KEBIJAKSANAAN PEMBANGUNAN
KABUPATEN MAMUJU UTARA
Barat
Tujuan penataan ruang wilayah Provinsi Sulawesi Barat adalah untuk
mewujudkan tatanan ruang wilayah provinsi yang produktif dan berwawasan
lingkungan, yang mendukung pemenuhan hak-hak dasar dan peningkatan taraf
hidup masyarakat secara berkelanjutan, serta berbasis pada perkebunan,
pertambangan, pertanian, perikanan, pariwisata dan pendidikan. Berdasarkan tujuan
tersebut maka sasaran penataan ruang wilayah Provinsi Sulawesi Barat antara lain:
a. Terkendalinya pemanfaatan ruang lintas kabupaten di wilayah
Provinsi Sulawesi Barat baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun
oleh masyarakat dan swasta.
b. Terciptanya keserasian antara kawasan lindung dan kawasan
budidaya lintas kabupaten.
c. Tersusunnya arahan pengembangan sistem pusat-pusat
permukiman perkotaan dan perdesaan dalam sistem struktur ruang
provinsi.
d. Tersusunnya arahan pengembangan sistem prasarana wilayah
provinsi
e. Terkoordinasinya pembangunan antar wilayah dan antar
sektor pembangunan
2. Struktur Ruang, Pola Ruang dan Kawasan Strategis Provinsi
Sulawesi Barat
Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah dilakukan dalam
pengembangan struktur ruang, pola ruang dan pengembangan kawasan strategis
wilayah agar tujuan penataan ruang wilayah provinsi tercapai.
a. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Struktur Ruang
Kebijakan pengembangan struktur ruang Provinsi Sulawesi Barat adalah
peningkataan akses pelayanan perkotaan dan pusat-pusat pertumbuhan
ekonomi wilayah berbasis keunggulan lokal yang merata, hierarkis dan
sinergis. Berdasarkan kebijakan tersebut kemudian dijabarkan kedalam
strategi peningkatan akses pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan
ekonomi wilayah, sebagai berikut:
Mempromosikan Pusat Kegiatan Nasional (PKNp) Mamuju (ibukota
Kabupaten Mamuju) – Tampapadang - Belang Belang (MATABE) yang
potensil berfungsi sebagai pusat kegiatan terpadu kepelabuhanan,
kebandarudaraan, industri, perdagangan, pergudangan dan peti kemas,
Pusat-Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Majene (ibukota Kabupaten
Majene) sebagai kota pendidikan, Pasangkayu (ibukota Kabupaten
Mamuju Utara) dan mempromosikan Polewali (ibukota Kabupaten
Polewali Mandar) sebagai PKWp yang potensil dikembangkan menjadi
agropolitan, Pusat-Pusat Kegiatan Lokal (PKL) meliputi Mamasa (ibukota
Kabupaten Mamasa), Tobadak (Ibukota Kabupaten Mamuju Tengah),
Wonomulyo sebagai sentra lumbung beras, dan Topoyo yang
dikembangkan sebagai Kota Terpadu Mandiri;
meningkatkan sinergitas antar kawasan perkotaan baik PKNp MATABE,
PKWp yang meliputi Majene Pasangkayu dan Polewali, PKL yang meliputi
Mamasa, Tobadak, Wonomulyo, dan Topoyo;
mengendalikan perkembangan kawasan perkotaan, khususnya daerah
pantai dan daerah irigasi teknis; dan
mendorong kawasan perkotaan dan pusat-pusat pertumbuhan agar lebih
produktif, kompetitif dan lebih livable untuk hidup dan berkehidupan
secara berkelanjutan, serta lebih efektif dalam mendorong pengembangan
wilayah sekitarnya, termasuk PKNp, PKWp dan PKL.
b. Kebijakan dan Strategi Pola Ruang
Kebijakan dan strategi pengembangan pola ruang meliputi:
Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan lindung;
Pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi sistem ekologi
wilayah (ecoregion) termasuk ekohidrolika DAS; dan
Pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat
menimbulkan kerusakan lingkungan hidup terutama sektor kehutanan
Utara
Mamuju Utara
Kawasan Strategis
Kabupaten Mamuju Utara merupakan salah satu wilayah kabupaten
di Provinsi Sulawesi Barat yang berada di posisi segitiga emas antara
Provinsi Sulawesi Selatan dengan Provinsi Sulawesi Tengah, yang
berhadapan langsung dengan jalur perdagangan internasional atau ALKI II.
