Anda di halaman 1dari 39

Belajar, adalah karena memang manusia

harus belajar terus


Dan memperbaharui diri terus menerus
Desain Struktur Tahan Gempa

•Struktur bangunan normal (Gedung perkantoran, bangunan sekolah, toko,


dsb), pada umumnya tidak perlu di desain untuk menahan gaya gempa
kuat dengan respon elastik tanpa mengalami kerusakan.
Struktur berespon elastik  dimesi, kekuatan struktur yang besar
 tidak ekonomis,
 gempa kuat jarang, 10% dalam 500 tahun.
Oleh sebab itu, pada saat gempa kuat terjadi, resiko kerusakan tetapi tanpa
keruntuhan struktur pada tingkat desain tertentu, harus dapat diterima.

•Dengan konsep tersebut, maka kerusakan struktur pada saat gempa kuat
berlangsung harus di desain pada tempat-tempat tertentu sehingga mudah
diperbaiki setelah gempa kuat selesai. Mekanisme keruntuhan dengan
desain kerusakan harus direncanakan sehingga struktur dapat rusak pada
level desain tanpa keruntuhan. Lokasi kerusakan di desain pada balok dan
kolom dasar yang disebut dengan sendi plastis.
•Sendi plastis ini harus mampu berdeformasi secara in-elastik
dengan cara memindahkan energi gempa secara baik melalui proses
pembentukan sendi plastis.
•Proses pembentukan ini dapat terjadi dengan baik bila plastisitas di
desain melalui kelelehan tulangan lentur atau tulangan longitudinal.
•Plastisitas pada tulangan lentur merupakan perlemahan struktur, oleh
sebab itu komponen struktur lainnya harus didesain lebih kuat dari
tulangan lentur pada sendi plastis. Karena sendi plastis potensial dapat
terbentuk dalam jumlah yang besar maka diharapkan mekanisme
keruntuhan yang daktail (tidak getas) dapat terbentuk dengan suatu
kinerja struktur yang baik.
•Mekanisme ini dikenal dengan istilah “beam-sway mechanisms”
dengan konsep balok lemah kolom kuat (strong column weak beam)
seperti yang terlihat pada Gambar 1(a). Mekanisme “column-sway”
seperti pada Gambar 1(b) harus dihindarkan karena keruntuhan
struktur akan bersifat getas (brittle)*
Gambar 1 (a) Beam Sway Mechanism ; (b) Column Sway Mechanisms

Agar kerusakan elemen struktur dapat diperbaiki maka deformasi lateral


in-elastis struktur harus dibatasi. Faktor ini dikenal dengan istilah daktilitas
struktur dan perencanaan struktur disebut dengan “damage control”atau
“limit state design”. Perencanaan struktur dengan “limit state design”akan
mengatur kemampuan struktur untuk bertahan pada saat gempa kuat
terjadi, meskipun mengalami kerusakan pada sendi plastis. Pada lokasi
sendi plastis perlu direncanakan dengan detail khusus. Dengan demikian
pada saat kerusakan struktur terjadi pada sendi plastis, struktur tidak
runtuh sehingga jumlah korban dapat ditekan seminimal mungkin.
Kriteria Struktur Tahan Gempa

• Gempa Ringan: Tidak ada kerusakan


baik elemen struktural dan non struktural
• Gempa Sedang: Elemen struktural tidak
rusak tetapi non struktural boleh rusak
tetapi dapat diperbaiki
• Gempa Kuat: Elemen struktural dan non
struktural rusak (terjadi sendi plastis pada
struktur) tetapi struktur tidak roboh
(mekanisme roboh didesain).
Sendi plastis
Parameter Dinamika Struktur
Parameter utama :
Massa (m), Kekakuan (k) dan Redaman (c).
sangat menentukan respon yang dihasilkan dari suatu struktur yang
diberi gaya gempa.
Kekakuan suatu struktur adalah gaya yang dapat disimpan oleh sistem
struktur bila struktur itu diberi perpindahan baik itu perpanjangan,
perpendekan, perputaran sudut, atau deformasi-deformasi lainnya.
Parameter Kekakuan meliputi panjang (L), modulus elastisitas (E), momen
inersia (I), momen inersia polar (J), modulus elastisitas geser (G) dan luas
penampang (A).
Redaman pada suatu struktur yang bergetar menyatakan adanya fenomena
disipasi energi atau penyerapan energi. Salah satu contoh bila struktur
digetarkan semakin lama amplitudonya semakin kecil hingga akhirnya
struktur itu diam. Untuk beton bertulang biasanya diambil c = 5%
Parameter Dinamika Struktur
Waktu getar :
waktu yang dibutuhkan oleh struktur untuk bergetar satu kali bolak-balik tanpa
adanya gaya luar disebut sebagai waktu getar alami struktur.
Persamaan getaran bebas : my  ky  0
y  t   C .e p t y '  t   C p .e p t y "  t   C p 2 .e p t
s u b titu s i :
frekwensi natural
  
