a. Fasilitas Pendidikan
Standar DTK DKI Jakarta mengukur kebutuhan sarana pendidikan dari mulai
Taman Kanak-Kanak sampai Perguruan Tinggi. Sedangkan standar dari
Departemen PU hanya sampai pada tingkat SLTA atau terbatas pada sarana
pendidikan yang mempunyai fungsi sekunder untuk suatu kota, dan standar
untuk akademi dan Perguruan Tinggi yang mempunyai skala pelayanan kota,
tidak ditentukan standarnya, lihat Tabel 4.6.
TABEL 4.6
STANDAR-STANDAR PERENCANAAN UNTUK SARANA PENDIDIKAN
Catatan : Catatan :
Angka-angka standar dikalikan Angka-angka standar dikalikan
dengan suatu koefesien sesuai dengan faktor REDUKSI sesuai
dengan kepadatan yang direncanakan dengan kepadatan yang direncanakan
sebagai berikut : sebagai berikut :
> 500 jiwa/ha dikalikan dengan > 400 jiwa/ha dikalikan dengan
0,75 0,70
250 – 500 jiwa/ha dikalikan dengan 200 – 400 jiwa/ha dikalikan dengan
1,00 1,85
100 – 250 jiwa/ha dikalikan dengan 100 – 250 jiwa/ha dikalikan dengan
1,50 1,50
< 100 jiwa/ha dikalikan dengan < 200 jiwa/ha dikalikan dengan
2,00 2,00
Sumber : DTK Pemda Khusus Ibukota Jakarta, 1992
b. Fasilitas Kesehatan
Sarana kesehatan yang diukur kebutuhannya oleh DTK DKI Jakarta terdiri dari
pos kesehatan, RS bersalin, apotik, laboratorium, puskesmas, RS pembantu, RS
Gawat Darurat, dan RS Wilayah. Sedangkan standar dari Departemen PU hanya
meliputi balai pengobatan, praktek dokter, apotik, BKIA dan RS bersalin,
puskesmas, dan RS Wilayah. Jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.7
TABEL 4.7
STANDAR-STANDAR PERENCANAAN UNTUK SARANA KESEHATAN
Catatan : Catatan :
Angka-angka standar dikalikan dengan Angka-angka standar dikalikan dengan
suatu koefesien sesuai dengan faktor REDUKSI sesuai dengan
kepadatan yang direncanakan sebagai kepadatan yang direncanakan sebagai
berikut : berikut :
> 500 jiwa/ha dikalikan dengan > 400 jiwa/ha dikalikan dengan
0,75 0,70
250 – 500 jiwa/ha dikalikan dengan 200 – 400 jiwa/ha dikalikan dengan
1,00 1,85
100 – 250 jiwa/ha dikalikan dengan 100 – 250 jiwa/ha dikalikan dengan
1,50 1,50
< 100 jiwa/ha dikalikan dengan < 200 jiwa/ha dikalikan dengan
2,00 2,00
Sumber : DTK Pemda Khusus Ibukota Jakarta, 1992
c. Fasilitas Peribadatan
Kebutuhan sarana peribadatan yang diukur oleh DTK DKI lebih banyak daripada
Dept. PU yang terdiri dari langgar mesjid lingkungan, mesjid, dan mesjid kota.
Sedangkan DTK DKI mengukur standar Langgar, Mesjid Kelurahan, Tempat
Ibadah Non Islam, Mesjid Kecamatan dan Mesjid. Jelasnya dapat dilihat pada
Tabel 4.8
TABEL 4.8
STANDAR-STANDAR PERENCANAAN UNTUK SARANA PERIBADATAN
e. Fasilitas Lainnya
Fasilitas lainnya terdiri dari sarana perdagangan, pelayanan umum,
perumahan, pemakaman, dan sarana transportasi (terminal). Sarana
perdagangan menurut standar Dept. PU untuk sarana perdagangan terdiri
dari warung, pertokoan, pusat belanja lingkungan, pusat perbelanjaan, pusat
belanja dan niaga. Jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.10
TABEL 4.9
STANDAR-STANDAR PERENCANAAN UNTUK SARANA OLAHRAGA / REKREASI
f. Utilitas
Bahasan yang dijelaskan dalam metode analisis utilitas di Kecamatan
Tangerang meliputi utilitas air bersih, air limbah, listrik, telepon, dan sampah.
Air Bersih
Utilitas air bersih menurut analisa kebutuhannya menurut pedoman
perencanaan air bersih Dept. Cipta Karya meliputi penetapan sasaran
tahunan, penetapan daerah pelayanan (rencana pengembangan daerah
perkotaan dan tata guna tanah, kepadatan penduduk dan kontruksi jalan-
jalan umum), perkiraan penduduk terlayani, dan proyeksi kebutuhan air
bersih. Jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.11
TABEL 4.10
STANDAR-STANDAR PERENCANAAN UNTUK SARANA lAINNYA
STANDAR CIPTA KARYA DEPT. PU
JUMLAH PENDUDUK
LUAS TIAP UNIT
PENDUKUNG JENIS SARANA KOTA
(M2)
(jiwa)
A. Perdagangan
250 Warung 100
2.500 Pertokoan 1.200
30.000 Pusat Belanja 13.500
120.000 Lingkungan 36.000
480.000 Pusat Perbelanjaan 96.000
Pusat Belanja /
- Niaga 500
- B. Pelayanan Umum 1.000
30.000 Kantor Kelurahan 200
30.000 Kantor Kecamatan 100
120.000 Pos Polisi 500
120.000 Kantor Pos 300
120.000 Pembantu 300
120.000 Kantor Pos Cabang 300
Kantor Polisi
Asumsi 1 KK = 5 jiwa / Kantor Telepon 90
rumah Pamadam
Kebakaran 3,75 / penduduk
30.000
C. Perumahan 2.000 m2
A. Pemakaman
Air Limbah
Utilitas air limbah menurut analisa perkiraan limbah Dept. Cipta Karya
terdiri dari :
1. Perhitungan timbulan air limbah
Jumlah air limbah domestik (Q a.1 dom) = (70%-80%) x air bersih
domestik dan jumlah air limbah non domestik (Q a.1 nondom) =
(70%-80%) x air bersih non domestik.
