OSTEOARTHRITIS GENU
Pembimbing :
dr. Achmad Zaki, Sp.OT., M.Epid.
Disusun oleh :
Fheby Syabrina, S. Ked
41171096100038
Penyusun
DAFTAR ISI
1
BAB I
ILUSTRASI KASUS
A. Identitas Pasien
No. Rekam Medik : 145682
Nama : Ny. HP
Alamat : Kedaung, Pamulang, Tangerang Selatan
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 62 tahun
Jumlah anak : 3 orang
Jumlah cucu : 2 laki-laki, 3 perempuan
Agama : Islam
Suku bangsa : Jawa
Pendidikan formal : Tamat SLTP Sederajat
Datang ke KPKM : Diantar keluarga
B. Anamnesis
2
Riwayat Penyakit Dahulu
Tidak ada keluhan serupa sebelumnya. Tidak ada riwayat trauma atau jatuh
sebelumnya. Pasien memiliki riwayat hipertensi sejak 8 tahun yang lalu dan saat
ini rutin minum obat captopril 2 kali sehari. Riwayat sakit diabetes melitus
penyakit jantung, ginjal, dan penyakit liver tidak ada. Pasien menopause pada usia
55 tahun.
Analisis Keuangan
1. Saat ini pasien menerima uang dari anak – anaknya.
2. Pasien merasa kehidupannya sudah cukup terpenuhi.
3. Pasien merupakan Penerima Bantuan Iuran (PBI) BPJS.
Analisis Lingkungan
1. Pasien tinggal di perumahan yang cukup bersih dan tidak terlalu padat
2. Pasien tinggal bersama suami dan anak ketiganya.
3. Rumah pasien terdiri dari satu lantai yang terdiri dari 2 kamar tidur, 1
kamar mandi, 1 dapur dan ruang tamu. Rumah tersebut memiliki ubin
keramik, ventilasi, dan pencahayaan baik. Ukuran jendela cukup sehingga
rumah terang pada siang hari meskipun tanpa lampu. Kamar mandi pasien
memiliki ubin keramik, toilet jongkok dan tidak ada pegangan.
4. Jarak antar kamar tidur dengan kamar mandi tidak terlalu jauh sekitar 1
meter.
3
Denah Rumah
Keterangan:
A : Ruang keluarga
B&E : Kamar tidur
C : Dapur
D : Kamar mandi
F : Teras
Analisis Sistem
Sistem Keluhan
4
C. Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Kepala:
Normocephal, rambut warna keputihan, penyebaran rambut tidak merata, agak
mudah dicabut.
Mata :
Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, pupil bulat isokhor, RCL +/+, RCTL
+/+, diameter 3 mm/ 3 mm
THT :
Telinga : Normotia, deformitas -/-, liang telinga lapang +/+
Hidung : Pernafasan cuping hidung -/-, deviasi septum -/-,Sekret -/-,
Tenggorokan : faring tidak hiperemis, tonsil T1/T1
Gigi dan Mulut :
Oral hygiene baik, gigi bagian depan masih utuh, namun gigi geraham udah
tanggal tidak terpasang gigi palsu.
Leher :
Inspeksi : massa (-), bengkak (-), eritema (-), trakea simetris, pembesaran KGB
tidak tampak.
Palpasi : trakea ditengah, pembesaran tiroid tidak teraba, pembesaran KGB tidak
teraba ,JVP : 5-2 cmH2O
5
Paru :
Inspeksi: bentuk dada normal, pergerakan dada simetris statis & dinamis,
penggunaan otot bantuan nafas (-), pelebaran sela iga (-).
Palpasi : pelebaran sela iga -/-, vokal fremitus sama pada lapang paru dextra &
sinistra, nyeri tekan -/-, ekspansi dada +/+
Perkusi : sonor di semua lapang paru.
Auskultasi : suara nafas vesikuler pada kedua paru, ronkhi -/-, wheezing -/-
Jantung :
Inspeksi : iktus cordis tidak terlihat
Palpasi : iktus cordis teraba di ICS 5 MCL sinistra
Perkusi : batas jantung kanan ICS V PSL dextra, batas jantung kiri ICS V 2 jari
lateral MCL sinistra, dan pinggang jantung normal
Auskultasi: BJ 1-2 normal reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen :
Inspeksi : abdomen datar, simetris, eritema (-), kaput medusa(-), sikatriks (-).
