Anda di halaman 1dari 11

STRATEGI PEMBELAJARAN DISCOVERY DAN INKUIRI

A. Pendahuluan
Salah satu metode pembelajaran dalam bidang Sains, yang sampai sekarang masih tetap
dianggap sebagai metode yang cukup efektif adalah metode inquiry. David L. Haury dalam
artikelnya, Teaching Science Through Inquiry (1993) mengutip definisi yang diberikan oleh
Alfred Novak: inquiry merupakan tingkah laku yang terlibat dalam usaha manusia untuk
menjelaskan secara rasional fenomena-fenomena yang memancing rasa ingin tahu. Dengan kata
lain, inquiry berkaitan dengan aktivitas dan keterampilan aktif yang fokus pada pencarian
pengetahuan atau pemahaman untuk memuaskan rasa ingin tahu .
Alasan rasional penggunaan metode inquiry adalah bahwa siswa akan mendapatkan
pemahaman yang lebih baik mengenai Sains dan akan lebih tertarik terhadap Sains jika mereka
dilibatkan secara aktif dalam “melakukan” Sains. Investigasi yang dilakukan oleh siswa
merupakan tulang punggung metode inquiry. Investigasi ini difokuskan untuk memahami
konsep-konsep Sains dan meningkatkan keterampilan proses berpikir ilmiah siswa. Diyakini
bahwa pemahaman konsep merupakan hasil dari proses berfikir ilmiah tersebut.
Metode inquiry yang mensyaratkan keterlibatan aktif siswa terbukti dapat meningkatkan
prestasi belajar dan sikap anak terhadap Sains dan Matematika . Dalam makalahnya Haury
menyatakan bahwa metode inquiry membantu perkembangan antara lain scientific literacy dan
pemahaman proses-proses ilmiah, pengetahuan vocabulary dan pemahaman konsep, berpikir
kritis, dan bersikap positif. Dapat disebutkan bahwa metode inquiry tidak saja meningkatkan
pemahaman siswa terhadap konsep-konsep dalam Sains saja, melainkan juga membentuk sikap
keilmiahan dalam diri siswa.
B. Strategi Pembelajaran Inkuiri
1. Definisi Strategi Pembelajaran inkuiri
Inkuiri secara bahasa berasal dari bahasa Inggris yaitu inquiry (penyelidikan) yang dapat diartikan
sebagai proses bertanya dan mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan ilmiah yang
1
diajukannya. Dengan kata lain, inkuiri adalah suatu proses untuk memperoleh dan mendapatkan
informasi dengan melakukan observasi dan atau eksperimen untuk mencari jawaban atau memecahkan

1
John Echols, kamus inggris indonesia cetakan ke 23(Jakarta: PT Gramedia, 1996), hlm. 323.

1
masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis dan
logis.
Secara istilah strategi pembelajaran inkuiri menurut Syaiful Sagala, Metode inkuiri merupakan
metode pembelajaran yang berupaya menanamkan dasar-dasar berfikir ilmiah pada diri siswa yang
berperan sebagai subjek belajar, sehingga dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar
sendiri, mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah.2
Sanjaya berpendapat bahwa “strategi pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan
pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan
menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan”.3
1. Ciri-ciri Strategi Pembelajaran inkuiri
Menurut Sanjaya bahwa pembelajaran inkuiri memiliki beberapa ciri utama, yaitu:
a. Inkuiri menekankan pada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari danmenemukan, artinya
inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalamproses pembelajaran siswa tidak hanya
berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, akan tetapi mereka
berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri.
b. Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari danmenemukan jawaban sendiri
yang sifatnya sudah pasti dari sesuatu yang sudahdipertanyakan, sehingga diharapkan dapat
menumbuhkan sifat percaya diri.
c. Dalam pembelajaran inkuiri, guru bukan sebagai sumber belajar tetapi sebagaifasilitator dan
motivator belajar siswa.
d. Tujuan dari penggunaan pembelajaran inkuiri adalah mengembangkankemampuan berpikir secara
sistematis, logis dan kritis.4
2. Kelebihan dan kelemahan Strategi Pembelajaran inkuiri
1. kelebihan
Pembelajaran inkuiri merupakan pembelajaran yang banyak dianjurkan, karena memiliki
beberapa keunggulan, di antaranya:
 Pembelajaran ini merupakan pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek
kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui pembelajaran
ini dianggap jauh lebih bermakna.
 Pembelajaran ini dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar
mereka.

