Anda di halaman 1dari 10

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Nematoda merupakan salah satu hewan mikroseluler yang paling banyak dan

mudah ditemukan. Banyak spesies nematoda yang diketahui hidup di tanaman dan

beberapa nematoda menyebabkan penyakit pada tanaman inangnya (Mohammed,

et al., 2008). Nematoda parasit tanaman dapat menyebabkan kerusakan hampir

mencapai 100%. Hal ini akan menyebabkan tanaman puso dan petani gagal panen.

Nematoda yang menyebabkan kerusakan pada tanaman hampir semuanya hidup

didalam tanah, baik yang hidup bebas didalam tanah bagian luar akar dan batang

didalam tanah bahkan ada beberapa parasit yang hidupnya bersifat menetap

didalam akar dan batang. Tumbuhan yang terinfeksi nematoda mengakibatkan

munculnya gejala pada akar dan juga pada bagian tumbuhan di atas permukaan

tanah. Gejala pada akar mungkin terlihat seperti puru akar (root knot atau root gall),

luka akar, akar bercabang lebih lebat, ujung akar rusak dan akar membusuk apabila

infeksi nematoda disertai oleh bakteri dan jamur patogenik-tumbuhan atau saprofit

(Agrios, 1996). Serangan nematoda dapat mempengaruhi proses fotosintesa dan

transpirasi serta status hara tanaman (Melakeberhan et al., 1987). Akibatnya

pertumbuhan tanaman terhambat, warna daun kuning klorosis dan akhirnya

tanaman mati. Selain itu serangan nematoda dapat menyebabkan tanaman lebih

mudah terserang patogen atau OPT lainnya seperti jamur, bakteri dan virus. Akibat

serangan nematoda dapat menghambat pertumbuhan tanaman, mengurangi

produktivitas, dan kualitas produksi (Mustika, 2005).


2

Meloidogyne incognita merupakan salah satu nematoda parasit pada tanaman.

Meloidogyne incognita merupakan nematoda patogen yang menyebabkan kerugian

ekonomi dan gagal panen sekitar 5% dari total keuntungan yang di dapat.

Meloidogyne incognita merupakan spesies nematoda parasit tanaman yang paling

banyak ditemukan dan nematoda paling eksis di daerah tropis dan subtropis. Dua

pertiga sampel nematoda puru akar yang diperoleh dari sejumlah negara tropis

adalah dari spesies Meloidogyne incognita (Sasser, 1979). Di India, 232 genus

tanaman telah dilaporkan sebagai host untuk Meloidogyne incognita (Krishnappa,

1985). Nematoda ini parasit di berbagai tanaman, khususnya pada tanaman yang

dapat hidup di tanah berpasir yang memiliki temperature hangat (Munshid, et al.,

2013). Nematoda ini memiliki jangkauan inang yang sangat beragam, sehingga

dapat ditemukan pada beberapa tanaman penting pertanian. Nematoda ini

merupakan nematoda yang berkembang sangat cepat dan mempunyai daya tekan

tinggi terhadap pertumbuhan tanaman dengan gejala khas terlihat pada akar, yaitu

berupa bintil-bintil yang disebut dengan puru akar (Whitehead, 1998 dalam

Prasasti, 2012). Terbentuknya gall atau puru dikarenakan infeksi nematoda yang

menyebabkan akar mengalami hipertropi dan hyperplasia, yaitu membengkaknya

jaringan akar tanaman serta pembelahan sel dan pembesaran sel secara berlebihan

pada jaringan perisikel tanaman (Shipton, 1997 dalam Istiqomah, 2015). Selain

terbentuknya gall atau puru pada sistem perakarannya, tanaman yang terserang

Meloidogyne incognita daunnya mengalami klorosis, tanaman kerdil, daunnya

mengalami klorosis, layu dan banyak yang gugur, tanaman kerdil, akar lebih

sedikit, dan bila tanaman yang terserang hebat atau parah maka tanaman yang
3

terserang akan mati (Taylor and Sasser, 1978). Gejala terjadi akibat terhambatnya

saluran pengangkut air dan nutrisi. Penyakit Puru akar di lapangan sangat sulit

dikendalikan, hal ini disebabkan nematoda ini mempunyai inang yang banyak

sehingga ia dapat terus bertahan hidup (Liestiany & Pramudi, 2010). Beberapa

tanaman perkebunan, seperti jahe, kenaf, kopi, lada, nilam, cengkeh, tebu, teh,

tembakau, lengkuas, temulawak, dan kapulaga tidak luput dari serangan nematoda

Meloidogyne incognita (Mustika, 2005).