Auskultasi : bising usus (+) normal.
Palpasi : supel, hepar dan limpa tidak teraba, nyeri tekan (-)
Perkusi: timpani, shifting dullness (-)
Ginjal :
CVA (-/-) ballotement (-/-)
Rektum/anus :
Tidak dilakukan pemeriksaan.
Genitalia : Tidak dilakukan pemeriksaan
Ekstremitas : Akral hangat, CRT <3 detik, pulsasi a. radialis dan a.dorsalis
kanan dan kiri pedis teraba kuat, isi cukup, edema pretibia (-/-)
6
Pemeriksaan Muskuloskeletal:
Look Feel Move
Ekstremitas atas Eutrofi Teraba hangat (-), Nyeri gerak (-)
kanan Nyeri tekan (-)
Ekstremitas atas kiri Eutrofi Teraba hangat (-), Nyeri gerak (-)
Nyeri tekan (-)
Ekstremitas bawah Edema (-), Teraba hangat (-), Nyeri gerak (+)
kanan Deformitas (-), Nyeri tekan (+) di sendi genu,
Hiperemis (-) medial genu, keterbatasan
Krepitasi (-) gerak (-)
Ekstremitas bawah Edema (-), Teraba hangat (-), Nyeri gerak (-)
kiri Deformitas (-), Nyeri tekan (-)
Hiperemis (-)
7
D. Comprehensive Geriatric Assesment
1. GDS (GERIATRIC DEPRESSION SCALE)
14.
Apakah anda merasa bahwa keadaan anda tidak ada Tidak 0
harapan?
15. Apakah anda pikir bahwa orang lain lebih baik Tidak 0
keadaannya dari anda?
TOTAL 4
<5: Normal, 5-8: Depresi ringan, 9-11: Depresi sedang, >11: Depresi
berat
8
2. AMT (ABREVIATED MENTAL TEST)
Skor AMT 8
0-3: Gangguan ingatan berat
4-7: Gangguan ingatan sedang
8-10: Normal
9
3. MINI MENTAL STATE EXAMINATION (MMSE)
10
4. ACTIVITIES OF DAILY LIVING BARTHEL INDEX (ADL)
Memakai baju 2 2
Naik turun tangga 2 1
Mandi 1 1
Hasil 20 19
20 : mandiri 5-8 : ketergantungan berat
12-19 : ketergantungan ringan 0-4 : ketergantungan total
9-11 : ketergantungan sedang
11
2 = bisa keluar rumah
12
Analisis Gizi
Analisis Gizi
• BB ideal = 90% x (155-100)x 1 kg = 49,5 kg
• IMT = 65 : 1,552 = 27,1 (Overweight)
• Kebutuhan kalori basal = 25 kal x 49,5 kg = 1237 kal
• Kebutuhan aktivitas (+10%) = 10% x 1237 = 123 kal
• Kebutuhan usia (-20%) = 20% x 1237 = 247 kal
Total kebutuhan kalori/hari = 1237+ 123– 247 = 1113 kal
Distribusi makanan
• Karbohidrat 60% = 60% x 1782 = 1069,2 kal= 267,3 ≈ 267,3 gr
(1069,2 kal : 4gr/kal karbohidrat)
• Protein 20% =20% x 1782= 356,4 kal = 89,1 ≈ 89 gr (356,4 kal: 4
gr/kal protein)
• Lemak 20%= 20% x 1782= 356,4 kal= 39,6 ≈ 40 gr (356,4 kal:
9gr/kal lemak)
D. Resume
Pasien wanita usia 62 tahun datang dengan keluhan nyeri lutut kanan bagian
dalam yang makin berat sejak 1 tahun yang lalu. Skala nyeri yang dirasakan VAS
3-4. Nyeri tidak mengganggu aktivitas sehari-hari namun pasien merasa tidak
nyaman. Nyeri dirasakan terus-menerus, nyeri terutama dirasakan saat beraktivitas
dan pada saat perubahan posisi. Nyeri memberat setelah beraktivitas dan berkurang
setelah istirahat. Riwayat terjatuh atau trauma sebelumnya tidak ada. Pasien
memiliki riwayat hipertensi sejak 8 tahun yang lalu dan rutin minum obat
antihipertensi yaitu captopril dua kali sehari. Pasien sudah menopause sejak usia 48
tahun.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan IMT pasien 27,1kg/m2 yang artinya
overweight, tekanan darah pasien didapatkan 130/80 mmHg, dan status lokalis genu
dextra didapatkan nyeri tekan pada medial genu dextra dan terdapat nyeri pada saat
menggerakkan lutut kanan.
