Anda di halaman 1dari 16

VOL. 1, NO.

2,
ISSN: 2476-9703
APRIL 2016

Journal homepage: http://ojs.uniska-bjm.ac.id/index.php/muallimuna

Library Research
Pendidikan Anak dalam Perspektif Alquran

INFORMASI ARTIKEL ABSTRAK

Penulis: Indonesia
Abdul Hafiz & Hasni Noor
Pendahuluan: Mencetak generasi rabbani yang unggul
Dosen Prodi Penddikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah Universitas di tengah persaingan global dapat dilakukan dengan
Islam Kalimantan MAB, jalan menyelenggarakan pendidikan yang memberikan
Banjarmasin 70123, Indonesia kesempatan seluas-luasnya kepada anak didik untuk
Email: abdulhafiz_haji@yahoo.com mengaktualisasikan potensi, bakat dan minatnya.
Alquran sebagai sumber ajaran Islam juga banyak
mengungkap konsep pendidikan yang ideal. Dalam
Article history:
tulisan ini akan dikemukakan tentang pendidikan anak
Diterima 10 Maret 2016
Revisi diterima: 18 Maret 2016 dalam persfektif Alquran dengan menggunakan tafsir
Disetujui: 20 Maret 2016 maudhu’i. Metode: Artikel ini menggunakan metode
kajian pustaka (library research). Hasil: Artikel ini
Kata Kunci:
menghasilkan; himpunan teori tentang pendidikan
Pendidikan Anak,
Alquran anak, himpunan ayat-ayat yang berkaitan dengan
Halaman: 112-42 masalah pendidikan anak, makna hubungan dan tafsir
ayat-ayat tentang pendidikan anak.

English
Introduction: To Graduate Rabbani generation that
excels in the midst of global competition that can be
done by delivering education that provides the widest
possible opportunity to the students to grow and
develop in accordance with the potential, talent and
interest. Method: This paper will be presented on
children's education in the perspective of the Qur 'an by
using interpretation from maudhu'i. Result: teory
collection of the child education, to track and gather the
verses relating to the matter that has been set, which is
Al-Makkiyah and Madaniyah, to know the relationship
(munasabah) verses in each surah, to interpretation
about Alquran verses and completes the description
and discussion with the Hadis.

Hosting by www.uniska-bjm.ac.id All rights reserved.


VOL. 1, NO. 2,
ISSN: 2476-9703
APRIL 2016

Journal homepage: http://ojs.uniska-bjm.ac.id/index.php/muallimuna

1. PENDAHULUAN manusia, karena dengan pendidikan dapat

membentuk manusia dewasa dan


Islam sebagai agama yang rahmatan
berpengetahuan, berkepribadian serta
lil alamin sangat memperhatikan
terampil. Melalui pendidikan kita dapat
pemeliharaan hidup dan kehidupan
mengenali ilmu pendidikan sebanyak-
manusia sejak dini. Perhatian itu melebihi
banyaknya sehingga mampu berperan aktif
perhatian apa pun yang ada pada undang-
di tengah-tengah kehidupan masyarakat
undang yang dibuat oleh manusia itu
yang konflik (UU RI, 2003: IV). Menurut Piet
sendiri. Islam sangat memperhatikan anak-
A. Siagian pendidikan adalah usaha sadar
anak pada setiap fase kehidupan mereka.
yang dengan sengaja direncanakan untuk
Bahkan Islam memperbolehkan seorang ibu
mencapai tujuan yang telah
yang hamil membatalkan puasanya, jika itu
ditetapkan.Pendidikan bertujuan untuk
dikhawatirkan dapat membahayakan janin
meningkatkan kualitas sumber daya
atau anaknya yang sedang dikandung atau
pendidikan (Piet A Siagian, 2000: 1).
disusuinya. Semua itu membuktikan bahwa
Pendidikan memegang peranan yang
Islam sangat menghargai keberadaan hidup
sangat penting dalam pembentukan
dan kehidupan manusia semenjak manusia
manusia, karena tujuan yang dicapai oleh
berupa janin sampai manusia menjadi besar
pendidikan tersebut adalah untuk
dan dewasa. Oleh karena itu, pendidikan
terbentuknya kepribadian yang bulat dan
harus diberikan manusia semenjak usia dini.
utuh sebagai manusia individual dan sosial
Karena pendidikan yang dimulai sejak usia
serta hamba Tuhan yang mengabdikan diri
dini mempunyai daya keberhasilan yang
kepada-Nya (Muzayyim Arifin, 1999:11).
tinggi dalam menentukan tumbuh-kembang
Obyek pembahasan dalam tulisan ini
kehidupan anak selanjutnya.
adalah penafsiran ayat-ayat tentang kualitas
Pendidikan adalah masalah yang
pendidikan yang tergelar dalam beberapa
esensial dan penting dalam kehidupan

Hosting by www.uniska-bjm.ac.id All rights reserved.


Pendidikan Anak dalam Perspektif Alquran, Oleh: Abdul Hafiz & Hasni Noor: 112–127 114