Salah satu tanaman perkebunan yang bernilai ekonomis tinggi adalah tembakau.

Tembakau cerutu merupakan komoditas ekspor nonmigas yang memberikan

kontribusi tunggi terhadap devisa negara Indonesia. Kualitas tembakau cerutu

sangat menentukan harga legalnya. Tembakau cerutu dikatakan berkualitas tinggi

jika daunnya sehat dan bebas penyakit (Agustina, dkk., 2013). Pada budidaya

tanaman tersebut berbagai hama dan penyakit dapat menyerang tanaman ini.

Beberapa hama yang menyerang tanaman tembakau adalah Nematoda, Spodoptera

litura, semut api, Thripstabacina, ulat Plusiana signata, ulat pupus dan walang

Engitarustenius. Sedangkan penyakit yang sering ditemukan pada tanaman

tembakau adalah penyakit lanas, penyakit wedangan, penyakit layu, penyakit

lengor dan penyakit lijer (Adisewojo, 1970). Nematoda Meloidogyne incognita

merupakan salah satu dari sekian banyak jasad pengganggu tanaman tembakau.

Beberapa laporan penelitian di luar negeri menunjukkan bahwa nematoda

Meloidogyne incognita dapat menyebabkan kerusakan tanaman tembakau sebesar

40%-100% (Natawegina, 1983).


4

Upaya pengendalian nematoda pada umumnya dilakukan secara kimiawi

dengan menggunakan nematisida sintetik. Nematisida yang sering digunakan untuk

mengendalikan NPA biasanya berupa fumigan dan non-fumigan (Luc et al., 1990

dalam Prasasti, 2012). Penggunaan nematisida dapat menimbulkan dampak negatif

terhadap hasil pertanian dan lingkungan, terutama apabila penggunaan nematisida

terlalu berlebihan. Penelitian pengendalian nematoda non-kimiawi terus dilakukan

untuk mendapatkan bahan yang memiliki efek nematisida cukup tinggi namun efek

negatif terhadap lingkungan seminimal mungkin (Mariana, 2007).

Pengendalian dengan menggunakan bakteri antagonis merupakan alternatif

pengendalian yang potensial. Pengendalian dengan cara ini mempunyai kelebihan,

bakteri antagonis bersifat hidup dan dapat berkembang biak sehingga

kemempanannya di lapangan dapat bertahan lama dan berkelanjutan. Bakteri

antagonis yang berpotensi untuk mengendalikan R. solanacearum dan Meloidogyne

sp. diantaranya adalah bakteri Pseudomonas flourescens dan Bacillus sp.

(Mugiastuti, dkk., 2012).

Pemanfaatan bakteri sebagai pengendali nematoda merupakan salah satu

peranan bakteri yang menguntungkan dalam kehidupan manusia dan dipelajari

dalam mata pelajaran biologi SMA kelas X yang terdapat dalam KD (Kompetensi

Dasar) 4.4 tentang Archaebacteria dan Eubacteria. Dalam suatu proses

pembelajaran diperlukan sebuah sumber belajar yang sesuai untuk menyampaikan

materi tersebut. Sumber belajar meliputi apa saja dan siapa saja yang

memungkinkan peserta didik dapat belajar. Setiap sumber belajar harus memuat
5

pesan pembelajaran dan harus ada interaksi timbal balik antara peserta didik dengan

sumber belajar tersebut.

