Anda di halaman 1dari 25

PROGRAM KERJA MAHASISWA KKN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

Desa : Jatibaru
Kecamatan : Pagar Merbau
Kabupaten : Deli Serdang

Oleh :
Nama NIM Prodi Fakultas
Aisyah Rahma 4163141004 Pend. Biologi FMIPA
Lisa Putriani 3162122011 Pend. Antropologi FIS
Mailin Sonia Gira 4161141033 Pend.Biologi FMIPA
Marwatun Nazla 5163111026 Pend.Tek Bangunan FT
Nora Sahari Pakpahan 5162111018 Pend.Tek Bangunan FT

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2019
HALAMAN PENGESAHAN

Nama Program : Kuliah Kerja Nyata


Desa : S-I Jatibaru
Kecamatan : Pagar Merbau
Kabupaten : Deli Serdang
Kepala Desa : Rakhmadsyah Putra Helmi Barus
Dosen Pembimbing Lapangan: Nurilam Harianja, S.Pd, M.Hum

S-I Jatibaru, 22 Agustus 2019


Mengetahui : Disetujui
Kepala Desa S-I Jatibaru Dosen Pembimbing Lapangan

Rakhmadsyah Putra Helmi Barus Nurilam Harianja, S.Pd, M.Hum


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT atas rahmat dan hidayah
sihingga penyusunan laporan Kuliah Kerja Nyata (KKN) UNIMED di desa
Jatibaru kecamatan Pagar Merbau kabupaten Deli Serdang dapat diselesaikan.
Laporan ini merupakan rangkaian dari kegiatan mahasiswa UNIMED dan
merupakan evaluiasi dari program kerja yang didalamnya disajikan acuan untuk
melalui sejauh mana keterlibatan mahasiswa dalam mengaplikasikan ilmu dan
pengabdiannya kepada masyrakat. Demikian pula bagaimana dan sikap respon
masyarakat terhadap peserta KKN selama menempati lokasi kuliah kerja nyata
tersebut. Melalui laporan ini kami mengucapapkan banyak terima kasih kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Medan beserta pihak Lembaga Penelitian dan


Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UNIMED yang memberikan
pembekalan sebelum pemberangkatan serta telah berupaya di dalam
pelaksanaan KKN ini.
2. Bapak kepala desa Jatibaru, ibu ketua penggerak ketua PKK desa Jatibaru,
sekretaris Jatibaru beserta jajaranya dan masyarakat desa Jatibaru yang
telah memberikan bantuan dalam pelaksanaan program kerja KKN.
3. Ibu Nurilam Harianja S.Pd, M.Hum selaku dosen pembimbing mahasiswa
KKN Jatibaru yang telah memberikan bimbingan dalam pelaksanaan
program kerja kami.
4. Ibu kepala dusun utama, bapak kepala dusun harapan, bapak kepala dusun
gereja, bapak kepala dusun durian V, ketua LKMD, tokoh masyarakat
Jatibaru, serta pemuda dan remaja yang telah bekerja sama dengan kami
dalam pelaksanaan program kerja kami selama satu bulan.
5. Rekan-rekan KKN desa Jatibaru atas kekompakan dan kerja sama yang
baik sesama peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN).
Demikian laporan ini kami susun, semoga dapat memberikan kontribusi
pemikiran kepada masyarakat agar menjadi bahan pertimbangan untuk
melaksanakan segala aspek pembangunan di desa Jatibaru.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati kami memohon maaf bilamana
pelaksanaan KKN ini terdapat kekeliruan terdapat kesalahan yang tidak kami
sadari.
Terima kasih, semoga aktivitas kita senantiasa mendapat Rahmat dari
Allah SWT. dan bernilai ibadah disisi-Nya, amin.