13
E. Daftar Masalah
1. Osteoarthritis Genu Dextra
2. Hipertensi esensial terkontrol
3. Ketergantungan Ringan
F. Diagnosis
Diagnosis Medik
1. Osteoarthritis Genu Dextra
2. Hipertensi esensial terkontrol
Diagnosis Fungsional
1. Impairment : Sel-sel neuron, sendi genu, vaskuler
2. Dissability : Gangguan muskuloskeletal, gangguan kardiovaskular
3. Handicap : tidak ada
Sindrom Geriatri
1. Risiko Instabilitas
G. Anjuran Pemeriksaan
Foto polos genu destra AP & Lateral
Laboratorium: asam urat darah
H. Tatalaksana
Non Medikamentosa
1. Edukasi pasien mengenai penyakit yang dialami
2. Edukasi faktor risiko jatuh pada pasien
3. Edukasi untuk menurunkan berat badan dengan target BMI
normoweight
4. Terapi fisik meliputi latihan penguatan otot-otot quadriceps femoris,
contohnya jalan di air dengan kedalaman setinggi perut
Medikamentosa
1. Natrium diklofenak 2 x 25 mg sehari, diminum setelah makan
2. Omeprazol tablet 2 x 20 mg/hari
3. Captopril 2 x 25 mg sehari
14
I. Prognosis
Ad vitam : Bonam
Ad Functionam : Dubia ad malam
Ad Sanationam : Dubia ad malam
15
BAB II
PENGKAJIAN MASALAH
Pemeriksaan Fisik
Status Lokalis Genu
16
Anamnesis
1. Pasien memiliki riwayat hipertensi sejak 8 tahun yang lalu dan rutin
minum obat antihipertensi yaitu captopril dua kali sehari.
2. Ayah pasien memiliki riwayat hipertensi
Pemeriksaan Fisik
Tanda Vital:
Tekanan darah: 130/80 mmHg
Tatalaksana
Non Medikamentosa
1. Edukasi untuk diet sehat (DASH diet), komposisi dan jumlah asupan
sesuai kebutuhan kalori untuk mencapai berat badan ideal
(mengandung sedikit lemak jenuh dan tinggi serat larut)
2. Edukasi untuk latihan jasmani minimal tiga kali seminggu selama
minimal 30 menit perkali
3. Edukasi mengenai farmakoterapi yang diberikan serta target terapi
yang harus dicapai
Medikamentosa
1. Captopril 2 x 25 mg sehari
BAB III
17
TINJAUAN PUSTAKA
Sendi lutut tersusun dari pertemuan empat tulang yaitu os femur, os patella,
os tibia dan os fibula. Selain itu, sendi lutut mempunyai beberapa sendi yang
terbentuk dari tulang yang berhubungan, yaitu antar tulang femur dan patella
disebut articulatio patella femoral, antara tulang tibia dengan tulang femur disebut
articulatio tibio femoral dan antara tulang tibia dengan tulang fibula proksimal
disebut articulatio tibio fibular proksimal. Persendian pada sendi lutut termasuk
dalam jenis sendi synovial. Permukaan tulang pada synovial joint ini ditutupi oleh
lapisan kartilago hialin sebagai bantalan pada persambungan tulang. Pada daerah
ini terdapat rongga yang dikelilingi oleh kapsul sendi. Kapsul sendi terdiri dari 2
lapisan yaitu Kapsula Fibrosa yang terdiri dari jaringan ikat dan membrane
synovial. Membran ini menghasilkan cairan synovial yang mengandung
hyaluronic acid untuk melumaskan permukaan sendi sehingga mudah digerakkan.
