Anda di halaman 1dari 10

Metode Perkiraan Kebutuhan Ruang

Beberapa model standar yang dapat digunakan untuk memperkirakan kebutuhan


ruang adalah :
 Pedoman standar lingkungan permukiman kota (DPMB, DPU).
 Pedoman standar pembangunan perumahan sederhana (DPMB, DPU).
 Peraturan geometris jalan raya dan jembatan (Bina Marga, DPU).

Berikut akan dijelaskan tentang stnadar-standar dalam perencanaan sarana dan


prasarana suatu perkotaan dengan mengambil dua perbandingan, yatu standar
Departemen Pekerjaan Umum dengan standar dari Dinas Tata Kota DKI Jakarta.
Alasan mengambil perbandingan DTK DKI Jakarta adalah, karena
perkembangan kota Tangerang saat ini dan ke depan sudah harus
menyeseuaikan dengan DKI Jakarta.

a. Fasilitas Pendidikan
Standar DTK DKI Jakarta mengukur kebutuhan sarana pendidikan dari mulai
Taman Kanak-Kanak sampai Perguruan Tinggi. Sedangkan standar dari
Departemen PU hanya sampai pada tingkat SLTA atau terbatas pada sarana
pendidikan yang mempunyai fungsi sekunder untuk suatu kota, dan standar
untuk akademi dan Perguruan Tinggi yang mempunyai skala pelayanan kota,
tidak ditentukan standarnya, lihat Tabel 4.6.

TABEL 4.6
STANDAR-STANDAR PERENCANAAN UNTUK SARANA PENDIDIKAN

STANDAR CIPTA KARYA


STANDAR DTK DKI JAKARTA
DEPT. PU
JUMLAH JUMLAH
PENDUDU LUAS PENDUDU LUAS
JENIS JENIS
K TIAP K TIAP
SARANA SARANA
PENDUKU UNIT PENDUKU UNIT
KOTA KOTA
NG (M2) NG (M2)
(jiwa) (jiwa)
1.000 Taman Kanak- 1.200 750 Taman Kanak- 500
1.600 Kanak 3.600 1.500 Kanak 6.000
4.800 Sekolah Dasar 2.700 12.500 Sekolah Dasar 4.000
4.800 SLTP 2.700 28.000 SLTP 4.000
SLTA 30.000 SLTA 500
Perpustakaan
480.000 Perpustakaan 1.000
480.000 Akademi 5.000
1.500.000 Perpustakaan 2.000
1.500.000 Perguruan 20.000
Tinggi

Catatan : Catatan :
Angka-angka standar dikalikan Angka-angka standar dikalikan
dengan suatu koefesien sesuai dengan faktor REDUKSI sesuai
dengan kepadatan yang direncanakan dengan kepadatan yang direncanakan
sebagai berikut : sebagai berikut :
 > 500 jiwa/ha dikalikan dengan  > 400 jiwa/ha dikalikan dengan
0,75 0,70
 250 – 500 jiwa/ha dikalikan dengan  200 – 400 jiwa/ha dikalikan dengan
1,00 1,85
 100 – 250 jiwa/ha dikalikan dengan  100 – 250 jiwa/ha dikalikan dengan
1,50 1,50
 < 100 jiwa/ha dikalikan dengan  < 200 jiwa/ha dikalikan dengan
2,00 2,00
Sumber : DTK Pemda Khusus Ibukota Jakarta, 1992

b. Fasilitas Kesehatan
Sarana kesehatan yang diukur kebutuhannya oleh DTK DKI Jakarta terdiri dari
pos kesehatan, RS bersalin, apotik, laboratorium, puskesmas, RS pembantu, RS
Gawat Darurat, dan RS Wilayah. Sedangkan standar dari Departemen PU hanya
meliputi balai pengobatan, praktek dokter, apotik, BKIA dan RS bersalin,
puskesmas, dan RS Wilayah. Jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.7

