Anda di halaman 1dari 19

A.

Hasil Peninggalan Sejarah Kerajaan Islam di


Indonesia
1. Masjid
Salah satu peninggalan sejarah Islam di Indonesia yang paling banyak ditemukan
hingga kini adalah masjid. Seperti diketahui bahwa masjid merupakan tempat ibadah
bagi umat Islam, sehingga wajar jika seni arsitektur Islam satu inilah yang paling
mudah kita lihat keberadaannya saat ini.

No Nama Lokasi Peninggalan


1. Masjid Agung Demak Demak, Jateng Abad 14 M
2. Masjid Ternate Ternate, Ambon Abad 14 M
3. Masjid Sunan Ampel Surabaya, Jawa Timur Abad 15 M
4. Masjid Raya Baiturahman Banda Aceh, DI Aceh Abad 15 M
Banda Aceh
5. Masjid Kudus Kudus, Jateng Abad 15 M
6. Masjid Banten Banten, Banten Abad 15 M
7. Masjid Cirebon Cirebon, Jawa Barat Abad 15 M
8. Masjid Katangga Katangga, Sulawesi Abad 16 M
Utara

2. Kaligrafi
Selain masjid, peninggalan sejarah Islam di Indonesia yang masih dapat kita
jumpai hingga kini adalah seni kaligrafi. Bagi Anda yang belum tahu, kaligrafi adalah
suatu seni menulis huruf Arab dengan gaya dan susunan yang indah. Tulisan Arabnya
sendiri umumnya diambil dari potongan surat atau ayat-ayat dalam Al Quran
Seni kaligrafi yang menjadi peninggalan sejarah Islam di Indonesia pada masa
silam dapat kita temukan sebagai hiasan ukir atau tulis misalnya pada dinding masjid,
gapura, atau pada batu nisan. Contoh beberapa seni kaligrafi pada batu nisan misalnya
terdapat pada makam beberapa orang berikut ini.

No Makam dari Lokasi Peninggalan


1. Fatima binti Maimun Gresik, Jawa Timur Abad 13 M
2. Ratu Nahrasiyah Samudra Pasai Abad 14 M
3. Maulana Malik Ibrahim Gresik, Jawa Timur Abad 15 M
4. Sunan Giri Gresik, Jawa Timur Abad 15 M
5. Sunan Gunung Jati Cirebon, Jawa Barat Abad 15 M
6. Sunan Kudus dan Sunan Kudus, Jawa Tengah Abad 15 M
Muria
7. Sunan Kalijaga Demak, Jawa Tengah Abad 15 M
8. Makam raja-raja Banten Imogiri Abad 16 M

3. Keraton atau Istana


Keraton atau istana yang merupakan tempat tinggal bagi raja dan keluarganya
sebetulnya telah ada sejak jaman pengaruh kebudayaan Hindu dan Budha. Hanya saja,
setelah Islam masuk, arsitektur keraton menjadi lebih banyak dipengaruhi oleh gaya
arsitektur Timur Tengah. Beberapa keraton peninggalan sejarah Islam di
Indonesia tersebut yang hingga kini masih terawat misalnya Istana Kesultanan
Ternate, Istana Kesultanan Tidore, Keraton Kasepuhan, Keraton Kanoman, Keraton
Kesultanan Aceh, Istana Sorusuan, Istana Raja Gowa Keraton Kasultanan, dan
Keraton Pakualaman.

4. Kitab dan Kesusastraan


Peninggalan sejarah Islam di Indonesia bukan hanya dapat ditemukan dalam
bentuk seni dan gaya arsitektur. Kesusatraan juga berkembang cukup pesat setelah
masuknya pengaruh agama Islam di Indonesia. Kesusastraan tersebut tertuang dalam
bentuk suluk, hikayat, babad, dan syair. Beberapa peninggalan kesusastraan Islam di
Indonesia antara lain syair Perahu karya Hamzah Fansuri, syair Si Burung Pingai,
syair Abdul Muluk, syair gurindam dua belas karya Ali Haji, hikayat nabi-nabi,
hikayat sultan-sultan Aceh, dan hikayat penjelasan penciptaan langit dan bumi.