18
3.2 Osteoarthritis
A. Definisi
Osteoarthritis (OA, dikenal juga sebagai arthritis degeneratif, penyakit
degeneratif sendi) merupakan penyakit sendi degeneratif yang mengenai sendi-
sendi penumpu berat badan dengan gambaran patologis yang berupa kerusakan
kartilago sendi, dimana terjadi proses degradasi interaktif sendi yang kompleks,
terdiri dari proses perbaikan pada kartilago, tulang dan sinovium diikuti komponen
sekunder proses inflamasi.1,2
B. Epidemiologi
C. Faktor Risiko
1. Individu
a. Umur dan gender
Umur merupakan faktor risiko paling kuat.
lemak dapat juga ditemukan di belakang patella di area sendi lutut, biasa
disebut infrapatellar fat pad, jaringan lemak ini dapat menghasilkan
adipokin, yaitu sitokin yang dihasilkan sel lemak, seperti leptin,
adiponektin, resistin, dan visfatin. Adipokin ini dapat mengalami
5
disregulasi yang dapat mensekresikan faktor–faktor proinflamasi.
5
c. Genetik
Faktor genetik sangat mempengaruhi terjadinya OA pada lutut.
8
Selain itu, juga mempengaruhi sensitivitas terhadap nyeri OA.
2. Sendi
a. Aktivitas fisik
Gerakan sendi berulang dapat menjadi predisposisi OA;
namun gerakan sendi lutut dan otot di sekitar lutut yang tepat dapat
20
menyerap energi dan tekanan pada sendi lutut. Otot ini berperan penting
dalam proses berjalan, berdiri, dan menaiki tangga. Penderita OA lutut
akan mengurangi gerakan pada lutut untuk mengurangi rasa nyeri,
3
menyebabkan otot- otot quadriceps mengalami kelemahan dan atrofi.
c. Keselarasan Lutut
Lutut yang tidak selaras akan menyebabkan kelainan gait dan berisiko OA
lutut di masa mendatang. Bentuk varus pada lutut dapat menyebabkan
kerusakan kartilago sendi dan berujung pada penyempitan celah sendi jika
5
tidak ditangani dengan tepat.
D. Patofisiologi
21
E. Diagnosis
Pada OA lutut dan OA lain, pasien biasanya datang dengan keluhan nyeri
sendi. Dokter wajib menyingkirkan diagnosis lain dengan gejala serupa seperti
gouty arthritis, septic arthritis, rheumatoid arthritis, dan Paget disease.
Diagnosis OA lutut dapat ditegakkan dengan temuan klinis saja atau dengan
kombinasi temuan klinis dan radiologi. Menurut The European League Against
Rheumatism, diagnosis OA memerlukan tiga gejala dan tiga tanda. Tiga gejala
terdiri dari nyeri persisten, kekakuan sendi di pagi hari, dan menurunnya fungsi
sendi, sedangkan tiga tanda adalah krepitasi, range of motion berkurang, dan
pembesaran tulang. Makin banyak gejala dan tanda, makin besar kemungkinan OA.
Jika semua tanda dan gejala terpenuhi, kemungkinan menemukan OA pada
7
radiografi adalah 99%.
