Analisis
Analisis
Dari definisi ini sangat jelas bahwa rencana pola ruang di dalamnya terdiri
rencana kawasan lindung dan kawasan budidaya, mengingat ini berhubungan
dengan ruang (Spatial) maka perlu kriteria daya dukung dan daya tampung
lingkungan untuk kawasan budidaya. Untuk keperluan analisis digunakan data
wilayah dan kriteria penilaian diantaranya sebagai berikut.
Sumber: Hasil olahan data Topografi Sulteng 2013 dengan menggunakan software ArcGis 10.5)
2. Data Curah Hujan
Berdasarkan Perolehan data yang didapatkan bersumber dari Dinas
cipta karya dan Tata Ruang, di dapatkan data curah hujan di Kelurahan
Kayumalue Pajeko berkisar 1000-1200 mm/per tahun.
(Sumber: Hasil olahan data curah hujan sulteng tahun 2013 dengan menggunakan software
ArcGis 10.5)
(Sumber: Hasil olahan data curah hujan sulteng tahun 2013 dengan menggunakan software
ArcGis 10.5)
Tabel Skoring Eksisting Kelurahan Kayumalue Pajeko Berdasarkan
SK. Mentan No. 837/Kpts/UM/II/1980 dan No. 683/Kpts/UM/II/1981
2 Jenis Tanah
- Kelas I = Aluvial, tanah Glei, 15 - Kambisol Lisik 45
Planosol, Hidromorf Kelabu,
Laterik Air Tanah (Tidak
peka) 30
- Kelas II = Latosol (Agak peka)
- Kelas III = Brown Forest Soil, 45
Non Caleic Brown, Mediteran
(Agak peka)
- Kelas IV = Andosol Laterek, 60
Grumosol, Podsoil, Podsolic
(Peka) 75
- Kelas V = Regosol, Litosol,
Atnogosol, Renzine (Sangat
Peka)
3 Curah Hujan
- Kelas I = s/d 13,6 mm/hari 10 - s/d 15,06 mm/hari 10
(Sangat rendah) (Sangat rendah)
- Kelas II = 13,6 – 20,7 mm/hari 20
(Rendah)
- Kelas III = 20,7 – 27,7 30
mm/hari (Sedang)
- Kelas IV = 27,7 – 34,8 40
mm/hari (Tinggi)
- Kelas V = > 34,8 mm/hari 50
(Sangat tinggi)
(Sumber: SK. Mentan No. 837/Kpts/UM/II/1980 dan No. 683/Kpts/UM/II/1981)
3 Curah Hujan
- Kelas I = s/d 13,6 mm/hari 10 - s/d 15,06 mm/hari atau 10
(Sangat rendah) 1000-1200/tahun
- Kelas II = 13,6 – 20,7 20 (Sangat rendah)
mm/hari (Rendah)
- Kelas III = 20,7 – 27,7 30
mm/hari (Sedang)
- Kelas IV = 27,7 – 34,8 40
mm/hari (Tinggi)
- Kelas V = > 34,8 mm/hari
(Sangat tinggi) 50
Gunakan cara yang sama untuk memasukan nilai skor pada layer jenis
tanah dan curah hujan.
Interpretasi Tahap I
Gambar Daya Dukung Lingkungan Hidup Kelurahan Kayumalue Pajeko berdasarkan SK.
Mentan No. 837/Kpts/UM/II/1980 dan No.683/Kpts/UM/II/1981
Keterangan : dari seluruh isi Keppres No. 32 Tahun 1990 dan Permen PU No.
05/Prt/M/2008, hanya beberapa yang diuraikan, karena disesuaikan untuk
kebutuhan analisis di kelurahan Kayumalue Pajeko dan penggunaan tool buffer.
Penggunaan sempadan 15 meter di hitung dari garis pantai, untuk vegetasi
mangrove berdasarkan penilaian penulis, terhadap pengamatan langsung kondisi
eksisting di lapangan.
Gunakan Filled Calculator untuk memberi keterangan pada kolom
“BUFFER”, maka akan muncul seperti Tabel.
3) Memulai tahap tool BUFFER. Klik ArcToolBook, pilih Analysis Tools, pilih
Proximity, kemudian pilih Buffer, maka akan muncul tampilan seperti
Gambar di pembahasan Bagian II dari buku ini.
4) Jalankan kotak dialog Buffer dengan cara :
Masukkan layer kawasan lindung pada kotak Input features
Simpan (save) hasil Buffer dengan mengklik Folder Penyimpanan yang
terletak di sebelah kanan kotak Output Feature Class ;
Masukkan nilai radius dengan memilih salah satu Linear unit atau Field
pada bagian Distance (value of field) sesuai dengan kebutuhan analisis.
Misalnya pada contoh ini memilih field, kemudian pilih nama kolom
“BUFFER” yang berisikan nilai jarak yang ada di Attribute Table;
Pilih salah satu FULL, LEFT, RIGHT atau OUTSIDE_ONLY pada bagian
Side Type (optional) sesuai dengan kebutuhan analisis.
Pilih salah satu ROUND atau FLAT pada bagian End Type ( optional)
sesuai dengan kebutuhan analisis;
Pilih salah satu NOUN, ALL, atau LIST pada bagian End Type (optional)
sesuai dengan kebutuhan analisis; Untuk memahami lebih jelas ketentuan
Buffer.
5) Kemudian klik OK dari kotak dialog BUFFER, maka akan muncul tampilan
seperti pada gambar
Interpretasi Tahap II
Berdasarkan hasil analisis kriteria Keppres No.32 Tahun 1990 dan Permen
PU No.05/Prt/M/2008 dengan menggunakan tool buffer maka dapat diketahui
bahwa terdapat sempadan pantai di kelurahan Kayumalue Pajeko. Dalam Permen
PU No.05/Prt/M/2008. Sempadan pantai memiliki fungsi utama sebagai pembatas
pertumbuhan permukiman atau aktivitas lainnya agar tidak menggangu kelestarian
pantai. Sempadan pantai merupakan area pengaman pantai dari kerusakan atau
bencana yang ditimbulkan oleh gelombang laut seperti intrusi air laut, erosi, abrasi,
tiupan angin kencang dan gelombang tsunami. Lebar sempadan pantai minimal 100
m dari batas air pasang tertinggi ke arah darat. Luas area yang ditanami tanaman
(ruang hijau) seluas 90% - 100%.
Fasilitas dan kegiatan yang diijinkan harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Golongan jenis tanah (kelas III) terdiri dari: Brown Forest Soil, Non Caleic
Brown, dan Mediteran. Data jenis tanah yang diperoleh dari sumber balitan dalam
kebutuhan data untuk analisis, berada dalam grup tanah pada grup tektonik. Tipe
tanah satu Kambisol Eutrik atau pada tipe tanah dua dikenal dengan tanah
Mediteran Haplik.
Dalam USDA, tanah mediteran merupakan tanah ordo alfisol. Alfisol
berkembang pada iklim lembab dan sedikit lembab. Curah hujan rata-rata untuk
pembentukan tanah alfisol adalah 500 sampai 1300 mm tiap tahunnya. Alfisol
banyak terdapat di bawah tanaman hutan dengan karakteristik tanah ini berasal dan
terbentuk dari sisa-sisa tumbuhan jenis rawa yang mengalami proses pembusukan.
Oleh karena itu hal ini menjadikan deskripsi tanah dalam USDA dijadikan
sebagai acuan untuk vegetasi mangrove sebagai upaya mencegah abrasi dengan
meilihat tanah mediteran yang agak peka terhadap erosi, dan tingkat curah hujan
terhadap pembentukannya.