Anda di halaman 1dari 14

LaporanKasus

1. IDENTITAS PASIEN
 Nama : Tn. A
 Umur :30 tahun
 JenisKelamin : laki-laki
 Pekerjaan : PLN
 Alamat : Cililitan
 Agama : Islam
 Pendidikan : SMA
 Suku : Jawa

2. PEMERIKSAAN SUBYEKTIF
 Keluhan Utama : tertinggal cotton bud
 Keluhan Tambahan : telinga terasa gatal
 RiwayatPenyakitSekarang:
Pasien datang ke Poli THT RS UKI dengan keluhan tertinggal cotton bud pada
telinga kiri sejak pagi kurang lebih 4 jam SMRS. Pasien sebelumnya merasakan
gatal pada telinga kiri dan kanan . Keluhan ini diakui pasien mengganggu,
makin berat keluhan dirasakan 1 jam yang lalu. Pasien mengaku tidak terlalu
sering membersihkan dengan cotton bud dan hanya dua minggu sekali
membersihkan telinga dengan cotton bud. Keluhan juga disertai rasa gatal pada
telinga kanan dan kiri . demam, pusing disangkal. Pasien sudah coba
mengeluarkan cotton bud tetapi tidak bisa.
 RiwayatPenyakitDahulu: disangkal.
 RiwayatPenyakitKeluarga:
Anggota keluarga lain tidak pernah mengalami keluhan yang sama dengan
pasien. Riwayat alergi disangkal.
 Riwayat Kebiasaan
Merokok

1
3. PEMERIKSAAN OBYEKTIF
Status Generalis
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Nadi : 86 x/menit
Tekanan Darah :-
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,8O C

KepaladanLeher
Kepala :normocephali
Mata : CA -/-, SI -/-
Leher anterior : KGB tidak teraba membesar
Leher posterior : KGB tidak teraba membesar

Status Lokalis
1. Telinga
Dextra Sinistra
Auricula Bentuk (N), Nyeri tekan Bentuk (N), Nyeri tekan
(-) (-)
Preauricula Fistel (-), Abses (-), Fistel (-), Abses (-),
Hiperemis (-),Nyeri tekan Hiperemis (-),Nyeri tekan
(-) Tragus pain (-) (-), Tragus pain (-)
Retroauricula Hiperemis (-), udema (-), Hiperemis (-), udema (-),
Nyeri tekan (-) Nyeri tekan (-)
Mastoid Hiperemis (-), udema (-), Hiperemis (-), udema (-),
Nyeri tekan (-) Nyeri tekan (-)
CAE Hiperemis (-), udema (-), Hiperemis (-), udema (-),
Corpus alineum (-) Corpus alineum (
Discharge (-) +)
Discharge (-)

2
Membrantympani :

Dextra Sinistra
Perforasi (-), MT Intak (-), MT Intak
Reflex cahaya (+) (+)
Warna Putih keabu-abuan Putih keabu-abuan
Bentuk Normal, bulging(-) Normal, bulging(-)

Pemeriksaanrutinkhusus : Tidak dilakukan pemeriksaan.

2. Hidungdan sinus paranasal


a. Hidung
Dextra Sinistra
Hidung Bentuk normal Bentuk normal
Sekret (-) (+)
Mukosa konka media Hiperemis(-), hipertrofi Hiperemis(-),
(-) hipertrofi(-)
Mukosa konka Hiperemis(-), hipertrofi Hiperemis(-),
inferior (-) hipertrofi(-)
Meatus media Hiperemis(-), hipertrofi Hiperemis(-),
(-) hipertrofi(-)
Meatus inferior Hiperemis(-), hipertrofi Hiperemis(-),
(-) hipertrofi(-)
Septum Deviasi (-) Deviasi (-)
Massa (-) (-)
Pemeriksaanrutinkhusus:tidakdilakukanpemeriksaan

b. Sinus Paranasal
Dextra Sinistra
Infraorbita :
Supraorbita :
Glabella : Tidak dilakukan pemeriksaan