Kriteria diagnosis yang dikembangkan oleh American College of
Rheumatology antara lain: Klinis: Nyeri lutut hampir tiap hari pada bulan
sebelumnya, ditambah minimal 3 dari berikut ini: 1) Krepitasi pada gerakan sendi
aktif, 2) Kaku di pagi hari dengan durasi kurang dari 30 menit, 3) Usia >50 tahun,
4) Pembesaran tulang lutut saat pemeriksaan, 5) Nyeri tekan pada lutut saat
pemeriksaan, dan 6) Tidak teraba hangat
Klinis ditambah radiografi: Nyeri lutut hampir tiap hari pada bulan
sebelumnya, ditambah bukti radiografi adanya osteofit pada tepi sendi ditambah 1
gejala berikut ini: krepitasi pada gerakan aktif, kaku di pagi hari dengan durasi
kurang dari 30 menit, dan usia > 50 tahun
Klinis ditambah laboratorium: Nyeri lutut hampir tiap hari pada bulan
sebelumnya, ditambah minimal 5 hal berikut ini: krepitasi pada gerakan aktif, kaku
di pagi hari dengan durasi kurang dari 30 menit, usia >50 tahun, nyeri tekan tulang
saat pemeriksaan, pembesaran tulang, tidak teraba hangat, LED <40 mm/jam,
Rheumatoid factor < 1:40, dan cairan sinovial sesuai tanda OA.
22
Berdasarkan gambaran radiologi, OA lutut dapat diklasifikasikan dalam
1,10
lima grade menurut Kellgren – Lawrence, yaitu:
F. Diagnosis Banding
1. Gout arthritis
Pada arthritis gout biasanya bersifat poli-artritis kronik disertai dengan
benjolan berupa tofus dan pada pemeriksaan radiologis terlihat adanya
destruksi tulang peri- artikuler.
2. Bursitis
3. Artritis rheumatoid
Pada arthritis rheumatoid kelainan terutama pada bagian distal
interfalangeal dan metakarpofalangeal.
4. Nekrosis avaskuler
23
Baik yang bersifat idiopatik ataupun sekunder oleh karena sebab lain misalnya
pasca trauma atau obat-obatan.
5. Artritis psoriatic
Mengenai bagian distal jari tangan berupa arthritis erosif yang
menyababkan destruksi tanpa adanya osteofit.
G. Tatalaksana
24
Gambar 3.3 Algoritma untuk tatalaksana osteoartritis pada lutut menurut
12
American Academy of Family Physician
1. Tatalaksana Non-farmakologi
25
Dapat digunakan untuk memperbaiki gait dan membantu meringankan beban
lutut sehingga mengurangi nyeri. Namun brace dan orthosis tidak dapat
7
menggantikan fungsi latihan fisik. Jenis yang sering digunakan adalah
valgus brace dan lateral wedge insoles. Penggunaan valgus knee brace dan
lateral wedge insoles sama-sama dapat mengurangi nyeri dan memperbaiki
gambaran radiologis pada pasien OA, di mana valgus knee brace hasilnya
lebih baik. Pada 2013, AAOS tidak lagi menyarankan penggunaan lateral
wedge insoles dengan kekuatan rekomendasi moderate, sedangkan
14
rekomendasi penggunaan valgus brace bersifat inconclusive.
d. Elektroterapi
e. Pembedahan
Tindakan pembedahan dapat dipertimbangkan jika pasien tidak membaik
dengan tatalaksana konservatif dan modalitas nonfarmakologi. Pertimbangan
kualitas hidup pasien yang makin menurun juga dapat menjadi indikasi.
Pilihan operasi pada OA lutut meliputi artroskopi, perbaikan kartilago, dan
7
artroplasti.
2. Tatalaksana Farmakologi
26
analgesik berbagai jenis seperti obat anti-inflamasi non-steroid (OAINS), opiat, dan
analgesik lain non-opiat. OAINS menghambat biosintesis prostaglandin yang
terbentuk saat proses radang. Biosintesis prostaglandin dibantu oleh enzim
siklooksigenase, yaitu siklooksigenase-I (COX-1) dan siklooksigenase-II (COX-
II). Dosis terapeutik OAINS mengurangi biosintesis prostaglandin dengan
menghambat kerja enzim siklooksigenase. Terapi OAINS terdiri dari penghambat
COX nonspesifik dan penghambat COX-II spesifik. Contoh penghambat COX
nonspesifik adalah ibuprofen, diklofenak, meloxicam, dan aspirin, serta
10
penghambat COX-II selektif contohnya celecoxib.
