
kemajuan iptek. Oleh karena itu, tantangannya adalah
mengembangkan penataan dan pengelolaan kelembagaan iptek yang
sesuai dengan kebutuhan pembangunan yang makin memerlukan
dukungan iptek.
295
2. Kendala

Dalam menghadapi berbagai tantangan di atas, untuk


mengembangkan, memanfaatkan, dan menguasai iptek masih
dihadapi kendala yang berkaitan dengan nilai-nilai budaya
masyarakat yang kurang mendukung upaya pengembangan nilai-
nilai iptek. Selain itu, masih terdapat ketimpangan kemampuan
lembaga iptek Pemerintah dengan swasta.
Untuk pengembangan iptek, dibutuhkan biaya yang besar dan
berjangka panjang. Dengan adanya peredaan ketegangan antara
negara adikuasa, anggaran untuk pengembangan iptek yang
semuladitujukan untuk pengembangan teknologi militer, dialihkan
pada kegiatan untuk menunjang produk yang bersifat ekonomis
dan komersial. Keadaan itu menyebabkan persaingan di bidang
iptek makin meningkat serta diikuti dengan sikap dan tindakan
yang makin protektif dalam kegiatan perdagangan dan proses alih
teknologi. Negara Barat mulai mengalihkan perhatian kepada
negara Blok Timur dan negara berkembang lainnya dalam
memberikan pinjaman dan menanamkan modal, yang juga dapat
membatasi negara berkembang di Asia Pasifik, termasuk Indonesia
dalam memperoleh sumber dana pembangunan kegiatan
pengembangan iptek dari negara maju.

Dalam mempertahankan keunggulan dan pertumbuhan


ekonomi di negara maju, terdapat kecenderungan timbulnya sistem
pasaran bersama seperti masyarakat ekonomi Eropa (MEE) dan
perjanjian perdagangan bebas Amerika Utara (North America Free
Trade Agreement, NAFTA) yang akan menyulitkan pemasaran
produk industri ataupun jasa dengan kandungan teknologi tinggi
dari negara lain yang tidak termasuk dalam sistem pemasaran
tersebut.

Adapun terbatasnya sarana dan prasarana serta kualitas tenaga


pengajar dan tenaga peneliti di bidang MIPA dan perekayasaan
menyebabkan tenaga untuk pengembangan iptek kurang mampu
mengikuti perkembangan iptek yang dibutuhkan oleh industri dan
dunia usaha.

3. Peluang
Meskipun masih ditemukan kendala yang merupakan faktor
penghambat bagi upaya pengembangan iptek, terdapat peluang
yang dapat berperan untuk mendukung keberhasilan pembangunan
iptek. Kepedulian terhadap pengembangan kualitas SDM
merupakan peluang yang besar untuk meningkatkan kemampuan
dan keterampilan SDM iptek.
296
Kelancaran arus perdagangan, investasi, transaksi, dan alih
teknologi di bidang ekonomi dan industri dapat menyebabkan
perubahan nilai sosial budaya yang dapat berpengaruh terhadap
perubahan pola pikir, pola sikap, dan pola tindak suatu bangsa
yang juga akan membuka peluang untuk mendorong kemajuan
iptek.

Perkembangan pesat dan persebaran berbagai cabang iptek


menyebabkan daur hidup suatu produk menjadi lebih singkat.
Hubungan antara ilmu pengetahuan dasar dan ilmu pengetahuan
terapan yang menghasilkan penemuan dan hubungan antara teknik
produksi dan teknologi yang menghasilkan inovasi, makin
interaktif dan saling terkait, yang terjadi sejak kegiatan penelitian,
rancang bangun, proses produksi, sampai pada pemasaran produk
dan jasa. Oleh karena itu, pemanfaatan teknologi dalam dunia
usaha dan industri menjadi makin luas sehingga merupakan pe-
luang bagi dunia usaha untuk meningkatkan kegiatan pengem-
bangan iptek serta meningkatkan kemampuan SDM.

Proses pembangunan yang berwawasan lingkungan hidup


mewarnai kegiatan pembangunan yang menuntut penggunaan dan
pemanfaatan sumber daya alam secara lebih berhati-hati dan
efisien. Kecenderungan itu mendorong upaya internasional untuk
menciptakan program yang dapat meningkatkan daya dukung lahan
dan menahan laju kerusakan lingkungan hidup melalui kerja sama
kegiatan iptek yang bersifat internasional untuk mendorong kerja
sama yang saling menguntungkan dalam bidang iptek.

IV. ARAHAN, SASARAN, DAN KEBIJAKSANAAN


PEMBANGUNAN

1. Arahan GBHN 1993

297
Arah kebijaksanaan dalam pengembangan iptek yang tercantum
dalam GBHN 1993 meliputi arahan dalam hal teknikproduksi,
teknologi, ilmu pengetahuan terapan, ilmu pengetahuan dasar, dan
kelembagaan iptek.

a. Teknik Produksi

Pengembangan teknik produksi diarahkan pada usaha


mempercepat penguasaan proses produksi, meningkatkan
produktivitas, kemampuan, dan keterampilan tenaga kerja dalam
mendayagunakan teknologi bagi peningkatan proses pertambahan
nilai barang dan jasa yang bermutu dan berdaya saing sehingga
mampu memacu proses industrialisasi, meningkatkan efisiensi
produksi, dan makin mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Dalam mengembangkan teknik produksi perlu diterapkan


berbagai rencana produksi manufaktur progresif agar terjamin
transformasi teknologi secara berkesinambungan dan terarah.
Perkembangan teknik produksi barang dan jasa di luar negeri yang
lebih maju perlu diikuti, dipelajari, dan dipahami yang dalam
penerapannya disertai dengan upaya penyesuaian, peningkatan
keterampilan memproduksi, keahlian organisasi dan manajemen,
serta peningkatan prestasi kerja.

Mutu produksi dan prestasi kerja ditingkatkan, di samping


melalui usaha peningkatan keterampilan, juga melalui penerapan
standar mutu dan pemeliharaan persyaratan kerja dalam rangka
mendorong terbentuknya sikap dan perilaku masyarakat berbudaya
ilmu pengetahuan dan teknologi yang senantiasa berupaya
mencapai yang lebih baik.

Penguasaan teknik produksi dalam mengembangkan industri,


termasuk kemampuan rancang bangun dan rekayasa, didorong dan
ditingkatkan agar industri memiliki kemampuan yang terus
meningkat sehingga lebih menjamin dihasilkan barang dan jasa
yang unggul dalam mutu serta kuat bersaing, baik di pasar dalam
negeri maupun di pasar luar negeri.
298
b. Teknologi

Pembangunan teknologi diarahkan pada kemampuan


penguasaan teknologi dan rekayasa sebagai pemacu kemampuan
melakukan inovasi dan percepatan pembangunan guna
mewujudkan kesejahteraan rakyat. Masyarakat digiatkan untuk
berperan aktif dalam upaya penguasaan dan pemanfaatan teknologi
dalam rangka mengembangkan keunggulan kompetitif sehingga
mampu menghasilkan barang dan jasa yang lebih unggul dan
bersaing dengan menggunakan teknologi mutakhir. Budaya ilmu
pengetahuan dan teknologi ditumbuhkembangkan dengan selalu
memperhatikan nilai-nilai luhur bangsa agar sikap dan perilaku
masyarakat makin terangsang untuk menguasai dan mengembang-
kan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Kemampuan untuk mengkaji dan memahami teknologi yang


tepat perlu ditingkatkan untuk menunjang transformasi teknologi
melalui kajian berbagai ilmu pengetahuan terapan. Pemahaman
teknologi secara mendasar, rinci, dan mendalam dilakukan melalui
pelaksanaan program yang konkret untuk memproduksi barang dan
jasa. Kemampuan alih teknologi perlu dikembangkan menjadi
kemampuan pengintegrasian dan penciptaan teknologi baru untuk
menghasilkan produk baru, yang dicerminkan oleh kemampuan
membuat rancang bangun dan rekayasa industri serta kemampuan
memproduksi.