3
Diafanoskopi :
Lain-lain :

3. Tenggorok
Faring
 Dinding Faring : normal
 Mukosa :merah muda
 Uvula : Ditengah
 Arkus faring : Simetris (+), hiperemis (-)

Tonsil :
Dextra Sinistra
Ukuran T1 T1
Kripte Tidak Melebar Tidak Melebar
Perlekatan Tidak ada Tidak ada
Sikatrik Tidak ada Tidak ada
Detritus (-) (-)
Pemeriksaanrutinkhusus : Tidak dilakukan

Nasofaring
 Discharge : Tidak dilakukan pemeriksaan
 Mukosa : Tidak dilakukan pemeriksaan
 Adenoid : Tidak hipertrofi
 Massa : (-)

Laringofaring
 Mukosa :
 Massa : Tidak dilakukan pemeriksaan
 Lain-lain

4
Laring
 Epiglotis :
 Plica vocalis :
- Gerakan :
- Posisi : Tidak dilakukan pemeriksaan
- Tumor :
 Massa :

4. RESUME
Pasien datang ke Poli THT RS UKI dengan tertingalnya cotton bud pada telinga kiri
sejak 4 jam SMRS. Pasien mengluh telinga terasa gatal kanan dan kiri. Keluhan ini
diakui pasien mengganggu. Pasien sudah coba mengeluarkan cotton bud sebelum ke
poli THT.Pasien memiliki kebiasaan merokok setiap kali makan. Di keluarga tidak
ada yang menderita seperti ini.Riwayat alergi disangkal.

Status Generalis dalam batas normal

 Status THT

Telinga

Liang telinga lapang/lapang,corpus alienum -/+ hiperemis -/+

Sekret -/- : Serumen -/+

Membran timpani telinga kanan dan kiri intak. AD: Warna putih keabuan seperti
mutiara dan AS : Warna putih keabuan seperti mutiara, refleks cahaya +/+, perforasi -/-

Tes Rinne : +/+

Tes Webber : tidak ada lateralisasi

Tes Swabach : telinga kiri memendek

 Hidung

 Cavum nasi lapang/lapang

 Mukosa hiperemis -/-

5
 Tenggorok

 Dinding faring bergranul (-)

 Mukosa faring hiperemis (-)

 Tonsil :

 Pembesaran T1-T1

 Kripta tidak melebar

 Detritus (-)

DIAGNOSIS KERJA

 Corpus alienum AS

DIAGNOSIS BANDING

 Otitis Eksterna

Rencana Penatalaksanaan

Ekstraksi corpus alienum

Non Medikamentosa

 Menjaga kebesihan telinga

 Kurangi membersihkan telinga dengan cotton bud

 Apabila telinga sering terasa gatal, bisa menggerakkan tragus

 Kontrol ke dokter jika keluhan masih ada

Prognosis

Ad vitam : dubia ad bonam

Ad functionum : dubia ad bonam

Ad sanationum : dubia ad bonam

6
TINJAUAN PUSTAKA – CORPUS ALIENUM

1. DEFINISI DAN ANATOMI

CORPUS ALIENUM PADA TELINGA

A. Anatomi telinga
Telinga merupakan organ untuk pendengaran dan keseimbangan,
yang terdiri dari telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam. Telinga
luar menangkap gelombang suara yang dirubah menjadi energi mekanis
oleh telinga tengah. Telinga tengah merubah energi mekanis menjadi
gelombang saraf, yang kemudian dihantarkan ke otak.
Telinga dalam juga membantu menjaga keseimbangan tubuh. Telinga luar terdiri
dari daun telinga (pinna atau aurikel) dan saluran telinga (meatus auditorius
eksternus). Telinga luar merupakan tulang rawan (kartilago) yang dilapisi
oleh kulit, daun telinga kaku tetapi juga lentur.
Suara yang ditangkap oleh daun telinga mengalir melalui saluran telinga ke

gendang telinga.Teling tengah terdiri dari gendang telinga (membran timpani) dan

sebuah ruang kecil berisi udara yang memiliki 3 tulang kecil yang

menghubungkan gendang telinga dengan telinga dalam. Ketiga tulang

tersebut adalah:

