PENDAHULUAN
281
Pembangunan bidang iptek dalam Pembangunan Jangka
Panjang Kedua (PJP II), yang dimulai dengan Rencana Pem-
bangunan Lima Tahun Keenam (Repelita VI), ditujukan untuk
meningkatkan kesejahteraan lahir batin yang setinggi-tingginya
bagi rakyat, dengan menerapkan nilai-nilai iptek, dan mendorong
pemanfaatan, pengembangan, dan penguasaan iptek secara saksama
dan bertanggung jawab, dengan memperhatikan nilai-nilai agama,
serta nilai-nilai luhur budaya bangsa. Nilai-nilai iptek didasari oleh
penalaran manusia yang objektif, rasional, logis, dan terbuka untuk
dikaji kembali, serta memiliki manfaat bagi masyarakat dan
lingkungan hidupnya. Perwujudan tersebut dicirikan oleh
keserasian dengan nilai-nilai budaya bangsa. Nilai-nilai iptek
disebarluaskan melalui upaya pengembangan iptek dalam
mengatasi masalah dan tantangan pembangunan, menciptakan
sistem dan produk baru yang inovatif dan kompetitif, serta
menciptakan budaya iptek sebagai bagian dari budaya bangsa.
282
GBHN 1993 mengamanatkan bahwa dalam PJP II pembangunan
iptek diarahkan agar pemanfaatan, pengembangan, dan
penguasaannya dapat mempercepat peningkatan kecerdasan dan
kemampuan bangsa, mempercepat proses
pembaruan,meningkatkan produktivitas dan efisiensi, memperluas
lapangan kerja, meningkatkan kualitas, harkat dan martabat
bangsa, serta meningkatkan kesejahteraan rakyat.
284
Pembangunan iptek dalam PJP I telah dilakukan oleh berbagai
lembaga riset pemerintah, swasta, dan universitas di bidang ilmu
sosial, ilmu budaya, kesehatan, ilmu pengetahuan alam, dan
rekayasa. Upaya transformasi teknologi juga telah dilakukan secara
berencana dan terarah melalui sembilan wahana industri, yaitu
industri penerbangan, industri maritim dan perkapalan,
industrialat transportasi darat, industri elektronika dan
telekomunikasi, industri energi, industri rekayasa, industri alat
dan mesin pertanian, industri pertahanan keamanan, dan industri
penunjang lainnya. Kegiatan penelitian dan upaya transformasi
teknologi itu telah memberi kesempatan untuk peningkatan
kemampuan SDM yang berpotensi dalam memanfaatkan,
mengembangkan, dan menguasai iptek.
286
Untuk mendukung pelaksanaan penelitian dan pengembangan
bioteknologi, dalam PJP I dibangun pusat pengembangan
bioteknologi industri di kawasan Puspiptek Serpong, laboratorium
bioteknologi LIPI di Cibinong, sebagai salah satu pusat
pengembangan bioteknologi pertanian dan 3 buah laboratorium di
Pusat Antar-Universitas (PAU). Selain itu, juga
telahdikembangkan balai penelitian, antara lain di Bogor,
Sukamandi, Sukarame, Maros, Malang untuk kegiatan penelitian
tanaman pangan, dan di Gombong, Marihat, Pasuruan untuk
tanaman industri, serta di Ciawi, Jakarta, dan Maros untuk
kegiatan penelitian peternakan.
287
Kegiatan pengembangan iptek di bidang kebutuhan dasar manusia
yang meliputi bidang kesehatan, pertanian, pangan dan gizi,
permukiman dan perumahan, serta pendidikan telah memberikan
sumbangan besar bagi tercapainya swasembada beras, perbaikan
gizi masyarakat, peningkatan derajat kesehatan masyarakat, serta
peningkatan kecerdasan kehidupan masyarakat. Sampai dengan
akhir PJP I kegiatan iptek di bidang pertanian telah berhasil
melepas 98 varietas unggul padi, yang meliputi 70 varietasunggul
padi sawah, 9 varietas padi pasang surut, dan 19 varietas padi
gogo, serta 79 varietas unggul palawija. Kegiatan iptek di bidang
tanaman hortikultura telah menghasilkan 17 varietas unggul.
Kegiatan penelitian di bidang kesehatan dan gizi dalam rangka
penanggulangan kebutaan terhadap anak-anak karena kekurangan
vitamin A, berhasil digunakan sebagai contoh untuk diterapkan
pada negara berkembang lainnya.