Pengembangan kemampuan rancang bangun dan rekayasa


harus diupayakan untuk mendorong penyempurnaan proses
produksi dan pertumbuhan berbagai jenis industri unggulan yang
mampu menghasilkan barang dan jasa yang dapat memenuhi
kebutuhan masyarakat, dan mampu menghadapi persaingan pasar
dalam negeri dan pasar luar negeri.

299
Kerja sama antarberbagai disiplin ilmu pengetahuan dalam
mengembangkan teknologi dan meningkatkan rancang bangun dan
rekayasa perlu ditingkatkan agar dapat
memperkirakankecenderungan perkembangan teknologi yang makin
membutuhkan cara kerja multidisiplin dan standardisasi mutu
barang dan jasa yang terus meningkat.

c. Ilmu Pengetahuan Terapan

Untuk mendukung upaya mempercepat pembangunan,


pengembangan ilmu pengetahuan terapan perlu ditingkatkan
melalui pengembangan dan penguasaan secara lebih meluas ilmu
pengetahuan dasar serta kegiatan penelitian dan pengembangan,
baik di lingkungan perguruan tinggi maupun masyarakat termasuk
dunia usaha.

Pendalaman berbagai disiplin ilmu pengetahuan ditingkatkan


secara serasi dan terpadu untuk mengoptimalkan penguasaan ilmu
pengetahuan dasar dan pendayagunaan ilmu pengetahuan terapan
untuk menghasilkan teknologi yang tepat bagi kegiatan
pembangunan. Pengembangan berbagai disiplin ilmu yang
diperhitungkan akan memiliki peluang untuk unggul dalam
mempercepat laju pembangunan harus dikenali dan diberi perhatian
khusus, meliputi bioteknologi, teknologi kedokteran, teknologi
hasil pertanian, rancang bangun, ilmu bahan, ilmu kimia dan
proses, teknologi energi, elektronika serta informatika, dan
teknologi perlindungan lingkungan.

Penelitian dan pengembangan untuk meningkatkan pe-


manfaatan, pengembangan, dan penguasaan ilmu pengetahuan
terapan perlu didorong dengan peningkatan mutu dan jumlah
tenaga peneliti agar makin banyak tenaga peneliti yang berkeahlian
tinggi, berdedikasi, berprakarsa, kreatif, dan inovatif, serta
didukung oleh tenaga teknik yang terampil dan tenaga pengelola
yang profesional, serta digalakkan melalui pemberian perangsang
yang menarik.

300
Sarana dan prasarana untuk kegiatan penelitian dan pengem-
bangan ilmu pengetahuan terapan di berbagai lembaga
penelitiandan pengembangan serta perguruan tinggi didayagunakan
dan ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan dalam rangka
meningkatkan kegiatan yang lebih efisien dan produktif agar dapat
meningkatkan kemampuan bangsa dalam penguasaan dan penerapan
ilmu pengetahuan dan teknologi.

d. Ilmu Pengetahuan Dasar

Pengembangan ilmu pengetahuan dasar diarahkan untuk


mendukung peningkatan mutu dan kemampuan SDM dan
penguasaan berbagai disiplin ilmu pengetahuan secara
mendalam serta mendorong pengembangan berbagai disiplin ilmu
pengetahuan yang berkaitan langsung dengan pengembangan ilmu
pengetahuan itu sendiri dan pengembangan teknologi yang dapat
mempercepat pembangunan.

Ilmu pengetahuan dasar perlu terus ditumbuhkembangkan agar


dapat memberi landasan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan
alam, sosial, dan humaniora yang bersifat dinamik dan terbuka
serta dapat mengantisipasi kebutuhan ilmu pengetahuan, pengem-
bangan SDM, dan peningkatan kesejahteraan untuk manusia.

Sarana, prasarana, dan kegiatan untuk pengembangan ilmu


pengetahuan dasar di berbagai lembaga penelitian dan perguruan
tinggi perlu makin didayagunakan dan ditingkatkan secara
bertahap.

e. Kelembagaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

301
Pengembangan kelembagaan ilmu pengetahuan dan teknologi
diarahkan pada usaha untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi,
dan efektivitas dan seluruh ilmu pengetahuan dan teknologi dengan
melakukan penataan pengelolaannya yang mencakup koordinasi,
keterkaitan antarlembaga, pembinaan etika profesi ilmiah, peman-
faatan sistem informasi antarlembaga, penciptaan iklim dan
prasarana perundang-undangan yang mendukung serta
melindungiilmuwan, penemu dan peneliti melalui hak milik
intelektual, seperti hak cipta dan hak paten baik nasional maupun
internasional, bagi hasil karya ilmiah dan penemuannya.

Peran pemerintah dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan


teknologi, termasuk pengembangan SDM, perlu ditunjang oleh
peran serta masyarakat secara luas sehingga dapat memacu proses
perwujudan masyarakat Indonesia yang sadar akan peran dan
manfaat ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pembangunan
nasional serta secara bertahap makin membudayakan ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam masyarakat.

Perlu ditingkatkan kerja sama antara lembaga-lembaga yang


melakukan kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan, menciptakan
hubungan yang saling mengisi antarlembaga, serta
memperhatikan kesinambungan kegiatan setiap lembaga. Untuk
itu, perlu lebih ditingkatkan koordinasi kegiatan antarlembaga
dalam bidang pendidikan, lembaga penelitian lintas sektoral dan
multidisiplin, lembaga pengkajian dan penerapan teknologi yang
menunjang industri, serta lembaga penunjangnya. Kegiatan
penelitian dan pengembangan perlu ditumbuhkembangkan, baik di
lingkungan Pemerintah, perguruan tinggi maupun di lingkungan
industri untuk meningkatkan kemampuan penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi.

302
Pengembangan kelembagaan ilmu pengetahuan dan teknologi perlu
ditingkatkan untuk mendukung peningkatan kemampuan SDM
agar lebih produktif, kreatif, dan inovatif serta mendukung upaya
peningkatan mutu dan efisiensi kegiatan ilmu pengetahuan dan
teknologi agar lebih efektif dalam menunjang dan memacu
pertumbuhan produktivitas prestasi nasional. Pertumbuhan produk-
tivitas prestasi nasional yang makin tinggi akan makin mempercepat
peningkatan kemampuan bangsa untuk dapat membangun secara
lebih mandiri, secara bertahap membentuk keunggulan, baik di
tingkat regional maupun global. Untuk itu, diperlukanpeningkatan
profesionalisme, kemampuan manajemen, dan mengembangkan
faktor lingkungan, seperti iklim usaha, keterkait-an kegiatan usaha,
kegiatan pendidikan dan pelatihan, suasana persaingan yang sehat,
serta meningkatnya produktivitas modal.