5. Pesantren
Sejak masuknya Islam di Indonesia, pesantren telah menjadi lembaga
pendidikan agama yang telah melahirkan banyak mubaligh. Pesantren dianggap
sebagai salah satu peninggalan sejarah Islam di Indonesia karena dianggap turut
berperan serta dalam kemajuan syiar Islam Nusantara.
Pesantren di Indonesia pertama kali dibangun pada masa kekuasaan Prabu
Kertawijaya dari Majapahit. Pesantren yang didirikan di daerah Jawa oleh Sunan
Ampel ini kemudian melahirkan banyak orang-orang terpelajar. Para santri diajari
tentang banyak hal seperti bahasa Arab, pendalaman Al Quran, kitab Kuning, tauhid,
fiqih, akhlak, dan tasawuf.
Beberapa pesantren besar yang ada di Indonesia antara lain Pesantren Lasem
di Rembang, Pesantren Tebuireng di Jombang, Pesantren Asembagus di Situbondo,
Pesantren Lirboyo di Kediri, Al-Kautsar Medan, dan Pesantren As-Shiddiqiyyah di
Jakarta.

6. Tradisi
Beberapa tradisi yang hingga kini masih digunakan sebagian masyarakat Islam
seperti ziarah, sedekah, atau upacara adat Jawa sekaten juga merupakan bukti
peninggalan sejarah Islam di Indonesia yang tak bisa dilupakan begitu saja. Tradisi-
tradisi tersebut lahir karena pengaruh Islam yang berakulturasi dengan kebudayaan
lokal masyarakat saat itu.

B. Kerajaan Islam di Indonesia


1. Kerajaan Samudera Pasai
 Dirham Pasai
Dalam urusan ekonomi, kerajaan Samudera Pasai yang menjadi pusat
perdagangan di masa silam juga mengeluarkan mata uangnya sendiri. Mata uang
dirham digunakan pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Malik Al Zahir
sebagai alat pembayaran yang syah pada masa itu. Mata uang yang terbuat dari 70%
emas murni 18 karat dengan diameter 10 mm dan berat 0,6 gram ini diperkirakan
sebagai salah satu mata uang tertua yang digunakan di Asia Tenggara.
 Makam Sultan Malik as-Saleh

2. Kerajaan Aceh
 Masjid Raya Baiturrahman

Peninggalan sejarah kerajaan Islam di Indonesia khususnya diwilayah Aceh


dapat berupa masjid Baiturrahman. Masjid ini pernah mengalami perbaikan dan
pembangunan secara bertahap. Masjid Baiturrahman berdiri pada tahun 1291 M oleh
Sultan Alaiddin Mahmud Syah I. Namun pada tahun 1614M, masjid ini mengalami
perbaikan yang dilakukan oleh Sultan Iskandar Muda. Namun masjid ini pernah
dibakar oleh kaum Wujudiyyah pada tahun 1676 sampai 1678 M.
 Gunongan
Gunongan adalah peninggalan Kerajaan Aceh yang berupa sebuah taman
lengkap dengan bangunan keratonnya. Taman ini berdasarkan sejarahnya merupakan
bukti cinta Sultan Aceh pada permaisurinya yang sangat cantik. Permaisuri yang tak
diketahui namanya ini merupakan putri raja Kerajaan Pahang yang ditawan karena
kerajaannya kalah perang. Sang Sultan jatuh cinta dan mempersuntingnya, hingga
kemudian si permaisuri tersebut meminta dibuatkan sebuah taman yang sama persis
dengan istana kerajaannya yang terdahulu untuk mengobati rasa rindunya.
Gunongan saat ini terletak tak jauh dari Masjid Raya Baiturrahman. Tepatnya berada di
Desa Sukaramai, Kec. Baiturrahman, Kota Banda Aceh.

 Makam Sultan

Selanjutnya terdapat peninggalan sejarah kerajaan Islam Aceh berupa makam


sultan. Makam ini diduga sudah ada sejak era masuknya Islam ke Indonesia. Makam
yang terdapat di wilayah Aceh ini merupakan makam para sultan beserta keluarganya.