 Maleus (bentuknya seperti palu, melekat pada gendang telinga)

 Inkus (menghubungkan maleus dan stapes

 Stapes (melekat pada jendela oval di pintu masuk ke telinga dalam)

Getaran dari gendang telinga diperkuat secara mekanik oleh tulang-tulang tersebut

dan dihantarkan ke jendela oval. Telinga tengah juga memiliki 2 otot yang kecil-kecil,

yaitu Otot tensor timpani (melekat pada maleus dan menjaga agar gendang telinga tetap

menempel), Otot stapedius (melekat pada stapes dan menstabilkan hubungan antara

stapedius dengan jendela oval). Jika telinga menerima suara yang keras, maka otot

stapedius akan berkontraksi sehingga rangkaian tulang-tulang semakin kaku dan hanya

sedikit suara yang dihantarkan. Respon ini disebut refleks akustik, yang membantu

7
melindungi telinga dalam yang rapuh dari kerusaka. Tuba eustakius adalah saluran kecil

yang menghubungkan teling tengah dengan hidung bagian belakang, yang memungkinkan

masuknya udara luar ke dalam telinga tengah. Tuba eustakius membuka ketika kita

menelan, sehingga membantu menjaga tekanan udara yang sama pada kedua sisi gendang

telinga, yang penting untuk fungsi pendengaran yang normal dan kenyamanan. Telinga

dalam (labirin) adalah suatu struktur yang kompleks, yang terdiri dari 2 bagian utama, yaitu

Koklea (organ pendengaran), Kanalis semisirkuler (organ keseimbangan). Koklea

merupakan saluran berrongga yang berbentuk seperti rumah siput, terdiri dari cairan kental

dan organ Corti, yang mengandung ribuan sel-sel kecil (sel rambut) yang memiliki rambut

yang mengarah ke dalam cairan tersebut. Getaran suara yang dihantarkan dari tulang

pendengaran di telinga tengah ke jendela oval di telinga dalam menyebabkan bergetarnya

cairan dan sel rambut. Sel rambut yang berbeda memberikan respon terhadap frekuensi

suara yang berbeda dan merubahnya menjadi gelombang saraf. Gelombang saraf ini lalu

berjalan di sepanjang serat- serat saraf pendengaran yang akan membawanya ke otak.

B. Corpus Alienum pada Telinga

1. Pendahuluan

Telinga adalah organ penginderaan dengan fungsi ganda dan kompleks (pendengaran dan

keseimbangan) . Indera pendengaran berperan penting pada partisipasi seseorang dalam

aktivitas kehidupan sehari-hari. Sangat penting untuk perkembangan normal dan

pemeliharaan bicara, dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain melalui bicara

tergantung pada kemampuan mendengar. Benda asing merupakan benda yang berasal dari

luar tubuh atau dari dalam tubuh yang dalam keadaan normal tidak ada. Telinga sering

kemasukan benda asing. Kadang-kadang benda dapat masuk. Bila kemasukan benda asing

di telinga, tentu saja terjadi penurunan pendengaran. Terkadang benda asing dapat masuk

tanpa sengaja ke dalam telinga orang dewasa yang mencoba membersihankan kanalis

eksternus atau mengurangi gatal atau dengan sengaja anak-anak memasukkan benda

tersebut ke dalam telinganya sendiri.Namun, terkadang sering dianggap enteng oleh setiap

8
orang. Pada anak, anak tak melaporkan keluhannya sebelum timbul keluhan nyeri akibat

infeksi di telinga tersebut, lama-lama telinganya berbau. Jika hal ini terjadi, orang tua patut

mencurigainya sebagai akibat kemasukan benda asing. Jangan menanganinya sendiri karena

bisa-bisa benda yang masuk malah melesak ke dalam karena anatomi liang telinga yang

berlekuk. Di telinga banyak terdapat saraf-saraf dan bisa terjadi luka. Benda yang masuk

biasanya hanya bisa dikeluarkan oleh dokter THT dengan menggunakan peralatan dan

keahlian khusus.