Kemudahan bagi masyarakat untuk memperoleh informasi


hasil penelitian perlu ditingkatkan melalui publikasi dan
pengembangan pelayanan pusat dokumentasi dan informasi ilmu
pengetahuan dan teknologi serta perpustakaan di seluruh wilayah
Indonesia. Jaringan informasi ilmu pengetahuan dan teknologi
dikembangkan dengan memanfaatkan fasilitas teknologi informasi,
komunikasi, dan komputerisasi. Penelitian ilmiah didasarkan atas
tuntutan dan kepentingan pembangunan serta kemampuan nasional
sehingga perlu mendapat kemudahan dan dukungan sumber daya
yang memadai agar dapat merangsang kegairahan para peneliti
dalam penelitian, pengkajian, dan penerapan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Pemerintah dan masyarakat perlu memberi penghargaan
kepada para ilmuwan yang berprestasi dan menghasilkan penemuan
dan karya ilmiah yang dapat dibanggakan oleh bangsa Indonesia.

2. Sasaran

a. Sasaran PJP II

303
Sasaran pembangunan bidang iptek dalam PJP II, seperti
dinyatakan dalam GBHN 1993, adalah tercapainya
kemampuan nasional dalam pemanfaatan, pengembangan, dan
penguasaan iptek yang dibutuhkan bagi peningkatan kesejahteraan,
kemajuan peradaban, serta ketangguhan dan daya saing bangsa
yang diperlukan untuk memacu pembangunan yang berkelanjutan
dan berwawasan lingkungan hidup menuju masyarakat yang
berkualitas, maju, mandiri serta sejahtera, yang dilandasi oleh nilai
spiritual, moral, dan etik didasarkan nilai luhur budaya bangsa
serta nilai keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa. Dengan demikian, pada akhir PJP II diharapkan akan tercipta
manusia Indonesia yang berbudaya iptek agar bangsa
Indonesiamenjadi bangsa yang mandiri dan unggul untuk
melangsungkan pembangunan secara berkelanjutan dan agar bangsa
Indonesia menjadi bangsa yang maju dan sejahtera.

Sasaran pengembangan riset adalah kemitraan riset melalui


kontribusi pihak swasta dan masyarakat dalam pembiayaan dan
pelaksanaan kegiatan pengembangan iptek. Apabila pada saat ini
diperkirakan sekitar 80 persen dari total biaya kegiatan penelitian
dan pengembangan adalah pembiayaan pemerintah, dalam PJP II
diharapkan akan terjadi pergeseran peran pembiayaan pemerintah
menjadi sekitar 20-30 persen pada akhir PJP II. Demikian pula, apabila
pada saat ini sekitar 70 persen biaya kegiatan iptek tersebut dipergunakan
untuk kegiatan-kegiatan di lembaga-lembaga pemerintah, pada akhir
PJP II diharapkan 60-70 persen dari total biaya kegiatan iptek
dipergunakan oleh swasta/masyarakat untuk meningkatkan mutu
produk dan mutu proses produksi agar meningkatkan daya saing di
pasar internasional. Pergeseran tersebut diharapkan akan
meningkatkan jumlah biaya kegiatan pengembangan iptek dari yang
saat ini sekitar 0,3 persen terhadap PDB menjadi sekitar 2 persen
pada akhir masa pembangunan tersebut.

Untuk mencapai kemampuan yang setara dengan negara-


negara tetangga dan negara industri di Asia Pasifik, kebutuhan
sarjana MIPA dan perekayasaan dalam derajat S-1 adalah lebih dari
15 ribu per tahunnya pada awal PJP II, dan terus meningkat
menjadi 65 ribu sarjana per tahunnya pada akhir PJP II. Selain itu,
304
tenaga teknik lulusan D-3 dan politeknik meningkat sehingga pada
akhir PJP II jumlah tenaga peneliti, pengajar, teknisi, operator, dan
penyelia dengan pelbagai derajat pendidikan yang berkemampuan
dan andal di bidang iptek mendekati 1 persen dari jumlah penduduk
Indonesia.
b. Sasaran Repelita VI

Sesuai GBHN 1993, sasaran pembangunan iptek dalam


Repelita VI adalah meningkatnya kemampuan memanfaatkan,
mengembangkan, dan menguasai iptek yang dilaksanakan dengan
mengutamakan peningkatan kemampuan alih teknologi melalui
perubahan dan pembaruan teknologi yang didukung oleh
pengembangan kemampuan SDM, prasarana dan sarana yang
memadai, serta peningkatan mutu pendidikan sehingga mampu
mendukung upaya penguatan, pendalaman, dan perluasan industri
dalam rangka menunjang industrialisasi menuju terwujudnya
bangsa Indonesia yang maju, mandiri, unggul, dan sejahtera.
Menjadi sasaran pengembangan iptek pula terciptanya iklim
usaha yang mendorong perkembangan produktivitas dan
peningkatan proses pertambahan nilai di sektor produksi,
menumbuhkan daya kreasi dan inovasi, serta mendorong per-
kembangan standar mutu produksi yang setara dengan standar
internasional. Sasaran tersebut diarahkan untuk makin memper-
cepat proses alih teknologi serta menciptakan dan memperluas
kemitraan riset, dan upaya pengembangan iptek yang meningkat-
kan kemampuan pelaku iptek dalam produktivitas, efisiensi, dan
inovasi.
Pada akhir Repelita VI kelembagaan iptek yang mendukung
berkembangnya kemitraan riset, kemampuan iptek di bidang
pertanian, industri, dan dunia usaha serta pendidikan iptek diharap-
kan makin tertata dan mampu mengefektifkan kebijaksanaan dan
program pengembangan iptek serta mengefisienkan penggunaan
sumber dana yang tersedia sesuai dengan perkembangan dan
tuntutan pembangunan.
Selain itu, menjadi sasaran pula terciptanya sistem informasi
untuk memberikan masukan dalam upaya pengembangan iptek,
baik berupa perangkat keras maupun sistem perangkat lunaknya,
seiring dengan peningkatan kemampuan SDM di bidang sistem
informasi untuk disajikan sebagai nilai informasi yang berguna.

305
Sasaran pembangunan iptek lainnya adalah meningkatnya
kemampuan teknologi industri kecil dan usaha kecil serta koperasi.
Demikian pula, diharapkan permasalahan pembangunan di daerah
dan perdesaan seperti pengembangan sarana dan prasarana
pembangunan makin dapat dipecahkan oleh hasil penelitian dan
upaya pengembangan iptek termasuk upaya menanggulangi
kemiskinan.

3. Kebijaksanaan

Dalam rangka mencapai sasaran yang dikemukakan di atas


disusun kebijaksanaan pembangunan iptek dalam Repelita VI yang
meliputi mengembangkan nilai-nilai iptek yang mampu mendorong
peningkatan kemampuan iptek serta membentuk budaya iptek di
masyarakat; mendorong kemitraan riset dalam pengembangan
iptek; mempercepat upaya manufaktur progresif; meningkatkan
mutu produk dan proses produksi, produktivitas, efisiensi, dan
inovasi dalam penguasaan iptek; meningkatkan kualitas,
kuantitas, dan komposisi SDM iptek; dan mengembangkan
penataan dan pengelolaan kelembagaan iptek.

