KELOMPOK X
ILMU KEPERAWATAN
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
untuk menyelesaikan makalah ini. .
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. .
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi ................................................................................................ 4
B. Anatomi Dan Fisiologi ......................................................................... 5
C. Etiologi ................................................................................................ 6
D. Manifestasi Klinis ................................................................................ 7
E. Patoflow ............................................................................................... 8
F. Komplikasi ........................................................................................... 9
G. Pemeriksaan Penunjang ....................................................................... 9
H. Penatalaksanaan Medis ........................................................................ 10
I. Ayat Dan Doa Yang Diamalkan .......................................................... 12
J. Asuhan Keperawatan ........................................................................... 13
a. Pengkajian ...................................................................................... 13
b. Diagnosa......................................................................................... 16
c. Intervensi ........................................................................................ 17
K. Pencegahan Penyakit ............................................................................ 24
L. Tren Dan Isu ......................................................................................... 28
Kesimpulan ................................................................................................... 29
Saran .............................................................................................................. 29
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Tengah pada tahun 2009 sebesar 0,037% dan tertinggi di Kota Surakarta
sebesar 0,637% (Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2010).
2
Konginan A (2008) menyebutkan, faktor risiko yang mempengaruhi
terjadinya depresi pada pasien kanker diantaranya stadium lanjut,
pengendalian nyeri dan keluhan yang tidak baik, riwayat depresi sebelumnya,
alkoholik, gangguan endokrin, gangguan neurologik, dan obat-obatan salah
satunya kemoterapi. Sedangkan Miller, (2008), mengungkapkan faktor risiko
terjadinya depresi diantaranya adalah pernah mengalami depresi atau
gangguan pikiran sebelumnya, sulit dalam menerima atau menyesuaikan diri
dengan diagnosa kanker, usia masih muda, memiliki masalah dengan alcohol
dan narkoba, kanker terjadi ketika sedang mengalami kejadian lain yang
menimbulkan stres, tidak mendapatkan dukungan keluarga atau dukungan
sosial, sebelumnya pernah mengalami pengalaman buruk ketika anggota
keluarga yang lain atau teman dekatnya mengidap kanker, tidak memiliki
keyakinan terhadap efektifitas dari perawatan, perubahan fisik atau cacat fisik,
perawatan yang bisa menimbulkan efek samping yang tidak menyenangkan
B. Tujuan
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
1. Struktur
Setiap payudara merupakan elevasi dari jaringan glandular dan adipose
yang tertutup kulit pada dinding anterior dada. Payudara terletak diatas otot
pektoralis mayor dan melekat pada otot tersebut melalui selapis jaringan ikat.
Variasi ukuran payudara bergantung pada variasi jumlah jaringan lemak dan
jaringan ikat dan bukan pada jumlah glandular aktual.
4
a. Jaringan glandular terdiri dari 15 sampai 20 lobus mayor, setiap lobus dialiri
duktus laktiferusnya sendiri yang membesar menjadi sinus lakteferus
(ampula).
b. Lobus-lobus dikelilingi jaringan adipose dan dipisahkan oleh ligamen
suspensorium cooper (berkas jaringan ikat fibrosa).
c. Lobus mayor bersubdivisi menjadi 20 sampai 40 lobulus, setiap lobulus
kemudian bercabang menjadi duktus-duktus kecil yang berakhir di alveoli
sekretori.
d. Puting memiliki kulit berpigmen dan berkerut membentang keluar sekitar 1
cm sampai 2 cm untuk membentuk aerola.
Sebagian besar benjolan yang dapat dilihat bukanlah kanker dan disebut
sebagai tumor jinak. Akan tetapi, jika Anda merasakan benjolan dan tidak hilang
5
setelah periode berikutnya atau mengalami gejala mencurigakan lainnya,
segeralah untuk menghubungi dokter. Mereka dapat memeriksanya dan Anda
akan mendapatkan ketenangan pikiran ketika dokter merencanakan perawatan,
jika Anda membutuhkannya.
– Lobulus: kantung kecil yang membuat ASI dan disebut karsinoma lobular
Tumor kanker disebut sebagai tumor ganas. Jaringan ini tumbuh di luar
kendali dan dapat menyerang jaringan di dekatnya dan memiliki potensi untuk
bermetastasis atau menyebar. Setelah jenis tumor ini tumbuh dengan ukuran
tertentu, akan lebih mungkin tumor ini dapat menyebar ke bagian tubuh yang lain.
Proses penyebarannya dapat melalui aliran darah dan sistem limfatik. Berbagai
jenis kanker payudara tumbuh dan menyebar dengan kecepatan yang berbebeda.