surah dan terfokus pada sebuah tema, menurut kronologis masa turunnya, disertai

pendekatan yang digunakan adalah pengetahuan mengenai latar belakang

maudhu’i. Ada 2 macam cara kerja Tafsir turunnya atau sabab al-nuzul.Keempat,

Maudhu’i yakni: Pertama, penafsiran yang mengetahui hubungan (munasabah) ayat-

berdasarkan surat Alquran. Mufassir ayat tersebut dalam masing-masing

membahas mengenai satu surat secara surahnya.Kelima, menyusun tema bahasan

menyeluruh dan utuh dengan menjelaskan dalam kerangka yang pas, utuh, sempurna,

maksudnya yang bersifat umum dan dan sistematis.Keenam, melengkapi uraian

khusus, menjelaskan korelasi antara dan pembahasan dengan hadis bila

berbagai masalah yang dikandungnya, dipandang perlu, sehingga pembahasan

sehingga wajah surat itu mirip seperti semakin sempurna dan jelas.Ketujuh,

bentuk sempurna saling melengkapi (Abdul mempelajari ayat-ayat tersebut secara

Muin Salim, 2005:47). Kedua, menghimpun tematik dan menyeluruh dengan cara

seluruh ayat Alquran yang berbicara tentang menghimpun ayat-ayat yang mengandung

tema yang sama. Kesemuanya diletakkan di pengertian serupa, tanpa perbedaan dan

bawah satu judul, lalu ditafsirkan dengan kontradiksi atau tindakan pemaksaan

metode maudhu’i. terhadap sebagian ayat kepada makna yang

Al-Farmawi mengemukakan tujuh kurang tepat (Abdul Muin Salim, 2005: 47-

langkah yang mesti dilakukan apabila 48).

seseorang ingin menggunakan metode

Maudhu’i. Langkah-langkah dimaksud 2. PENGERTIAN PENDIDIKAN ANAK


dapat disebutkan disini secara ringkas.
Sebelum sampai pada pengertian
Pertama, memilih atau menetapkan masalah
pendidikan anak, maka perlu di awali apa
Alquran yang akan dikaji secara
yang dimaksud dengan pendidikan itu
Maudhu’i.Kedua, melacak dan
sendiri. Terdapat beragam pandangan
menghimpun ayat-ayat yang berkaitan
mengenai pengertian pendidikan.Ahmad D
dengan masalah yang ditetapkan, ayat
Marimba misalnya, mengatakan bahwa
Makkiyah dan Madaniyah.Ketiga,
pendidikan adalah bimbingan atau
menyusun ayat-ayat tersebut secara runtut
115 MUALLIMUNA: Jurnal Madrasah Ibtidaiyah, Volume 1, Nomor 2, April 2016

pimpinan secara sadar oleh si pendidik anak, Tuhfat al-Maudûd bi Ahkâm al-

terhadap perkembangan jasmani dan ruhani Maulûd, mengatakan:

si terdidik menuju terbentuknya kepribadian Anak kecil di masa kanak-kanaknya

yang utama. Berdasarkan rumusannya ini, sangat membutuhkan seseorang yang

Marimba menyebutkan terdapatlima unsur membina dan membentuk akhlaknya,

utama pendidikan, yaitu: pertama, usaha karena ia akan tumbuh dan berkembang

(kegiatan) yang bersifat bimbingan, sesuai dengan apa yang menjadi kebiasaan

pimpinan atau pertolongan yang dilakukan (yang ditanamkan oleh para pendidik). Jika

secara sadar. Kedua, terdapat pendidik, seorang anak selalu dibiasakan dengan sifat

pembimbing atau penolong. Ketiga, ada pemarah dan keras kepala, tidak sabar dan

yang di didik atau si terdidik. Keempat, selalu tergesa-gesa, menurut hawa nafsu,

adanya dasar dan tujuan dalam bimbingan gegabah dan rakus, maka semua sifat itu

tersebut. Kelima, dalam usaha itu ada alat- akan sulit diubah di masa dewasanya. Maka

alat yang dipergunakan. jika seorang anak dibentengi, dijaga dan

1. Karakteristik Pendidikan Anak dilarang melakukan semua bentuk

Dalam pandangan Ibnu Qayyim Al- keburukan tersebut, niscaya ia akan benar-

Jauziyah diantara metode yang paling tepat benar terhindar dari sifat-sifat buruk itu.

dalam mendidik anak usia dini adalah Oleh karena itu, jika ditemukan seorang

melalui pembiasaan dan suri tauladan. dewasa yang berakhlak buruk dan

Orang tua dapat melatih dan membiasakan melakukan penyimpangan, maka dipastikan

anak-anak untuk dapat bangun akhir akibat kesalahan pendidikan di masa

malam, dan melakukan shalat malam. kecilnya dahulu (Qayyim, Ibnu Al-Jauziyah,

Karena dengan pembiasaan tersebut akan 1391:200)

bermanfaat bagi si anak kemudian hari, Anak-anak akan berkembang dan

paling tidak, anak-anak akan menghargai tumbuh paling baik dalam ketertiban dan

bahwa waktu yang baik untuk urusan keteraturan serta jauh dari hal-hal yang

spiritualnya. tidak baik. Mereka akan lebih bahagia kalau

Di antara pandangannya tentang mereka mengetahui apa yang diharapkan,

pendidikan anak, Ibn Qayyim al-Jawziyyah berupa yang baik dan indah, walaupun

dalam kitabnya yang khusus mengenai dalam kenyataannya anak-anak tanpa


Pendidikan Anak dalam Perspektif Alquran, Oleh: Abdul Hafiz & Hasni Noor: 112–127 116

kompromi akan menelan semua yang dilihat perwujudan dari tujuan pendidikan. Tujuan

dan didengarnya sekalipun buruk. Di sinilah pendidikan Islam tidak hanya membentuk

peran orang tua dan pendidik untuk anak yang beriman, berakhlak mulia,

merencanakan dan menciptakan suasana beramal shaleh tetapi juga menjadikan anak

yang kondusif untuk tumbuh kembang tersebut berilmu pengetahuan dan

anak-anak ke arah yang baik. berteknologi, juga berketerampilan dan

Selanjutnya Ibn Qayyim berpengalaman sehingga ia menjadi orang

menegaskan: yang mandiri berguna bagi dirinya, agama,

Bahwa seorang anak hendaknya orang tua serta negaranya (Abuddin Nata,

dijauhkan dari sifat malas, santai dan tidak 2012 : 140).