288
Kegiatan pengembangan iptek di bidang industri, khususnya
industri pesawat terbang, melalui alih teknologi dalam PJP I telah
mencapai tahap integrasi teknologi dan sedang menuju ke tahap
transformasi teknologi, yaitu pengembangan teknologi baru untuk
menghasilkan produk baru. Hal itu ditunjukkan dengan
kemampuan memproduksi 24 buah pesawat CN 235, 91 buah NC
212, 19 buah helikopter NBe11412, 84 buah helikopter NBO 105,
dan 10 buah helikopter NAS 332. Saat ini sedang dirancang
pesawat terbang N 250 yang merupakan upaya mencapai tahap
transformasi teknologi ketiga. Selain itu, sejak tahun 1986 telah
berhasil diproduksi dan diekspor komponen pesawat F 16, Boeing
737 dan Boeing 767. Untuk industri maritim dan perkapalan telah
mampu mendesain kapal ikan Mina Jaya 15, 20, 30 dead weight
ton (DWT) yang sesuai dengan kondisi perairan Indonesia, kapal
Maruta Jaya 2.050 DWT, Caraka Jaya 1.000-3.600 DWT,
sertapengujian model kapal FPB 57. Dalam bidang industri
transportasi darat, industri kereta api, telah diekspor 150 gerbong
kereta api, menguji komponen prototipe kereta rel listrik, girder
jalan layang Sosro Bahu, dan bantalan rel yang terbuat dari beton.
Industri telekomunikasi dan elektronika telah mampu
memproduksi komponen transistor frekuensi tinggi untuk penguat
daya transistor dan komponen semikonduktor untuk keperluan
avionik, pemancar radio dan televisi untuk daerah terpencil, serta
dikembangkannya komunikasi telepon yang menggunakan
frequency division multiplexing (FDM). Sebagian dari produk
tersebut di atas telah pula diekspor. Selain itu, telah berhasil
diproduksi perangkat stasiun bumi kecil, stasiun pemancar
televisi serta penerapan metode elemen hingga (MEH) dalam
bentuk perangkat lunak. Adapun di bidang penerapan sistem
kontrol otomatik telah dihasilkan beberapa prototipe robot untuk
keperluan industri.
291
Nilai-nilai dan budaya iptek dalam masyarakat akan berkembang
seiring dengan meluasnya kegiatan pelaku iptek yang
mengembangkan iptek. Meluasnya upaya pengembangan iptek
akan tercipta apabila kemitraan riset makin berkembang. Seperti
halnya pengalaman di negara berkembang lainnya, pada
awalnyaperan Pemerintah dalam pembiayaan dan kegiatan iptek
lebih menonjol dari peran masyarakat. Namun, dengan
berkembangnya kemampuan masyarakat dalam pembangunan dan
makin meningkatnya kebutuhan pembangunan di bidang iptek,
sementara sumber dana pembangunan Pemerintah tetap terbatas,
prinsip kemitraan riset antara Pemerintah dan masyarakat makin
diperlukan untuk mendorong peran masyarakat dalam
mengembangkan iptek. Dengan demikian, tantangan selanjutnya
adalah mendorong kemitraan riset antara Pemerintah dan
masyarakat agar kegiatan pengembangan iptek makin meluas di
masyarakat, terutama di lingkungan dunia usaha.
293
Kemampuan bangsa Indonesia dalam upaya pengembangan iptek
dapat dilihat dari kualitas dan kuantitas SDM dengan berbagai
macam dan tingkatan pendidikan yang dalam PJP I terus
meningkat. Namun, apabila dibandingkan dengan standar yang
direkomendasikan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa bagi negara
berkembang dan juga negara industri di Asia Pasifik, kualitas dan
kuantitas tenaga peneliti dan tenaga teknisi di Indonesia masih
belum memadai. Demikian pula, kualitas lulusan lembaga
pendidikan di bidang ilmu matematika dan ilmu pengetahuan alam
(MIPA) dan rekayasa yang dibutuhkan oleh sektor industri
masihterbatas. Selain itu, dari segi komposisi disiplin ilmu, jumlah,
dan penyebaran tenaga akademis di perguruan tinggi menurut
bidang ilmu pengetahuan, tempat penugasan, prasarana dan sarana
yang dimiliki masih tersebar secara tidak merata dan belum sesuai
dengan kebutuhan dan tantangan yang dihadapi. Perguruan tinggi
yang ada juga masih belum mempunyai standar yang sama dalam
mendidik dan menghasilkan tenaga yang berkualitas baik.