a. Pengembangan Nilai-nilai Iptek

306
Pengembangan nilai-nilai iptek yang mampu mendorong
peningkatan kemampuan dalam memanfaatkan, mengembangkan,
dan menguasai iptek, serta membentuk budaya iptek di masyarakat
dilaksanakan untuk memanfaatkan potensi nilai-nilai budaya bangsa
untuk mendorong pengembangan nilai dan budaya iptek di
masyarakat agar pemecahan masalah pembangunan dan upaya
meningkatkan pemenuhan kebutuhan kesejahteraan dan kualitas
kehidupan masyarakat dilakukan melalui kegiatan untuk
memanfaatkan, mengembangkan, dan menguasai iptek;
memasyarakatkan nilai-nilai iptek sedini mungkin, baik melalui
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah maupun lingkungan
masyarakat melalui kegiatan organisasi, media massa dan forum
komunikasi lainnya, dengan menekankan pada usaha
untukmembentuk SDM yang memiliki kemampuan memanfaatkan,
menyebarluaskan pemahaman dan penerapan asas iptek;
meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap penerapan
nilai-nilai iptek dalam kehidupan masyarakat sehingga mampu
mengembangkan dan menguasai iptek di bidang teknik produksi,
teknologi, ilmu pengetahuan terapan, dan ilmu pengetahuan dasar
untuk kesejahteraan masyarakat, serta mengembangkan
penghargaan dan kebudayaan masyarakat dalam memadukan nilai-
nilai kemanusiaan, seni dan budaya di satu sisi dan iptek di sisi
lain; dan menerapkan nilai-nilai iptek pada upaya pemanfaatan
dan pengembangan iptek yang benar-benar dapat menjawab
permasalahan dan tantangan pembangunan nasional dengan
memperhatikan adanya keselarasan antara pemerataan,
pertumbuhan, dan stabilitas nasional, serta menyesuaikan dengan
keragaman dan kondisi lingkungan dan sosial budaya dalam
masyarakat.

b. Pengembangan Kemitraan Riset

307
Sementara itu, untuk mendorong kemitraan riset agar kegiatan
iptek makin meluas di masyarakat dikembangkan usaha-usaha
untuk menciptakan dan mengembangkan iklim yang mendukung
meluasnya kemitraan riset dengan menyediakan berbagai macam
insentif dan kebijaksanaan yang dinamis, yaitu proporsional dan
berkeadilan, terutama bagi pengembangan dan penerapan
teknologi yang bernilai strategis dan meningkatkan industri dan
pengusaha kecil serta koperasi; mendorong dunia usaha dan
masyarakat untuk lebih meningkatkan peran serta dalam
pembiayaan dan pelaksanaan, pengembangan dan pemanfaatan
basil kegiatan iptek sehingga seluruh kegiatan pemanfaatan,
pengembangan dan penguasaan teknik produksi, teknologi, ilmu
pengetahuan terapan dan ilmu pengetahuan dasar dapat berjalan
searah, saling mengisi dan menunjang, serta dapat menyediakan
masukan iptek yang diperlukan untuk pembangunan nasional;
memadukan keterkaitan potensi pemerintah dan masyarakat,
industri kecil, menengah, dan besar, serta mendorong kerja sama
yang efisien dan efektif antaraPemerintah, sektor produksi,
perguruan tinggi, dan unsur-unsur masyarakat lainnya, yang
didukung oleh keterkaitan lembaga penelitian dan pengembangan
industri dan perguruan tinggi dalam pelaksanaan, penyebarluasan,
dan pemanfaatan hasil riset; dan memperluas pemahaman konsep
transformasi kemampuan iptek melalui upaya manufaktur progresif
pada masyarakat terutama di lingkungan industri agar kemajuan
iptek tidak dilandaskan hanya pada sumber daya alam dan tenaga
kerja murah, tetapi juga secara bertahap dapat dilandaskan pada
kemampuan SDM di dalam melaksanakan proses produksi secara
efisien dan produktif dengan standar mutu yang sesuai dengan
standar internasional.

c. Pengembangan Manufaktur Progresif

Upaya mempercepat proses alih teknologi melalui upaya


manufaktur progresif, ditekankan pada usaha-usaha untuk
menyempurnakan dan menyerasikan kebijaksanaan iptek dengan
kebijaksanaan lain, terutama kebijaksanaan keuangan, perindus-
trian, pendidikan dan tenaga kerja, dan kebijaksanaan hukum yang
dinamis agar dapat secara terpadu mendorong perkembangan iptek
dan
308 percepatan proses alih teknologi; memacu kelangsungan tahap-
an transformasi manufaktur progresif yang diawali dari pemben-
tukan kemampuan memanfaatkan teknik produksi dan teknologi
kemudian secara bertahap menuju ke penguasaan ilmu pengetahuan
terapan dan ilmu pengetahuan dasar. Sebaliknya, mendorong
penguasaan berbagai disiplin ilmu pengetahuan yang penting bagi
pembangunan di masa mendatang, yang tahapannya diawali dari
penguasaan ilmu pengetahuan dasar dan ilmu pengetahuan terapan
dan berakhir pada kemampuan mengintegrasikannya ke dalam
teknologi dan teknik produksi; dan meningkatkan sarana dan
prasarana yang mendukung percepatan proses alih teknologi untuk
mendukung peningkatan kemampuan kreatif dan inovatif di dalam
mendayagunakan kemajuan iptek, dan kemampuan yang dapat
mengantisipasi dan mengadaptasi berbagai perubahan yang dise-
babkan oleh kemajuan iptek.
d. Peningkatan Mutu Produk dan Proses Produksi

Sementara itu, untuk mendorong peningkatan mutu produk


dan proses produksi, produktivitas, efisiensi, dan inovasi melalui
pemanfaatan, pengembangan, dan penguasaan iptek, diupayakan
untuk menciptakan iklim usaha yang kompetitif guna mendorong
dunia usaha dalam meningkatkan produktivitas, efisiensi, krea-
tivitas, dan kemampuan rancang bangun, dengan mengembangkan
kebijaksanaan, peraturan perundang-undangan, dan sistem
peraturan yang mendukung; dan membina serta mengembangkan
wahana industri strategis untuk menumbuhkan kemandirian dan
keunggulan produksi nasional dalam melaksanakan transformasi
kemampuan pada berbagai industri yang dalam jangka panjang
akan menghadapi persaingan internasional dan daya saing sektor
produksi secara luas; mengembangkan pusat-pusat keunggulan
kegiatan iptek nasional untuk mendukung kemajuan industri dalam
mengembangkan dan menguasai teknik produksi dan teknologi,
serta bagi keperluan mengantisipasi kemajuan dalam
mengembangkan penguasaan ilmu pengetahuan terapan dan ilmu
pengetahuan dasar; dan membina dan mengembangkan sarana
dan prasarana yang mendukung peningkatan mutu produk dan
proses produksi, yang meliputi metrologi, standardisasi, penguji-
an, dan jaminan mutu dalam menghadapi persaingan internasional
dan meningkatkan daya saing sektor produksi secara luas.

e. Peningkatan Kualitas, Kuantitas, dan Komposisi


Sumber Daya Manusia Iptek

309
Untuk meningkatkan kualitas, kuantitas, dan komposisi SDM yang
mampu memanfaatkan, mengembangkan, dan menguasai iptek,
dilaksanakan usaha untuk memadukan antara kebijaksanaan
pembinaan iptek dan kebijaksanaan dalam pengembangan SDM di
sektor pendidikan, khususnya pendidikan tinggi dan
menyelaraskan kebijaksanaan pendidikan, ketenagakerjaan dan
kebijaksanaan di bidang pembangunan lainnya melalui pembinaan
hubungan timbal balik antara pembinaan dan kemampuan
iptekdengan pembinaan kemampuan dan kualitas SDM dalam
memanfaatkan kemajuan teknik produksi, teknologi, ilmu penge-
tahuan terapan, dan ilmu pengetahuan dasar secara selaras serta
memberikan insentif bagi ilmuwan pada jurusan ilmu-ilmu murni;
meningkatkan kemampuan lembaga-lembaga iptek pemerintah dan
swasta untuk mengembangkan berbagai komposisi disiplin ilmu
pengetahuan terapan, dan ilmu pengetahuan dasar yang diper-
hitungkan akan memiliki nilai yang strategis dan dapat diunggulkan
di masa mendatang, serta memadukannya ke dalam cara-cara
pelaksanaan teknologi dan teknik produksi melalui peningkatan
kegiatan penelitian dan rekayasa guna mencukupi kebutuhan tenaga
pelaksana dan ilmuwan serta memeratakan dan menyebarkan
tenaga tersebut di berbagai lembaga pendidikan dan sektor lain
yang membutuhkan; mengembangkan pranata pendidikan dan
pelatihan untuk meningkatkan mutu dan kapasitas sistem pen-
didikan agar dapat dihasilkan tenaga kerja yang berkualitas dan
mampu mengembangkan dan menguasai iptek, serta mendorong
masuknya arus kemajuan teknologi bagi pengembangan sektor
produksi melalui interaksi antarkegiatan iptek dengan industri
dalam suatu sistem informasi iptek.