mempunyai aktifitas positif, tetapi justru Peningkatan potensi spritual

harus dibiasakan bekerja keras, sportif mencakup pengenalan, pemahaman, dan

danmelakukan berbagai kesibukan. Karena penanaman nilai-nilai keagamaan, serta

pada dasarnya orang yang paling bahagia pengamalan nilai-nilai tersebut dalam

adalah mereka yang dapat bekerja dan kehidupan individual ataupun kolektif

melakukan aktifitas-aktifitas positif dan kemasyarakatan. Peningkatan potensi

kontributif, sehingga membiasakan anak spritual tersebut pada akhirnya bertujuan

dengan keseriusan dan kesungguhan belajar pada optimalisasi berbagai potensi yang

dan beraktifitas akan berdampak positif dimiliki manusia yang aktualisasinya

pada pola hidupnya di kemudian hari. mencerminkan harkat dan martabatnya

sebagai makhluk Tuhan.

2. Tujuan Pendidikan Anak Menurut Islam

Pendidikan dalam pandangan Islam 3. Ruang Lingkup Pendidikan Anak

dimaksudkan untuk peningkatan potensi Menurut Islam

spiritual dan membentuk peserta didik agar Adapun Ruang lingkup pendidikan

menjadi manusia yang beriman dan anak menurut secara garis besar dibagi

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan menjadi 5, yaitu:

berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup a. Pendidikan Keimanan

etika, budi pekerti, dan moral sebagai


117 MUALLIMUNA: Jurnal Madrasah Ibtidaiyah, Volume 1, Nomor 2, April 2016

Tujuan pendidikan dalam Islam yang sepuluh tahun, dan pisahkan tempat tidur

paling hakiki adalah mengenalkan peserta mereka.” (HR. Abu Daud).

didik kepada Allah SWT. Mengenalkan

dalam arti memberikan pembelajaran c. Pendidikan Intelektual

tentang keesaan Allah SWT, kewajiban Menurut kamus Psikologi istilah

manusia terhadap Allah dan aspek-aspek intelektual berasal dari kata intelek yaitu

aqidah lainnya. Dalam hal ini dapat dikaji proses kognitif/berpikir, atau kemampuan

dari nasehat Luqman kepada anaknya yang menilai dan mempertimbangkan.

digambarkan Allah dalam firmannya: Pendidikan intelektual ini disesuaikan

“Dan ingatlah ketika Luqman berkata dengan kemampuan berpikir anak. Menurut

kepada anaknya diwaktu ia memberikan Piaget seorang Psikolog yang membahas

pelajaran kepadanya:”hai anakku, janganlah tentang teori perkembangan yang terkenal

kamu mempersekutukan Allah, juga dengan Teori Perkembangan Kognitif

sesengguhnya mempersekutukan Allah mengatakan ada 4 periode dalam

adalah benar-benar kedzaliman yang nyata.” perkembangan kognitif manusia, yaitu:

(Q.S Luqman:13) a) Periode 1, yaitu 0 – 2 tahun (sensori

motorik)

b. Pendidikan Akhlak b) Periode 2, yaitu 2 tahun – 7 tahun

Allah mengutus Nabi Muhammad (berpikir Pra Operasional)

kepada umat manusia adalah untuk c) Periode 3, yaitu 7 tahun- 11 tahun

memperbaiki akhlak manusia. Dalam proses (Berpikir Kongkrit Operasional)

pendidikan terdapat hadits dari Ibnu Abas d) Periode 4, yaitu 11 tahun- Dewasa

bahwa Rasulullah pernah bersabda: “… (Formal Operasional) (Desmita, 2009:

Akrabilah anak-anakmu dan didiklah akhlak 101).

mereka.”, begitu juga Rasulullah saw

bersabda: ”Suruhlah anak-anak kamu d. Pendidikan Fisik

melakukan shalat ketika mereka telah Dengan memenuhi kebutuhan

berumur tujuh tahun dan pukullah mereka makanan yang seimbang, memberi waktu

kalau meninggalkan ketika mereka berumur tidur dan aktivitas yang cukup agar

pertumbuhan fisiknya baik dan mampu


Pendidikan Anak dalam Perspektif Alquran, Oleh: Abdul Hafiz & Hasni Noor: 112–127 118

melakukan aktivitas seperti yang Berkata Ya'qub: "Sesungguhnya

disunahkan Rasulullah: “ Ajarilah anak- kepergian kamu bersama Yusuf Amat

anakmu memanah, berenang dan menyedihkanku dan aku khawatir kalau-

menunggang kuda ” (HR. Thabrani). kalau Dia dimakan serigala, sedang kamu

e. Pendidikan Psikis lengah dari padanya."(Q.S. Yusuf: 13)

Dalam hal ini Allah berfirman: “Dan

janganlah kamu bersifat lemah dan jangan 2. Anak Sebagai Fitnah (Cobaan)

pula berduka cita, padahal kamulah orang- ‫إِﻧﱠﻤَﺂ أ َﻣْ ﻮَ اﻟُ ُﻜ ْﻢ وَ أ َوْ ﻻَدُ ُﻛ ْﻢ ﻓِﺘْﻨَﺔٌ وَ ٱ ﱠ ُ ِﻋ ْﻨﺪَهُ أ َﺟْ ﺮٌ ﻋَﻈِ ﯿ ٌﻢ‬
orang yang paling tinggi derajatnya, jika “Sesungguhnya hartamu dan anak-
kamu benar-benar orang yang beriman.” anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di
(QS. 3:139) sisi Allah-lah pahala yang besar.” (Q.S. At-
Upaya dalam melaksanakan taghabun: 15)
pendidikan psikis terhadap anak antara lain 3. Mendo’akan Anak dengan Keberkahan
:
ً ‫ﺿﯿّﺎ‬
ِ َ‫ﯾَﺮِ ﺛُﻨِﻰ وَ ﯾَﺮِ ثُ ﻣِ ﻦْ آ ِل ﯾَ ْﻌﻘُﻮبَ وَ ٱﺟْ ﻌَ ْﻠﮫُ رَ بّ ِ ر‬
a) Memberikan kebutuhan emosi, dengan
“ Yang akan mewarisi aku dan
cara memberikan kasih sayang,
mewarisi sebahagian keluarga Ya'qub; dan
pengertian, berperilaku santun dan
Jadikanlah ia, Ya Tuhanku, seorang yang
bijak.
diridhai".(Q.S. Maryam: 6)
b) Menumbuhkan rasa percaya diri