Ada yang mebutuhkan waktu hingga bertahun – tahun dan ada yang dapat
bertumbuh dengan cepat. Itulah mengapa akan lebih baik untuk memeriksanya
jika Anda merada ada yang salah.
– Benjolan atau penebalan di atau dekat payudara atau di ketiak yang bertahan
melalui siklus menstruasi.
6
– Perubahan dalam rasa atau penampilan kulit pada payudara atau puting
(berlesung pipit, mengerut, bersisik, atau meradang).
7
C. Etiologi
Factor resiko terjadi kanker payudara:
1. Riwayat pribadi tentang kanker payudara
2. Anak perempuan atau saudara perempuan (hubungan keluarga langsung)
dari wanita dengan kanker payudara
3. Menarke dini
4. Nulipara dan usia maternal lanjut saat kelahiran anak pertama
5. Menopous pada usia lanjut
6. Riwayat penyakit payudara jinak
7. Pemajanan terhadap radiasi ionisasi setelah masa pubertas dan sebelum usia
30 tahun beresiko hamper 2 kali lipat
8. Obesitas-resiko terendah diantara wanita pascamenopouse
9. Kontrasepsi oral
10. Terapi pergantian hormone
11. Masukan alcohol
D. Manifestasi klinik
Tanda carsinoma Kanker payudara kini mempunyai ciri fisik yang khas,
mirip pada tumor jinak, massa lunak, batas tegas, mobile, bentuk bulat dan
elips, Gejala carsinoma Kadang tak nyeri, kadang nyeri, adanya keluaran dari
puting susu, puting eritema, mengeras, asimetik, inversi, gejala lain nyeri
tulang, berat badan turun dapat sebagai petunjuk adanya metastase. (Price dan
Sylvia, 2006)
8
E. Pathway
nyeri
Resiko Infeksi
Gangguan citra
tubuh
ulkus
Ekspansi paru
menurun
Kerusakan integritas
Ketidakefektifan
kulit/ jaringan
pola nafas
9
F. Komplikasi
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium meliputi:
2. Mammagrafi
10
3. Ultrasonografi
4. Thermography
Mengukur dan mencatat emisi panas yang berasal; dari mammae atau
mengidentifikasi pertumbuhan cepat tumor sebagai titik panas karena
peningkatan suplay darah dan penyesuaian suhu kulit yang lebih tinggi.
11
5. Xerodiography
6. Biopsi
12
7. CT. Scan
8. Pemeriksaan hematologi
Yaitu dengan cara isolasi dan menentukan sel-sel tumor pada peredaran
darah dengan sendimental dan sentrifugis darah
H. Penatalaksanaan Medis
1. Pembedahan
13
b. Mastectomy total
Semua jaringan payudara termasuk puting dan areola dan lapisan otot
pectoralis mayor diangkat. Nodus axila tidak disayat dan lapisan otot
dinding dada tidak diangkat.
c. Lumpectomy/tumor
e. Ouadranectomy.
Pengangkatan dan payudara dengan kulit yang ada dan lapisan otot
pectoralis mayor.
2. Radiotherapy
3. Chemotherapy
4. Manipulasi hormonal.
14
Biasanya dengan obat golongan tamoxifen untuk kanker yang sudah
bermetastase. Dapat juga dengan dilakukan bilateral oophorectomy. Dapat
juga digabung dengan therapi endokrin lainnya.
Aku memohon kepada Allah yang Maha Mulia Tuhan ‘Arasy yang agung
untuk menyembuhkan orang-orang penderita kanker, memberi kebugaran kepada
mereka, menghilangkan penyakitnya, duhai Tuhan semesta alam
Secara umum kita boleh berdoa dengan salah satu contoh doa di bawah ini :
Duhai Tuhanku, pada saat ini, turunkanlah penawar bagi setiap orang yang
sakit, jalan keluar bagi yang sedang bingung, rzki-Mu bagi yang sedang
membutuhkan, dan keamaman-Mu bagi kami, negeri kami, dan negeri-negeri
kaum muslimin.
Doa ini bisa dibaca oleh si penderita kanker setiap saat ia merasakan sakit.
Bisa juga dibaca setelah selesai solat lima waktu dan bisa dibaca juga ketika
hendak tidur dan saat bangun tidur. Dibaca minimal 7 kali untuk kedua doa
15
tersebut diatas. Ketika membaca Doa Penyembuh Penyakit Kanker ini hendaknya
diserta rasa optimis untuk sembuh dan berbaik sangkalah pada Allah
(Khusnudzon).
Doa Penyembuh Penyakit Kanker ini juga bisa dibaca oleh keluarga si sakit.
Dibaca setiap saat atau dibaca setelah solat fardhu.
a. Pengkajian
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
2. Biasanya klien masuk ke rumah sakit karena merasakan adanya benjolan yang
menekan payudara, adanya ulkus, kulit berwarna merah dan mengeras, bengkak
dan nyeri.