294
Dewasa ini jumlah mahasiswa di perguruan tinggi pemerintah dan
swasta diperkirakan sebanyak 1,5 juta orang dan diperkirakan
meluluskan sarjana di bidang MIPA dan perekayasaan lebih dari
10.000 orang per tahun. Dengan mempertimbangkan tingkat usia
dan tingkat pertumbuhan tenaga kerja, jumlah lulusan tersebut di
Indonesia hanya memadai untuk memenuhi kebutuhan pengganti
dan pertumbuhan kebutuhan tenaga peneliti, pengajar, dan teknisi
di bidang MIPA dan perekayasaan yang regular, tanpa diikuti
dengan peningkatan intensitas kegiatan iptek. Demikian pula,
jumlah mahasiswa Indonesia di luar negeri yang sedang menempuh
pendidikan di bidang MIPA dan perekayasaan, jumlahnya relatif
lebih sedikit dibanding dengan negara Asia lainnya yang sedang
berkembang ekonomi dan industrinya. Dengan demikian,
merupakan tantangan untuk meningkatkan kualitas, komposisi,
dankuantitas SDM yang mampu memanfaatkan,
mengembangkan, dan menguasai iptek untuk menghadapi
permasalahan pembangunan dalam PJP II.
3. Peluang
Meskipun masih ditemukan kendala yang merupakan faktor
penghambat bagi upaya pengembangan iptek, terdapat peluang
yang dapat berperan untuk mendukung keberhasilan pembangunan
iptek. Kepedulian terhadap pengembangan kualitas SDM
merupakan peluang yang besar untuk meningkatkan kemampuan
dan keterampilan SDM iptek.
296
Kelancaran arus perdagangan, investasi, transaksi, dan alih
teknologi di bidang ekonomi dan industri dapat menyebabkan
perubahan nilai sosial budaya yang dapat berpengaruh terhadap
perubahan pola pikir, pola sikap, dan pola tindak suatu bangsa
yang juga akan membuka peluang untuk mendorong kemajuan
iptek.
297
Arah kebijaksanaan dalam pengembangan iptek yang tercantum
dalam GBHN 1993 meliputi arahan dalam hal teknikproduksi,
teknologi, ilmu pengetahuan terapan, ilmu pengetahuan dasar, dan
kelembagaan iptek.
a. Teknik Produksi
299
Kerja sama antarberbagai disiplin ilmu pengetahuan dalam
mengembangkan teknologi dan meningkatkan rancang bangun dan
rekayasa perlu ditingkatkan agar dapat
memperkirakankecenderungan perkembangan teknologi yang makin
membutuhkan cara kerja multidisiplin dan standardisasi mutu
barang dan jasa yang terus meningkat.
300
Sarana dan prasarana untuk kegiatan penelitian dan pengem-
bangan ilmu pengetahuan terapan di berbagai lembaga
penelitiandan pengembangan serta perguruan tinggi didayagunakan
dan ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan dalam rangka
meningkatkan kegiatan yang lebih efisien dan produktif agar dapat
meningkatkan kemampuan bangsa dalam penguasaan dan penerapan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
301
Pengembangan kelembagaan ilmu pengetahuan dan teknologi
diarahkan pada usaha untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi,
dan efektivitas dan seluruh ilmu pengetahuan dan teknologi dengan
melakukan penataan pengelolaannya yang mencakup koordinasi,
keterkaitan antarlembaga, pembinaan etika profesi ilmiah, peman-
faatan sistem informasi antarlembaga, penciptaan iklim dan
prasarana perundang-undangan yang mendukung serta
melindungiilmuwan, penemu dan peneliti melalui hak milik
intelektual, seperti hak cipta dan hak paten baik nasional maupun
internasional, bagi hasil karya ilmiah dan penemuannya.