S-1 Jatibaru, 21 Agustus 2019

Mahasiswa KKN UNIMED 2019


.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kantor Desa Desa S-I Jati Baru sedang berada dalam tahap renovasi pada saat
mahasiswa-mahasiswi melakukan KKN di Desa S-I Jati Baru sehingga bagian depan
dari kantor tersebut terlihat gersang dan tidak ada tanaman, agar nenambah nilai
estetika dan pemanfaatan lahan kosong yang tersedia sehingga mahasiswa-mahasiswi
mengemukakan sebuah program kerja pembuatan apotek hidup yang bertujuan untuk
memanfaatkan lahan kosong tersebut juga menambah nilai estetika dari kantor des
Jati Baru.
Apotek hidup adalah memanfaatkan sebagian tanah untuk ditanami tanaman
obat-obatan untuk keperluan sehari-hari. Umum diketahui, bahwa banyak obat-obatan
tradisional yang dapat digunakan untuk mengobati berbagai penyakit. Obat
tradisional umumnya lebih aman karena bersifat alami dan memiliki efek samping
yang lebih sedikit dibandingkan obat-obat buatan pabrik. Itulah sebabnya sebagian
orang lebih senang mengkonsumsi obat-obat tradisional. Bila di dalam pekarangan
tersedia tanaman obat yang dapat digunakan apabila salah satu anggota keluarga
masyarakat sedang sakit tentu hal menyenangkan. kita tinggal mengambilnya kapan
saja, bahkan malam hari sekalipun, tidak perlu mengeluarkan uang dan terjamin
kesegarannya karena langsung dipetik dari tanamannya. Tanaman obat juga tidak
kalah cantiknya dengan tanaman hias.
Tumbuh-tumbuhan termasuk salah satu sumber senyawa bahan alam hayati
yang memegang peranan penting dalam pemanfaatan zat kimia berkhasiat yang
terdapat di alam. Hampir setiap daerah di Indonesia khususnya Sumatera Utara
mengenal ramuan obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yang digunakan untuk
pengobatan penyakit tertentu secara tradisional, baik yang telah dilakukan oleh nenek
moyang kita maupun masyarakat pada masa sekarang ini sebagai apotek hidup.
Dengan terlaksananya pembuatan apotek hidup berbentuk vertical garden ini semoga
bermanfaat untuk masyarakat desa jati baru.
1.2 Tujuan Pelaksanaan Program Kerja
Adapun tujuan pelaksanaan program kerja pembuatan apotek hidup (vertical
garden) ini adalah untuk memanfaatkan lahan kosong kantor Desa Jati Baru yang
sedang tahap renovasi yang bagian depan dari kantor tersebut terlihat gersang dan
tidak ada tanaman, dimana dengan adanya apotek hidup ini dapat nenambah nilai
estetika kantor desa dan juga tumbuhan obat yang ada dapat dimanfaatkan oleh
masyarkat untuk pengobatan. Oleh karena itu melalui apotek hidup ini dapat memberi
tahukan bahwa apotek hidup itu perlu untuk memperindah pekarangan, dan
memberikan contoh betapa pentingnya tanaman baik bunga atau pun tanaman yang
bermanfaat lainnya seperti tanaman obat-obatan, bisa dilakukan dalam bentuk apotek
hidup.

1.3 Sasaran Kegiatan


1. Pemanfaatan lahan kosong di depan kantor desa
2. Seluruh masyarakat di lingkungan desa SI-Jati Baru dusun Utama, Greja,
Harapan dan DurianV yang dapat memanfaatkan apotek hidup (vertical
garden).
1.4 Tema Kegiatan

Tema kegiatan ini adalah “Pemanfaatan Lahan Kosong Halaman Kantor Desa Jati
Baru untuk Pembuatan Apotek Hidup dalam Bentuk Vertical Garden Guna
Menambah Estetika Kantor Desa Jati Baru dan Pemanfaatan Tumbuhan Obat oleh
Masyarakat”.

1.5 Waktu Kegiatan


Kegiatan ini dilaksanakan pada:
Alokasi watu : 4 hari
Hari/Tanggal : Rabu - Jum’at/14 - 16 Agustus 2019
Jam : 10.00 WIB s/d selesai
1.6 Tempat dan Lokasi Pelaksanaan
Kegiatan ini dilaksanakan di halaman kantor Desa SI- Jati Baru Kecamatan Pagar
Merbau Kabupaten Deli Serdang.

1.7 Penyelenggara
Kegiatan ini diselenggarakan oleh Mahasiswa Peserta KKN Universitas Negeri
Medan Stambuk 2016 Tahun 2019. Mahasiswa KKN berkeliling Desa S-I Jati Baru
untuk mencari beberapa jenis tanaman obat misalnya tanaman kumis kucing lalu
mengambil tanah dan menanam dalam botol bekas yang dijadikan sebagai membuat
tiang sebagai tempat menggantung vertical garden lalu membuat vertical garden.