7. Pemeriksaan Fisik
16
a. Kepala : normal, kepala tegak lurus, tulang kepala umumnya bulat dengan
tonjolan frontal di bagian anterior dan oksipital dibagian posterior.
c. Mata : biasanya tidak ada gangguan bentuk dan fungsi mata. Mata anemis,
tidak ikterik, tidak ada nyeri tekan.
d. Telinga : normalnya bentuk dan posisi simetris. Tidak ada tanda-tanda infeksi
dan tidak ada gangguan fungsi pendengaran.
e. Hidung : bentuk dan fungsi normal, tidak ada infeksi dan nyeri tekan.
h. Dada : adanya kelainan kulit berupa peau d’orange, dumpling, ulserasi atau
tanda-tanda radang.
b. Nutrisi – Metabolik
Kebiasaan diet buruk, biasanya klien akan mengalami anoreksia, muntah dan
terjadi penurunan berat badan, klien juga ada riwayat mengkonsumsi makanan
mengandung MSG.
c. Eliminasi
Biasanya terjadi perubahan pola eliminasi, klien akan mengalami melena, nyeri
saat defekasi, distensi abdomen dan konstipasi.
17
Anoreksia dan muntah dapat membuat pola aktivitas dan lathan klien terganggu
karena terjadi kelemahan dan nyeri.
Biasanya klien akan mengalami pusing pasca bedah sehingga kemungkinan ada
komplikasi pada kognitif, sensorik maupun motorik.
Payudara merupakan alat vital bagi wanita. Kelainan atau kehilangan akibat
operasi akan membuat klien tidak percaya diri, malu, dan kehilangan haknya
sebagai wanita normal.
Biasanya pada sebagian besar klien akan mengalami gangguan dalam melakukan
perannya dalam berinteraksi social.
Biasanya aka nada gangguan seksualitas klien dan perubahan pada tingkat
kepuasan.
Biasanya klien akan mengalami stress yang berlebihan, denial dan keputus asaan.
18
b. Diagnosa
19
20
No Diagnosa Tujuan Intervensi
1 Nyeri Akut b/d Setelah dilakukan Manajemen nyeri :
agen injuri fisik askep …. Kaji nyeri secara komprehensif
jamtingkat termasuk lokasi, karakteristik,
kenyamanan klien durasi, frekuensi, kualitas dan
meningkat, nyeri faktor presipitasi.
terkontrol dengan Observasi reaksi nonverbal dari
KH: ketidak nyamanan.
klien melaporkan Gunakan teknik komunikasi
nyeri berkurang, terapeutik untuk mengetahui
skala nyeri 2-3 pengalaman nyeri klien
Ekspresi wajah sebelumnya.
tenang & dapat Berikan lingkungan yang tenang
istirahat, tidur. Ajarkan teknik non farmakologis
v/s dbn (TD 120/80 (relaksasi, distraksi dll) untuk
mmHg, N: 60-100 mengetasi nyeri.
x/mnt, RR: 16- Berikan analgetik untuk
20x/mnt). mengurangi nyeri.
Evaluasi tindakan pengurang
nyeri/kontrol nyeri.
Monitor penerimaan klien tentang
manajemen nyeri.
Administrasi analgetik :.
Cek program pemberian
analogetik; jenis, dosis, dan
frekuensi.
Cek riwayat alergi.
Monitor V/S
Berikan analgetik tepat waktu
terutama saat nyeri muncul.
Evaluasi efektifitas analgetik, tanda
dan gejala efek samping.
21
sesudah tindakan keperawatan.
Gunakan baju dan sarung tangan
sebagai alat pelindung.
Pertahankan lingkungan yang
aseptik selama pemasangan alat.
Lakukan perawatan luka dan
dresing infus,DC setiap hari.
Tingkatkan intake nutrisi. Dan
cairan yang adekuat
berikan antibiotik sesuai program.
22
Lakukan perawatan luka dengan
hati-hati dengan menekan daerah
luka dengan kassa steril dan
tutuplah dengan tehnik aseptic
basah-basah / kering-kering sesuai
indikasi
Pantau keadaan umum secara klinis
23
Gali sumber-sumber atau dukungan
yang ada
Anjurkan klien untuk melaporkan
tanda dan gejala yang muncul pada
petugas kesehatan
6 Ketidakseimbangan Setelah dilakukan Manajemen Nutrisi
nutrisi kurang dari asuhan keperawatan Kaji adanya alergi makanan.
kebutuhan tubuh … jam klien Kaji makanan yang disukai oleh
b.d faktor menunjukan status klien.
psikologis nutrisi adekuat Kolaborasi team gizi untuk
dengan KH: penyediaan nutrisi TKTP
BB stabil Anjurkan klien untuk meningkatkan
tingkat energi asupan nutrisi TKTP dan banyak
adekuat mengandung vitamin C
masukan nutrisi Yakinkan diet yang dikonsumsi
adekuat mengandung cukup serat untuk
mencegah konstipasi.