m C p 2 .e p t  k C .e p t  0 
mp2  k  0 k

p1
  
k m
p1
m
2
s o lu s i u m u m u n tu k a k a r k o m p le k s p 1 2 =   i    2 f 
y  t   e  t  A c o s   t   B s in   t  
T
m aka waktu getar
  0    k m m 2π
T  2 
y t   A c o s  
k m t  B s in  k m t  k ωn
y  t   A c o s  t   B s in  t 
Parameter Dinamika Struktur
Respon Spektrum suatu gempa
Diagram yang menunjukkan respon maksimum (simpangan relatif maks, kecepatan relatif
maks, percepatan total maks) dari suatu sistem satu derajat kebebasan terhadap gempa yang
ditinjau sebagai fungsi dari kekakuannya yang dinyatakan dengan waktu getar alami (T) atau
frekuensi sudut alami (w) dan redaman yang dialaminya yang dinyatakan dengan fraksi
redaman kritis (x).
Absis dari diagram respon spektrum adalah frekuensi natural (atau periode) dari sistem
Ordinat adalah respon maksimum.
Simpangan relatif maksimum, kecepatan relatif maksimum, dan percepatan total maksimum,
biasanya dinyatakan berturut-turut dengan Sd, Sv, dan Sa.
m

k
2
T

x 0 , max x 0

Respon spektrum gempa untuk percepatan total maksimum Sa


Parameter Dinamika Struktur
Respon Spektrum suatu gempa untuk sistem MDOF.
Sebuah struktur gedung tinggi yang mempunyai n derajat kebebasan, dengan n adalah
jumlah lantai tingkatnya, maka struktur gedung tersebut mempunyai n buah ragam, r,
yang dinyatakan dengan vektor ragam []r
 n ,1  1 n,2  1  n ,3  1 n ,4  1

 n1,1  n1, 2  n1,3  n1, 4

 k ,1  k ,2  k ,3 k,4

 2,1  2, 2  2,3  2, 4

1,1 1, 2 1,3 1, 4

Bentuk ragam vibrasi bebas struktur dengan n derajat kebebasan


Parameter Dinamika Struktur
 n ,1  1

 n1

k

2

1

x 0 ( t ) Vb

Penyederhanaan ragam pertama untuk gedung dengan H  40 m

Dengan menyederhanakan ragam pertama sehingga berbentuk segitiga dan dengan


memberi nilai simpangan atap sama dengan satu, maka nilai simpangan nodal lainnya
berbanding lurus terhadap nilai simpangan atap.
Analisa Beban Statik Ekivalen
 Tinggi bangunan untuk struktur-struktur beraturan sampai tinggi 40 m
Yang dimaksud struktur beraturan :
Unsur-unsur penahan gempa dari suatu struktur diusahakan agar simetris
terhadap pusat massa struktur

B
Tetapi kalau ada tonjolan pada denah gedung tersebut yang tidak bisa
dihindari, maka syarat tonjolan tidak boleh melebihi 25% A atau 25% B.
Syarat-syarat Statik ekivalen
Untuk gedung-gedung yang mempunyai loncatan bidang muka, dalam
masing – masing arah paling sedikit 75% dari ukuran terbesar pada
bagian bawahnya. > 75% B

B
Gaya Geser Dasar
Gaya Geser V

V  C.I .K .Wt
V = Gaya geser dasar
C = Koefisien gempa dasar
I = Faktor keutamaan
K = Daktilitas struktur
Wt = Beban mati + beban hidup (reduksi)
V

Untuk koef. Gempa dasar (C), berdasarkan lokasi


bangunan (zona), jenis tanah dan waktu getar struktur (T)
Waktu Getar Struktur
Waktu getar struktur (T)
1. Dengan rumus pendekatan
a). Untuk struktur portal tanpa unsur-unsur pengaku yang membatasi
simpangan
T = 0.085 H3/4 untuk portal baja
T = 0.06 H3/4 untuk portal beton
b). Untuk struktur lain
T = 0.09 H B-1/2