1.9 Susunan Peserta


Peserta pada kelompok program kerja pembuatan appotik hidup (vertical garden)
5 mahasiswi dari 20 mahasiswa-mahasiswi KKN UNIMED. Adapun nama-nama
peserta adalah sebagai berikut, Aisyah Rahma, Lisa Putriani, Mailin Sonia Gira,
Marwatun Nazla dan Nora Sahari Pakpahan yang bersal dari fakultas dan prodi yang
berbeda.

BAB II
PROGRAM KERJA
Adapun program kerja yang dilaksanakan mahasiswa selama program kuliah
kerja nyata di Desa Jatibaru yaitu “Apotik Hidup”. Program ini dilakukan
sesuaidengan jurusan mahasiswa peserta KKN dan dikolaborasikan dengan jurusan
lain yang menunjang program kerja tersebut. Adapun penjelasan deskripsi program
yang telah dilaksanakan adalah sebagai berikut:
Nama Program : Apotik Hidup (vertical garden)
Tujuan :
1. Memberi informasi kepada masyarakat untuk lebih peduli terhadap
tumbuhan apotik hidup sebagai pengobatan penyakit ringan yang ada.
2. Mengajak masyarakat agar dapat bersama-sama menanam apotik hidup di
Desa Jatibaru yang digunakan sebagai lumbung dari berbagai tanaman obat
yang mudah dijangkau oleh masyarakat desa.
3. Memanfaatkan lahan kosong kantor Desa Jati Baru yang sedang tahap
renovasi.
Sasaran : Masyarakat Desa
Alokasi Waktu: 14 Agustus 2019
Persentase Keberhasilan: 75 %
Penanggung Jawab :
1. Nama : Aisyah Rahma Nasution
Nim : 4163141004
Prodi : Pend.Biologi
Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

2. Nama : Mailin Sonia Gira Sihombing


Nim : 4161141033
Prodi : Pend. Biologi
Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
3. Nama :Lisa Putriani
Nim : 3162122011
Prodi : Pend. Antropologi
Fakultas : Ilmu Sosial

4. Nama : Marwatun Nazlah


Nim : 5163111026
Prodi : Pend. Teknik Bangunan
Fakultas : Teknik
5. Nama : Nora Sahari Pakpahan
Nim : 51621111018
Prodi : Pend. Teknik Bangunan
Fakultas : Teknik

2.1 Deskripsi Program:


Apotik hidup adalah memanfaatkan sebagian tanah untuk ditanami tanaman
obat-obaan untuk keperluan sehari-hari. Umum diketahui, bahwa banyak obat-obatan
tradisional yang dapat digunakan untuk berbagai penyakit. Obat tradisional umumnya
lebih aman karena bersifat alami dan memiliki efek samping yang lebih sedikit
dibandingkan obat-obatan buatan pabrik. Secara umum, di Desa Jatibaru sangat sulit
memperoleh apotik rumahan yg dekat dengan desa ini, masyarakat harus pergi ke
desa lain untuk memperoleh obat-obatan atau harus menunggu pihak kesehatan ketika
melaksanakan kegiatan kesehatan di Kantor desa. Di Desa Jatibaru ini, banyak
terdapat tanaman obat-obatan yang bisa digunakan oleh masyarakat akan tetapi
banyak dari mereka yag tidak mengetahui tanaman apa saja yang dapat dijadikan
sebagai obat dan fungsi tanaman itu sendiri. Karakteristik masyarakat yang masih
tradisional menjadikan kepercayaan masyarakat akan cara pengobaran masih sangat
rendah terhadap pengobatan modern. Program pembuatan Apotik Hidup ini dapat
dimanfaatkan sebagai salah satu langkah untuk mengajak masyarakat menanam
tanaman obat sendiri yang dekat dengan lingkungan rumah warga. Adapun jenis
tanaman yang sudah umum dikenal oleh masyarakat desa Jatibaru, seperti tanaman
jahe, lengkuas, kunyit, cocor bebek, kumis kucing, dan lain-lain.
Sebelum melaksanakan pembuatan apotik hidup ini, tim kkn berdiskusi
mengenai cara pembuatan apotik hidup ini, ide yg didapat adalah dengan membuat
apotik hidup gantung dimana tanaman obat yang diperoleh kemudian dimasukkan
kedalambotol aqua bekas yang telah diisi tanah kemudian disusun dan digantung
secara vertical.
Kegiatan awal yang dilakukan Tim KKN beserta anak-anak desa adalah
mencari dahulu tanaman yang akan ditanam untuk apotik hidup, dengan mengelilingi
setiap rumah yang ada di Desa Jatibaru ini, ada sebagian ibu-ibu yang ikut membantu
dengan memberikan tanamannya untuk apotik hidup ini. Setelah semua bahan-bahan
yang diperlukan lengkap kami pun melakukan langkah pertama yaitu:
Pembuatan apotik hidup ini dilaksanakan pada hari Rabu, 14 Agustus 2019.
Pukul 09.00-15.00 WIB di lahan kosong samping kantor desa Jatibaru yang dibantu
oleh sebagian anak-anak desa, ibu-ibu serta pegawai kantor desa serta bantuan tim
KKN.