Sumber belajar mempunyai bentuk yang bermacam-macam, salah satunya yaitu

media cetak seperti buku, leaflet dan booklet. Menurut Simamoro (2009) booklet

adalah buku berukuran kecil (setengah kuarto) dan tipis, tidak lebih dari 30 lembar

bolak-balik yang berisi tentang tulisan dan gambar-gambar. Istilah booklet berasal

dari buku dan leaflet artinya media booklet merupakan perpaduan antara leaflet dan

buku dengan format (ukuran) yang kecil seperti leaflet. Pemilihan media berbentuk

booklet ini bertujuan untuk mempermudah siswa dalam memahami materi “Bakteri

dan Peranannya” dan siswa bisa mendapatkan gambaran secara nyata tentang

peranan bakteri, khusunya Bacillus sp.

Penggunaan bakteri Bacillus sp. untuk mengendalikan nematoda Meloidogyne

incognita juga telah dilaporkan oleh beberapa peneliti melaporkan bakteri endofit

Bacillus pumilus dan B. mycoides dapat menekan populasi dan jumlah puru

Meloidogyne incognita pada tanaman kopi sebesar 33% dan 39%. Dawar, et al

(2008) melaporkan bahwa penggunaan bakteri Bacillus spp., viz., B. subtilis., B.

thuringensis and B. cereus dapat menurunkan jumlah penetasan telur Meloidogyne

javanica dalam berbagai tahapan. Penggunaan B. cereus memiliki efek paling baik

untuk mengurangi jumlah penetasan telur M. javanica. Harni dan Munif (2012)

menggunakan bakteri endofit Bacillus sp. untuk mengendalikan Meloidogyne

incognita pada tanaman lada. Bacillus sp. terbukti mempunyai aktivitas enzim

kitinase, serta mampu menekan tingkat kerusakan akar (Manan et al., 2015). Enzim

kitin dan antibiotik lainnya diproduksi oleh Bacillus yang dapat digunakan untuk
6

menekan pertumbuhan mikroorganisme antagonis (Dorherty & Preece, 1988 dalam

Dawar, et al., 2008). Berdasarkan hal tersebut penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui pengaruh pemberian bakteri Bacillus sp. terhadap penetasan telur

nematoda puru akar (Meloidogyne incognita).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat diperoleh rumusan masalah sebagai

berikut:

1.2.1 Bagaimana pengaruh pemberian bakteri Bacillus sp terhadap daya tetas

telur nematoda puru akar (Meloidogyne incognita) pada tanaman

tembakau (Nicotiana tabacum)?

1.2.2 Bagaimanakah tingkat efektivitas berbagai bakteri Bacillus sp. dalam

menurunkan daya tetas telur nematoda (Meloidogyne incognita) pada

tanaman tembakau (Nicotiana tabacum)?

1.2.3 Bagaimanakah hasil penelitian “Uji Efektivitas Bacillus sp. untuk

Menurunkan Daya Tetas Telur Nematoda Puru Akar (Meloidogyne

incognita) Pada Akar Tembakau (Nicotiana tabacum)” dapat dijadikan

sebagai sumber belajar biologi untuk siswa SMA kelas X?


7

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat diperoleh tujuan penelitian sebagai

berikut:

1.3.1 Menganalisis pengaruh pemberian bakteri Bacillus sp. terhadap daya

tetas telur nematoda puru akar (Meloidogyne incognita) pada tanaman

tembakau (Nicotiana tabacum).

1.3.2 Menganalisis tingkat efektivitas berbagai bakteri Bacillus sp. dalam

menurunkan daya tetas telur nematoda akar (Meloidogyne incognita)

pada tanaman tembakau (Nicotiana tabacum).

1.3.3 Mengetahuai hasil penelitian “Uji Efektivitas Bacillus sp. untuk

Menurunkan Daaya Tetas Telur Nematoda Puru Akar (Meloidogyne

incognita) Pada Akar Tembakau (Nicotiana tabacum)” sebagai sumber

belajar biologi untuk siswa SMA kelas X.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Bagi Ilmu Pengetahuan

Dari hasil penelitian ini secara keseluruhan dapat dijadikan sebagai

sumber belajar dalam bidang kajian mengenai penyakit tanaman yang

disebabkan oleh nematoda, khususnya nematoda puru akar

(Meloidogyne incognita) pada tanaman tembakau (Nicotiana tabacum).