Kabupaten Mamuju Utara yang memiliki potensi pengembangan di sektor
perkebunan, pertanian, perikanan yang sangat strategis, sehingga
agroindustri di wilayah ini cukup potensial untuk berkembang, mengingat
potensi agroekologinya untuk beberapa komoditas unggulan yang juga
didukung letak geografisnya yang mempunyai akses ke wilayah lebih luas.
Selain itu, pengembangan sektor pertambangan dan pariwisata juga akan
menjadi faktor pemicu pertumbuhan secara cepat. Sektor pariwisata baik
alam maupun budaya akan dapat menjadi daya tarik tersendiri, dalam
upaya meningkatkan perekonomian wilayah.
Mengacu pada tipologi kawasan strategis kabupaten dan kriterianya,
kawasan strategis di Kabupaten Mamuju Utara meliputi:
kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi terdiri
dari:
kawasan perkotaan strategis terdiri dari:
Pasangkayu dan sekitarnya;
Baras dan sekitarnya;
Sarjo dan sekitarnya;
kawasan pertanian pangan berkelanjutan terdiri dari:
Sawah irigasi teknis di sebagian Kecamatan Bambaira dan
sebagian Kecamatan Bambalamotu; dan
Sawah setengah irigasi teknis di sebagian Kecamatan Baras,
sebagian Kecamatan Pasangkayu, sebagian Kecamatan Tikke
Raya, sebagian Kecamatan Bambaira, dan sebagian Kecamatan
Bambalamotu.
kawasan perkebunan strategis terdiri dari:
kawasan perkebunan kakao dan kelapa dalam yang mencakup
sebagian Kecamatan Sarjo, sebagian Kecamatan Bambaira, dan
sebagian Kecamatan Bambalamotu;
kawasan perkebunan kelapa dalam, kelapa sawit, kakao, dan jeruk
terletak di:
sebagian Kecamatan Baras, sebagian Kecamatan Bulu Taba, dan
sebagian Kecamatan Lariang;
sebagian Kecamatan Pasangkayu, sebagian Kecamatan Tikke Raya,
dan Kecamatan Pedongga;
kawasan perkebunan kakao, kelapa sawit, dan jeruk di sebagian
Kecamatan Sarudu, sebagian Kecamatan Dapurang, dan sebagian
Kecamatan Duripoku;
Kawasan Kota Terpadu Mandiri Baras.
kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial budaya adalah
kawasan masyarakat adat Suku To’ Bunggu di Desa Kalola dan Desa
Wulai di Kecamatan Bambalamotu serta Desa Pakawa di Kecamatan
Pasangkayu yang akan dikembangkan sebagai kawasan pariwisata
budaya.
Gambar 2.3 Kawasan Strategis Kabupaten Mamuju Utara
D. RUANG LINGKUP
1. Ruang Lingkup Wilayah
Lingkup wilayah mencakup wilayah berdesarkan pola ruang Kabupaten
Mamuju Utara untuk kawasan pertanian dan perkebunan sesuai dengan arahan
kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi.
2. Ruang Lingkup Materi
Secara substantif materi RTR Kawasan Streategis sudut pandang Ekonomi
pada lahan pertanian pangan berkelanjutan dan perkebunan meliputi rencana pusat-
pusat pelayanan, arahan pemanfaatan ruang, arahan pengendalian pemanfaatan
ruang dan indikasi program pembangunan terkait pengembangan lahan pertanian
tanaman pangan dan perkebunan
3. Dimensi Waktu Perencanaan
Sesuai dengan UU.26/2007 tentang Penataan Ruang, maka dimensi waktu
RTR Kawasan Streategis sudut pandang Ekonomi pada lahan pertanian pangan
berkelanjutan dan perkebunan adalah disesuaikan dengan RTRW dan RPJPD
Kabupaten Mamuju Utara yaitu 20 tahun, yang akan diperinci dalam tahapan
perencanaan jangka menengah 5 (lima) tahunan, dengan tahapan Rencana
Penataan Ruang Wilayah Jangka Menengah (RJM -I) kurun waktu Tahun
2014~2019; RJM-II kurun waktu Tahun 2020~2024; RJM-III kurun waktu Tahun
2025-2029; dan RJM-IV kurun waktu Tahun 2020~2034
a. Keterpaduan;
Yang dimaksud dengan “keterpaduan” adalah bahwa penataan ruang
diselenggarakan dengan mengintegrasikan berbagai kepentingan yang
bersifat lintas sektor, lintas wilayah, dan lintas pemangku kepentingan.