f. Pengembangan Penataan dan Pengelolaan


Kelembagaan Iptek

310
Dalam upaya pengembangan penataan dan pengelolaan kelembagaan iptek
dilakukan usaha untuk memadukan kebijaksanaan lintas sektoral yang
berkaitan dengan upaya pengembangan iptek; menyusun dan menetapkan
mekanisme operasional kebijaksanaan lintas sektoral secara terpadu dalam
rangka pengembangan sistem riset nasional, kemitraan riset, dan pengembangan
strategi dasar yang melandasi perencanaan, pengendalian, dan evaluasi
program pembangunan bidang iptek untuk diselaraskan dengan program
pembangunan secara menyeluruh; mengembangkan perangkat analisis dan
evaluasi perkembangan iptek untuk mendukung formulasi kebijaksanaan dan
penyusunan program pengembangan iptek yang tepat dan dinamis; dan
menyempurnakan jaringan kerja sama ilmiah dan informasi, baik
nasional maupun internasional, yang diperlukan untuk
mendorong peningkatan dan perkembangan mutu dan efektivitas
kegiatan iptek.

V. PROGRAM PEMBANGUNAN

1. Program Pokok

a. Program Teknik Produksi

Program teknik produksi ditujukan untuk meningkatkan


penguasaan proses produksi dan mutu produk yang lebih efisien
dan efektif, meningkatkan produktivitas tenaga kerja, serta
mengembangkan kemampuan dan keterampilannya mendaya-
gunakan teknologi bagi peningkatan proses pertambahan nilai
dalam menghasilkan barang dan jasa. Selain itu, program itu
ditujukan untuk menumbuhkan keunggulan kegiatan produksi
nasional sehingga mampu menghasilkan barang dan jasa dengan
nilai tambah yang sebesar mungkin sehingga dapat memperluas
tidak raja pasar dalam negeri, tetapi juga pasar internasional.
Program teknik produksi juga membuka peluang dan mendorong
industri kecil dan pengusaha lemah untuk dapat berperan dan
meningkatkan kemampuannya di bidang pengembangan dan
pemanfaatan iptek dalam berusaha.

311
Dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia akan dikem-
bangkan teknik produksi dalam bidang kesehatan yang ditujukan
untuk menanggulangi penyakit menular, degeneratif, keganasan,
gangguan jiwa, dan salah gizi. Selain itu, juga dikembangkan
penguasaan teknologi untuk meningkatkan produksi dan mutu
peralatan kesehatan, obat-obatan, dan metodologi pemeriksaan
kesehatan. Dalam bidang pangan dan gizi akan diupayakan
pelestarian swasembada pangan, pengembangan agroindustri,
peningkatan efisiensi pemanfaatan sumber daya biotik
dannonbiotik, serta peningkatan produktivitas tanaman dan
ternak. Selain itu, akan dilakukan evaluasi keamanan berbagai
aditif dan pengemasan serta penyimpanan dan distribusi pangan.
Dalam bidang perumahan dan permukiman akan dilaksanakan
pengkajian yang terkait antara kebutuhan dasar manusia,
industrialisasi dan perkembangan wilayah, tata ruang dan
lingkungan hidup, serta epistemologi untuk mengoperasionalkan
konsep penelitian tindak partisipatif. Dalam bidang pendidikan
akan diteliti relevansi sistem pendidikan dengan program
pengadaan tenaga kerja, peningkatan dan pengerahan investasi,
serta peningkatan kemampuan tenaga pengajar.

Dalam rangka pengelolaan, pengaturan, dan pemanfaatan


sumber daya alam diperlukan informasi tentang lokasi, distribusi,
kuantitas dan kualitas sumber daya alam yang akan dilaksanakan
dengan pendekatan demografi dan ekologi. Untuk itu, akan
dilaksanakan perolehan data dasar citra udara dan satelit,
peningkatan kemampuan rekaman citra satelit, pengembangan
perangkat lunak interpretasi citra satelit sumber daya alam dan
cuaca, pemetaan dasar rupa bumi nasional, serta pengembangan
bioteknologi dan bahan bioaktif laut.

Untuk meningkatkan ekspor nonmigas, akan ditingkatkan


kemampuan pengolahan sumber daya alam terbarukan dan tak
terbarukan, pengembangan industri tekstil, peningkatan produksi
alat angkut, elektronika, material andal, adikimia, bahan baku dan
bahan penolong, serta peningkatan kemampuan rancang bangun
dan rekayasa industri. Selain itu, akan dikembangkan pula
produksi instrumentasi dan mutu produk industri kecil dan
kerajinan. Dalam bioteknologi akan ditingkatkan kemampuan
312
rekayasa genetika, biokatalisis, dan perangkat lunaknya. Selain itu,
akan ditentukan nilai ambang pencemaran industri, pemeriksaan
peralatan produksi, teknik pemeriksaan peralatan produksi,
pemanfaatan sumber energi baru yang bersih, dan peningkatan
efektivitas konversi energi.
Dalam industri maritim akan ditingkatkan kemampuan
produksi kapal penumpang, kapal peti kemas, dan kapal tanker.
Dalam industri transportasi darat juga akan ditingkatkan
kemampuan produksi kereta penumpang, gerbong barang, dan
lokomotif diesel. Dalam industri penerbangan akan dilanjutkan
pengembangan pesawat N 250, helikopter baru, dan pengembangan
versi militer. Untuk mengantisipasi kebutuhan telekomunikasi,
akan dilanjutkan pengembangan sentral telepon digital, sambungan
telepon jarak jauh, pesawat telepon umum multikoin/kartu, dan
telepon elektronik standar.

Untuk meningkatkan kemampuan nasional dalam rancang


bangun akan ditingkatkan penguasaan proses produksi peralatan
dan mesin pertanian, pembangkit daya batu bara, mesin perkakas
presisi dan otomat, peralatan manufaktur logam paduan, peralatan
berat untuk handling system, serta peralatan transmisi dan
distribusi. Untuk mendukung pemanfaatan batu bara sebagai
sumber energi utama, akan dikarakterisasi endapan batu bara,
dikembangkan teknologi gas sintesis dan bahan-bahan cair sintesis,
penentuan komposisi adonan briket, sistem pendistribusian briket,
dan rekayasa peralatan pembuatan briket, sedangkan untuk
mendorong terciptanya budaya iptek dilaksanakan pengkajian nilai-
nilai budaya bangsa yang berkaitan dengan pengembangan iptek.

Dalam rangka meningkatkan kegiatan penelitian dan


pengembangan iptek di bidang teknik produksi, diciptakan sistem
kelembagaan yang mendorong timbulnya kemitraan riset agar
mampu menghimpun dana dan fasilitas dari pelaku iptek yang
bermitra. Mekanisme kelembagaan yang mendorong kemitraan
riset dikaji dan dikembangkan agar dapat dicapai efektivitas dan
efisiensi upaya kemitraan riset.