c) Memberikan semangat tidak


4. Kebaikan Orang tua Bermanfaat untuk
melemahkan.
Anaknya

Adapun dinding rumah adalah


3. AYAT-AYAT YANG BERHUBUNGAN kepunyaan dua orang anak yatim di kota
DENGAN PENDIDIKAN ANAK
itu, dan di bawahnya ada harta benda
Berikut adalah ayat-ayat tentang
simpanan bagi mereka berdua, sedang
pendidikan anak:
Ayahnya adalah seorang yang saleh, Maka
1. Cinta Orang Tua Pada Anak
Tuhanmu menghendaki agar supaya mereka
ُ‫ﻗَﺎ َل إِﻧِّﻰ ﻟَﯿَﺤْ ﺰُ ﻧُﻨِﻲۤ أ َن ﺗ َ ْﺬ َھﺒُﻮاْ ﺑِ ِﮫ وَ أَﺧَﺎفُ أ َن ﯾَﺄ ْ ُﻛﻠَﮫ‬ sampai kepada kedewasaannya dan
َ‫ﻋ ْﻨﮫُ ﻏَﺎﻓِﻠُﻮن‬ َ ‫ٱﻟ ِﺬّﺋْﺐُ وَ أ َ ْﻧﺘ ُ ْﻢ‬
119 MUALLIMUNA: Jurnal Madrasah Ibtidaiyah, Volume 1, Nomor 2, April 2016

mengeluarkan simpanannya itu, sebagai

rahmat dari Tuhanmu; dan bukanlah aku

melakukannya itu menurut kemauanku 7. Memerintahkan Anak untuk Selalu

sendiri. demikian itu adalah tujuan Berbuat Baik

perbuatan-perbuatan yang kamu tidak Ayat yang berkenanan dengan

dapat sabar terhadapnya". (Q.S. Al-Kahfi: memerintahkan anak untuk selalu berbuat

82) baik sudah penulis sampaikan di Surat

5. Berlaku Adil di antara Anak-anak Luqman ayat 13, 17, 18, dan 19

ُ‫إِ ْذ ﻗَﺎﻟُﻮاْ ﻟَﯿُﻮﺳُﻒُ وَ أَﺧُﻮهُ أَﺣَﺐﱡ إِﻟ َٰﻰ أَﺑِﯿﻨَﺎ ﻣِ ﻨﱠﺎ وَ ﻧَﺤْﻦ‬ 8. Pengajaran Anak

a) Mengajarkan Anak Berdikari


ٍ‫ﺿﻼَ ٍل ﱡﻣﺒِﯿﻦ‬
َ ‫ﺼﺒَﺔٌ إِنﱠ أَﺑَﺎﻧَﺎ ﻟَﻔِﻰ‬
ْ ‫ﻋ‬
ُ
“ (yaitu) ketika mereka berkata: ْ‫ث إِذ‬
ِ ْ‫ﺳﻠَ ْﯿﻤَﺎنَ إِ ْذ ﯾَﺤْ ُﻜﻤَﺎنِ ﻓِﻰ ٱ ْﻟﺤَﺮ‬
ُ َ‫وَ دَاوُ ودَ و‬
"Sesungguhnya Yusuf dan saudara َ‫ﻏﻨَ ُﻢ ٱ ْﻟﻘَﻮْ مِ وَ ُﻛﻨﱠﺎ ِﻟ ُﺤﻜْﻤِ ِﮭ ْﻢ ﺷَﺎ ِھﺪِﯾﻦ‬
َ ‫ﻧَﻔَﺸَﺖْ ﻓِﯿ ِﮫ‬
kandungnya (Bunyamin) lebih dicintai oleh Artinya:“Dan (ingatlah kisah) Daud

ayah kita dari pada kita sendiri, Padahal kita dan Sulaiman, di waktu keduanya

(ini) adalah satu golongan (yang kuat). memberikan keputusan mengenai tanaman,

Sesungguhnya ayah kita adalah dalam karena tanaman itu dirusak oleh kambing-

kekeliruan yang nyata. (Q.S. Yusuf: 8) kambing kepunyaan kaumnya.dan adalah

Kami menyaksikan keputusan yang

6. Nasehat Orang tua untuk Anaknya diberikan oleh mereka itu.” (Q.S. Al-Anbiya:

َ ‫ﻰ إِنﱠ ٱ ﱠ‬
‫وَ وَ ﺻ ٰﱠﻰ ﺑِﮭَﺂ إِﺑْﺮَ اھِﯿ ُﻢ ﺑَﻨِﯿ ِﮫ وَ ﯾَ ْﻌﻘُﻮبُ ﯾَﺎﺑَﻨِ ﱠ‬ 78)