27
12
tersebut tidak memiliki efek signifikan dibandingkan plasebo.
a. Injeksi Intraartikular
Terapi ini sudah lama digunakan sebagai salah satu pilihan untuk meredakan nyeri
19
dan memperbaiki fungsi sendi dalam jangka pendek. AAOS memberikan
rekomendasi inkonklusif untuk terapi ini, artinya masih kurang bukti jelas yang
4
menyebabkan keraguan antara keuntungan dan kerugiannya.
28
growth factors (GF) dan molekul bioaktif. Dengan demikian, platelet secara aktif
berpartisipasi dalam proses penyembuhan dengan memberikan spektrum GF yang
luas ke lokasi cedera dan merangsang kondrogenesis, bone remodelling, proliferasi,
19,22
angiogenesis, dan antiinflamasi. AAOS pada tahun 2013 memberikan
4,12
rekomendasi inconclusive untuk PRP dan/atau GF karena kurangnya bukti.
DAFTAR PUSTAKA
29
pain, and function in patients with knee osteoarthritis: A randomized controlled
study. J Phys Ther Sci. 2014;26:745-8.
12. Jones B, Covey C, Sineath MJ. Nonsurgical management of knee pain in adults.
Am Fam Physician 2015;92(10):875-83.
13. Rahmann AE. Exercise for people with hip or knee osteoarthritis: A comparison
of land-based and aquatic interventions. Open Access J Sport Med. 2010;1:123-
35.
14. Sattari S, Ashraf A. Comparison the effect of 3 point valgus stress knee support
and lateral wedge insoles in medial compartment knee osteoarthritis. Iran Red
Crescent Med J. 2011;13(9):624-8.
15. Chen W, Hsu W, Lin Y, Hsieh LF. Comparison of intra-articular hyaluronic acid
injection with transcutaneous electiric nerve stimulation for the management of
knee
osteoarthritis: A randomized controlled trial. Arch Phys Med Rehabil.
Arch Phys Med Rehabil. 2013;94(8):1482-9.
16. Imoto A, Peccin S, da Silva K, Teixeria L, Abrahao M, Trevisani V. Effects of
neuromuscular electrical stimulation combined with exercise versus anexercise
program on the pain and the function in patients with knee osteoarthritis: A
randomized controlled trial. Biomed Res Int. 2013;2013:272018.
17. Verkleij S, Luijsterburg P, Willemsen S, Koes B, Bohnen A, Bierma-Zeinstra S.
Effectiveness of diclofenac versus paracetamol in knee osteoarthritis: A
randomised controlled trial in primary care. Br J Gen Pract. 2015;65(637):530
18. Park K, Choi J, Kim W, Min J, Park S, Cho C. The efficacy of
tramadol/acetaminophen combination tablets (Ultracet(R)) asadd-on and
maintenance therapy in knee osteoarthrits pain inadequately controlled by non
steroidal anti inflammatory drug (NSAID). Clin Rheumatol. 2012;31(2):317-23.
19. Ayhan E,Kesmezacar H,Akgun I. Intraarticular injections (corticosteroid,
hyaluronic acid, plateletrich plasma) for the knee osteoarthritis.
WordJOrthop.2014;5(3):351- 61.
20. Orthoinfo. Visco supplementation treatment for knee arthritis [Internet]. 2015
[cited 2018 May 18]. Available from: https://orthoinfo.aaos.org/en/treatment/
viscosupplementation-treatment-for-knee-arthritis/
21. Chao J, Wu C, Sun B, Hose M, Quan A, Hughes T, et al. Inflammatory
characteristics on ultrasound predict poorer longterm response to intraarticular
corticosteroid injections in knee osteoarthritis. J Rheumatol. 2010;37(3):650-5.
22. Vora A, Borg-Stein J, Nguyen R. Regenerative injection therapy for
osteoarthritis: Fundamental concepts and evidence-based review. PMR.
2012;4(5 Suppl):104-9.
23. Sanchez M, Fiz N, Azofra J, Usabiaga J, Recalde E. A randomized clinical trial
30
evaluating plasma rich in growth factors (PRGF-Endoret) versus hyaluronic acid
in short- term treatment of symptomatic knee osteoarthritis. Arthroscopy
2012;28(8):1070-8.
31