2. Perhitungan kapasitas disign
- Onsite system (Septic Tank dan bidang resapan)
- Offsite system
Q rata-rata = Q domestik + Q non domestik
Q infiltrasi = 10% dari Q rata-rata = (0,1 lt/detik/ha)
Q puncak = Q rata-rata x faktor puncak (fp =2)
Q design = Q puncak + Q infiltrasi
3. Transportasi Lumpur Tinja
-
Jumlah penduduk yang menggunakan septic tank
-
Jumlah timbulan lumpur tinja = 40-50 lt/orang/tahun
-
Kapasitas truk tinja yang digunakan = 2 m3, 4 m2, 6 m2
-
Waktu operasi : 8 jam perhari dan 4 jam perhari
-
Jarak jangkauan = 15 km
4. Proyeksi kebutuhan sarana dan prasarana pengelolaan
air limbah
- Penentuan daerah pelayanan
Tingkat kepadatan rendah : < 50 jiwa/ha
Tingkat kepadatan sedang : 50-300 jiwa/ha
Tingkat kepadatan tinggi : > 300 jiwa/ha
- Penentuan sarana yang dibutuhkan
Di daerah kawasan yang menghasilkan beban pencemaran lebih
kecil dari daya dukung lahan maka digunakan Onsite sistem, misal
MCK untuk penghasilan rendah dan septic tank + sumur resapan
untuk tempat umum serta instalasi pengolahan lumpur tinja.
- Di daerah atau kawasan yang menghasilkan beban pencemaran
lebih
besar dari daya dukung lahan maka digunakan offsite sistem dan
instalasi air limbah (IPAL).
Lebih jelasnya mengenai standar pelayanan air limbah dapat dilihat
pada Tabel 4.12
TABEL 4.11
KRITERIA PEMAKAIAN AIR BERSIH (SISTEM PERPIPAAN)
N Kota
Parameter
o Metro Besar Sedang Kecil
1. Kebutuhan Domestik (lt/hari/orang)
A. Sambungan Rumah (SR) 190 170 150 130
B. Kran umum (KU) 30 30 30 30
2. Kebutuhan Non Domestik
A. Industri (lt/hari/org)
a. Berat 43.200 - 86400 = 0,50 - 1,00 (lt/detik/ha)
b. Sedang 21.600 - 43.200 = 0,25 -0,50 (lt/detik/ha)
c. Ringan 12.960 - 21.600 = 0,15 - 0,25 (lt/detik/ha)
B. Komersial (lt/hari/org)
a. Pasar 8.640 - 86.400 = 0,1 - 1,00 (lt/detik/ha)
C. Hotel (lt/hari/org)
a. Lokal 400
b. Internasional 1.000
D. Sosial dan Instansi
a. Universitas (lt/hari/siswa) 20
b. Sekolah (lt/hari/siswa) 15
c. Mesjid (lt/hari/unit) 1.000-2.000
d. Rumah Sakit
(lt/hari/kamar) 400
e. Puskesmas (lt/hari/unit) 1.000 - 2.000
f. Kantor (lt/hari/unit) 864 = 0,01 (lt/detik/unit)
g. Militer (lt/hari/ha) 10.000 = 10 (lm/hari/ha))
Kebutuhan hari maksimum Kebutuhan rata-rata x 1,15 - 1,20 (faktor jam
3. (lt/hari) maksimum)
Kebutuhan rata-rata x faktor jam puncak (165%
4. Kebutuhan jam puncak (lt/hari) - 200%)
5. Kebutuhan hari rata-rata Kebutuhan Domestik + Non Domestik
6. Kehilangan air (lt/hari)
A. Kota Metro dan Besar 25 % dari kebutuhan hari rata-rata
B. Kota Sedang dan Kecil 30 % dari kebutuhan hari rata-rata
Total Kebutuhan Air Bersih
7. (liter/hari) Kebutuhan rata-rata + kehilangan air
Sumber : Pedoman Perencanaan Air Bersih, Dept. Cipta Karya
Keterangan :
Kota Besar & Metro : > 1 juta jiwa penduduk
Kota Sedang : 100.000 - 1
juta jiwa
Kota Kecil :25.000 - 100.000 jiwa
Desa :< 25.000 jiwa
TABEL 4.12
STANDAR PELAYANAN AIR LIMBAH
Telepon
Utilitas telepon menurut kebutuhan berdasarkan Dept. Cipta Karya adalah
diasumsikan bahwa 30 % dari jumlah rumah yang ada pada tahun
perencanaan membutuhkan telepon.
Sampah
Utilitas sampah berdasarkan Dept. Cipta Karya diasumsikan bahwa tiap
orang akan mengeluarkan sampah sebanyak 2,5 lt/org/hari, untuk sarana
umum diasumsikan 100 lt/1.000 m2, untuk jasa komersil 500 lt/org/1.000
m2.