Monitor jumlah nutrisi dan
kandungan kalori.
Berikan informasi tentang
kebutuhan nutrisi.
Monitor Nutrisi
Monitor BB jika memungkinkan
Monitor respon klien terhadap
situasi yang mengharuskan klien
makan.
Jadwalkan pengobatan dan tindakan
tidak bersamaan dengan waktu klien
makan.
Monitor adanya mual muntah.
Kolaborasi untuk pemberian terapi
sesuai order
Monitor adanya gangguan dalam
input makanan misalnya
perdarahan, bengkak dsb.
Monitor intake nutrisi dan kalori.
Monitor kadar energi, kelemahan
dan kelelahan.
24
(adl) dengan kritria : hygiene, berpakaian, toileting dan
kebutuhan klien makan, berhias
sehari-hari terpenuhi Beri bantuan sampai klien
(makan, berpakaian, mempunyai kemapuan untuk
toileting, berhias, merawat diri
hygiene, oral Bantu klien dalam memenuhi
higiene) kebutuhannya sehari-hari.
klien bersih dan Anjurkan klien untuk melakukan
tidak bau. aktivitas sehari-hari sesuai
kemampuannya
Pertahankan aktivitas perawatan
diri secara rutin
dorong untuk melakukan secara
mandiri tapi beri bantuan ketika
klien tidak mampu melakukannya.
Berikan reinforcement positif atas
usaha yang dilakukan.
K. Pencegahan Penyakit
Pencegahaan Primer
25
b) Pemberian ASI
Memberikan ASI pada anak setelah melahirkan selama mungkin dapat
mengurangi risiko terkena kanker payudara. Hal ini di sebabkan selama
proses menyusui, tubuh akan memproduksi hormon oksitosin yang dapat
mengurangi produksi hormon estrogen. Hormon estrogen memegang
peranan penting dalam perkembangan sel kanker payudara.
26
1 Letakkan bantal di bahu kanan dan letakkan tangan kanan di atas kepala.
Gunakan tangan kiri untuk memeriksa payudara kanan untuk memeriksa
benjolan atau penebalan.
2 Raba payudara dengan gerakan melingkar dari sisi luar payudara ke arah
puting Buat sekurang-kurangnya dua putaran kecil sampai ke puting
payudar.
3 Raba payudara dengan gerakan lurus dari sisi luar ke sisi dalam payudara.
Gunakan jari telunjuk,tengah, dan jari manis untuk merasakan perubahan.
Ulangi gerakan 1, 2, dan 3 untuk payudara kiri.
d) Pemeriksaan Mammograf
Pencegahan Sekunder
27
memperpanjang harapan hidup penderita Pencegahan sekunder dapat
dilakukan dengan beberapa cara yaitu:
a) Pemeriksaan Klinis
Pemeriksaan klinis di mulai dengan mewawancarai penderita kanker
payudara, pemeriksaan klinis payudara, untuk mencari benjolan atau
kelainan lainnya, insfeksi payudara, palpasi, dan pemeriksaan kelenjar
getah bening regional atau aksila. Dilanjutkan dengan pemeriksaan
penunjang dilakukan dengan menggunakan alat-alat tertentu antara lain
dengan termografi, ultrasonografi, scintimammografi, lalu dilanjutkan
dengan pemeriksaan histopatologis untuk mendiagnosis secara pasti
penderita kanker payudara.
Pencegahan Tertier
28
L. Tren Dan Isu .
29
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Dari kesimpulan di atas penulis dapat sedikit memberi saran kepada beberapa
pihak agar kualitas pelayanan kesehatan Indonesia semakin meningkat, diantaranya
sebagai berikut:
a. Keluarga klien
Keluarga klien diharapkan dapat memberikan perawatan dalam memenuhi
kebutuhan sehari-hari anggota keluarga dengan masalah Ca mammae serta mampu
menjaga mulai dari pola makan, sampai pola aktivitas sehingga anggota keluarga lain
terhindar dari penyakit ca mammae.
b. Mahasiswa
Mahasiswa diharapkan mampu menguasai konsep dan memberikan Asuhan
Keperawatan pasien dengan ca mammae.
30
DAFTAR PUSTAKA
Wiley dan Blacwell. 2009. Nursing Diagnoses : Definition & Classification 2009-
2011 NANDA, Singapura : Markono Print Media Pte Ltd
31