313
Pengkajian dalam upaya pengembangan teknik produksi dan
kaitannya dengan kemitraan riset dilakukan dengan pertimbangan
dukungan SDM iptek yang tepat jumlah, kualitas,
dankomposisinya. Pengkajian ini juga dilakukan dengan
mempertimbangkan perkembangan ekonomi, industri, dan iptek
dalam skala global, regional, khususnya Asia Pasifik dan ASEAN,
serta skala nasional.

b. Program Teknologi

Program teknologi ditujukan pada usaha mengkaji,


menerapkan, dan mengembangkan cara, metode, teknik, dan
peranti rekayasa baru yang lebih efisien dan efektif untuk
mengintegrasikan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi
keperluan pengembangan kemampuan rancang bangun dan
pelaksanaan produksi barang dan jasa, baik untuk
menyempurnakan produk barang dan jasa yang telah ada maupun
membangun yang baru. Tujuan utama program teknologi adalah
untuk meningkatkan sektor industri dalam menghasilkan barang
dan jasa yang memiliki unjuk kerja dan tingkat harga yang
kompetitif seiring dengan tujuan mendorong keberhasilan dalam
pemecahan masalah pembangunan bagi daerah yang tertinggal dan
penduduk miskin. Dengan demikian, program teknologi akan
mencakup upaya untuk mengkaji dan menerapkan kemajuan
teknologi yang telah berkembang dan diterapkan secara efektif di
negara-negara maju, serta meneliti dan mengembangkan
pengintegrasian kemajuan ilmu pengetahuan terapan dan ilmu
pengetahuan dasar bagi keperluan meningkatkan daya guna tek-
nologi tersebut serta mengadaptasikan teknologi tersebut pada
berbagai aplikasi.

314
Dalam bidang kebutuhan dasar manusia yang antara lain meliputi
produksi pangan dan pelestarian swasembada pangan akan
diupayakan pengembangan teknologi produksi pangan yang
berwawasan lingkungan hidup, pengembangan teknologi produksi
pangan di lahan marjinal, pengembangan sumber pangan hewani,
paket pengembangan teknologi yang tidak tergantung cuaca dan
musim, serta teknologi diversifikasi pangan dalam upaya mencapai
pola pangan berimbang. Selain itu, akan diteliti tingkat
residupestisida dan kandungan berbagai logam berat pada bahan
pangan, kajian keamanan pangan terhadap kontaminasi mikroba
patogen, keterkaitan status gizi dengan kemiskinan dan penyakit
degeneratif, pengembangan indikator gizi, dan sistem komunikasi,
informasi, dan edukasi. Dalam bidang perumahan dan permukiman
upaya dititikberatkan pada pengembangan teknologi konstruksi
perumahan padat penghuni, konstruksi rumah murah dan minim
perawatan, konstruksi rumah tahan gempa, peningkatan efisiensi
proses pembangunan perumahan, serta pengembangan teknologi
produksi dan diversifikasi material bangunan. Dalam bidang
pendidikan akan diteliti cara-cars meningkatkan kemampuan guru
dan tenaga pengajar termasuk sistem pembinaan kemampuan
mengajar dan kesejahteraannya, serta peningkatan kemampuan
manajemen bagi para pengelola.

Dalam upaya mendukung program penyediaan energi, fokus


penguasaan teknologi energi ditujukan pada pengembangan listrik
tenaga sel bahan bakar serta energi pasang surut dan konversi
perbedaan temperatur air laut. Selain itu, akan diteliti cara-cara
rehabilitasi lahan kritis dan penanggulangan degradasi tanah.
Dalam upaya menekan dampak bencana alam, akan dilakukan riset
mitigasi mencakup perkiraan daerah banjir, tanah longsor, dan
evaluasi dampak bencana.

Peningkatan penguasaan teknologi dalam industri penerbangan


dititikberatkan pada pengembangan sistem avionik. Adapun dalam
industri energi ditujukan untuk menguasai teknologi sistem
jaringan listrik. Untuk industri kimia akan dikembangkan bahan
peledak emulsi sampai tahap pabrik percobaan dan amunisi ringan.
Dalam bidang industri peralatan pertanian juga akan dikembangkan
pabrik percontohan produksi gula nipah dan produksi pulp 315 dari
limbah tandan sawit, sedangkan untuk industri pertahanan dan
keamanan akan dilanjutkan pengembangan sistem deteksi bawah air.
Selain itu, juga akan ditingkatkan kemampuan nasional di bidang
industri material barn yang meliputi bahan logam,
polimer,keramik, dan gelas. Industri kimia dan proses akan
diprioritaskan untuk mampu mengganti bahan impor, mengendalikan
bahan kimia berbahaya, dan mengembangkan teknologi pengolahan
limbah dan daur ulang yang murah. Industri transportasi
dititikberatkan pada peningkatan kemampuan pembuatan mesin,
komponen otomotif, dan uji performansi.

Program kemitraan riset di bidang teknologi dikembangkan


dalam bentuk kerja sama antara badan usaha milik negara
(BUMN), lembaga penelitian pemerintah, pihak perguruan tinggi
negeri dan swasta, serta pengusaha nasional. Pengembangan kemi-
traan riset di bidang teknologi terutama ditujukan untuk mendu-
kung pengembangan teknik produksi yang berkaitan dengan pe-
ningkatan mutu produksi dan berpotensi dalam peningkatan
kemampuan ekspor. Demikian pula, program kemitraan riset
dilaksanakan sebagai upaya pemecahan masalah pembangunan di
daerah yang kurang berkembang, dan membantu kemampuan
teknologi industri bagi pengusaha kecil serta koperasi.

Program kemitraan juga dilakukan dalam upaya


pengembangan teknologi, termasuk manajemen teknologi, yang
dilakukan melalui kemitraan di bidang pendidikan dan penelitian
untuk menciptakan jumlah dan kualitas SDM iptek yang
dibutuhkan oleh industri, dunia usaha, dan pengembangan
pendidikan iptek.

c. Program Ilmu Pengetahuan Terapan

316
Program ilmu pengetahuan terapan ditujukan pada usaha
menerapkan dan mengembangkan pendayagunaan ilmu pengeta-
huan dasar yang merupakan unsur dalam suatu sistem yang
berfungsi sebagai cara baru bagi pelaksanaan teknologi. Tujuan
utama program ilmu pengetahuan terapan adalah meningkatkan
kemampuan efisiensi kemajuan ilmu pengetahuan terapan terutama
yang tengah berkembang dengan pesat dan
diperhitungkanmemiliki pengaruh yang besar bagi perkembangan
teknologi untuk memecahkan berbagai permasalahan pembangunan.
Untuk itu pada Repelita VI kegiatan penerapan dan pengembangan
ilmu pengetahuan terapan di lembaga ilmu pengetahuan dan
teknologi yang dimiliki oleh Pemerintah, sektor produksi dan
perguruan tinggi perlu didorong dan dipertajam arahnya, serta
ditingkatkan mutunya. Selain itu, upaya untuk mengkaji potensi
kemajuan ilmu pengetahuan terapan serta menilai pengaruhnya
terhadap pelaksanaan teknologi, menguasai faktor yang
mempengaruhi penerapannya, serta mengembangkan efisiensi
kemajuan ilmu pengetahuan tersebut diupayakan agar dapat saling
menunjang, saling mengisi, dan lebih bermanfaat bagi
pengembangan efisiensi kemajuan ilmu pengetahuan.