302
Pengembangan kelembagaan ilmu pengetahuan dan teknologi perlu
ditingkatkan untuk mendukung peningkatan kemampuan SDM
agar lebih produktif, kreatif, dan inovatif serta mendukung upaya
peningkatan mutu dan efisiensi kegiatan ilmu pengetahuan dan
teknologi agar lebih efektif dalam menunjang dan memacu
pertumbuhan produktivitas prestasi nasional. Pertumbuhan produk-
tivitas prestasi nasional yang makin tinggi akan makin mempercepat
peningkatan kemampuan bangsa untuk dapat membangun secara
lebih mandiri, secara bertahap membentuk keunggulan, baik di
tingkat regional maupun global. Untuk itu, diperlukanpeningkatan
profesionalisme, kemampuan manajemen, dan mengembangkan
faktor lingkungan, seperti iklim usaha, keterkait-an kegiatan usaha,
kegiatan pendidikan dan pelatihan, suasana persaingan yang sehat,
serta meningkatnya produktivitas modal.
2. Sasaran
a. Sasaran PJP II
303
Sasaran pembangunan bidang iptek dalam PJP II, seperti
dinyatakan dalam GBHN 1993, adalah tercapainya
kemampuan nasional dalam pemanfaatan, pengembangan, dan
penguasaan iptek yang dibutuhkan bagi peningkatan kesejahteraan,
kemajuan peradaban, serta ketangguhan dan daya saing bangsa
yang diperlukan untuk memacu pembangunan yang berkelanjutan
dan berwawasan lingkungan hidup menuju masyarakat yang
berkualitas, maju, mandiri serta sejahtera, yang dilandasi oleh nilai
spiritual, moral, dan etik didasarkan nilai luhur budaya bangsa
serta nilai keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa. Dengan demikian, pada akhir PJP II diharapkan akan tercipta
manusia Indonesia yang berbudaya iptek agar bangsa
Indonesiamenjadi bangsa yang mandiri dan unggul untuk
melangsungkan pembangunan secara berkelanjutan dan agar bangsa
Indonesia menjadi bangsa yang maju dan sejahtera.
305
Sasaran pembangunan iptek lainnya adalah meningkatnya
kemampuan teknologi industri kecil dan usaha kecil serta koperasi.
Demikian pula, diharapkan permasalahan pembangunan di daerah
dan perdesaan seperti pengembangan sarana dan prasarana
pembangunan makin dapat dipecahkan oleh hasil penelitian dan
upaya pengembangan iptek termasuk upaya menanggulangi
kemiskinan.
3. Kebijaksanaan
306
Pengembangan nilai-nilai iptek yang mampu mendorong
peningkatan kemampuan dalam memanfaatkan, mengembangkan,
dan menguasai iptek, serta membentuk budaya iptek di masyarakat
dilaksanakan untuk memanfaatkan potensi nilai-nilai budaya bangsa
untuk mendorong pengembangan nilai dan budaya iptek di
masyarakat agar pemecahan masalah pembangunan dan upaya
meningkatkan pemenuhan kebutuhan kesejahteraan dan kualitas
kehidupan masyarakat dilakukan melalui kegiatan untuk
memanfaatkan, mengembangkan, dan menguasai iptek;
memasyarakatkan nilai-nilai iptek sedini mungkin, baik melalui
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah maupun lingkungan
masyarakat melalui kegiatan organisasi, media massa dan forum
komunikasi lainnya, dengan menekankan pada usaha
untukmembentuk SDM yang memiliki kemampuan memanfaatkan,
menyebarluaskan pemahaman dan penerapan asas iptek;
meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap penerapan
nilai-nilai iptek dalam kehidupan masyarakat sehingga mampu
mengembangkan dan menguasai iptek di bidang teknik produksi,
teknologi, ilmu pengetahuan terapan, dan ilmu pengetahuan dasar
untuk kesejahteraan masyarakat, serta mengembangkan
penghargaan dan kebudayaan masyarakat dalam memadukan nilai-
nilai kemanusiaan, seni dan budaya di satu sisi dan iptek di sisi
lain; dan menerapkan nilai-nilai iptek pada upaya pemanfaatan
dan pengembangan iptek yang benar-benar dapat menjawab
permasalahan dan tantangan pembangunan nasional dengan
memperhatikan adanya keselarasan antara pemerataan,
pertumbuhan, dan stabilitas nasional, serta menyesuaikan dengan
keragaman dan kondisi lingkungan dan sosial budaya dalam
masyarakat.
