Pembangunan Sistem Point of Sale Yang Terintegrasi Dalam Setiap Cabang Outlet (Studi Kasus: 30 Derajat Street Food Tulungagung)
Pembangunan Sistem Point of Sale Yang Terintegrasi Dalam Setiap Cabang Outlet (Studi Kasus: 30 Derajat Street Food Tulungagung)
Abstrak
30 Derajat Street Food merupakan bisnis makanan yang sudah mempunyai cabang yang tersebar di kota
Tulungagung. Pada transaksi yang dilakukan oleh bisnis ini masih menggunakan buku untuk mencatat
setiap transaksi. Selain itu untuk rekap hasil penjualan dan pengeluaran juga dilakukan dengan mencatat
di buku. Sehingga dalam merekap keuangan sangat memakan waktu yang lama. Oleh karena itu,
dibangun sebuah sistem point of sale yang terintegrasi di setiap cabang outlet berbasis website.
Pembangunan sistem ini menggunakan Software Development Life Cycle Software dengan model
Waterfall. Dari hasil rekayasa kebutuhan didapatkan sebanyak 37 kebutuhan fungsional dan kebutuhan
non fungsional yaitu compatibility. Sistem ini dirancang dan diimplementasikan dengan menggunakan
pendekatan object oriented dan menggunakan framework Codeigniter dengan model MVC (model,
view, controller). Sistem ini diuji menggunakan pengujian unit dengan metode White Box, teknik yang
digunakan yaitu basis path testing, pengujian Validasi dengan metode Black Box dengan kasus uji
sebanyak 48 dengan keberhasilan 100%. Dan pengujian compatibility dengan menggunakan tool sort
site dan sistem berhasil diakses pada enam browser yang berbeda.
Kata kunci: point of sale, website, transaksi, waterfall
Abstract
30 Derajat Street Food has been a culinary business which already has widely spread branches in
Tulungagung. However this business still uses a manual book to take down every transaction such as
sales recapitulation and every single expense. As the result, to take down the financial recapitulation
will surely take a long time. Accordingly, Point of sale website based built up which is then directly
integrated to every outlet branch. Development of this system uses Software Development Life Cycle
Software with Waterfall model. The result software engineering shows of accounting needs, there were
37 functional and non-functional requirements, compatibility. This system is designed and is
implemented by using an object oriented approach uses the Codeigniter framework with the MVC model
(Model, View, Controller). Dealing with the test used, this research applies some tests covering white
box method for the unit test, basis path testing for the technique, black box for validation test with 48
cases with 100% success and the last tool sortsite for compatibility test which is succesfully accessed
by the six different browsers.
Keywords: point of sale, website, transaction, waterfall
dimulai dari pinggiran atau bahasa lainnya street pada sistem yang dibuat dapat memudahkan
food, yaitu makanan yang biasa dijumpai di karyawan dalam melakukan transaksi pesanan
pinggiran jalan atau nama lainnya pedagang kaki yang disertai dengan print out hasil transaksi
lima (Shinta, 2013). pesanan. Pada sistem juga menyediakan input
Studi kasus pada penelitian ini adalah untuk jumlah stok tiap outlet yang dilakukan
sebuah bisnis street food yang berada di oleh pemilik. Selain itu sistem juga memberikan
Tulungagung yaitu 30 derajat street food. Bisnis notifikasi jumlah stok tiap outlet, sehingga
ini sudah mempunyai beberapa cabang yang memudahkan pemilik dalam memantau stok.
tersebar di kota Tulungagung. Saat ini sudah Selanjutnya pada sistem juga menyediakan
terdapat delapan cabang. Menu yang ditawarkan untuk membuat rekap keuangan dari hasil
oleh 30 derajat street food adalah makanan penjualan maupun pengeluaram untuk pemilik
ringan berbahan baku ayam dan minuman teh. agar mudah dalam tracking keuangan. Sistem ini
Dari hasil wawancara, bisnis yang sudah juga dapat diakses melalui beberapa browser
berdiri sejak tahun 2016 ini proses transaksi seperti Google Chrome, Mozila Firefox,
antara penjual pembeli dan hasil rekap Microsoft Edge, Safari, Opera maupaun Internet
pemasukkan pengeluran keuangan masih Explorer
dilakukan dengan mencatat ke dalam buku Dari latar belakang tersebut maka dapat di
catatan. Selain itu pencatatan jumlah stok tiap jadikan sebuah judul penelitian yaitu
outlet juga dilakukan di kertas kecil yang “PEMBANGUNAN SISTEM POINT OF SALE
nantinya catatan tersebut diserahkan ke tiap YANG TERINTEGRASI DALAM SETIAP
karyawan outlet. Report sisa stok ke pemilik CABANG OUTLET (STUDI KASUS : 30
dilakukan setiap outlet dengan memberikan DERAJAT STREET FOOD
informasi melalui group WA. Hal ini tentunya TULUNGAGUNG)”. Dimana pada penelitian
sangat tidak efisien terkait dengan waktu dan tersebut diharapkan dapat membantu pemilik 30
tenaga. Derajat Street Food dalam mengatasi
Adapun dampak dari hal tersebut adalah permasalahan yang disebutkan di atas, serta
ketika ramai pembeli sering terjadi layanan yang dengan adanya sisem ini dapat membantu dalam
antriannya tidak terurut. Dimana pembeli yang mengembangkan bisnis yang lebih baik.