Dalam bidang kebutuhan dasar manusia akan dilanjutkan


penelitian ilmu pengetahuan terapan kesehatan dalam reproduksi
manusia dan genetika. Adapun dalam pangan dan gizi akan terus
dilanjutkan penggalian sumber daya baru yang bersumber dari
sumber pangan kelautan, dan produksi pangan di lahan marginal.
Selain itu, juga akan dikembangkan indikator gizi yang
berkaitan dengan garis kemiskinan dan kinerja kesehatan optimal,
serta penelitian epidemiologi masalah gizi perkotaan dan perde-
saan. Penelitian keadaan perumahan dan permukiman serta
pengelolaan lahan dan tata ruangnya akan terus dilanjutkan.

Dalam bidang sumber daya alam akan dilaksanakan survei,


pemetaan pemanfaatan dan rehabilitasi perairan darat. Juga akan
diinventarisasi potensi hutan dan metode sampling multitingkat,
serta kajian tentang ketersediaan air tanah dan air permukaan.
Pengembangan model klimat prediksi ubahan dan pencemaran serta
penelitian daur air dan gas rumah kaca akan terus dilakukan.
317
Dalam bidang pertahanan dan keamanan akan ditingkatkan
kemampuan pelacakan melalui pengembangan sensor untuk
mendeteksi sasaran, menentukan lokasi dan identifikasi jenis sasa-
ran termasuk pengembangan sistem deteksi bawah air. Selain
itu,dengan perubahan politik di dunia internasional yang
berdampak pada berkurangnya pendanaan pada upaya
pengembangan teknologi militer, program riset di bidang
pertahanan dan keamanan juga ditujukan untuk mengkaji aspek
ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, dan hukum.

Adapun untuk mendukung proses industrialisasi akan diteliti


pola pengembangan sikap mental menuju kehidupan masyarakat
industri yang berwawasan iptek. Selanjutnya, akan diteliti juga
dampak perkembangan teknologi telekomunikasi, informasi, dan
transportasi terhadap kehidupan masyarakat yang makin terkait
dengan kehidupan masyarakat dunia dan dinamika sosial ekonomi
di tingkat lokal, regional, nasional, dan daerah perbatasan.

d. Program Ilmu Pengetahuan Dasar

Program ilmu pengetahuan dasar ditujukan pada usaha


mendapatkan pemikiran baru dan terobosan dalam mendaya-
gunakan kemajuan ilmu pengetahuan dasar yang berorientasi pada
usaha pengembangan ilmu pengetahuan terapan dan teknologi.
Tujuan program ilmu pengetahuan dasar adalah terbentuknya dasar
ilmu pengetahuan yang makin kukuh bagi perkembangan ilmu
pengetahuan terapan dan teknologi yang diperlukan di dalam
pembangunan sehingga dalam jangka panjang perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi di Indonesia dapat makin dilandaskan
pada kemampuan menilai dan memahami potensi kemajuan ilmu
pengetahuan serta kemampuan mengintegrasikan dan mengadap-
tasikan kemajuan ilmu pengetahuan tersebut ke dalam suatu sistem
yang berfungsi sebagai cara penyelesaian berbagai permasalahan
yang lebih efektif.

318
Dalam bidang kebutuhan dasar manusia, akan dilanjutkan penelitian
dasar kesehatan yang berkaitan dengan pengembangan biologi
molekuler dan pengobatan tradisional. Adapun untuk peningkatan
keamanan pangan dan perlindungan pencemaran akan dilakukan
penelitian detoksifikasi terhadap bahan pangan tercemarserta
penelitian kandungan residu pestisida dan logam berat berbahaya
pada bahan pangan. Selain itu, akan dilanjutkan inventarisasi
keanekaragaman hayati darat dan laut. Juga akan dianalisis
dampak sosial dalam rangka memperbaiki kebijaksanaan
pembangunan industri, persepsi, dan keterlibatan masyarakat
dalam proses alih teknologi, pembudayaan nilai Pancasila yang
praktis dan modern, pemilihan kebijaksanaan iptek yang
menunjang keberlanjutan sumber alam hayati, efisiensi pelayanan
hukum bagi semua lapisan masyarakat.

Komponen lainnya yang penting dalam program ilmu


pengetahuan dasar adalah peningkatan mutu dan kedalaman
penelitian ilmu pengetahuan dasar, terutama di perguruan tinggi.
Untuk keperluan tersebut, di samping upaya untuk meningkatkan
sarana penelitian dan pembiayaan bagi pelaksanaan kegiatan
penelitian, akan didorong kerja sama penelitian dan pertukaran
penelitian dengan negara yang lebih maju.

Program penelitian ilmu sosial, ekonomi, falsafah, dan hukum


dikembangkan untuk pengembangan ilmu tersebut, dan dikaitkan
dengan upaya pengembangan antara potensi budaya nasional dan
budaya iptek. Program penelitian itu juga mendalami sikap,
perilaku, dan upaya yang secara saksama dari masyarakat dan
pelaku iptek dalam mengembangkan iptek. Pengembangan ilmu
sosial, ekonomi, falsafah, dan hukum dilakukan, mulai dari
kegiatan penelitian, hingga publikasinya dalam media seminar
ilmiah yang profesional sampai dengan pencetakan jurnal dan
buku-buku. Kemitraan riset akan dilakukan antara lembaga pene-
litian pemerintah dan swasta, perguruan tinggi, dan pengusaha
swasta yang bergerak di bidang penelitian, informasi, dan
publikasi.

e. Program Pengembangan Kelembagaan Ilmu


Pengetahuan dan Teknologi
319
Program kelembagaan ilmu pengetahuan dan teknologi di-
selenggarakan untuk mengembangkan SDM dan sarana
prasaranailmu pengetahuan dan teknologi yang diperlukan untuk
pembangunan. Untuk itu akan dilaksanakan penyempurnaan
kerangka kebijaksanaan, kerangka peraturan dan perundang-
undangan serta sistem koordinasi untuk mempertajam arah,
kualitas dan hubungan timbal balik program ilmu pengetahuan dan
teknologi, baik yang dilaksanakan di lembaga pemerintah, dunia
usaha, perguruan tinggi, maupun dalam masyarakat luas, agar
secara efektif dapat mendukung pemecahan permasalahan pem-
bangunan, meningkatkan daya saing nasional, serta menumbuhkan
kemandirian.

Selain itu, akan dikembangkan kerangka institusional dan


mekanisme pengelolaan kegiatan iptek dalam sistem riset nasional
agar semua hasil pembangunan di bidang iptek dapat secara efektif
meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan efektivitas serta
keterpaduan dalam mendayagunakan iptek untuk mendorong
pertumbuhan industri nasional. Dalam rangka ini didorong
pembentukan masyarakat ilmiah yang mampu menerapkan nilai-
nilai iptek secara kreatif dan inovatif, melalui pembinaan
profesionalisme, iklim dan etika profesi ilmiah, serta penghargaan
terhadap hak cipta yang akan menumbuhkan daya kreasi dan
mendukung kemajuan iptek.

Penataan kelembagaan iptek dilakukan dengan penyempurnaan


perangkat kebijaksanaan, perangkat hukum, dan mekanisme pelak-
sanaan program kemitraan riset dan pengembangan iptek sehingga
menjamin manfaat kemitraan tersebut bagi pelaku iptek yang
bermitra. Demikian pula, dikembangkan bagian yang mendorong
peningkatan pelaksanaan kemitraan pelaksanaan pendidikan dan
pelatihan dalam pengembangan kualitas SDM iptek.