Pemangku kepentingan, antara lain, adalah Pemerintah, pemerintah
daerah, swasta dan masyarakat.
b. Keserasian, Keselarasan, dan Keseimbangan;
Yang dimaksud dengan “keserasian, keselarasan, dan keseimbangan”
adalah bahwa penataan ruang diselenggarakan dengan mewujudkan
keserasian antara struktur ruang dan pola ruang, keselarasan antara
kehidupan manusia dengan lingkungannya, keseimbangan pertumbuhan
dan perkembangan antardaerah serta antara kawasan perkotaan dan
kawasan perdesaan.
c. Keberlanjutan;
Yang dimaksud dengan “keberlanjutan” adalah bahwa penataan ruang
diselenggarakan dengan menjamin kelestarian dan kelangsungan daya
dukung dan daya tampung lingkungan dengan memperhatikan
kepentingan generasi mendatang.
d. Keberdayagunaan dan Keberhasilgunaan;
Yang dimaksud dengan “keberdayagunaan dan keberhasilgunaan” adalah
bahwa penataan ruang diselenggarakan dengan mengoptimalkan
manfaat ruang dan sumber daya yang terkandung di dalamnya serta
menjamin terwujudnya tata ruang yang berkualitas.
e. Keterbukaan;
Yang dimaksud dengan “keterbukaan” adalah bahwa penataan ruang
diselenggarakan dengan memberikan akses yang seluas-luasnya kepada
masyarakat untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan
penataan ruang.
f. Kebersamaan dan Kemitraan;
Yang dimaksud dengan “kebersamaan dan kemitraan” adalah bahwa
penataan ruang diselenggarakan dengan melibatkan seluruh pemangku
kepentingan.
g. Pelindungan Kepentingan Umum;
Yang dimaksud dengan “pelindungan kepentingan umum” adalah bahwa
penataan ruang diselenggarakan dengan mengutamakan kepentingan
masyarakat.
h. Kepastian Hukum dan Keadilan;
Yang dimaksud dengan “kepastian hukum dan keadilan” adalah bahwa
penataan ruang diselenggarakan dengan berlandaskan hukum/ketentuan
peraturan perundang-undangan dan bahwa penataan ruang dilaksanakan
dengan mempertimbangkan rasa keadilan masyarakat serta melindungi
hak dan kewajiban semua pihak secara adil dengan jaminan kepastian
hukum.
i. Akuntabilitas
Yang dimaksud dengan “akuntabilitas” adalah bahwa penyelenggaraan
penataan ruang dapat dipertanggungjawabkan, baik prosesnya,
pembiayaannya, maupun hasilnya.
2. Pendekatan Perencanaan
Pendekatan perencanaan yang digunakan dalam penyusunan Rencana Tata
Ruang Kawasan Kawasan Strategis Provinsi Sudut Kepentingan Ekonomi pada
Kawasan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan Kabupaten Mamuju Utara sebagai
berikut :
a. Pendekatan Umum
Tahap Persiapan Survey
Pada tahap persiapan survey beberapa hal yang akan dilakukan
konsultan sebagai berikut :
Penelaan materi Rencana Tata Ruang
Kawasan Kawasan Strategis Provinsi Sudut Kepentingan Ekonomi pada
Kawasan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan Kabupaten Mamuju
Utara sesuai kerangka acuan yang telah ditetapkan.
Persiapan peta dasar yang menjadi acuan
Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Kawasan Strategis Provinsi
Sudut Kepentingan Ekonomi pada Kawasan Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan Kabupaten Mamuju Utara.
Pembuatan daftar data yang akan dicari di
lapangan (list data).
Pembuatan model-model untuk
pengumpulan data di lapangan.
Penyusunan program survey.
Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara :
Pengamatan lapangan untuk mengetahui
letak dan posisi Kawasan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan
Kabupaten Mamuju Utara yang menjadi obyek perencanaan.
Pengumpulan data sekunder pada instansi
terkait.
Wawancara kepada masyarakat dan
pejabat setempat.
Interview terhadap informan untuk
mengetahui kondisi dan situasi Kawasan Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan Kabupaten Mamuju Utara yang menjadi obyek
perencanaan.
