I. Tujuan Percobaan
Agar mahasiswa memahami prinsip kerja dari ekstrasi
Agar mahasiswa mengetahui dan memahami proses ekstrasi minyak atsiri
Bahan
- Metanol
- Bunga kenanga ( 19 gram )
Ekstraksi
Ekstraksi adalah suatu cara untuk mendapatkan minyak atau lemak dari bahan
yang diduga mengandung minyak atau lemak. Adapun cara ekstraksi ini bermacam–
macam, yaitu rendering (dry rendering dan wet rendering), mechanical
expression dan solvent extraction.
Rendering merupakan suatu cara ekstraksi minyak atau lemak dari bahan yang
diduga mengandung minyak atau lemak dengan kadar air yang tinggi Menurut
pengerjaannya rendering dibagi dalam dua cara yaitu: wet rendering dan dry
rendering.
Dry Rendering merupakan cara rendering tanpa penambahan air
selama proses berlangsung. Pemanasan dilakukan pada suhu 2200F sampai 2300F
(1050C-1100C). Ampas bahan yang telah diambil minyaknya akan diendapkan pada
dasar ketel. Minyak atau lemak yang akan dihasilkan akan dipisahkan dari ampas
yang telah mengendapkan dan pengembilan minyak dilakukan pada bagian atas ketel.
Wet rendering adalah proses rendering dengan penambahan air selama
berlangsungnya proses tersebut. Cara ini dikerjakan pada ketel yang terbuka atau
tertutup dengan menggunakan temperatur yang tinggi serta tekanan 40 sampai
60 pound tekanan uap (40-60 psi) Penggunaan temperatur rendah dalam proses wet
rendering dilakukan jika diinginkan flavor netral dari minyak atau lemak
(Kataren,1986).
Isolasi
Salah satu cara untuk meng-isolasi minyak atsiri dari bahan tanaman penghasil
minyak atsiri adalah dengan penyulingan, yaitu pemisahan komponen yang berupa
cairan dua macam campuran atau lebih berdasarkan perbedaan titik didih. Proses
tersebut dilakukan terhadap minyak atsiri yang tidak larut dalam air.
Isolasi bahan alam dilakukan berdasarkan sifat bahan alam tersebut, dan dapat
digolongkan menjadi isolasi cara fisis dan isolasi cara kimia. Isolasi secara fisis
didasarkan pada sifat fisik bahan alam, seperti kelarutan dan tekanan uap. Isolasi
berdasarkan perbedaan kelarutan bahan alam dalam pelarut tertentu dapat dilakukan
dengan pelarut dingin atau pelarut panas. Isolasi dengan pelarut dingin digunakan
untuk mengisolasi bahan alam yang dapat larut dalam keadaan dingin. Tekniknya
dapat dilakukan dengan merendam sumber bahan alamnya dalam pelarut tertentu
selama beberapa lama (jam atau hari). Untuk bahan alam yang larut dalam keadaan
panas digunakan teknik isolasi secara kontinyu dengan alat Soxhlet. Isolasi
berdasarkan penurunan tekanan uap dilakukan dengan cara destilasi uap. Cara ini
digunakan untuk senyawa yang tidak larut dalarn air, bertitik didih tinggi, mudah
terurai sebelum titik didihnya dan mudah menguap.
Destilasi
Destilasi merupakan teknik pemisahan yang didasari atas perbedaan perbedaan
titik didik atau titik cair dari masing-masing zat penyusun dari campuran homogen.
Dalam proses destilasi terdapat dua tahap proses yaitu tahap penguapan dan
dilanjutkan dengan tahap pengembangan kembali uap menjadi cair atau padatan. Atas
dasar ini maka perangkat peralatan destilasi menggunakan alat pemanas dan alat
pendingin.
Proses destilasi diawali dengan pemanasan, sehingga zat yang memiliki titik
didih lebih rendah akan menguap. Uap tersebut bergerak menuju kondenser yaitu
pendingin, proses pendinginan terjadi karena kita mengalirkan air kedalam dinding
(bagian luar condenser), sehingga uap yang dihasilkan akan kembali cair. Proses ini
berjalan terus menerus dan akhirnya kita dapat memisahkan seluruh senyawa-
senyawa yang ada dalam campuran homogen tersebut.
Macam-Macam Destilasi
Distilasi Sederhana, prinsipnya memisahkan dua atau lebih komponen cairan
berdasarkan perbedaan titik didih yang jauh berbeda.