2. Program Penunjang

a. Program Pengembangan Prasarana dan Sarana Iptek

320
Sarana dan prasarana iptek yang telah dibangun dan dimiliki oleh Pemerintah
akan ditingkatkan efisiensinya untuk melancarkan proses kemitraan riset
dan upaya pengembangan iptek untuk memecahkan masalah
pembangunan, meningkatkan produktivitas, dan mutu produksi
serta inovasi. Selanjutnya, penelitian, pengkajian, dan pemanfaatan
kemajuan teknologi tersebut dilaksanakan serta disebarluaskan
bagi perkembangan dunia usaha dan kemajuan pola kehidupan
masyarakat.

Program pengembangan prasarana dan sarana yang mencakup


peningkatan fasilitas untuk pengembangan teknik produksi,
teknologi, ilmu pengetahuan terapan, dan ilmu pengetahuan dasar
dibutuhkan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan iptek. Untuk
itu, ditingkatkan prasarana dan sarana iptek, baik jumlah maupun
mutunya sesuai dengan kebutuhan. Berbagai laboratorium dan
peralatannya, instrumen, bahan, dan mesin untuk penelitian akan
dilengkapi secara bertahap. Pengadaan prasarana dan sarana iptek
tersebut ditujukan untuk memenuhi kebutuhan penelitian dalam
bidang kesehatan, pangan dan gizi, perumahan dan permukiman,
pendidikan, pertambangan dan energi, industri, hankam, serta
bidang sosial budaya. Selain itu, akan dikembangkan kawasan
inkubator teknologi dan taman iptek (science and technology park)
seiring dengan pengembangan Puspiptek sebagai wahana untuk
meningkatkan mutu dan pengujian hasil penelitian, dan sebagai
wahana untuk mengembangkan kemitraan riset serta sebagai
wahana untuk mempertemukan kegiatan penelitian dengan
kebutuhan di masyarakat. Dalam mengembangkan infrastruktur
penelitian akan selalu disesuaikan dengan jumlah dan komposisi
yang tepat, serta peningkatan kemampuan SDM yang tersedia.

321
Dalam upaya menjamin dan memantapkan mutu produk industri
di pasar internasional, ditingkatkan kegiatan penelitian dan
pengembangan di bidang metrologi, standardisasi, pengujian dan
penjaminan mutu. Di bidang metrologi kegiatan penelitian dan
pengembangan diarahkan untuk mendapatkan standar nasional
untuk satuan metrologi gaya dan massa, elektronika, suhu, akustik,
optik dan radiofotometri, panjang dan standar turunannya. Di
bidang standardisasi keikutsertaan dunia usaha dalam
merumuskanStandar Nasional Indonesia (SNI) akan lebih
ditingkatkan. Di bidang pengujian dan penjaminan mutu
dikembangkan kemampuan jaringan laboratorium penguji,
penyebaran sistem mutu, peningkatan pelayanan jasa konsultasi dan
sertifikasi, serta pengembangan sistem akreditasi dan sertifikasi
sistem mutu, yang dikoordinasikan oleh Dewan Standardisasi
Nasional (DSN).

Adapun program pengembangan museum dan peragaan iptek


ditujukan untuk mendorong minat remaja dan generasi muda pada
pengembangan iptek melalui peningkatan materi, himpunan
koleksi, dan pelayanannya agar makin efektif pelaksanaan
programnya. Selain itu, sarana media informasi melalui media
elektronik dan media cetak juga didorong untuk menyediakan
program ilmiah remaja dalam tujuan memperkenalkan nilai iptek
sedini mungkin. Program sayembara ilmiah remaja yang telah
dilakukan oleh Pemerintah akan terus ditingkatkan dan
disebarluaskan guna meningkatkan partisipasi para remaja dan
generasi muda.

b. Program Pengembangan Informasi Iptek

Program pengembangan informasi iptek ditujukan untuk


mendorong upaya pelaksanaan kegiatan penelitian serta mewujud-
kan kerja sama dan koordinasi yang mantap antara pengguna dan
penghasil informasi, dan untuk membantu pengambilan kebijaksa-
naan, perencanaan, penyusunan program, pelaksanaan, pengenda-
lian dan pengawasan, serta penilaian keberhasilan kegiatan iptek
secara efisien dan efektif. Untuk itu, akan dikembangkan suatu
jaringan informasi yang andal yang dapat dipergunakan, baik oleh
peneliti
322 maupun masyarakat. Di samping itu, diperbesar arus
informasi kemajuan iptek melalui kerja sama internasional, dan
pemasyarakatan hasil penelitian, serta pengembangan pusat analisis
perkembangan iptek. Untuk mendukung terbentuknya jaringan
informasi iptek akan ditingkatkan sistem penataan dalam pengum-
pulan, pemrosesan, penyimpanan, pengemasan, dan penyebaran
informasi iptek sesuai dengan fungsi pusat data dan kebutuhan
masyarakat.
Dalam rangka menyusun kebijaksanaan pengembangan iptek
yang efektif, diperlukan adanya pengkajian status kemampuan
sekarang dan analisis rencana kegiatan mendatang. Untuk itu akan
dikembangkan indikator kemajuan iptek nasional yang meng-
gambarkan kemajuan kemampuan memanfaatkan, mengem-
bangkan, dan menguasai iptek.

Perpustakaan nasional milik Pemerintah, universitas, dan


masyarakat terus ditingkatkan himpunan pustaka dan pelayanannya
sehingga dapat lebih dijangkau oleh masyarakat luas. Demikian
pula, program yang mengembangkan jaringan kerja perpustakaan
ilmiah terus dilanjutkan untuk mengefektifkan dan mengefisienkan
pengadaan himpunan pustaka dan manfaat perpustakaan untuk
masyarakat ilmiah, remaja, dan umum.

VI. RENCANA ANGGARAN PEMBANGUNAN DALAM


REPELITA VI

Program-program pembangunan koperasi tersebut di atas


dilaksanakan baik oleh Pemerintah maupun oleh masyarakat.
Dalam program-program tersebut, yang akan dibiayai dengan
anggaran pembangunan selama Repelita VI (1994/95 - 1998/99)
adalah sebesar Rp. 2.252.430,0 juta. Rencana anggaran pemba-
ngunan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk tahun pertama dan
selama Repelita VI menurut sektor, sub sektor dan program dalam
sistem APBN dapat dilihat dalam Tabel 14-1.

323
Tabel 14—1
RENCANA ANGGARAN PEMBANGUNAN
ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI
Tahun Anggaran 1994/95 dan Repelita VI (1994/95 — 1998/99)

(dalam juta rupiah)


No.
Kode Sektor/Sub Sektor/Program 1994/95 1994/95 —
1998/99

16 SEKTOR ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI

16.1 Sub Sektor Teknik Produksi dan Teknologi

16.1.01 Program Teknik Produksi 30.150,0 199.560,0


16.1.02 Program Penguasaan Teknologi 117.456,0 787.200,0
16.2 Sub Sektor Ilmu Pengetahuan Terapan dan Dasar

16.2.01 Program Pengkajian dan Penelitian Ilmu Pengetahuan Terapan 51.547,0 393.920,0
16.2.02 Program Pengkajian dan Penelitian Ilmu Pengetahuan Dasar 19.808,0 137.970,0
16.3 Sub Sektor Kelembagaan, Prasarana dan Sarana Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi

16.3.01 Program Pembinaan Kelembagaan Ilmu Pengetahuan dan


Teknologi 14.307,0 97.000,0
16.3.02 Program Pengembangan Prasarana dan Sarana Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi 92.900,0 636.780,0

Anda mungkin juga menyukai