baru datang mendapatkan pesanannya dulu dan
pembeli yang sudah lama menunggu pesanannya 2. LANDASAN KEPUSTAKAAN
tidak kunjung datang. Hal ini terjadi karena tidak 2.1. Kajian Pustaka
adanya nomor antrian, sehingga pembeli sering Pada bagian ini, membahas penelitian
komplain. Pemilik juga sering mengalami terdahulu yang pernah dilakukan terkait dengan
kekeliruan dalam perhitungan hasil penjualan, Point of Sale. Penelitian sebelumnya dengan
hal ini dapat menyebabkan kerugian. Dalam judul “RANCANG BANGUN APLIKASI
melakukan rekap pemasukan keuangan sangat ANDROID POS (POINT OF SALE) KAFE
memakan waktu yang lama karena cabang outlet UNTUK KASIR PORTABLE DAN
yang sudah lumayan banyak dan harus mencatat BLUETOOTH PRINTER” (Pamungkas, 2017).
ke dalam buku yang berbeda untuk tiap outlet. Penelitian ini tentang masalah pemilik kafe yang
Selanjutnya kesulitan dalam tracking keuangan, kesulitan dalam melakukan rekapitulasi data dan
karena harus mencari dan membuka satu-persatu harus menginputkan bukti penjulan dan
buku pembukuan hal ini sangat memakan waktu. pembelian satu persatu di dalam excel setiap
Selain itu, catatan jumlah stok yang akan disebar harinya, dari hal tersebut sangat tidak efisien
ke tiap outlet juga sering hilang. Hal ini karena setiap harinya membuat file excel baru.
menyebabkan dalam pengiriman stok terjadi Sehingga pada penelitian tersebut membuat
keterlambatan dan dapat menyebabkan kerugian. sebuah sistem transaksi penjualan yang dapat
Dari hal tersebut pemilik baru menyadari betapa melakukan rekap laporan data transaksi pada
pentingannya suatu teknologi dan informasi bagi kafe.
bisnisnya untuk lebih berkembang. Penelitian selanjutnya dengan judul
Dari permasalahan tersebut, adapun upaya “Pembangunan Sistem Informasi Point Of Sales
untuk mengatasinya dengan membangun sebuah Terintegrasi Dalam Lingkup Rumah Makan
sistem Point of Sale, yaitu aplikasi kasir yang Beserta Cabangnya (Studi Kasus: RM. Pecel
memudahkan dalam melakukan sebuah Pincuk Bu Tinuk)” (Sani, 2018). Penelitian ini
transaksi. Pada sistem point of sale ini membangun sistem Point of sales yang
terintegrasi di setiap cabang outletnya. Dimana
terintegrasi antar outlet. Tujuannya agar pemilik Tahapan terakhir adalah penarikan kesimpulan
usaha bisa mengetahui informasi tiap outlet dan saran.
dengan real time, sehingga tidak perlu membuat
pembukuan yang memakan banyak waktu.
Dari hasil penelitian-penelitian tersebut,
penulis menjadikannya sebagai referensi dalam
membangun sistem Point of Sale yang dibangun
pada penelitian ini. Dimana pada sistem yang
terintegrasi di setiap cabang outlet, dapat
memudahkan pemilik dalam mengontrol,
mendapatkan informasi dan pengelolaan data
tiap outlet. Dengan adanya Point of Sale yang
terintegrasi, dapat memperbaiki proses bisnis
yang berlangsung saat ini.
2.2 Point of Sale
Point of sale adalah sistem transaksi yang
biasanya digunakan oleh usaha retail. Seperti
restoran, hotel, café, minimarket, supermarket,
dan toko lainya. Pada POS juga dilengkapi
manajemen yang terintegrasi seperti proses
transaksi penjualan, pengelolaan stok barang,
perhitungan hasil penjualan dan sebagainya.
Selain itu sistem POS juga membantu dan
memudahkan dalam melakukan transaksi
penjualan (Vendy, 2015).