Keterangan : H (satuan meter) dan T (satuan detik)

2. Rumus Rayleigh

T  6.3
W d
i i
2 Keterangan :
T = waktu getar (detik)
g F d i i Wi = berat lantai taraf ke i (kg)
Di = simpangan horizontal (mm)
Fi = Gaya gempa pada taraf ke i ( kg)
g = Percepatan gravitasi, 981 (mm/det2)
Beban Gempa Horisontal

Pembebanan gempa bekerja dalam 2 arah utama gedung


secara bersamaan. Kemungkinan bahwa, selama gempa
terjadi, unsur unsur struktur dalam 2 arah utama mencapai
taraf leleh yang bersamaan.
Dalam peraturan gempa, disyaratkan bahwa unsur-unsur
primer
direncanakan terhadap pengaruh 100% dari beban gempa
rencana dalam satu arah utama yang dikombinasikan
dengan pengaruh 30% dari beban gempa rencana dalam
arah yang tegak lurus.
Misalkan :
Gaya gempa bekerja pada portal arah X, maka pembebanan
gempa Arah X harus dikombinasikan dengan pembebanan
gempa arah Y
Gravitasi  100% gempa arah X  30% gempa arah Y.
Beban Gempa Horisontal

Beban hidup umumnya direduksi pada saat menghitung gaya gempa,


karena kecilnya kemungkinan bekerjanya beban hidup dan gempa
bekerja bersamaan.
Pembagian Gaya Geser
Fi
Untuk rasio H/A atau H/B < 3
Wi hi
Fi  V
H Wi hi
Keterangan :
Fi = gaya geser lantai ke i
Wi = berat lantai taraf ke i
hi = tinggi lantai ke i
V
A H = tinggi bangunan
A,B = panjang x lebar dari denah gedung
0.10 V
Untuk rasio 3 < H/A atau H/B < 5
Maka 10% diberikan pada lantai paling atas,
H Sisanya dibagikan menurut rumus :
Wi hi
Fi  0.90V
Wi hi
V
A
Pembagian Gaya Geser
0.20 V
Untuk cerobong, maka 20%V dianggap bekerja pada
Puncak cerobong, sedangkan sisanya dibagikan
Menurut rumus

Wi hi
Fi  0.80V
 Wi hi

Fi = V Untuk tangki yang berada diatas menara, maka gaya


Fi diambil sama besar dengan V, bekerja pada titik
Berat tangki tersebut.
Penentuan Gaya Geser Dasar V
Faktor Keutamaan (I)
Beban Gempa per Lantai
Beban Gempa per Lantai
Kontrol Nilai T
Batas Nilai T
Efek P-Delta

• Efek P-Delta adalah pengaruh geometri


terhadap respon struktur akibat gaya normal
tekan.
• Efek ini diperhatikan bila inter-storey drift
melebihi 0,02 h/R dimana h tinggi antar
lantai dan R faktor reduksi gempa kuat
akibat beban gempa V saja
Maksimum Perpindahan Antar
Lantai (Ds)

• Maksimum perpindahan lantai 0,7RXi


dimana Xi perpindahan lantai
• Selisih perpindahan antar lantai adalah Ds
 Ds maksimum 0,02Hi dimana Hi adalah tinggi
lantai yang ditinjau
• Beban akibat gempa V saja.
Kombinasi Beban (ACI 318M-
1999)
Kombinasi Beban
Momen Inersia Beton Bertulang
Analisis Gaya Dalam dan
Penulangan Struktur

• Gaya dalam dihitung dengan bantuan


software
• Desain penulangan struktur sesuai dengan
peraturan ACI dapat dilakukan langsung
oleh software
• Detailing sendi plastis dilakukan secara
manual dengan peraturan SNI yang baru.
PENGARUH GEMPA PADA
STRUKTUR BAWAH
•Vm = f2 Vy
•f2 = 0,83 + 0,17 m
•Vm = f Vn = f Vb desain
•f = W =f1 f2
•f1 desain = 1,6
Parameter Gempa Kuat
Eksentrisitas Struktur
Eksentrisitas Struktur
TERIMA KASIH

Kita tidak bisa mengajarkan apapun pada


seseorang, kita hanya bisa membantunya
menemukannya sendiri dalam dirinya

Seluruh alam maupun manusia selalu


mengalami gerakan menyempurna
terus menerus
Gambar 1. Soft-storey - Gempa Bingol, Turki 2003

Anda mungkin juga menyukai