Distilasi Fraksionasi (Bertingkat), sama prinsipnya dengan distilasi sederhana,
hanya distilasi bertingkat ini memiliki rangkaian alat kondensor yang lebih
baik, sehingga mampu memisahkan dua komponen yang memiliki perbedaan
titik didih yang berdekatan.
Distilasi Azeotrop : memisahkan campuran azeotrop (campuran dua atau lebih
komponen yang sulit di pisahkan), biasanya dalam prosesnya digunakan
senyawa lain yang dapat memecah ikatan azeotrop tersebut, atau dengan
menggunakan tekanan tinggi.
Distilasi Kering : memanaskan material padat untuk mendapatkan fasa uap
dan cairnya. Biasanya digunakan untuk mengambil cairan bahan bakar dari
kayu atau batu bata.
Distilasi Vakum: memisahkan dua kompenen yang titik didihnya sangat tinggi,
motede yang digunakan adalah dengan menurunkan tekanan permukaan lebih
rendah dari 1 atm, sehingga titik didihnya juga menjadi rendah, dalam
prosesnya suhu yang digunakan untuk mendistilasinya tidak perlu terlalu
tinggi (Van Winkel, 1967)
Kekurangan Destilasi
a. Hanya dapat memisahkan zat yang memiliki perbedaan titik didih yang besar.
b. Biaya penggunaan alat ini relatif mahal.
berat oleoresin
Rendemen oleoresin = berat contoh x 100 %
V. Data Pengamatan
No
Perlakuan Pengamatan
.
1. Menimbang 19 gr bunga kenanga dan Bunga kenanga berbentuk
menghaluskannya menggunakan mortar halus
2. Memasukkan 200 ml alkohol/etanol ke Larutan alkohol / etanol
dalam labu leher dua bewarna bening dan bersifat
volatil
3. Mengestraksi dengan menggunakan Warna awal pelarut etanol
tidak bewarna lama kelamaan
etanol selama ± 2 jam
bewarna kehijauan . Ekstrak
yang didapat 183 ml
dan terjadi 5 siklus
4. Ekstrak di destilasi selama ± 1 jam , Destilat bewarna bening ,
sedangkan residu bewarna
residu diambil dan ditimbang
kehijauan dan didapatkan
minyak sebanyak 16 ml
5. Menganalisa sifat fisik dari minyak Warna = kehijauan
Densitas = 0,8471 gr/ml
atsiri/minyak bunga kenanga
VI. Perhitungan
Penentuan densitas minyak bunga kenanga/ atsiri
Berat minyak = 13,5536 gram
Volume minyak = 16 ml
m
ρ = v
13,5536 gr
= 16 ml
= 0,8471 gr/ml
2,1875 gram
= 2,5045 gram x 100%
= 87,34 %
13,5536 gram
= 19 gram x 100%
= 71,34%
pelarut yang digunakan. Dimana suhu yang digunakan adalah ±50 ℃ , sehingga
didapatkan volume residu sebanyak 183 ml. Setelah itu dilakukan analisa fisik pada
hasil / minyak bunga kenanga yang didapat.
Berdasarkan percobaan didapatkan densitas minyak bunga kenanga sebesar
, dimana densitas ini mendekati dengan densitas minyak secara teori yaitu 0,8 gr/ml.
Kemudian dilakukan analisa kadar air dan zat penguap dan analisa kadar minyak
dalam bunga kemiri dengan menggunakan metode pengovenan. Pada percobaan
didapatlan % kadar minyak dalam kemiri 71,34 %
VIII. Kesimpulan
Daftar Pustaka
Mortar Ektraktor
No Gambar Keterangan
.
1.
Bahan yang digunakan yaitu bunga
kenanga sebanyak 19 gram. Bunga
kenanga yang digunakan berwarna hijau
tua.
2.
3.
4.
Pada labu bundar leher dua dimasukkan
etanol sebanyak 2/3 dari volume labu.
Etanol digunakan sebagai pelarut karena
memiliki tingkat kepolaran yang relative
sama dengan minyak yang akan diekstrak
yaitu sama-sama merupakan senyawa
nonpolar.
5.
Proses Ekstraksi mengalami proses
sirkulasi selama 5 kali.
6.
Hasil dari proses ekstraksi disimpan di
dalam wadah untuk selanjutnya dilakukan
proses destilasi. Ekstrak yang didapatkan
berwarna kehijauan sebanyak 183 ml.
8.