2.2 Deskripsi Tanaman :


1. Kumis Kucing (Orthosiphon stamineus)
Kumis kucing adalah salah satu jenis tanamn obat yang banyak dicari
oleh masyarakat dan banyak digunakan sebagai obat untuk mengatasi dan
menyembuhkan beberapa penyakit. Kandungan yang terdapat pada tanaman
ini mampu mengatasi penyakit ginjal, memperlancar air seni, anti radang dan
penyakit lainnya.
Kumis Kucing merupakan tanaman obat berupa tumbuhan berbatang
basah yang tegak. Tanaman ini dikenal dengan berbagai istilah seperti:
Kidney Tea Plants/Java Tea (Inggris), Giri-Giri Marah (Sumatera), Remujung
(Jawa Tengah dan Jawa Timur) dan Songot Koneng (Madura), Kumis Kucing
(Melayu - Sumatera). Tanaman Kumis kucing berasal dari wilayah Afrika
tropis, kemudian menyebar ke wilayah Asia dan Australia. Tanaman ini biasa
tumbuh liar sepanjang selokan atau dipakai sebagai tanaman pagar, bunganya
menarik perhatian karena mempunyai benang sari dan putik yang panjang
yang mencuat keluar sehingga menyerupai kumis kucing karena itulah
tanaman ini dinamakan Kumis Kucing.
Daun kumis kucing basah maupun kering bermanfaat digunakan
sebagai bahan obat-obatan. Di Indonesia daun yang kering dipakai (simplisia)
sebagai obat yang memperlancar pengeluaran air kemih (diuretik) sedangkan
di India untuk mengobati rematik. Masyarakat menggunakan kumis kucing
sebagai obat tradisional sebagai upaya penyembuhan batuk encok, masuk
angin dan sembelit. Disamping itu daun tanaman ini juga bermanfaat untu
pengobatan radang ginjal, batu ginjal, kencing manis, albuminuria, dan
penyakit syphilis.
2. Kitolod (Isotoma longiflora)
Kitolod merupakan tanaman dari family Campanulaceae yang tumbuh
pada pinggiran tembok yang lembab. Kitolod merupakan tanaman yang biasa
dimanfaatkan sebagai tanaman obat oleh masyarakat. Daun dan bunga kitolod
dimanfaatkan sebagai obat glaucoma pada mata, katarak, antivirus, sakit gigi,
bronchitis, sifilis dan asma (Koller. 2009).
3. Jahe (Zingeber officinale)
Jahe termasuk dalam suku Zingiberaceae yang termasuk dalam
tanaman herba yang tumbuh tegak. Manfaat dari tanaman jahe yaitu
mencegah penyakit kanker, kandungan antioksidan alami berupa minyak atsiri
yang ada pada jahe berpotensi untuk mencegah penyakit akibat radikal bebas.
Jahe juga dapat bermanfaat dalam mengatasi gangguan pernafasan, membantu
menjaga kesehatan pencernaan, menyembuhkan batuk, melancarkan
peredaran darah, mencegah perut buncit dan mencegah peradangan.
Jahe diperkirakan berasal dari India. Namun, ada pula yang mempercayai jahe
berasal dari Republik Rakyat Tiongkok Selatan. Dari India, jahe dibawa
sebagai rempah perdagangan hingga Asia Tenggara, Tiongkok, Jepang, hingga
Timur Tengah. Kemudian pada zaman kolonialisme, jahe yang bisa
memberikan rasa hangat dan pedas pada makanan segera menjadi komoditas
yang populer di Eropa.
Di Indonesia jahe memiliki berbagai nama daerah. Di Sumatra disebut
halia (Aceh), beuing (Gayo), bahing (Karo), pege (Toba), sipode
(Mandailing), lahia (Nias), sipodeh (Minangkabau), page (Lubu), dan jahi
(Lampung). Di Jawa, jahe dikenal dengan jahe (Sunda), jae (Jawa), jhai
(Madura), dan jae (Kangean). Di Sulawesi, jahe dikenal dengan nama layu
(Mongondow), moyuman (Poros), melito (Gorontalo), yuyo (Buol), siwei
(Baree), laia (Makassar), dan pace (Bugis). Di Nusa Tenggara, disebut jae
(Bali), reja (Bima), alia (Sumba), dan lea (Flores). Di Kalimantan (Dayak),
jahe dikenal dengan sebutan lai, di Banjarmasin disebut tipakan. Di Maluku,
jahe disebut hairalo (Amahai), pusu, seeia, sehi (Ambon), sehi (Hila), sehil
(Nusalaut), siwew (Buns), garaka (Ternate), gora (Tidore), dan laian (Aru).
Di Papua, jahe disebut tali (Kalanapat) dan marman (Kapaur). Adanya nama
daerah jahe di berbagai wilayah di Indonesia menunjukkan penyebaran jahe
meliputi seluruh wilayah Indonesia.
4. Daun Sirih (Piper betle)
Sirih merupakan tanaman khas atau Flora Identitas provinsi Kepulauan
Riau. Masyarakat Kepulauan Riau sangat menjunjung tinggi budaya upacara
makan sirih khususnya saat upacara penyambutan tamu dan menggunakan
sirih sebagai obat berbagai jenis penyakit. Tanaman yang konon asli Indonesia
dan tumbuh merambat pada batang pohon lain ini ditetapkan sebagai maskot
(identitas) provinsi kepulauan ini.
Daun sirih mengandung minyak atsiri, senyawa fitokimia yakni
alkaloid, saponin dan tannin. Daun sirih dapat bermanfaat untuk mengobati
mimisan, obat keputihan, mengobati gatal alergi dan biduran, mengobati
diare, gusi berdarah, mengobati batuk, penyakit jantung dan sifilis serta
bronchitis dan radang tenggorokan.