307
Sementara itu, untuk mendorong kemitraan riset agar kegiatan
iptek makin meluas di masyarakat dikembangkan usaha-usaha
untuk menciptakan dan mengembangkan iklim yang mendukung
meluasnya kemitraan riset dengan menyediakan berbagai macam
insentif dan kebijaksanaan yang dinamis, yaitu proporsional dan
berkeadilan, terutama bagi pengembangan dan penerapan
teknologi yang bernilai strategis dan meningkatkan industri dan
pengusaha kecil serta koperasi; mendorong dunia usaha dan
masyarakat untuk lebih meningkatkan peran serta dalam
pembiayaan dan pelaksanaan, pengembangan dan pemanfaatan
basil kegiatan iptek sehingga seluruh kegiatan pemanfaatan,
pengembangan dan penguasaan teknik produksi, teknologi, ilmu
pengetahuan terapan dan ilmu pengetahuan dasar dapat berjalan
searah, saling mengisi dan menunjang, serta dapat menyediakan
masukan iptek yang diperlukan untuk pembangunan nasional;
memadukan keterkaitan potensi pemerintah dan masyarakat,
industri kecil, menengah, dan besar, serta mendorong kerja sama
yang efisien dan efektif antaraPemerintah, sektor produksi,
perguruan tinggi, dan unsur-unsur masyarakat lainnya, yang
didukung oleh keterkaitan lembaga penelitian dan pengembangan
industri dan perguruan tinggi dalam pelaksanaan, penyebarluasan,
dan pemanfaatan hasil riset; dan memperluas pemahaman konsep
transformasi kemampuan iptek melalui upaya manufaktur progresif
pada masyarakat terutama di lingkungan industri agar kemajuan
iptek tidak dilandaskan hanya pada sumber daya alam dan tenaga
kerja murah, tetapi juga secara bertahap dapat dilandaskan pada
kemampuan SDM di dalam melaksanakan proses produksi secara
efisien dan produktif dengan standar mutu yang sesuai dengan
standar internasional.
309
Untuk meningkatkan kualitas, kuantitas, dan komposisi SDM yang
mampu memanfaatkan, mengembangkan, dan menguasai iptek,
dilaksanakan usaha untuk memadukan antara kebijaksanaan
pembinaan iptek dan kebijaksanaan dalam pengembangan SDM di
sektor pendidikan, khususnya pendidikan tinggi dan
menyelaraskan kebijaksanaan pendidikan, ketenagakerjaan dan
kebijaksanaan di bidang pembangunan lainnya melalui pembinaan
hubungan timbal balik antara pembinaan dan kemampuan
iptekdengan pembinaan kemampuan dan kualitas SDM dalam
memanfaatkan kemajuan teknik produksi, teknologi, ilmu penge-
tahuan terapan, dan ilmu pengetahuan dasar secara selaras serta
memberikan insentif bagi ilmuwan pada jurusan ilmu-ilmu murni;
meningkatkan kemampuan lembaga-lembaga iptek pemerintah dan
swasta untuk mengembangkan berbagai komposisi disiplin ilmu
pengetahuan terapan, dan ilmu pengetahuan dasar yang diper-
hitungkan akan memiliki nilai yang strategis dan dapat diunggulkan
di masa mendatang, serta memadukannya ke dalam cara-cara
pelaksanaan teknologi dan teknik produksi melalui peningkatan
kegiatan penelitian dan rekayasa guna mencukupi kebutuhan tenaga
pelaksana dan ilmuwan serta memeratakan dan menyebarkan
tenaga tersebut di berbagai lembaga pendidikan dan sektor lain
yang membutuhkan; mengembangkan pranata pendidikan dan
pelatihan untuk meningkatkan mutu dan kapasitas sistem pen-
didikan agar dapat dihasilkan tenaga kerja yang berkualitas dan
mampu mengembangkan dan menguasai iptek, serta mendorong
masuknya arus kemajuan teknologi bagi pengembangan sektor
produksi melalui interaksi antarkegiatan iptek dengan industri
dalam suatu sistem informasi iptek.