Serta peranan bakteri Bacillus sp sebagai agensia hayati dalam

mengendalikan penyakit puru akar.


8

1.4.2 Manfaat Bagi Masyarakat

Membentuk informasi kepada masyarakat tentang pemanfaatan bakteri

antagonis (Bacillus sp.) sebagai pengendali hayati dalam penetasan telur

nematoda puru akar (Meloidogyne incognita) pada tanaman tembakau

(Nicotiana tabacum L.).

1.4.3 Manfaat Teoritis

Menambah khasanah keilmuan mengenai pemanfaatan bakteri

antagonis (Bacillus sp.) sebagai pengendali penetasan telur nematoda

puru akar (Meloidogyne incognita) pada tanaman tembakau (Nicotiana

tabacum) dan juga dapat sebagai terapan keilmuan pada mata kuliah

Mikrobiologi dan Fitopatologi, serta terapan keilmuan pada mata

pelajaran biologi materi Archaebacteria dan Eubacteria.

1.5 Batasan Masalah

1.5.1 Bakteri yang digunakan adalah bakteri Bacillus sp. yang diambil dari

isolat bakteri Bacillus sp pada Laboratorium Fitopatologi BALITTAS.

1.5.2 Akar tembakau yang digunakan adalah akar tembakau yang menderita

puru, ditandai dengan adanya benjolan pada seluruh bagian akar

tembakau.

1.5.3 Nematoda puru akar (Meloidogyne incognita) yang diamati adalah

nematoda betina pada fase juvenile 1 menuju ke juvenile 2.

1.5.4 Indikator yang diamati dalam penelitian ini adalah jumlah telur

nematoda puru akar (Meloidogyne incognita) yang tidak menetas.


9

1.5.5 Sumber belajar yang dibuat adalah booklet untuk SMA/MA kelas X

mata pelajaran Biologi dengan materi Archaebacteria dan Eubacteria.

1.6 Definisi Istilah

1.6.1 Nematoda patogen atau parasitik adalah jenis nematoda yang

menyebabkan penyakit pada tanaman, biasanya pada akar tanaman,

yang sering disebut puru akar. Beberapa nematoda dapat mengurangi

kemampuan tanaman untuk mencegah infeksi jamur, jadi nematoda

dapat mengakibatkan kerusakan ganda, dan yang lain dapat menularkan

penyakit antartanaman inang (Dropkin, 1992).

1.6.2 Puru akar merupakan gejala awal yang bersosiasi dengan infeksi

Meloidogyne incognita tumbuhan yang terserang biasanya

menimbulkan gejala pertumbuhan yang tidak sehat (Luc, et al., 1995

dalam Liestiany, 2010). Tumbuhan yang terserang terlihat kerdil,

daunnya pucat, cenderung mudah layu pada keadaan cuaca panas

(Walker, 1975 dalam Liestiany, 2010), bunga dan buah berkurang atau

kerdil dan mutunya rendah (Agrios, 1996).

1.6.3 Meloidogyne incognita adalah salah satu nematoda yang menyerang

jaringan korteks akar, terutama akar-akar serabut yang aktif menyerap

unsur hara dan air, akibatnya pertumbuhan akar terganggu dan

penyerapan air maupun unsur hara tidak optimal (Harni, 2015).

1.6.4 Bacilus sp. adalah bakteri antagonis penghasil atau memproduksi enzim

kitinolitik, yang mana enzim kitinase bertanggungjawab untuk


10

mendegradasi pembentukan kitin pada dinding telur nematoda dan

massa telur sehingga bakteri ini dikenal dengan bakteri kitinolitik

(Akhtar et al, 2012).

1.6.5 Booklet adalah buku berukuran kecil (setengah kuarto) dan tipis, tidak

lebih dari 30 lembar bolak-balik yang berisi tentang tulisan dan gambar-

gambar. Istilah booklet berasal dari buku dan leaflet artinya media

booklet merupakan perpaduan antara leaflet dan buku dengan format

(ukuran) yang kecil seperti leaflet (Simamoro, 2009).

Anda mungkin juga menyukai