Sirih yang dalam bahasa latin (ilmiah) disebut Piper betle, sejak dahulu telah
dimanfaatkan oleh masyarakat terutama dengan mengunyah daun atau
buahnya bersama gambir, pinang, dan kapur. Selain itu, ternyata sirih
mempunyai berbagai khasiat dan manfaat terutama sebagai obat-obatan
herbal.
Tanaman yang di Jawa disebut juga sebagai Suruh atau Sedah
sedangkan di Sunda kerap dinamai Seureuh termasuk jenis tumbuhan
merambat dan bersandar pada batang pohon lain. Tanaman sirih (Piper betle)
panjangnya mampu mencapai puluhan meter. Tanaman sirih tumbuh tersebar
diberbagai negara di kawasan Asia Selatan dan Asia Tenggara. Selain di
Indonesia sirih dijumpai tumbuh pula di India, Bangladesh, Sri Lanka,
Thailand, Malaysia, Vietnam, Kamboja bahkan hingga ke Papua New Guinea.
5. Kunyit (Curcuma domestica)
Kunyit termasuk kedalam family zingiberaceae. Kunyit umumnya
dapat digunakan sebagai bahan masakan dan obat. Untuk obat, kunyit dapat
berkhasiat untuk mendinginkan badan, membersihkan lambung, obat anti
gatal, anti-septik, anti kejang, mengurangi pembengkakan selaput lender
mulut serta dapat mengobati kanker.
Kunyit awalnya berasal dari wilayah Asia Tenggara, yang kemudian
mengalami penyebaran hingga ke daerah Malaysia, Indonesia, Australia,
bahkan Afrika. Tanaman ini diperkirakan ada sejak 77-78 SM. Di Indonesia,
khususnya derah Jawa, kunyit banyak digunakan sebagai ramuan jamu karena
memiliki khasiat membersihkan dan mengeringkan luka, menghilangkan rasa
gatal, serta menyembuhkan kesemutan. Seiring berkembangnya zaman,
tanaman ini mulai digunakan sebagai bumbu masak dan juga bahan kosmetik.