b) Mengajarkan Anak Beribadat


َ‫ﻄﻔ َٰﻰ ﻟَ ُﻜ ُﻢ ٱﻟﺪِّﯾﻦَ ﻓَﻼَ ﺗَﻤُﻮﺗ ُﻦﱠ إَﻻﱠ وَ أ َ ْﻧﺘ ُﻢ ﱡﻣ ْﺴ ِﻠﻤُﻮن‬
َ ‫ﺻ‬
ْ ‫ٱ‬
“ Dan Ibrahim telah Mewasiatkan ‫ﺳﻘْﻔﺎ ً ﻣﱠﺤْ ﻔُﻮظﺎ ً وَ ُھ ْﻢ ﻋَﻦْ آﯾَﺎﺗِﮭَﺎ‬
َ ‫ﺴﻤَﺂ َء‬
‫وَ َﺟﻌَ ْﻠﻨَﺎ ٱﻟ ﱠ‬
Ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian َ‫ُﻣﻌْﺮِ ﺿُﻮن‬
pula Ya'qub. (Ibrahim berkata): "Hai anak- Artinya: “Dan Kami menjadikan

anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih langit itu sebagai atap yang terpelihara ,

agama ini bagimu, Maka janganlah kamu sedang mereka berpaling dari segala tanda-

mati kecuali dalam memeluk agama Islam". tanda (kekuasaan Allah) yang terdapat

(Q.S. Al-Baqarah: 132) padanya.” (Q.S. Al-Anbiya: 32).


Pendidikan Anak dalam Perspektif Alquran, Oleh: Abdul Hafiz & Hasni Noor: 112–127 120

4. STATUS MAKKIYAH DAN 1. Tafsir Ayat


MADANIYAH Rangkaian beberapa ayat di atas

Berikut ini pembagian kelas ayat berbicara tentang nasihat Luqman kepada

berdasarkan surah-surah makkiyah dan putranya yang dimulai dari peringatan

madaniyah : terhadap perbuatan syirik (ayat 13). Imam

A. Makkiyah ash Shobuni menafsirkan lâ tusyrik billâh

1. Surat Yusuf dengan menyatakan:

2. Surat Al-kahfi “Jadilah orang yang berakal; jangan

3. Surat Al-ahqaaf mempersekutukan Allah dengan apa pun,

4. Surat Luqman apakah itu manusia, patung, ataupun anak.”

5. Surat Al-anbiyaa Beliau menafsirkan inna asy-syirka

6. Surat Al-furqan lazhulm[un] ‘azhîm dengan menyatakan,

B. Madaniyah “Perbuatan syirik merupakan sesuatu yang

1. Surat Ali Imran buruk dan tindak kezhaliman yang nyata.

2. Surat Al-anfaal Karena itu, siapa saja yang menyerupakan

3. Surat At-taubah antara khalik dengan makhluk, tanpa ragu-

4. Surat Al-munafiqun ragu, orang tersebut bisa dipastikan masuk

5. Surat At-taghabun ke dalam golongan manusia yang paling

6. Surat Al-baqarah bodoh.Sebab, perbuatan syirik menjauhkan

seseorang dari akal sehat dan hikmah

5. PENAFSIRAN TENTANG AYAT-AYAT sehingga pantas digolongkan ke dalam sifat


PENDIDIKAN ANAK zalim; bahkan pantas disetarakan dengan

Dari sekian banyak ayat yang penulis binatang.”

sajikan, penulis membatasi ayat yang


Sementara itu, Ibn Abbas
ditafsirkan dan dijelaskan, yaitu pada surat
menafsirkan lazhulm (un) ‘azhîm sebagai
Luqman ayat 13-19. Ayat ini dirasa cukup
dosa besar yang kelak akan mendapatkan
untuk mewakili ayat lain untuk memahami
sanksi dari Allah. Dua ayat berikutnya (ayat
penjelasan dan mengambil keputusan terkait
14 dan 15) menjelaskan bahwa manusia
Pendidikan anak.
121 MUALLIMUNA: Jurnal Madrasah Ibtidaiyah, Volume 1, Nomor 2, April 2016

diperintahkan untuk berbuat baik kepada engkau tetap menggauli mereka dengan

kedua orang tuanya sebagai wujud rasa baik serta senantiasa berlaku sopan dan

syukur atas pemeliharaan keduanya, hormat kepada mereka.

terutama ibu. Dia telah mengandungnya Setelah pelaksanaan kewajiban,

sejak janin di dalam kandungan; setiap pengajaran Luqman yang berikutnya berupa

bertambah usia dan besar janin, semakin larangan berakhlak buruk, yakni larangan

bertambah lemahlah dia dan semakin berpaling dari manusia karena sombong dan

bertambah sulit pula (untuk bergerak). menganggap rendah yang lain, serta

Demikian pula ketika melahirkan, seorang larangan berjalan di muka bumi dengan

ibu dengan susah-payah mengeluarkan angkuh.Sebab, Allah tidak menyukai orang-

bayinya dari rahimnya.Setelah itu, ibu orang yang sombong dan membanggakan

menyusui bayinya selama dua tahun. Ibn diri. Tentang sifat sombong yang tercela

Jaza menafsirkan ungkapan hamalathu tersebut, Allah berfirman dalam surat al-

ummuhu wahn (an) ‘alâ wahnin wa fishâluhu fî Isra’ ayat 37:

‘âmayni adalah untuk menjelaskan bahwa "Janganlah engkau berjalan di muka

hak ibu lebih besar daripada bapak. Akan bumi ini dengan sombong, karena

tetapi, rasa syukur kepada Allah harus di sesungguhnya engkau sekali-kali tidak

atas segalanya. Sebab, kepadaNya lah dapat menembus bumi dan tidak akan dapat

tempat kembali seseorang, termasuk kedua sampai setinggi gunung."(Q.S. Al-Isra’: 37)

orangtuanya (juga kembali kepada Allah). Pengajaran selanjutnya adalah

Allah lah yang memberi balasan yang baik perintah berakhlak baik, yakni sederhana

kepada orang yang berbuat baik dan balasan dalam berjalan; tidak terlampau cepat dan

yang buruk kepada orang yang berbuat terburu-buru; tidak juga terlampau lambat

buruk. Karena itu, sekalipun keduanya telah dan bermalas-malasan; kemudian

bersusah-payah memeliharamu, kalau melunakkan suara (bila berbicara), tidak

mereka mengajakmu pada kekufuran dan berteriak-teriak tanpa ada perlu, karena

perbuatan syirik, janganlah kamu seburuk-buruk suara adalah suara kedelai.

mengikutinya, karena tidak ada ketaatan Al-Hasan berkata, “Dulu orang-orang

kepada makhluk dalam bermaksiat kepada musyrik membanggakan dirinya dengan

Allah. Hanya saja, sekalipun demikian, bersuara tinggi.”