 Lonceng Cakradonya dan Taman Putroe Phang


Peninggalan sejarah kerajaan Islam juga dapat berupa Lonceng Cakradonya
dan Taman Putroe Phang. Peninggalan sejarah ini ditemukan diwilayah Aceh dan
diduga berasal dari kerajaan Aceh terdahulu. Lonceng Cakradonya terletak dimuseum
Aceh. Lonceng ini merupakan jenis lonceng terbesar. Pada tahun 1414 laksamana
Ceng Ho dari Cina memberikan lonceng ini kepada kerajaan Aceh sebagai hadiah.
Selanjutnya ada pula taman putroe phang yang menjadi tempat bermain putri Pahang
selaku istri Sultan Iskandar Muda,

3. Kerajaan Demak
 Dampar Kencana

 Masjid Agung Demak dan Makam Demak

 Pintu Bledeg
 Piring Campa

4. Kerajaan Islam di Riau


 Mesjid Raya Pekanbaru

Masjid Raya Pekanbaru merupakan mesjid tertua di Pekanbaru yang dibangun


pada abad ke 18 tepatnya 1762. Mesjid yang terletak di Jalan Senapelan, Kp. Bandar,
Kec. Senapelan, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau ini memiliki arsitektur tradisional.
Mesjid yang juga merupakan bukti Kerajaan Siak Sri Indrapura pernah bertahta di
Pekanbaru (Senapelan) yaitu di masa Sultan Abdul Jalil Alamuddin Syah sebagai
Sultan Siak ke-4 dan diteruskan pada masa Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil
Muazzam Syah sebagai Sultan Siak ke-5.

Sejarah berdirinya Mesjid Raya Pekanbaru dikisahkan ketika di masa


kekuasaan Sultan Abdul Jalil Alamuddin Syah memindahkan dan menjadikan
Senapelan (sekarang Pekanbaru) sebagai Pusat Kerajaan Siak. Sudah menjadi adat
Raja Melayu saat itu, pemindahan pusat kerajaan harus diikuti dengan pembangunan
"Istana Raja", "Balai Kerapatan Adat", dan "Mesjid". Ketiga unsur tersebut wajib
dibangun sebagai representasi dari unsur pemerintahan, adat dan ulama (agama) yang
biasa disebut "Tali Berpilin Tiga" atau "Tungku Tiga Sejarangan".
Di areal mesjid terdapat sebuah sumur yang mempunyai nilai magis, sering
wisatawan mancanegara terutama wisatawan Malaysia mandi air sumur ini untuk
membayar niat atau nazar yang dihajadkan sebelumnya.

 Balai Adat Riau

Balai adat Riau adalah sebuah gedung yang terletak di Jalan Pangeran
Diponegoro Pekanbaru, dibangun dan dihiasi dengan bermacam bentuk ukiran dan
motif tenunan. Balai adat ini dibangun untuk berbagai kegiatan yang berkaitan dengan
adat Resam Melayu Riau, dan sekarang sering pula dimanfaatkan untuk pertemuan-
pertemuan.

Terletak di pusat Kota Pekanbaru, tepatnya di Jalan Diponegoro no 39,


bersebelahan dengan GOR Tribuana. Gedung Balai Adat Lembaga Adat Melayu
(LAM) Riau yang mengusung arsitektur khas Melayu ini merupakan salah satu
gedung yang didirikan untuk mewadahi dan membina pelestarian Budaya Melayu Di
Riau. Lembaga Adat Melayu Riau berdiri pada tanggal 6 Juni 1970.

Bangunan Rumah Balai Adat Riau ini terdiri dari dua lantai. Lantai pertama
dipakai oleh organisasi kemasyarakatan yakni Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau.
Sedangkan di lantai dua sebagai tempat pertemuan.

Arsitekturnya yang khas melambangkan kebesaran budaya Melayu Riau.