2
Syaiful Sagala. Konsep dan Makna Pembelajaran(Bandung: ALFABETA, 2011), hlm. 196.
3
Wina sanjaya, strategi pembelajaranberorientasi proses pendidikan cetakan kedua. hlm. 196.
4
Ibid

2
 Pembelajaran ini merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi
belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya
pengalaman.
 Keuntungan lain adalah dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-
rata. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang
lemah dalam belajar.
2. kelemahan
 Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
 Sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam
belajar.
 Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga
sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.
 Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi
pelajaran, maka strategi ini tampaknya akan sulit diimplementasikan.5
3. Langkah-langkah dalam strategi pembelajaran inkuiri
Secara umum Sanjaya mengemukakan bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan strategi
pembelajaran inkuiri dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
a. Orientasi
Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang
responsive. Pada langkah ini guru mengondisikan agar siswa siap melaksanakan proses pembelajaran.
Berbeda dengan tahapan preparation dalam strategi pembelajaran ekspositori (SPE) sebagai langkah
untuk mengkondisikan agar siswa tiap menerima pelajaran , pada langkah orientasi dalam SPI , guru
merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir memecahkan masalah. Langkan orientasi merupakan
langkah yang sangat penting. Keberhasilan stratgi pembelajaran inkuiri sangat tergantung pada kemauan
siswa untuk beraktivitas menggunakan kemampuannya dalam memecahkan masalah; tanpa kemauan dan
kemampuan itu tak mungkin proses pembelajaran akan berjalan dengan lancar.
Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam tahapan orientasi ini adalah:

1). Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa.

5
Akhmad sudrajat, strategi pembelajaran inkuiri, dalam...
https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/09/12/pembelajaran-inkuiri/. Diunggah pada tanggal 09 Desember
2011.

3
2). Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakuakn oleh siswa untuk mencapai tujuan.
Pada tahap ini dijelaskan langkah-langkah inkuiri serta tujuan setiap langkah, mulai dari langkah
merumuskan masalah sampai dengan merumuskan kesimpulan.
3). Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal ini dilakukan dalam rangka
memberikan motivasi belajar siswa.
b. Merumuskan Masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang
mengandung teka-teki.Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir
memecahkan teka teki itu.Dikatakan teka teki dalam rumusan masalah yang ingin dikaji disebabkan
masalah itu tentu ada jawabannya dan siswa didorong untuk mencari jawaban yang tepat. Proses mencari
jawaban itulah yang sangat penting dalam strategi inkuiri, oleh sebab itu melalui proses tersebut siswa
akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya mengembangkan mental melalui
proses berpikir. Dengan demikian, teka teki yang menjadi masalah dalam berinkuiri adalah teka teki yang
mengandung konsep yang jelas yang harus dicari dan ditemukan.Ini penting dalam pembelajaran inkuiri.
Beberapa halyang harus diperhatiakan dalam merumuskan masalah, diantaranya:
1) Masalah hendaknya dirumusakn sendiri oleh siswa. Siswa akan memiliki motivasi belajar yang
tinggi manakala dilibatkan dalam merumuskan masalah yang hendak dikaji. Dengan demikian, guru
sebaiknya tidak merumuskan sendiri masalah pembelajaran, guru hanya memberikan topik yang akan
dipelajari, sedangkan bagaimana rumusan masalah yang sesuai dengan topik yang telah ditentukan
sebaiknya diserahkan kepada siswa.
2)Masalah yang dikaji adalah masalah yang mengandung teka teki yang jawabannya pasti. Artinya
guru dapat mendorong agar siswa dapat merumuskan masalah yang menurut guru jawaban sebenarnya
sudah ada, tinggal siswa mencari dan mendapatkan jawabannya secara pasti.
3) Konsep-konsep dalam masalah adalah konsep-konsep yang sudah diketahui terlebih dahulu oleh
siswa. Artinya sebelum masalah itu dikaji lebih jauh melalui proses inkuiri, guru perlu yakin terlebih
dahulu bahwa siswa sudah memiliki pemahaman tentang konsep-konsep yang ada dalam rumusan
masalah. Jangan harapkan siswa dapat melakukan tahapan inkuiri selanjutnya, manakalaia belum paham
konsep-konsep yang terkandung dalam rumusan masalah.
c. Merumuskan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji.Sebagai jawaban
sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya.Kemampuan atau potensi individu untuk berpikir pada
dasarnya sudah dimiliki sejak individu itu lahir.Potensi berpikir itu dimulai dari kemampuan setiap
individu untuk menebak atau mengira-ngira (berhipotesis) dari suatu permasalahan. Manakala individu
dapat membuktikan tebakannya, maka ia akan sampai pada posisi yang bisa mendorong untuk berpikir

4
lebih lanjut. Oleh sebab itu, potensi untuk mengembangkan kemampuan menebak pada setiap individu
harus dibina. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk mengembangkan kemampuan menebak
(berhipotesis) pada setiap anak adalah dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong
siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara atau dapat merumuskan berbagai perkiraan
kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji. Perkiraan sebagai hipotesis bukan sembarang
perkiraan, tetapi harus memiliki landasan berpikir yang kokoh, sehingga hipotesis yang dimunculkan itu
bersifat rasional dan logis. Kemampuan berpikir logis itu sendiri akan sangat berpengaruh oleh kedalaman
wawasan yang dimiliki serta keluasan pengalaman. Dengan demikian, setiap individu yang kurang
mempunyai wawasan akan sulit mengembangkan hipotesis yang rasional dan logis.
d. Mengumpulkan Data
Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis
yang diajukan. Dalam strategi pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang
sangat penting dalam pengembangan intelektal. Proses pengumpulan data bukan hanya memerlukan
motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan
menggunakan potensi berpikirnya. Oleh sebab itu, tugas dan peran gutu dalam tahapan ini adalah
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi yang
dibutuhkan.Sering terjadi kemacetan berinkuiri adalah manakal siswa tidak apresiatif terhadap pokok
permasalahan.Tidak apresiatif itu biasanya ditunjukkan oleh gejala-gejala ketidakbergairahan dalam
belajar.Manakala guru menemukan gejala-gejala semacam ini, maka guru hendaknya secara terus
menerus memberikan dorongan kepada siswa untuk belajar melalui penyuguhan berbagai jenis
pertanyaan secara merata kepada seluruh siswa sehingga meraka terangsang untuk berpikir.
e. MengujiHipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data
dan informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Yang terpenting dalam menguji hipotesis
adalah mencari tingkat keyakinan siswa atau jawaban yang diberikan.Disamping itu, menguji hipotesis
juga berarti mengembangkan kemampuan berikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan
bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat
dipertanggung jawabkan.
f.Merumuskan Kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil
pengujian hipotesis. Merumukan kesimpulan merupakan gong-nya dalam proses pembelajaran. Sering
terjadi, oleh karena banyaknya data yang diperoleh, menyebabkan kesimpulan yang dirumuskan tidak

5
focus terhadap masalah yang hendak dipecahkan.Karena itu, untuk mencapai kesimpulan yang akurat
sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa data mana yang relevan.6
f. Strategi Pembelajaran Discoveri
Discovery diartikan sebagai penemuan. Dalam hal ini, discovery learnig merupakan model
pembelajaran yang ditujukan kepada peserta didik untuk menemukan pengetahuan secara mandiri dari
permasalahan-permasalahan yang diajukan oleh pengajar sehingga pada klimaksnya peserta didik
memiliki rasa percaya diri akan temuannya (hasil berpikirnya).
Menurut Sund,”discovery adalah proses mental dimana siswa mamu mengasimilasikan sesuatu
konsep atau prinsip”. Proses mental tersebut ialah mengamati. Mencerna, mengerti, menggolong-
golongkan, membuat dugaan, menjelaskan mengukur, membuat kesimpulan dan sebagainya. Model
pembelajaran discovery learning diterapkan agar siswa dapat menemukan konsep-konsep dan
pengetahuan baru serta peserta didk mengetahui bagaimana ilmuwan dahulu menemukan hukum-hukum
baru, teori-teori baru, dan konsep-konsep baru.
Menurut Jerome Bruner model belajar yang dikenal dengan nama belajar penemuan (discovery
learninag) yaitu, siswa berperan lebih aktif dan berusaha sendiri memecahkan masalah dan memperoleh
pengetahuan tertentu. Model pembelajaran ini mengubh teacher oriental menjadi student oriental,
sehingga peserta didik secara mandiri dalam memperoleh pengetahuan. Namun, Guru tidak melepaskan
kewajibannya sebagai ppembimbing dan mengarah kegiatan belajar sesuai dengan tujuan.
Penemuan (discovery) merupakan suatu model pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan
pandangan konstruktivisme. Model ini menekankan pentinhnya pemahaman struktur atau ie-ide penting
terhadap suatu disiplin ilmu, melalui keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran.7
Menurut Wilcox dalam pembelajaran dengan penemuan siswa didorong untuk sebagian besar
melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip, dan guru mendorong
siswa untuk memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan mereka menemukan
prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri.
1. Tujuan dan Fungsi Model Discovery Learning
Tujuan dari discovery learning adalah peserta didik dapat merancang eksperiman mereka
sendiri dan menyimpulkan sendiri serta mereka benar-benar membangun pengetahuan sendiri.
Oleh karena itu, kegiatan konstruktive, diasumsikan agar mereka memahami sesuatu lebih dari
pengetahuan ysng diajarkan oleh pendidik.
Adapun fungsi dari model pembelajaran discovery learning adalah sebagai berikut:

6
Wina sanjaya, strategi pembelajaranberorientasi proses pendidikan cetakan kedua. Hlm. 199.
7
Muhammad faiq, strategi pembelajaran langsung. Dalam...
http://penelitiantindakankelas.blogspot.co.id/2013/04/09/direct-instruction-model-pembelajaran-langsung.html.
Diunggah pada tanggal 09 Mei 2019.

6
a. Membangun komitmen peserta didik dalam belajar yang diwujudkan dalam
keterlibatan, kesungguhan, dan loyalitas terhadap mencari dan menemukan
sesuatu dalam proses pembelajaran.
b. Membangun sikap aktif, kreatif, dan inovatif dalam proses pembelajaran dalam
rangka mencapai tujuan pengajaran.
c. Membangun sikap percaya diri dan terbuka terhadap hasil temuan.
2. Keunggulan Modek Discovery Learning
Menurut Roestiyah (2008:21), keunggulan Discovery Learning diantaranya adalah sebagai
berikut:8
a) Memperbanyak kesiapan siswa; serta penguasaan keterampilan dalam proses kognitif atau
pengenalan siswa.
b) Siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat sangat pribadi/individual sehingga dapat
kokoh/mendalam tertinggal dalam jiwa siswa tersebut.
c) Dapat membangkitkan kegairahan belajar siswa.
d) Teknik ini mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkembang dan maju sesuai
dengan kemampuan masing-masing.
e) Mampu mengarahkan kemampuan siswa belajar, sehingga lebih memiliki motivasi yang kuat untuk
belajar lebih giat.
f) Membantu siswa untuk memperkuat dan menambah kepercayaan diri sendiri dengan proses
penemuan sendiri.
g) Strategi itu berpusat kepada siswa tidak kepada guru. Guru hanya sebagai teman belajar saja,
membantu bila diperlukan.
Beberapa keunggulan metode penemuan juga diungkapkan oleh Suherman,dkk (2001: 179) sebagai
berikut:
a) Siswa aktif dalam kegiatan belajar,sebab ia berpikir dan menggunakan kemampuan untuk
menemukan hasil akhir.
b) Siswa memahami benar bahan pelajaran, sebab mengalami sendiri proses menemukannya. Sesuatu
yang diperoleh dengan cara ini lebih lama diingat.
c) Menemukan sendiri menimbulkan rasa puas. Kepuasan batin ini mendorong ingin melakukan
penemuan lagi sehingga minat belajarnya meningkat.

8
Arends Richard I,Learning to Teach Fifth Edition(Singapore: McGraw-Hill Higher Education, 2001),
hlm. 41.

7
d) Siswa yang memperoleh pengetahuan dengan metode penemuan akan lebih mampu mentransfer
pengetahuannya ke berbagai konteks.
e) Metode ini melatih siswa untuk lebih banyak belajar sendiri.
3. Kelemahan Model Discovery Learning
Menurut Roestiyah (2008:21), kelemahan Discovery Learning adalah sebagai berikut:
a) Siswa harus ada kesiapan dan kematangan mental untuk cara belajar ini. Siswa harus berani
dan berkeinginan untuk mengetahui keadaan sekitarnya dengan baik.
b) Bila kelas terlalu besar, penggunaan teknik ini akan kurang berhasil.
c) Bagi guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan pengajaran tradisional.
4. Langkah-langkah Model Pembelajaran discovery learning
Pada model pembelajaran discovery tahap-tahap pelaksanaan proses pembelajaran adalah
sebagai berikut:9
a. Tahap Persiapan Pembelajaran
1. Menentukan tujuan pembelajaran.
2. Melakukan identifikasi karakteristik siswa (kemampuan awal, minat, gaya belajar, dan
sebagainya).
3. Memilih materi pelajaran.
4. Menentukan topik-topik yang harus dipelajari siswa secara induktif (dari contoh-contoh
generalisasi).
5. Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh, ilustrasi, tugas dan
sebagainya untuk dipelajari siswa.
6. Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari yang konkret ke
abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik sampai ke simbolik.
7. Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa
b. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran
1. Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)
Pertama-tama pada tahap ini pelajar dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan
kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi, agar timbul keinginan
untuk menyelidiki sendiri. Disamping itu guru dapat memulai kegiatan PBM dengan mengajukan
pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan
pemecahan masalah. Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyadiakan kondisi interaksi belajar
yang dapat mengembangkan dan membantu siswa dalam mengeksplorasi bahan.

9
Uno Hamzah B,Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif
(Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hlm. 166.

8
2. Problem Statement (pernyataan/identifikasi masalah)
Setelah dilakukan stimulasi langkah selanjutnya adalah guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang relevan
dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis
(jawaban sementara atas pertanyaan masalah).
3. Data Collection (pengumpulan data)
Ketika eksplorasi berlangsung guru juga memberi kesempatan kepada para siswa untuk
mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar atau
tudaknya hipotesis. Pada tahap ini berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar
tidaknya hipotesis, dengan demikian anak didik diberi kesempatan untuk mengumpulkan
(collection) berbagai informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati objek, wawancara
dengan nara sumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya.
4. Data Processing (pengolahan data)
Pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan informasi yang telah diperoleh para
siswa baik melalui wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu ditafsirkan. Semua informasi hasil
bacaan, wawancara, observasi, dan sebagainya, semua diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi,
bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu.
5. Verification (pembuktian)
Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau
tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil data
processing. Verification menurut Bruner, bertujuan agar proses belajar akan berjalan dengan baik dan
kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan
atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya.
c. Generalization (mearik kesimpulan atau generalisasi)
Tahap generalisasi/menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah kesimpulan yang
dapat dijadikan prrinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan
memperhatikan hasil verifikasi. Berdasarkan hasil verifikasi maka dirimuskan prinsip-prinsip yang
mendasari generalisasi.
g. Kesimpulan
1. Pendekatan inquiri dalam mengajar termasuk pendekatan modern, yang sangat
didambakan untuk dilaksanakan disetiap sekolah. Kegiatan ini dilakukan saat tatap
muka atau pada saat tatap muka atau saat kegiatan bukan komunikasi satu arah atau
komunikasi sebagai peran aksi. Pendekatan inkuiri dalam pembelajaran dapat lebih

9
membiasakan kepada anak untuk membuktikan sesuatu mengenai materi pelajaran
yang sudah dipelajari. Dengan menggunakan pendekatan inkuiri ini perkembangan
kognitif siswa lebih terarah dan dalam kehidupan sehari – hari dapat diaplikasikan
secara motorik.
2. Pembelajaran discovery learning (penemuan) merupakan salah satu model

pembelajaran yang digunakan dalam pendekatan konstruktivisme. Pada pembelajaran

penemuan, siswa didorong untuk terutama belajar sendiri melalui keterlibatan aktif

dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip. Guru mendorong siswa agar mempunyai

pengalaman dan melakukan eksperimen dengan memungkinkan mereka menemukan

prinsip-prinsip atau konsep-konsep bagi diri mereka sendiri. Pembelajaran penemuan

memliki beberapa kelebihan. Pembelajaran penemuan membangkitkan keingintahuan

siswa, memotivasi siswa untuk terus bekerja hingga menemukan jawaban. Siswa

melalui pembelajaran penemuan mempunyai kesempatan untuk berlatih

menyelesaikan soal, mempertajam berpikir kritis secara mandiri, karena mereka harus

menganalisa dan memanipulasi informasi. Pembelajaran penemuan juga mempunyai

beberapa kelemahan, di antaranya dapat menghasilkan kesalahan dan membuang-

buang waktu, dan tidak semua siswa dapat melakukan penemuan.

10
Daftar Pustaka

Echols,John, Kamus Inggris Indonesia Cetakan Ke 23, Jakarta: PT Gramedia, 1996.


Hamzah B, Uno, Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan
Efektif , Jakarta: Bumi Aksara, 2007.
Richard I, Andreas, Learning to Teach Fifth Edition, Singapore: McGraw-Hill Higher Education,
2001.
Sagala, Syaiful, Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: Alfabeta, 2011.
Sanjaya, Wina, strategi pembelajaranberorientasi proses pendidikan cetakan kedua, Jakarta:
Kencana, 2007.
Akhmad sudrajat, strategi pembelajaran inkuiri, dalam...
https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/09/12/pembelajaran-inkuiri/. Diunggah pada tanggal
09 Desember 2011.

11

Anda mungkin juga menyukai