2. Etiologi

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan benda asing diliang telinga yaitu :

 Faktor kesengajaan, biasanya terjadi pada anak-anak balita.

 Faktor kecerobohan sering terjadi pada orang dewasa sewaktu menggunakan alat alat

pembersih telinga misalnya kapas, tangkai korek api atau lidi yang tertinggal di dalam

telinga, yang terakhir adalah faktor kebetulan terjadi tanpa sengaja dimana benda asing

masuk kedalam telinga contoh masuknya serangga, kecoa, lalat dan nyamuk. Predileksi

benda asing di dalam telinga Berikut beberapa benda asing yang sering masuk ke telinga:

a. Air : Sering kali saat kita heboh mandi, berenang dan keramas, membuat air

masuk ke dalam telinga. Jika telinga dalam keadaan bersih, air bias keluar dengan

sendirinya. Tetapi jika di dalam telinga kita ada kotoran, air justru bisa membuat benda lain

di sekitarnya menjadi mengembang dan air sendiri menjadi terperangkap di dalamnya.

b. Cotton Bud : Cotton buds tidak di anjurkan secara medis untuk membersihkan telinga.

Selain kapas bisa tertinggal di dalam telinga, bahaya lainnya adalah dapat menusuk selaput

gendang bila tidak hati-hati menggunakannya.

c. Benda-benda kecil : Anak-anak kecil sering tidak sengaja memasukkan sesuatu ke dalam

telinganya. Misalnya, manik-manik mainan.

d. Serangga : Bila telinga sampai kemasukan semut, berarti ada yang salah dengan bagian

dalam telinga. Pada prinsipnya, telinga punya mekanisme sendiri yang dapat menghambat

binatang seperti semut untuk tidak masuk ke dalam.

9
3. Manifestasi klinik

Efek dari masuknya benda asing tersebut ke dalam telinga dapat berkisar di tanpa gejala

sampai dengan gejala nyeri berat dan adanya penurunan pendengaran.

 Merasa tidak enak ditelinga Karena benda asing yang masuk pada telinga, tentu saja

membuat telinga merasa tidak enak, dan banyak orang yang malah membersihkan

telinganya, padahal membersihkan akan mendoraong benda asing yang mauk kedalam

menjadi masuk lagi.

 Tersumbat karena terdapat benda asing yang masuk kedalam liang telinga, tentu saja

membuat telinga terasa tersumbat.

 Pendengaran terganggu biasanya dijumpai tuli konduktif namun dapat pula bersifat

campuran. Beratnya ketulian tergantung dari besar dan letak perforasi membran timpani

serta keutuhan dan mobilitas system pengantaran suara ke telinga tengah.

 Rasa nyeri telinga / otalgia/Nyeri dapat berarti adanya ancaman komplikasi akibat

hambatan pengaliran sekret, terpaparnya durameter atau

dinding sinus lateralis, atau ancaman pembentukan abses otak.

Nyeri merupakan tanda berkembang komplikasi telinga akibat benda asing.

 Pada inspeksi telinga akan terdapat benda asing

4. Patofisiologi

Benda asing yang masuk ke telinga biasanya disebabkan oleh beberapa factor antara lain

pada anak – anak yaitu factor kesengajaan dari anak tersebut , factor kecerobohan misalnya

menggunakan alat-alat pembersih telinga pada orang dewasa seperti kapas, korek api

ataupun lidi serta factor kebetulan yang tidak disengaja seperti kemasukan air, serangga

lalat, nyamuk dan lain-lain. Masukknya benda asing ke dalam telinga yaitu ke bagian

kanalis audiotorius eksternus akan menimbulkan perasaaan tersumbat pada telinga,

sehingga klien akan berusaha mengeluarkan benda asing tersebut. Namun, tindakan yang

10
klien lakukan untuk mengeluarkan benda asing tersebut sering kali berakibat semakin

terdorongnya benda asinr ke bagian tulang kanalis eksternus sehingga menyebabkan laserasi

kulit dan melukai membrane timpani. Akibat dari laserasi kulit dan lukanya membrane

timpanai, akan menyebabkan gangguan pendengaran , rasa nyeri telinga/otalgia dan

kemungkinan adanya resiko terjadinyainfeksi

5. Diagnosis

a. Pemeriksaan dengan Otoskopik Caranya :

 Bersihkan serumen

 Lihat kanalis dan membran timpani Interpretasi:

 Warna kemerahan, bau busuk dan bengkak menandakan adanya infeksi

 Warna kebiruan dan kerucut menandakan adanya tumpukan darah dibelakan

gendang.