3. METODOLOGI PENELITIAN
Bagian ini akan menjelaskan tahapan Gambar 1. Diagram Alir Metodologi Penelitian
secara sistematik untuk menyelesaikan
permasalahan penelitian. Adapun tahapan atau 4. REKAYASA KEBUTUHAN
langkah dalam penelitian mengenai 4.1 Identifikasi Aktor
pembangunan sistem Point of Sale yang Identifkasi aktor digunakan untuk
Terintegrasi dalam Setiap Cabang Outlet. mengidentifikasi siapa saja yang dapat memakai
Gambar 1 menunjukkan diagram alir yang sistem yang dibangun. Terdapat tiga pengguna
dalam sistem ini. Pengguna tersebut yaitu user,
dilakukan dalam penelitian ini.
admin dan kasir. User yaitu menggambarkan
Tahapan pada diagram alir menggunakan semua pengguna yang dapat melakukan login,
model Waterfall dimana kebutuhan sudah jelas admin atau sebagai pemilik yang dapat
diawal. Pada tahapan tersebut, tahapan pertama melakukan semua fungsi yang ada di sistem
adalah Identifikasi domain masalah. Tahapan admin, sedangkan untuk kasir yaitu pengguna
kedua adalah studi literatur yaitu sebagai dasar yang dapat melakukan fungsi transaksi pesanan.
teori dalam pengembangan sistem yang akan
dibuat. Tahapan ketiga adalah rekayasa 4.2 Kebutuhan Fungsional
kebutuhan yaitu menganalisis kebutuhan dari Yaitu mendefinisikan kebutuhan yang
sistem yang akan dibangun. Tahapan keempat harus ada dalam sistem yang akan dibangun.
perancangan sistem yaitu merancang sistem Dari hasil analisis kebutuhan didapatkan
yang akan dibuat dengan model OOD (Object sebanyak 37 kebutuhan fungsional.
Oriented Design). Tahapan kelima Implementasi
yaitu melakukan implementasi sesuai dengan
hasil perancangan. Tahapan keenam adalah
pengujian dan analisis hasil, yaitu melakukan
pengujian pada sistem untuk memastikan sistem
dapat berjalan sesuai dengan kebutuhan.
4.3 Kebutuhan Non Fungsional Sistem extend. Gambar 2 merupakan use case diagram
Dalam tahap ini penulis
pada sistem POS.
mempertimbangkan keinginan user yaitu
dimana sistem dapat dijalankan melalui browser
yang berbeda. Parameter yang digunakan dalam 5. PERANCANGAN
pengujian ini yaitu compatibility, dimana pada 5.1 Perancangan Basis Data
sistem ini diharapkan dapat diakses melalui Perancagan ini terdiri dari perancangan
beberapa browser seperti Google Chrome, ERD dan PDM. Setelah ERD dibuat, selanjutnya
Mozila Firefox, Microsoft Edge. membuat Physical Data Model (PDM), dimana
pada PDM ini sesuai dengan ERD.Gambar 3
4.4 Use Case Diagram terdapat sebelas tabel, dimana memiliki
Dalam use case diagram ini terdapat tiga hubungan masing-masing tiap tabel.
aktor, yaitu user, admin dan kasir. Serta
memiliki 37 use case. Yang mana beberapa use
case memiliki hubungan include maupun
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 8551
7. PENGUJIAN
Gambar 4. Antarmuka Halaman Transaksi 7.1 Pengujian Unit
Untuk melakukan uji pada algoritama dari
Keterangan : program yang sudah dibuat. Metode White Box
1. Logo yaitu metode yang dipakai dalam melakukan
2. User & Outlet pengujian unit. Alogoritme yang diuji, yaitu
3. Side Bar Menu algoritme tambah produk, lihat daftar
4. Logout pengeluaran, add cart.
5. Produk
6. Cart
7. Total
7.2 Pengujian Validasi
Pada pengujian validasi ini dilakukan untuk
8. Bayar
mengetahui bahwa sistem sudah berjalan sesuai
9. Kembali
dengan kebutuhan fungsional yang telah
10. Simpan
didefinisikan pada bab rekayasa kebutuhan.
6. IMPLEMENTASI Pengujian validasi pada penelitian ini
menggunakan metode Black Box. Dari
6.1 Implementasi Basis Data kebutuhan fungsional tersebut didapatkan
Dalam implementasi basis data point of sebanyak 48 kasus uji.
sale ini menggunakan MySQL. Pada Gambar 5
terdapat sembilan tabel yang saling berelasi. 7.3 Pengujian Compatibility
Pengujian compatibility ini untuk menguji
sistem point of sale yang telah dibangun dapat