Pendidikan Anak dalam Perspektif Alquran, Oleh: Abdul Hafiz & Hasni Noor: 112–127 122

Pelajaran yang bisa diambil dari dan iqamah di telinga kirinya sesaat setelah

rangkaian ayat di atas mencakup dua kelahirannya di dunia ini.

hal.Pertama, pelajaran bagi orangtua dalam Upaya menanamkan kalimat tauhid

mendidik anak-anaknya.Kedua, pelajaran kepada anak dapat ditempuh dengan

kepada seorang anak dalam berbakti kepada berbagai cara dan wasilah. Di antaranya

orangtua. mendengar, mengucapkan, dan

a) Pelajaran bagi orang tua menghapalkan kalimat-kalimat tauhid, ayat-

Pelajaran awal dan dasar yang harus ayat al-Quran, serta al-Hadis yang terkait

ditanamkan oleh orangtua kepada anaknya dengannya; kemudian memahamkan

adalah akidah. Di antaranya, pemahaman maknanya serta menjelaskan berbagai jenis

agar tidak mempersekutukan Allah dengan perbuatan syirik yang pernah dilakukan

apa pun, karena perbuatan syirik manusia, khususnya yang terjadi saat ini;

merupakan sesuatu yang buruk dan selanjutnya menceritakan berbagai azab

merupakan tindak kezaliman yang nyata, yang ditimpakan Allah kepada umat-umat

bahkan termasuk dosa besar yang kelak terdahulu akibat perbuatan syirik mereka.

pelakunya akan di azab oleh Allah pada Upaya menancapkan rasa syukur

Hari Kiamat. Hal ini seiring dengan sabda kepada Allah bisa dilakukan dengan

Nabi saw. yang diriwayatkan oleh al-Hakim mengajak anak mengamati dan memikirkan

dari Ibnu Abbas r.a. karunia Allah yang diperoleh si anak,

"Bacakanlah kalimat pertama kepada keluarganya, serta lingkungan sekitarnya.Di

anak-anak kalian kalimat Lâ ilâha illâ mulai dari hal yang paling sederhana dan

Allâh."(HR al-Hakim). mudah diamati sampai hal-hal yang

Berdasarkan hadis di atas, kalimat membutuhkan pengamatan cermat.

tauhid (Lâ ilâha illâ Allâh) merupakan Selanjutnya adalah menanamkan

sesuatu yang pertama masuk ke dalam pemahaman tentang sifat-sifat Allah.Di

pendengaran anak dan kalimat pertama antaranya Allah Mahakaya, Maha Terpuji,

yang dipahami anak.Hal ini seiring pula Mahatahu, dan Mahahalus; juga sifat-sifat

dengan anjuran azan di telinga kanan anak lainnya yang tergolong dalam al-Asmâ’ al-

Husnâ. Keyakinan terhadap sifat-sifat Allah


123 MUALLIMUNA: Jurnal Madrasah Ibtidaiyah, Volume 1, Nomor 2, April 2016

akan menjadikan anak memiliki dorongan Setelah penanaman akidah,

yang kuat untuk menaati segala perintah pembelajaran berikutnya yang harus

Allah. ditanamkan kepada anak adalah

Kekuatan akidah merupakan pelaksanaan berbagai taklif hukum.Di

landasan untuk menaati semua perintah antaranya adalah shalat dan amar makruf

Allah berupa taklif hukum yang harus nahi mungkar. Kewajiban pertama yang

dijalankan sebagai konsekuensi diajarkan dan diperintahkan kepada anak

keimanan.Oleh karena itu, perlu motivasi adalah kewajiban shalat, karena shalat

yang kuat, ketekunan yang sungguh- merupakan tiang agama dan amal pertama

sungguh, serta kreativitas yang tinggi dari yang akan dihisab pada Hari Kiamat nanti.

para orangtua terhadap upaya penanaman Pada usia 7 tahun anak sudah harus

akidah yang kuat kepada anak. Dalam hal diperintahkan menjalankan ibadah shalat,

ini, harus ada penyesuaian bahasa (yang bahkan kalau sampai usia 10 tahun anak

bisa dimengerti) anak, daya pikir (yang bisa masih meninggalkan shalat, diperintahkan

dijangkau) anak, serta usia anak. kepada orangtua untuk memukulnya. Al-

Gambaran ideal sosok seorang anak Hakim dan Abu Dawud menuturkan

yang sangat taat kepada Allah adalah Nabi riwayat dari Ibn Amr bin al-‘Ash.

Ismail. Beliau di usia kira-kira 13 tahun rela Disebutkan bahwa Rasulullah saw.

disembelih ayahnya (Nabi Ibrahim) ketika bersabda:

ayahnya mengatakan bahwa Allah "Ajarilah anak kalian shalat pada usia

memerintahkannya untuk menyembelih tujuh tahun dan pukullah dia (jika tidak

Ismail. Kisah ini diabadikan dalam al-Quran mau melaksanakannya) jika melewati usia

surat ash-Shaffat ayat 102. Kisah Nabi sepuluh tahun."(HR ad-Darimi).