Bangunan terdiri dari dua tantai, di bagian lantai atas terpampang dengan jelas
beberapa ungkapan adat dan fasal-fasal Gurindam Dua Belas Karya Raja Ali Haji. Di
kiri kanan masuk ruang pintu utama dengan jelas dapat kita baca fasal pertama,
kedua, ketiga dan keempat dari Gurindam Dua Belas tersebut. Sedangkan pasal
kelima, keenam-ketujuh, kedelapan, kesembilan, kesepuluh, kesebelas dan kedua
belas terdapat di bagian dinding sebelah dalam dari ruang utama.
 Mesjid Kerajaan Siak Sri Indrapura (Mesjid Syahabuddin)

Masjid Syahabudin yang pertama terletak di Jalan Syarif Kasim dibangun


tahun 1302 Hijriah bertepatan dengan tahun 1882 Miladiah, berdekatan dengan istana
kesultanan. Bangunan fisiknya terbuat dari kayu, di dalamnya terdapat mimbar yang
berukir dari Jepang. Kemudian masjid Syahabudin dipindahkan secara permanen
pembangunannya ke Jalan Sultan Ismail di tepi Sungai Siak, berjarak lebih kurang
300 M dari istana As Seraya Hasniliyah Siak.
Masjid Syahabudin didirikan oleh Sultan yang ke-12 bernama Sultan
Assayyidis Syarif Kasim Abdul Jalil Syaefudin (Sultan Syarif Qasim II), dimulai pada
tahun 1927 dan selesai dibangun pada tahun 1935. Dana pembangunan masjid
tersebut berasal dari dana kerajaan dan partisipasi masyarakat Siak. Dalam
pelaksanaan pembangunan masjid, untuk menimbun tanah khususnya pondasi masjid
dilakukan secara gotong-royong oleh kaum ibu pada malam hari, mengingat masa itu
masih berlaku Adat Pingitan bagi kaum wanita (pada masa Pemerintahan Sultan
Syarif Qasim II).
Mesjid ini arsitekturnya agak unik dan terletak hanya beberapa ratus meter
dari Istana Kerajaan, dipinggiran sungal Siak. mesjid ini berlokasi di Kecamatan Siak
Sri Indrapura, Kabupaten Bengkalis.

 Balai Kerapatan Tinggi


5. Kerajaan islam di Jambi
 Masjid Agung Al-falah

Masjid Agung Al-Falah dikenal dengan sebutan ‘masjid seribu tiang’,


dibangun pada tahun 1971 dan selesai pada tahun 1980, dengan menghabiskan 9
tahun masa pembangunan. Masjid terbesar di kota Jambi ini walau terkenal dengan
sebutan Masjid Seribu Tiang, namun sebenarnya tiang yang ada di dalam masjid ini
hanyalah berjumlah 256 buah. Bentuk masjid ini sederhana dengan tanpa adanya
sekat dan dinding, yang ada hanyalah tiang dan atap beserta kubanya.

 Istana Abdurrahman Thaha Saifuddin

Istana Abdurrahman Thaha Saifuddin merupakan Istana kerajaan bekas


peninggalan raja Sultan Thaha Saifuddin. Istana ini terletak di Tanah Garo Muara
Tabir Jambi.

Beliau merupakan raja terakhir dari kerajaan jambi yang juga dinobatkan
sebagai pahlawan nasional. Ia meninggal dalam pertempuran melawan Belanda
dengan semangat gigih memperjuangkan tanah lahirnya. Nama harum sultan Jambi
ini juga terkenal hingga ke negeri Turki. Pada tahun 1298 H Turki menghadiahi
Sultan Thaha Saifuddin dengan medali bersegi tujuh. Penghargaan juga datang dari
dalam negeri dengan didirikannya patung untuk mengenang Sultan Thaha Saifuddin
di depan kantor Gubernur Jambi.
6. Kerajaan islam di Sumatra Barat
 Istana pagaruyung

Istano Basa yang lebih terkenal dengan nama Istana Pagaruyung, adalah sebuah
istana yang terletak di kecamatan Tanjung Emas, kota Batusangkar, kabupaten Tanah
Datar, Sumatera Barat. Istana ini merupakan objek wisata budaya yang terkenal di
Sumatera Barat.

Istano Basa yang berdiri sekarang sebenarnya adalah replika dari yang asli. Istano
Basa asli terletak di atas bukit Batu Patah dan terbakar habis pada sebuah kerusuhan
berdarah pada tahun 1804. Istana tersebut kemudian didirikan kembali namun
kembali terbakar tahun 1966.

Proses pembangunan kembali Istano Basa dilakukan dengan peletakan tunggak


tuo (tiang utama) pada 27 Desember 1976 oleh Gubernur Sumatera Barat waktu itu,
Harun Zain. Bangunan baru ini tidak didirikan di tapak istana lama, tetapi di lokasi
baru di sebelah selatannya. Pada akhir 1970-an, istana ini telah bisa dikunjungi oleh
umum.

