Keseimbangan Energi
Energi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk aktivitas dan fungsi fisiologi organ
tubuh. Keseimbangan energi = pemasukan energi – pengeluaran energi.
a. Intake Energi
Energi yang masuk merupakan energi yang dihasilkan selama oksidasi
makanan. Besarnya energi yang dihasilkan diukur dengan satuan kalori.
Satu kilokalori juga disebut satu kalori besar (K) atau kkal yaitu jumlah
panas yang dibutuhkan untuk menaikkan temperature 1 kg air sebanyak
10C. Satu kkal = 1 K atau sama dengan 1000 kalori. Ketika makanan tidak
tersedia, maka akan terjadi pemecahan glikogen yang tersimpan dalam
hati dan jaringan otot.
b. Output Energi
1. Output energi saat istirahat
Pada saat istirahat, energi dibutuhkan untuk proses-proses vital tubuh
seperti aktivitas enzim, pergerakan jantung, permapasan, dan lain-lain.
Energi yang dibutuhkan pada saat istirahat total disebut BMR.
Pengukuran BMR dilakukan dengan mengukur konsumsi oksigen dan
produksi CO pada saat istirahat dimana seseorang harus puasa selama
12 jam, istirahat mental dan fisik, tidur telentang selama tes, dalam
keadaan sadar dan temperature lingkungan antara 20-250C.
2. Output energi saat aktivitas
Energi yang dikeluarkan saat aktivitas tergantung dari jenis aktivitas
yang dilakukan.
Jika nilai intake energi lebih kecil dari output energi, maka disebut
keseimbangan negatif sehingga cadangan makanan dikeluarkan dan
hal ini akan mengakibatkan penurunan berat badan.
Status Nutrisi
karakteristik status nutrisi ditentukan melalui adanya indeks masa tubuh dan
berat tubuh ideal.
1. Body Mass Index (BMI)
Merupakan ukuran dari gambaran berat badan seseorang dengan tinggi badan.
BMI dihubungkan dengan penimbunan total lemak dalam tubuh sehingga
dapat dipakai sebagai panduan untuk mengkaji kelebihan berat badan
(overweight) dan obesitas. Rumus BMI diperhitungkan dengan pembagian
berat badan (kg) per meter kuadrat (kg/m2) atau berat badan dalam pons
dilakukan konstanta 704,5 dibagi tinggi badan dalam inci kuadrat.
2. Ideal Body Weight (IBW)
Merupakan perhitungan berat badan optimal dalam fungsi tubuh yang sehat.
Berat badan ideal adalah jumlah tinggi badan dalam sentimeter dikurangi 100
dan dikurangi atau ditambah 10% dari jumlah tersebut. Rumus IBW
diperhitungkan: (TB – 100) ± 10%.
1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakseimbangan nutrisi
1. Faktor fisiologis, merupakan faktor yang terkait dengan proses
pencernaan atau intake makanan.
a. Intake nutrisi
Intake nutrisi yang kurang dari kebutuhan tubuh menimbulkan
kekurangan nutrisi, demikian juga sebaliknya jika intake nutrisi
berlebihan juga menimbulkan ketidakseimbangan nutrisi
seperti: overweight, obesitas.
b. Kemampuan pencernaan dan absorbsi makanan
Kemampuan mencerna dan mengabsorbsi makanan
dipengaruhi oleh adekuatnya fungsi organ pencernaan. Adanya
peradangan saluran cerna atau organ pencernaan seperti
gastritis, kolesistisis, colitis serta adanya obstruksi usus
menimbulkan tidak adekuatnya kebutuhan nutrisi.
c. Kebutuhan metabolic
Meningkatnya kebutuhan nutrisi tubuh pada kondisi tertentu
dapat mempengaruhi status nutrisi seperti pada: masa
pertumbuhan yang cepat seperti bayi, remaja maupun keadaan
hamil. Meningkatnya metabolisme, stress maupun penyakit
tertentu seperti kanker dan AIDS.
2. Gaya hidup dan kebiasaan
Kebiasaan makan seperti waktu makan pada jam tertentu, makan
bersama, cara penyajiaan makanan, jenis makanan pasien, jika
mengalami perubahan maka dapat mempengaruhi selera dan intake
makan.
3. Budaya dan keyakinan
Adanya budaya dan keyakinan yang salah dalam lingkungan
masyarakat tertentu dalam mengonsumsi makanan menimbulkan
tidak adekuatnya status nutrisi.
4. Kemampuan ekonomi atau tersedianya dana
Kemiskinan menimbulkan daya beli makanan menjadi berkurang
dengan demikian intake makanan juga otomatis berkurang.
Pemenuhan kebutuhan nutrisi juga akan terganggu.
5. Penggunaan obat-obatan dan interaksi nutrisi
Penggunaan obat-obatan dalam jangka lama menimbulkan
komplikasi yang dapat menghambat intake makanan maupun
absorbs nutrient. Misalnya obat-obat untuk psikiatri.
6. Jenis kelamin
Kebutuhan nutrisi laki-laki dengan perempuan berbeda. Hal ini
berkaitan dengan meningkatnya aktivitas, BMR, maupun besarnya
masa otot.
7. Pembedahan
Keadaan luka dan proses penyembuhan luka, membutuhkan lebih
banyak nutrient. Demikian juga pada pembedahan saluran
pencernaan juga berpotensi tidak adekuatnya intake makanan.
8. Kanker dan pengobatan kanker
Kanker merupakan kondisi dimana sel-sel berpoliferasi dengan
cepat dan tidak terkendali. Pembelahan sel yang cepat
membutuhkan energi yang banyak sehingga metabolism
meningkat. Pengobatan kanker dengan kemoterapi mempunyai
efek mual sehingga dapat mengurangi intake nutrisi.
9. Penggunaan alkohol
Alkohol mempunyai efek tidak nafsu makan sehingga kebutuhan
nutrisi akan berkurang.
10. Status psikologis
Respon stress pada individu berbeda, ada individu yang
mengalami stress akan meningkatkan nafsu makan, namun juga
sebaliknya tidak nafsu makan.
2.3 Perencanaan
Diagnosa 1: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
2.3.1 Tujuan dan kriteria hasil (outcome criteria): berdasarkan NOC
- Memperlihatkan status gizi: asupan makanan dan cairan,
yang dibuktikan oleh indikator sebagai berikut: (sebutkan 1-
5: tidak adekuat, sedikit adekuat, cukup adekuat, sangat
adekuat).
a. Makanan oral atau pemberian makanan lewat selang
b. Asupan cairan oral atau IV
- Mempertahankan massa tubuh dan berat badan dalam batas
normal
2.3.2 Intervensi keperawatan dan rasional: berdasarkan NIC
Mandiri
1) Kaji faktor yang mungkin menjadi penyebab kekurangan
nutrisi
- Banyak faktor yang mempengaruhi kekurangan nutrisi
sehingga identifikasi faktor penyebab menjadi penting
sebagai bahan intervensi
2) Tanyakan kebiasaan makan, pantangan makan, alergi dan
jenis makanan yang disukai
- Data untuk perencanaan makan pasien
3) Timbang berat badan pasien
- Berat badan merupakan salah satu indikator status nutrisi
4) Jaga kebersihan badan dan mulut pasien
- Meningkatkan selera makan pasien
5) Anjurkan pasien makan dengan porsi yang kecil tetapi sering
sesuai dengan diet yang diberikan
- Mengurangi rasa mual dan meningkatkan asupan nutrisi
Kolaborasi
6) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan diet yang
sesuai
- Merencanakan jenis dan diet yang sesuai kebutuhan pasien