Beragam masakan tradisional khas Indonesia seperti, opor ayam, nasi kuning,
hingga olahan gulai. Semuanya menggunakan kunyit sebagai campuran
bumbu-bumbu. Selain menciptakan aroma yang khas, kunyit sering digunakan
sebagai pewarna alami pada masakan. Tanaman ini memiliki kandungan
antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas, dan juga dapat mencegah
depresi.
6. Temulawak ( Curcuma xanthorrhiza)
Temulawak merupakan tanaman obat yang biasa dijadikan bahan
jamu, bentuknya hampir mirip dengan kunyit. Temulawak memiliki
kandungan senyawa kimia yang terdapat pada rimpangnya, antara lain minyak
atsiri, kamfer, glukosida, foluymetik karbinol dan kurkuminoid. Temulawak
dapat bermanfaar bagi kesehatan terutama untuk mengatasi gangguan
pencernaan, meringankan osteoarthritis, mengatasi kanker, dapat dijadikan
sebagai penyembuhan hepatitis, meredakan derita asma dan lain-lain.
Temulawak adalah tumbuhan asli Indonesia khususnya pulau Jawa
yang kaya akan manfaat, mulai dari bahan pangan, pewarna makanan, sampai
bahan kosmetik. Bagian yang digunakan pada temulawak adalah rimpangnya
karena mengandung berbagai senyawa bahan kimia yang bermanfaat.
Meskipun tanaman ini tersebar ke berbagai negara, tapi temulawak Indonesia
lah yang paling dicari. Di Indonesia, kabarnya temulawak yang yang paling
unggul ditanam di Semarang, Jawa Tengah.
7. Cocor bebek (Kalanchoe pinnata)
Cocor bebek merupakana tanaman dari family Crassulaceae
merupakan tanaman yang berdaun tebal, berdaging dan mengandung banyak
air. Cocor bebek memiliki kandungan kimia yaitu zat asam lemon, zat asam
apel, vitamin C, quercetin, diarabinoside, asam malat, damar, zat lender,
magnesium malat, asam formiat, tannin, kaempferol dan glukosida. Daun
pada cocor bebek dapat berkhasiat untuk mengatasi kulit terkelupas, radang
payudara, radang amandel, radang lambung, radang telinga luar, rheumatic,
memar, tulang patah, wasir, diare, disentri, dan luka bakar.
Cocor bebek menjadi tanaman yang umum di daerah iklim tropikal
seperti Asia, Australia, Selandia Baru, India Barat, Mkaronesia, Maskarenes,
Galapags, Melanesia, Polinesia dan Hawaii. Tanaman ini dianggap sebagai
spesies yang invasif. Alasan utama penyebarannya yang besar adalah karena
kepopuleran tanaman ini sebagai tanaman hias yang juga memiliki manfaat
sebagai tanaman obat.
2.3 Teknik Pelaksanaan
 Meminta izin pada kepala desa Jati Baru
 Memberikan pengarahan tentang apotik hidup
 Mencari bibit bunga atau tanaman obat yang ada disekitar desa.
 Membersihkan perkarangan yang akan digunakan.
 Mempersiapkan alat dan bahan yang digunaakan
 Membuat vertical garden dengan menggunakan kayu
 Menanam beberapa jenis tanaman obat seperti jahe, temulawak, kumis kucing
dan lain-lain.
 Menggantungkan tumbuhan obat yang sudah ditanami dipot

Adapun bahan-bahan dan alat yang digunakan adalah sebagai berikut:


Alat Bahan
Gergaji Kayu ukuran 2/2
Palu Botol air mineral bekas ukuran 2
Paku liter
Parang Cat warna putih
Gunting Tali jemuran
Tanah humus
Tumbuhan apotik hidup