310
Dalam upaya pengembangan penataan dan pengelolaan kelembagaan iptek
dilakukan usaha untuk memadukan kebijaksanaan lintas sektoral yang
berkaitan dengan upaya pengembangan iptek; menyusun dan menetapkan
mekanisme operasional kebijaksanaan lintas sektoral secara terpadu dalam
rangka pengembangan sistem riset nasional, kemitraan riset, dan pengembangan
strategi dasar yang melandasi perencanaan, pengendalian, dan evaluasi
program pembangunan bidang iptek untuk diselaraskan dengan program
pembangunan secara menyeluruh; mengembangkan perangkat analisis dan
evaluasi perkembangan iptek untuk mendukung formulasi kebijaksanaan dan
penyusunan program pengembangan iptek yang tepat dan dinamis; dan
menyempurnakan jaringan kerja sama ilmiah dan informasi, baik
nasional maupun internasional, yang diperlukan untuk
mendorong peningkatan dan perkembangan mutu dan efektivitas
kegiatan iptek.
V. PROGRAM PEMBANGUNAN
1. Program Pokok
311
Dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia akan dikem-
bangkan teknik produksi dalam bidang kesehatan yang ditujukan
untuk menanggulangi penyakit menular, degeneratif, keganasan,
gangguan jiwa, dan salah gizi. Selain itu, juga dikembangkan
penguasaan teknologi untuk meningkatkan produksi dan mutu
peralatan kesehatan, obat-obatan, dan metodologi pemeriksaan
kesehatan. Dalam bidang pangan dan gizi akan diupayakan
pelestarian swasembada pangan, pengembangan agroindustri,
peningkatan efisiensi pemanfaatan sumber daya biotik
dannonbiotik, serta peningkatan produktivitas tanaman dan
ternak. Selain itu, akan dilakukan evaluasi keamanan berbagai
aditif dan pengemasan serta penyimpanan dan distribusi pangan.
Dalam bidang perumahan dan permukiman akan dilaksanakan
pengkajian yang terkait antara kebutuhan dasar manusia,
industrialisasi dan perkembangan wilayah, tata ruang dan
lingkungan hidup, serta epistemologi untuk mengoperasionalkan
konsep penelitian tindak partisipatif. Dalam bidang pendidikan
akan diteliti relevansi sistem pendidikan dengan program
pengadaan tenaga kerja, peningkatan dan pengerahan investasi,
serta peningkatan kemampuan tenaga pengajar.
313
Pengkajian dalam upaya pengembangan teknik produksi dan
kaitannya dengan kemitraan riset dilakukan dengan pertimbangan
dukungan SDM iptek yang tepat jumlah, kualitas,
dankomposisinya. Pengkajian ini juga dilakukan dengan
mempertimbangkan perkembangan ekonomi, industri, dan iptek
dalam skala global, regional, khususnya Asia Pasifik dan ASEAN,
serta skala nasional.
b. Program Teknologi
314
Dalam bidang kebutuhan dasar manusia yang antara lain meliputi
produksi pangan dan pelestarian swasembada pangan akan
diupayakan pengembangan teknologi produksi pangan yang
berwawasan lingkungan hidup, pengembangan teknologi produksi
pangan di lahan marjinal, pengembangan sumber pangan hewani,
paket pengembangan teknologi yang tidak tergantung cuaca dan
musim, serta teknologi diversifikasi pangan dalam upaya mencapai
pola pangan berimbang. Selain itu, akan diteliti tingkat
residupestisida dan kandungan berbagai logam berat pada bahan
pangan, kajian keamanan pangan terhadap kontaminasi mikroba
patogen, keterkaitan status gizi dengan kemiskinan dan penyakit
degeneratif, pengembangan indikator gizi, dan sistem komunikasi,
informasi, dan edukasi. Dalam bidang perumahan dan permukiman
upaya dititikberatkan pada pengembangan teknologi konstruksi
perumahan padat penghuni, konstruksi rumah murah dan minim
perawatan, konstruksi rumah tahan gempa, peningkatan efisiensi
proses pembangunan perumahan, serta pengembangan teknologi
produksi dan diversifikasi material bangunan. Dalam bidang
pendidikan akan diteliti cara-cars meningkatkan kemampuan guru
dan tenaga pengajar termasuk sistem pembinaan kemampuan
mengajar dan kesejahteraannya, serta peningkatan kemampuan
manajemen bagi para pengelola.