Kebakaran 2007 - Pada tanggal 27 Februari 2007, Istano Basa mengalami


kebakaran hebat akibat petir yang menyambar di puncak istana. Akibatnya, bangunan
tiga tingkat ini hangus terbakar. Ikut terbakar juga sebagian dokumen, serta kain-kain
hiasan. Diperkirakan hanya sekitar 15 persen barang-barang berharga yang selamat.
Barang-barang yang lolos dari kebakaran tersebut sekarang disimpan di Balai Benda
Purbakala Kabupaten Tanah Datar. Harta pusaka Kerajaan Pagaruyung sendiri
disimpan di Istano Silinduang Bulan, 2 kilometer dari Istano Basa.
6. Kerajaan Banten
 Menara Masjid Banten

 Keraton Surosowan

Peninggalan sejarah kerajaan Banten selanjutnya ialah keraton Surosowan.


Peninggalan sejarah kerajaan Islam di Indonesia ini didirikan oleh Sultan Maulana
Hasanudin sejak tahun 1552 M sampai 1570 M. Keraton Surosowan ini didesain oleh
arsitek Hendrik Lucaszoon Cardeel. Keraton ini hampir sama dengan benteng
Belanda karena memiliki dinding keraton yang tingginya dua meter lebih serta
lebarnya hampir tujuh meter dengan warna dominasi coklat. Keraton peninggalan
sejarah kerajaan Banten ini memiliki luas sekitar tiga hektar. Keraton ini didirikan
untuk melindungi penghuninya dari serangan orang luar.
 Gerbang kesultanan Banten

 Meriam Ki Amuk

7. Kerajaan Mataram
Kerajaan mataram sudah berdiri sejak tahun 1586 sampai 1601 M. Kerajaan
islam ini bangun oleh Panembahan Senopati yang terletak di wilayah Kota Gede.
Kerajaan Mataram mengalami masa kejayaan saat dipimpin oleh Sultan Agung
tahun 1613 sampai 1645 M. Berikut beberapa peninggalan sejarah kerajaan islam
di Indonesia khususnya diwilayah Mataram:

 Kompleks Makam
Peninggalan sejarah kerajaan Islam ini memiliki corak yang kental dengan
nuansa Jawa serta candi Bentarnya. Komplek Makam kerajaan mataram terletak
diwilayah perbukitan yang memiliki beberapa tembok tinggi disekelilingnya.
Komplek ini terdapat beberapa makam seperti makam Pandanaran, makam Imogiri
serta makam Kota Gede. Peninggalan sejarah kerajaan Islam ini memiliki corak yang
kental dengan nuansa Jawa serta candi Bentarnya. Komplek Makam kerajaan
mataram terletak diwilayah perbukitan yang memiliki beberapa tembok tinggi
disekelilingnya. Komplek ini terdapat beberapa makam seperti makam Pandanaran,
makam Imogiri serta makam Kota Gede.
 Masjid

 Karya Sastra
 Keraton Pecahan Kerajaan Mataram

 Gerbang Makam Kotagede

 Rumah Kalang
8. Kerajaan ternate
 Istana Kesultanan Ternate

 Makam Sultan Baabullah

 Masjid Jami Kesultanan Ternate

9. Kerajaan Makassar
 Benteng Somba Opu
 Lontaraq

10. Kesultanan Cirebon


 Keraton Kanoman

 Kesultanan Kasepuhan

 Masjid agung Sang Cipta Rasa


 Taman air Gua Sunyaragi

11. Kesultanan Gowa-Tallo


 Benteng Fort Rotterdam

 Makam Sultan Hasanuddin

 Masjid Katangka
KLIPING
SEJARAH INDONESIA
MATERI : PENINGGALAN KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA

Kelompok :
1. Lia Oktavia
2. Nur Intan Ardhiyanti
3. Nurul Ilmi Rahmawati
4. Septa Ayu Reftika
5. Septiani Nurohmin

PEMERINTAH KABUPATEN BENGKULU UTARA


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMAN 1 GIRIMULYA
TAHUN AJARAN 2017/2018

Anda mungkin juga menyukai