Vertical garden yang dibuat berbetuk persegi panjang yang berukuran panjang
2 meter dan tinggi 2,20 meter dengan mengunakan kayu 2/2, pot yang digunakan
untuk menanam tumbuhan yaitu botol aqua bekas untuk memanfaatkan limbah
plastik dan juga meminimalisir biaya. Botol aqua yang digunakan berukuran 2 liter
dengan memotong menjadi dua bagian sehingga satu pot tanaman terbuat dari satu
bagain dari potongan aqua. Kemudian pot yang sudah ditanami tumbuhan apotik
dikat di sisi kiri dan kanannya dengan tali jemuran dan di gantung pada vertical yang
terbuat dari kayu dalam satu gantungan terdapat 3 buah pot berjejer kebawah dengan
jenis tanaman yang berbeda dan setiap gantungan memilik jarak 10 cm sehingga pada
bentang kayu 2 meter terdapat 5 gantungan pot bunga dan kayu pada vertical garden
diberi cat berwarna putih.

2.4 Hasil Yang Dicapai dan Tindak Lanjut


Hasil yang dicapai setelah dilakukan kepala desa dan staf desa antusias
terhadap lingkungan halaman kantor desa. Para staf menerima dengan sangat baik
dikarenakan dapat menambah estetika kantor desa dan bermanfaat terhadap
masyarakat. Proses prmbuatan vertical garden mauppun penanaman tumbhan juga
berjalan dengan aktif, efektif, dan menyenangkan.
Kegiatan ini dilakukan hanya sekali selama satu bulan KKN. Kegiatan ini
diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masrakat desa. Tindak lanjut pada
pelaksanaan program ini semoga masyarakat dapat merawat serta mengembangkan
apa yang sudah ada dari apotik hidup ini

2.5 Faktor Pendukung dan Penghambat


1. Faktor pendukung
Dukungan kepala desa Jati Baru.
Motivasi dan Ilmu yang diperoleh dalam perkuliahan.
Dukungan dari kawan-kawan anggota KKN.
Alat dan Bahan yang dibutuhkan mudah diperoleh.
2. Faktor penghambat
Adapun faktor penghambat dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah fasilitas
serta jenis tanaman yang sedikit.

BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Dari program kerja yang telah dilaksanakan dan dipaparkan di atas, maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa program kerja telah terlaksana dengan baik, namun belum sepenuhnya
maksimal baik hasil akhir maupun pemanfaatannya dikarenakan adanya kendala pada
pengadaan sumber bahan pokok (kayu dan juga tanaman obatnya). Namun daripada itu,
apresiasi masyarakat sangat membantu dalam pengadaan tanaman obat, perangkat desa juga
mendukung baik pelaksanaan program kerja sehingga dapat berlangsung dengan baik.
3.2 Saran
Beberapa saran yang dapat penulis berikan diantaranya adalah:
1. Sebaiknya pelaksanaan program KKN disesuaikan dengan potensi desa,
kearifan lokal desa, serta hal-hal lain yang dapat mengembangkan potensi desa.
2. Pelaksanaan KKN sebaiknya dilaksanakan dengan jangka waktu lebih dari 1
bulan, karena pelaksanaan setiap program kerja membutuhkan waktu yang
panjang untuk pelaksanaan dan juga untuk pengawasan pemanfaatannya.
3. Mahasiswa KKN sebaiknya menjalin hubungan baik dengan masyarakat
setempat dan juga rekan-rekan mahasiswa KKN, adaptasi dengan lingkungan
masyarakat penting untuk memetakan potensi dan program kerja yang cocok
untuk dilaksanakan.

Demikian proposal ini penulis buat sebagai panduan dalam merancang


program-program yang dilaksanakan selama kegiatan Kuliah Kerja Nyata di Desa Jati
Baru. Semoga program yang telah dirancang tersebut bermanfaat bagi masyarakat
dan di Ridhoi oleh Allah.

LAMPIRAN PELAKSANAAN KEGIATAN


DAFTAR PUSTAKA

Manfaat apotik hidup. (28 Agustus 2019). Diperoleh dari http://tanaman.org/manfaat-

apotik-hidup_305.htm

infotanamanobat, Citrus aurantifolia, Swingle. (28 Agustus 2019). Pengobatan Alami

Dari Halaman Sendiri. Diperoleh dari http://infotanamanobat.blogspot.com/

Anda mungkin juga menyukai