316
Program ilmu pengetahuan terapan ditujukan pada usaha
menerapkan dan mengembangkan pendayagunaan ilmu pengeta-
huan dasar yang merupakan unsur dalam suatu sistem yang
berfungsi sebagai cara baru bagi pelaksanaan teknologi. Tujuan
utama program ilmu pengetahuan terapan adalah meningkatkan
kemampuan efisiensi kemajuan ilmu pengetahuan terapan terutama
yang tengah berkembang dengan pesat dan
diperhitungkanmemiliki pengaruh yang besar bagi perkembangan
teknologi untuk memecahkan berbagai permasalahan pembangunan.
Untuk itu pada Repelita VI kegiatan penerapan dan pengembangan
ilmu pengetahuan terapan di lembaga ilmu pengetahuan dan
teknologi yang dimiliki oleh Pemerintah, sektor produksi dan
perguruan tinggi perlu didorong dan dipertajam arahnya, serta
ditingkatkan mutunya. Selain itu, upaya untuk mengkaji potensi
kemajuan ilmu pengetahuan terapan serta menilai pengaruhnya
terhadap pelaksanaan teknologi, menguasai faktor yang
mempengaruhi penerapannya, serta mengembangkan efisiensi
kemajuan ilmu pengetahuan tersebut diupayakan agar dapat saling
menunjang, saling mengisi, dan lebih bermanfaat bagi
pengembangan efisiensi kemajuan ilmu pengetahuan.
318
Dalam bidang kebutuhan dasar manusia, akan dilanjutkan penelitian
dasar kesehatan yang berkaitan dengan pengembangan biologi
molekuler dan pengobatan tradisional. Adapun untuk peningkatan
keamanan pangan dan perlindungan pencemaran akan dilakukan
penelitian detoksifikasi terhadap bahan pangan tercemarserta
penelitian kandungan residu pestisida dan logam berat berbahaya
pada bahan pangan. Selain itu, akan dilanjutkan inventarisasi
keanekaragaman hayati darat dan laut. Juga akan dianalisis
dampak sosial dalam rangka memperbaiki kebijaksanaan
pembangunan industri, persepsi, dan keterlibatan masyarakat
dalam proses alih teknologi, pembudayaan nilai Pancasila yang
praktis dan modern, pemilihan kebijaksanaan iptek yang
menunjang keberlanjutan sumber alam hayati, efisiensi pelayanan
hukum bagi semua lapisan masyarakat.
2. Program Penunjang
320
Sarana dan prasarana iptek yang telah dibangun dan dimiliki oleh Pemerintah
akan ditingkatkan efisiensinya untuk melancarkan proses kemitraan riset
dan upaya pengembangan iptek untuk memecahkan masalah
pembangunan, meningkatkan produktivitas, dan mutu produksi
serta inovasi. Selanjutnya, penelitian, pengkajian, dan pemanfaatan
kemajuan teknologi tersebut dilaksanakan serta disebarluaskan
bagi perkembangan dunia usaha dan kemajuan pola kehidupan
masyarakat.
321
Dalam upaya menjamin dan memantapkan mutu produk industri
di pasar internasional, ditingkatkan kegiatan penelitian dan
pengembangan di bidang metrologi, standardisasi, pengujian dan
penjaminan mutu. Di bidang metrologi kegiatan penelitian dan
pengembangan diarahkan untuk mendapatkan standar nasional
untuk satuan metrologi gaya dan massa, elektronika, suhu, akustik,
optik dan radiofotometri, panjang dan standar turunannya. Di
bidang standardisasi keikutsertaan dunia usaha dalam
merumuskanStandar Nasional Indonesia (SNI) akan lebih
ditingkatkan. Di bidang pengujian dan penjaminan mutu
dikembangkan kemampuan jaringan laboratorium penguji,
penyebaran sistem mutu, peningkatan pelayanan jasa konsultasi dan
sertifikasi, serta pengembangan sistem akreditasi dan sertifikasi
sistem mutu, yang dikoordinasikan oleh Dewan Standardisasi
Nasional (DSN).
323
Tabel 14—1
RENCANA ANGGARAN PEMBANGUNAN
ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI
Tahun Anggaran 1994/95 dan Repelita VI (1994/95 — 1998/99)
16.2.01 Program Pengkajian dan Penelitian Ilmu Pengetahuan Terapan 51.547,0 393.920,0
16.2.02 Program Pengkajian dan Penelitian Ilmu Pengetahuan Dasar 19.808,0 137.970,0
16.3 Sub Sektor Kelembagaan, Prasarana dan Sarana Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi