Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH TUGAS BAHASA INDONESIA

Anggota Kelompok:

1. Elfrida Natasha (C1I015


2. Mustika Elsa N.A (C1I017026)
3. Winny Faradilla (C1I017030)
4. Dyah Ayumurni K (C1I017033)
5. Reumis Sekar K (C1I017035)
6. Indah Normalita S (C1I017036)

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PRODI AKUNTANSI INTERNASIONAL 2017

2019
DAFTAR ISI ………………………………………………………… iii

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………. 1

A. Latar Belakang ………………………………………….. 2

B. Rumusan Masalah …………………………………….. 3

C. Tujuan pembahasan ……………………………………………………… 4

BAB II DESKRIPSI PEMBAHASAN ……………………………………. 5

A. Identifikasi Masalah ………………………………….. 6

B. . Solusi Hipotesis ………………………………………………….. 7

BAB III PEMBAHASAN ………………………………………….

A. Tujuan khusus penilitian waktu ………………………………..

B. Tempat penilitian ………………………………………………………..

C . variable penelitian…… ………………………………………………

D. metode penelitian……………………………………..

E. Teknik pengambilan sampel…………………….

F. Teknik pengumpulan data ……………………….

G. Teknik pengolahan data……………………….

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………..


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Akhir- akhir ini sedang marak berita tentang Capres dan Cawapres tentang kecurangan dalam
Pilpres 2019. Salah satu masalah nya adalah sebagai berikut.

Tim hukum Capres Cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto – Sandiaga Uno tak terima,
lantaran kuasa hukum KPU menilai klaim kecurangan berupa pembukaan kotak suara Pilpres
2019 di gerai minimarket Alfamart.

Penilaian KPU tersebut disebabkan Tim Hukum Prabowo-Sandiaga tak memberikan bukti-bukti
kuat untuk mendukung klaim tersebut yang dibicarakan dalam siding sengketa hasil Pilpres 2019
di Mahkamah Konstitusi, Selasa (18/6/2019)..

Sebelum siding di tutup, sempat terjadi perdebatan ketika Bambang Widjojanto selaku kuasa
hukum Prabowo – Sandiaga mengajukan permohonan agar mahkamah konstitusi memerintahkan
Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) untuk memberi perlindungan kepada saksi.

Namun, majelis hakim MK tetap pada pendirian bahwa MK tidak bisa memenuhi permintaan
tersebut.

Pada sidang selasa (18/6) kuasa hukum Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan tim kuasa hukum
Joko Widodo – Ma’ruf Amin menjawab gugatan yang diajukan tim kuasa hukum Prabowo
Subianto – Sandiaga Uno.

Hingga sekarang masalah tersebut masih tetap berlanjut dalam dunia politik ini.
1.2. Rumusan Masalah

1. Apa yang menyebabkan suatu kecurangan terjadi di dalam Pilpres 2019 tersebut?
2. Apa solusi yang mereka atau pihak yang terkait tempuh untuk masalah
kecurangan yang terjadi dalam Pilpres 2019

1.3. Tujuan Pembahasan

1. Untuk mengetahui bagaimana kecurangan dalam Pilpres 2019 bisa terjadi.

2. Untuk mengetahui bagaimana solusi atau jalan yang di tempuh dalam menyelesaikan
masalah kecurangan Pilpres 2019.
BAB 2

Deskripsi teori penelitian yang relevan hipotesis penelitian

Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI, Mochamad Afifuddin mengatakan kecurangan
yang terjadi di Pemilu 2019 bersifat kasuistik. Namun, Afif enggan menjelaskan terkait hasil
temuan praktik kecurangan itu apakah hanya menguntungkan salah satu pasangan calon atau
kedua pasangan calon presiden dan wakil presiden pada Pilpres 2019

Afif menerangkan intinya dengan adanya rekomendasi Bawaslu kepada Komisi Pemilihan
Umum (KPU) RI untuk melakukan sejumlah pemungutan suara ulang (PSU), pemungutan suara
susulan (PSS), dan pemungutan suara lanjutan (PSL) di beberapa daerah merupakan atas
ditemukannya hal-hal yang tidak sesuai dengan aturan.

Afif mengatakan pihaknya juga terbuka kepada pihak-pihak yang menemukan adanya dugaan
kecurangan Pemilu. Afif, meminta pihak-pihak tersebut tidak perlu ragu untuk melaporkan ke
Bawaslu RI.

Hasil temuan dijelaskan Juru Debat BPN Ahmad Riza Patria dalam forum Foreign Press Breifing
di Ayana Midplaza, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, Senin (1/4/2019). Riza menyebut
ada kecenderungan penggunaan pengaruh kekuasaan yang luar biasa.

Riza menampik dan menyatakan bahwa Prabowo, sebelum mendirikan partai, sudah
menyampaikan kekuatan negara dimulai dari desa. Politikus Gerindra ini juga menegaskan
partainya selalu berjuang untuk menyuarakan kepentingan desa.

Riza lalu menyinggung ada aparat hukum yang akan mengawal penerimaan dana desa. Aparat
ini, disebut Riza, mengumpulkan kepala desa dan mengingatkan untuk berhati-hati dalam
menggunakan dana desa. Tak hanya kepala desa, menurut Riza, pihaknya juga mendapat laporan
adanya pemaksaan kepada para kepala sekolah. Kepala sekolah ini 'diancam' dengan dana
Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

Senada dengan Riza, Direktur Komunikasi dan Media BPN Hashim Djojohadikusumo
mengatakan ada kecurangan yang dilakukan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi yang,
menurutnya, memaksa kepala sekolah memilih pasangan Jokowi-Ma'ruf. Hal itu, dikatakan
Hashim, sudah dilaporkan pihaknya ke Bawaslu.
Direktur Kampanye BPN Prabowo – Sandiaga, Sugiono mengatakan selama pelaksanaan Pilpres
2019, banyak kecurangan-kecurangan yang terjadi dan diperoleh buktinya oleh timses.

Bukti kecurangan tersebut terlihat dari banyaknya video yang menunjukkan surat suara telah
tercoblos hingga perbedaan data C1 dengan data yang diinput oleh KPU.

Salah satu bukti yang ditunjukkan Sugiono adalah, video yang memperlihatkan dugaan
kecurangan saat pencoblosan suara tengah berlangsung di salah satu TPS. Bukti -bukti
lainnya juga dipaparkan Sugiono yang menunjukkan adanya kecurangan yang merugikan
pihak Prabowo – Sandiaga.

Dugaan kecurangan juga, kata dia, terjadi saat petugas KPPS yang mencoblos surat suara
saat penghitungan surat suara sedang dilakukan di daerah Bekasi. Sugiono juga
memperlihatkan adanya kotak suara yang tidak tersegel dan rawan untuk dijadikan ajang
kecurangan.

Selain itu, sebutnya, ada input data KPU yang berbeda dengan hasil penghitungan suara
di form C1. Dengan adanya bukti-bukti yang sudah dipegangnya, maka dengan tegas BPN
akan melapor kepada KPU dan Bawaslu.

Solusi

Solusi dari bawaslu

Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Abhan mempersilakan kedua pihak tim
kampanye pemenangan pemilihan presiden (pilpres) membuat laporan pelanggaran kepada
Bawaslu.

Menurut Abhan, Tim Kampanye Nasional (TKN) maupun Badan Pemenangan Nasional (BPN)
bisa membuat laporan sebelum pengesahan resmi oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Tugas pokok Bawaslu sambungnya, untuk mengkaji dan menindaklanjuti laporan apabila terjadi
pelanggaran dalam penyelenggaraan Pemilu 2019. Abhan mengatakan ada dua mekanisme
dalam pelaporan pelanggaran atau kecurangan tersebut.

Abhan mempersilakan para peserta pemilu untuk melakukan koreksi terhadap rekapitulasi
penghitungan perolehan suara nasional hasil Pemilu 2019. Menurutnya, pengajuan koreksi
sebagai salah satu hak peserta pemilu.
Menurutnya, setiap warga negara Indonesia yang memiliki hak pilih berhak untuk mengajukan
koreksi, asalkan melengkapi persyaratan formil dan materil. "Jika ada keberatan, silakan lapor
kepada kami (Bawaslu). Gunakan mekanisme yang ada," ucapnya.

Dia juga menyatakan kekecewaannya terkait maraknya isu yang mendelegitimasi


penyelenggaraan pemilu juga, para penyelenggaranya. Dia menegaskan kerja pengawasan
pemilu dilakukan sesuai UU pihaknya bekerja sesuai koridor UU dalam memproses setiap
laporan dugaan pelanggaran pemilu.

Bab 3

A. Tujuan Khusus Penelitian Waktu

Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini adalah apa yang menyebabkan suatu
kecurangan terjadi di dalam Pilpres 2019 dan bagaimana solusinya.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu penelitian: waktu yang tepat untuk meneliti yaitu saat munculnya dugaan kecurangan
maupun pelanggaran dalam pelaksanaan Pilpres 2019.

Tempat penelitian: untuk meneliti sebab terjadinya kecurangan maupun pelanggaran yang terjadi
pada Pilpres 2019 yaitu dapat dilakukan dengan membuka posko khusus untuk pengaduan.
C. Variable Penelitian

X1 = presiden

X2 = masyarakat

X3 = panwaslu

Y = kecurangan Pilpres

D. Metode Penelitian

Anda mungkin juga menyukai