Ibrahim dan anaknya juga memberikan Perintah shalat ini dapat kita

gambaran kepada kita tentang keinginan samakan dengan pelaksanaan kewajiban lain

yang kuat dari seorang ayah untuk memiliki yang mampu dilaksanakan oleh anak seperti

seorang anak yang shalih sehingga beliau shaum, menutup aurat, amar makruf nahi

berdoa kepada Allah agar dianugerahi mungkar, dan lain-lain; termasuk pergaulan

seorang anak yang shalih. Hal ini termaktub antara laki-laki dan perempuan harus sudah

dalam al-Quran surat ash-Shaffat ayat 100.


Pendidikan Anak dalam Perspektif Alquran, Oleh: Abdul Hafiz & Hasni Noor: 112–127 124

terpisah pada saat usia mereka sepuluh Oleh karena itu, para orangtua

tahun. hendaklah mempersiapkan lingkungan yang

Berdasarkan hadis di atas, dapat kondusif bagi perkembangan si anak agar

digali pemahaman bahwa anak sudah proses pembelajarannya bisa berjalan efektif.

seharusnya dilatih menjalankan kewajiban- Janganlah membiarkan lingkungan anak,

kewajibannya sebagai seorang Muslim sejak khususnya lingkungan rumah, merobohkan

usia 7 tahun. Anak diberi sanksi bila bangunan kepribadian anak yang sedang

meninggalkan kewajiban-kewajibannya dibangun, karena ini sangat berbahaya bagi

pada saat usianya sudah mencapai 10 tahun. perkembangan si anak untuk berproses

Hal ini berarti masa pembiasaan anak menjadi anak yang shalih.

melaksanakan kewajiban-kewajibannya, b) Pelajaran bagi anak

selama 3 tahun, sejak usia tujuh tahun Allah memerintahkan kepada

sampai 10 tahun. Sedangkan usia 10 tahun manusia agar berbuat baik kepada kedua

sampai menjelang balig bisa dikatakan masa orang tuanya sebagai wujud rasa syukur

pemantapan, karena si anak tidak boleh lagi atas pengorbanan keduanya dalam

meninggalkan kewajiban-kewajibannya. memelihara dan mengasuh si anak sejak

Dengan demikian, seorang anak sudah dalam kandungan. Demikian pula

dipersiapkan sejak awal agar pada usia balig pengorbanan ketika menyusui si anak

siap menjalankan semua taklif yang selama dua tahun, terutama sang ibu.

dibebankan Allah kepadanya. Karena itu, sekalipun kedua orangtuanya

Pembelajaran selanjutnya yang harus kafir, seorang anak tetap harus berbuat baik

ditanamkan kepada anak adalah akhlak kepada keduanya.Hanya saja, seorang anak

mulia, yakni sifat-sifat mulia yang harus tidak boleh menaati keduanya dalam hal-hal

menghiasi kepribadian anak.Di antaranya yang melanggar perintah Allah, karena tidak

sabar (atas segala ujian dan cobaan), tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam

berlaku sombong terhadap sesama manusia, kemaksiatan kepada Allah.

tidak bersikap angkuh, sederhana dalam Di sini penulis membagi dalam

berjalan, dan lunak dalam bersuara. beberapa bahasan sebagai berikut:


125 MUALLIMUNA: Jurnal Madrasah Ibtidaiyah, Volume 1, Nomor 2, April 2016

1. Pendidikan Aqidah masyarakat. Berbuat baik kepada ibu bapa

Pendidikan dalam Islam haruslah mencakupi aspek perbuatan, sikap dan

berusaha membina atau mengembalikan ucapan. Hal ini demikian memamerkan

manusia kepada fitrahnya yaitu kepada kasih sayang yang ikhlas daripada seorang

Rububiyah Allah SWT sehingga anak terhadap kedua ibu bapanya.

mewujudkan manusia yang Berjiwa Tauhid, Seseorang anak hendaklah mendahulukan

Taqwa kepada Allah, Rajin Beribadah dan ibu daripada bapanya dalam usaha untuk

Beramal Shaleh, Ulil Albab, dan Berakhlak menunaikan tanggungjawab syarak dan

Karimah. membalas jasa mereka.

Imam al-Ghazali menjelaskan dalam

kitab masyhurnya “Ihya Ulumuddin” b. Shalat

bahwa aqidah ahlussunnah memandang Di dalam Al Quran surah Luqman

bahwa Allah Swt adalah Zat Mahatinggi, ayat 17 dijelaskan bahwa surah Luqman

Mahasuci, dan Maha Esa tiada sekutu bagi- dalam Al Quran menyuruh anak untuk

Nya.Ia Mahatunggal tiada yang mendirikan shalat. Ayat ini mendidik

menyerupainya. Ia Mahakuat, tiada lawan manusia dengan pemantapan jiwa dengan

bagi-Nya, pemilik tunggal yang tiada mendirikan shalat, diikuti sebagai pelopor

bandingan. Allah Swt adalah Dzat yang untuk perbuatan ma`ruf, berani menegur

qadim, azali (tiada bepermulaan), Maha yang salah, mencegah yang mungkar, dan

Abadi yang tiada berujung, Maha Kekal bila dalam melakukan itu semua terdapat

yang tiada berakhir dan Mahahidup.(Imam rintangan, maka diperlukan sifat sabar dan

Ghazali, 2012: 57) tabah. Sesungguhnya yang demikian itu

2. Pendidikan Berbakti ( ubudiyah ) termasuk yang diwajibkan oleh Allah SWT.

a. Birrul Walidain Dengan demikian ayat ini memberi indikasi

Sebagai mana telah disebutkan salah bahwa Shalat sebagai peneguh pribadi, amar

satu pokok pendidikan Berbakti adalah makruf nahi mungkar dalam hubungan

birrul walidain.Perkara penting yang masyarakat, dan sabar untuk mencapai apa

menjadi tumpuan pendidikan dalam surah yang dicita-citakan (Sulaiman Rasyid, 2012:

Luqman ialah berbuat baik kepada kedua 53).

ibu bapa dan berakhlak mulia terhadap


Pendidikan Anak dalam Perspektif Alquran, Oleh: Abdul Hafiz & Hasni Noor: 112–127 126

Shalat Sebagai Kekuatan Akhlak tuntunan-Nya, serta mengikuti petunjuk-

yang akan menjadikan pelakunya taat. petunjuk-Nya. Di antara ajaran Islam adalah

Secara bahasa shalat adalah ajaran akhlak yang mulia yang mengandung

berdo’a.sedangkan menurut istilah fiqh manfaat dan kemuliaan yang agung. Islam

adalah beberapa perkataan dan perbuatan tidak hanya menganjurkan pada akhlak

yang diawali dengan takbir dan diakhiri mulia, tetapi juga melarang akhlak yang

dengan salam (Ahmad Umar al-Syathiri, tercela, memperingatkan jangan sampai

2011:59). terjerumus di dalamnya dan jangan

memerintahkannya Al Quran memuat

3. Pendidikan Kemasyarakatan ( Sosial ) kaidah-kaidah akhlak dan etika dalam

Pendidikan dari surah Luqman dari segala aktivititas manusia. Tidak ada satu

aspek kemasyarakatan dalam kehidupan aspek pun yang terlepas dari bimbingan dan

sehari-hari bertujuan menyediakan peribadi pengarahannya.Di antara bimbingan yang

yang baik kepada seseorang anak apabila penuh berkah tentang pendidikan akhlak

berhadapan dengan masyarakat. untuk anak-anak untuk kehidupan pada

4. Pendidikan Mental zaman sekarang.

Seyogyanya kita mengambil contoh

teladan dari umat terdahulu.Bagaimana 6. PENUTUP


mereka menghiasi diri dengan kesabaran,
Dari penafsiran di atas dapat kita
sabar yang indah yang tidak mengenal
simpulkan kedudukan orang yang memiliki
keluh kesah ataupun gelisah.Menganggap
kualitas pendidikan, yakni:
bahwa sabar itu adalah satu kekuatan yang
1. Pentingnya menjaga Tauhid dan
mendorong seseorang untuk berbuat baik
meninggalkan Syirik.
dan merupakan benteng untuk berbuat jahat
2. Menjelaskan arti hikmah, yaitu bersyukur
atau perbuatan yang tidak baik.
kepada Allah SWT dengan cara taat dan
5. Pendidikan Akhlak
selalu ingat kepadaNya. Dan orang yang
Islam datang untuk memberi
bersyukur itu pasti orang memiliki akal
kebahagian kepada manusia selama
sehat.
berpegang dan mengikuti ajaran-ajaran dan
127 MUALLIMUNA: Jurnal Madrasah Ibtidaiyah, Volume 1, Nomor 2, April 2016

3. Pentingnya memberi nasehat yang baik, [4] Ghazali, Imam. “Ringkasan Ihya
‘Ulumuddin” Jakarta: Sahara
sekaligus memberi solusi (irsyad) kepada
Publisher, 2012
siapa saja.
[5] http://anisachoeriah-
4. Buruknya dosa musyrik dan jeleknya paud.blogspot.com/2011/04/makalah-
orang yang memusyrikan Allah SWT. pendidikan-anak-menurutislam.html

5. Keharusan taat kepada orang tua dan [6] Muhammad Abduh,


http://muhammadabduhugispdi.blogs
mempelakukan mereka dengan lembut
pot.com/2010/10/relevansi-pendidikan-
dan kasih saying. dalam-surah-luqman.html. akses
tanggal 18 juni 2013
6. Pengukuhan pedoman, “ Tidak boleh

patuh kepada seseorang jika menyuruh [7] Muin Salim,Abdul. Metodologi Ilmu
Tafsir, Yogyakarta : TERAS, 2005
berbuat dosa kepada Allah Swt.” Dan ini

berlaku kepada orang tua untuk tidak [8] Muzayyim, Arifin.Filsafat Pendidikan
Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1999
taat atas kemauan mereka ketika
[9] Nata, Abuddin.Kapita Selekta
diperintah melakukan keburukan.
Pendidikan Islam. Jakarta: PT Raja
7. Wajib mengikuti jalan yang benar sesuai Grafindo Persada, 2012
Alquran dan Sunnah dan haramnya [10] Rasyid, Sulaiman. Fiqh Islam.
mengikuti jalan yang tidak berdasar Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2012

kepada kedua pusaka itu. [11] Rosihan,Anwar. Pengantar Ulumul


Quran, Bandung: Pustaka setia, 2009

DAFTAR PUSTAKA [12] Siagian Piet A.,Konsep Dasar dan


Teknik Supervisi Pendidikan (Dalam
[1] Al-Jauziyah,Qayyim Ibnu.Tuhfa al- Rangka Pengembangan Sumber Daya
Maudud bi Ahkam al-Maulud, Manusia), Jakarta: Rineka Cipta, 2000
Ditahkikkan oleh Abdul Qadir al-
Arnauth, (Damaskus: Maktabah Dār [13] Sukmadinata,Nana Syaodih.Landasan
al-Bayān, 1391) Psikologi Proses Pendidikan, Bandung
: Remaja Rosdakarya, Cet. 2, 2004
[2] Arfan, Abbas. Fiqh Ibadah Praktis,
(Malang: UIN Maliki Press, 2011) [14] Undang-undang Republik Indonesia,
Sistem Pendidikan Nasional,
(Bandung: Fokus Media, 2003).
[3] Desmita.Psikologi Perkembangan
Peserta Didik. (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya. 2009).

Anda mungkin juga menyukai