 Kemungkinan gendang mengalami robekan.

c. Pemeriksaan Ketajaman Pendengaran Test penyaringan sederhana :

 Lepaskan semua alat bantu dengar

 Uji satu telinga secara bergiliran dengan cara tutup salah satu telinga

 Berdirilah dengan jarak 30 cm

 Tarik nafas dan bisikan angka secara acak (tutup mulut)

 Untuk nada frekuensi tinggi: lakukan dgn suara jam Uji Ketajaman Dengan

Garpu Tala

 Uji weber

 Uji Rine

 Uji Swabach

5. Penatalaksanaan

11
Ada benda yang sangat kecil dapat dicoba untuk mengoyangkan secara hati-hati.

Menarik pinna telinga kearah posterior meluruskan liang telinga dan benda asing

dapat keluar dengan goncangan lembut pada telinga. Jika benda asing masuk lebih

dalam maka perlu diangkat oleh dokter yang kompeten. Tidak dianjurkan untuk

mengorek telinga sendiri karena dapat mendorong lebih kedalam dan menyebabkan

ruptur membrane timpani atau dapat melukai liang telinga. Beberapa tehnik di klinik

pada pengeluaran benda asing di telinga :

o Forceps yang sudah dimodifikasi dapat digunakan untuk mengambil benda dengan

bantuan otoskop

o Suction dapat digunakan untuk menghisap benda

o Irigasi liang telinga dengan air hangat dengan pipa kecil dapat membuat benda

benda keluar dari liang telinga dan membersihkan debris.

o Penggunaan alat seperti magnet dapat digunakan untuk benda dari logam

o Sedasi pada anak perlu dilakukan jika tidak dapat mentoleransi rasa sakit dan takut.

o Serangga dalam liang telinga biasanya diberikan lidocain atau minyak, lalu diirigasi

dengan air hangat.

o Setelah benda asing keluar, diberikan antibiotik tetes selama lima hari sampai

seminggu untuk mencegah infeksi dari trauma liang telinga.

6. Pencegahan

Usaha pencegahan

a. Kebiasaan terlalu sering memakai cottonbud untuk membersihkan telinga

sebaiknya dijauhi karena dapat menimbulkan beberapa efek samping: kulit

teling kita yang ditumbuhi bulu-bulu halus yang berguna untuk membuat

gerakan menyapu kotoran di telinga kita akan rusak, sehingga mekanisme

pembersihan alami ini akan hilang. Jika kulit kita lecet dapat terjadi infeksi

telinga luar yang sangat tidak nyaman dan kemungkinan lain bila anda terlalu

12
dalam mendorong Cottonbud, maka dapat melukai atau menembus gendang

telinga.

b. Hindarkan memberi mainan berupa biji-bijian pada anak-anak, dapat tejadi

bahaya di atas atau juga dapat tertelan dan yang fatal dapat menyumbat jalan

nafas

DAFTAR PUSTAKA

13
1. Boies. Penyakit Telinga Luar. Buku Ajar Penyakit Telinga, Hidung, Tenggorokan,

ed 6, Alih Bahasa Dr. Caroline Wijaya, Penerbit Buku Kedokteran, EGC,

Jakarta,1994:

2. Aboet. Benda Asing di Telinga. FKUSU. Medan. 2009

Web:ocw.usu.ac.id/crouse/download/1110000121-special-sense

system/s1155_bendaasingtelinga.pdf

3. Efianty A, Nurbaiti, Jenny. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok

Kepala dan Leher. Ed 7. Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Jakarta, 2012.

14

Anda mungkin juga menyukai