Pengamatan lapangan dalam hal
keberadaan jenis tanah, kualitas air, kondisi lahan, jenis komoditi dan
karakteristik Kawasan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan
Kabupaten Mamuju Utara.
Evaluasi data dilakukan terhadap hal-hal yang berhubungan dengan
situasi, kondisi Kawasan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan Kabupaten
Mamuju Utara, antara lain :
Data Makro Wilayah, mencakup data :
Kebijaksanaan pembangunan yang diduga berpengaruh pada
Kawasan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan Kabupaten Mamuju
Utara dalam hal ini keterkaitan dengan wilayah MATABE SULBAR
dan ketetapan dalam Rencana Tata Ruang Sulawesi Barat terutama
penetapan fungsi yang akan diemban Kabupaten Mamuju Utara
sebagai pengembangan kawasan Agropolitan.
Potensi dan permasalahan wilayah Kabupaten Mamuju Utara.
Rona wilayah Kabupaten Mamuju Utara meliputi : Rona sosial, rona
ekonomi dan kegiatan/pola usaha, rona fisik dan lingkungan, struktur
tata ruang dan alokasi pemanfaatan ruang, rona kelembagaan dan
keuangan daerah.
Kondisi demografi, antara lain :
Jenis kelamin, tingkat pendidikan, agama, lapangan kerja, tingkat
pendapatan, dan sebagainya.
Perkembangan penduduk, dalam hal jumlah, penyebaran dan
komposisi.
Adat istiadat, kebiasaan masyarakat dan sebagainya.
Aspek perekonomian, antara lain :
Produksi tiap sektor kegiatan ekonomi.
Perkembangan tiap sektor kegiatan ekonomi dan hubungannya
dengan tenaga kerja.
Pola aliran barang dan jasa serta sistem pemasaran hasil produksi.
Aspek sumberdaya alam, antara lain :
Keadaan tanah, air, dan iklim.
Sumberdaya alam yang belum diolah.
Keadaan dan kondisi pengelolaan tanah.
Aspek fasilitas pelayanan dan prasarana,
antara lain :
Jenis Fasilitas yang ada, prasarana dan penyebarannya, baik
fasilitas untuk menunjang kegiatan sosial maupun ekonomi.
Kemudahan hubungan antar kegiatan (aksesibilitas).
Data Mikro Kabupaten Mamuju Utara mencakup data :
Karakteristik penduduk Kabupaten
Mamuju Utara, sosial, dan kebudayaan, antara lain :
Jumlah dan penyebaran penduduk yang berlokasi di Kawasan Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan Kabupaten Mamuju Utara.
Komposisi penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin
Tingkat pendidikan, agama, lapangan kerja, pendapatan dan lain
sebagainya.
Perkembangan penduduk dalam hal jumlah penyebaran dan
komposisi.
Adat istiadat, kebiasaan-kebiasaan dan sebagainya.
Aspek ekonomi Kabupaten Mamuju Utara,
antara lain :
Identifikasi potensi ekonomi di Kabupaten Mamuju Utara antara lain :
industri, transportasi, perkebunan, dan pertanian,
Kegiatan usaha masyarakat Kabupaten Mamuju Utara khususnya
sekitar kawasan pertanian pangan berkelanjutan.
Sistem hubungan antar sektor kegiatan ekonomi.
Perkembangan keadaan dan tingkat pertumbuhannya.
Aspek fisik dasar, antara lain :
Keadaan iklim
Keadaan Topografi
Keadaan geologi dan struktur tanah
Keadaan hidrologi
Keadaan curah hujan
Keadaan Iklim
Tata guna lahan
Aspek fasilitas pelayanan dan prasarana
Jenis-jenis fasilitas, jumlah dan penyebarannya di sekitar Kawasan
Pertanian Pangan Berkelanjutan Kabupaten Mamuju Utara baik untuk
melayani kegiatan sosial maupun kegiatan ekonomi.
Jenis-jenis prasarana dan sarana perhubungan dan prasarana
lingkungan seperti jalan, listrik, drainase, air minum, baik dalam
kualitas, maupun kuantitasnya.
Aspek pengelolaan sektor pembangunan
Kabupaten Mamuju Utara, antara lain :
Kehutanan
Pertanian
Kawasan permukiman
Sistem pembuangan limbah padat (Solid Waste)
Sistem pembuangan limbah cair (Sewage)
Pedoman umum pengembangan kawasan
Sistem transportasi
Pelabuhan