TABEL 4.7
STANDAR-STANDAR PERENCANAAN UNTUK SARANA KESEHATAN

STANDAR CIPTA KARYA


STANDAR DTK DKI JAKARTA
DEPT. PU
JUMLAH JUMLAH
PENDUDU LUAS PENDUDU LUAS
JENIS
K TIAP K JENIS SARANA TIAP
SARANA
PENDUKU UNIT PENDUKU KOTA UNIT
KOTA
NG (M2) NG (M2)
(jiwa) (jiwa)
3.000 Balai 300 3.000 Pos Kesehatan 200
5.000 Pengobatan - 30.000 RS Bersalin 3.000
10.000 Praktek Dokter 350 30.000 Apotek 400
10.000 Apotek 1.600 30.000 Laboratorium 250
30.000 BKIA & RS 1.200 30.000 Puskesmas 500
120.000 Bersalin 2.400 200.000 Kelurahan 2.400
240.000 Puskesmas & 86.400 480.000 Puskesmas Kec. 10.000
BP RS Pembantu
Puskesmas & 1.500.000 RS Gawat 30.000
BP 1.500.000 Darurat 45.000
RS Wilayah RS Wilayah

Catatan : Catatan :
Angka-angka standar dikalikan dengan Angka-angka standar dikalikan dengan
suatu koefesien sesuai dengan faktor REDUKSI sesuai dengan
kepadatan yang direncanakan sebagai kepadatan yang direncanakan sebagai
berikut : berikut :
 > 500 jiwa/ha dikalikan dengan  > 400 jiwa/ha dikalikan dengan
0,75 0,70
 250 – 500 jiwa/ha dikalikan dengan  200 – 400 jiwa/ha dikalikan dengan
1,00 1,85
 100 – 250 jiwa/ha dikalikan dengan  100 – 250 jiwa/ha dikalikan dengan
1,50 1,50
 < 100 jiwa/ha dikalikan dengan  < 200 jiwa/ha dikalikan dengan
2,00 2,00
Sumber : DTK Pemda Khusus Ibukota Jakarta, 1992

c. Fasilitas Peribadatan
Kebutuhan sarana peribadatan yang diukur oleh DTK DKI lebih banyak daripada
Dept. PU yang terdiri dari langgar mesjid lingkungan, mesjid, dan mesjid kota.
Sedangkan DTK DKI mengukur standar Langgar, Mesjid Kelurahan, Tempat
Ibadah Non Islam, Mesjid Kecamatan dan Mesjid. Jelasnya dapat dilihat pada
Tabel 4.8

TABEL 4.8
STANDAR-STANDAR PERENCANAAN UNTUK SARANA PERIBADATAN

STANDAR CIPTA KARYA


STANDAR DTK DKI JAKARTA
DEPT. PU
JUMLAH JUMLAH
PENDUDU LUAS PENDUDU LUAS
JENIS
K TIAP K JENIS SARANA TIAP
SARANA
PENDUKU UNIT PENDUKU KOTA UNIT
KOTA
NG (M2) NG (M2)
(jiwa) (jiwa)
2.500 Langgar 300 3.000 Langgar 300
30.000 Mesjid 1.750 15.000 Mesjid 1.000
120000 Lingkungan 4.000 Kelurahan
1.000.000 Mesjid T. Ibadah Non
Mesjid Kota Islam
30.000 2.000
T. Ibadah Non
200.000 1.600
Islam
200.000 5.000
Mesjid
480.000 12.000
Kecamatan
1.500.000 5.000
Mesjid
1.500.000 20.000
T. Ibadah Non
Islam
Mesjid Wilayah
Catatan : Catatan :
Angka-angka standar dikalikan dengan Angka-angka standar dikalikan dengan
suatu koefesien sesuai dengan faktor REDUKSI sesuai dengan
kepadatan yang direncanakan sebagai kepadatan yang direncanakan sebagai
berikut : berikut :
 > 500 jiwa/ha dikalikan dengan  > 400 jiwa/ha dikalikan dengan 0,70
0,75  200 – 400 jiwa/ha dikalikan dengan
 250 – 500 jiwa/ha dikalikan dengan 1,85
1,00  100 – 250 jiwa/ha dikalikan dengan
 100 – 250 jiwa/ha dikalikan dengan 1,50
1,50  < 200 jiwa/ha dikalikan dengan 2,00
 < 100 jiwa/ha dikalikan dengan
2,00
Sumber : DTK Pemda Khusus Ibukota Jakarta, 1992

d. Fasilitas Olahraga / Rekreasi


Sarana olahraga yang diukur kebutuhannya oleh DTK DKI dan standar Dept.
PU meliputi balai pertemuan, gedung bioskop, gedung serbaguna, gedung
kesenian, perpustakaan, tempat bermain, dan lapangan olahraga. Jelasnya
dapat dilihat pada Tabel 4.9.

e. Fasilitas Lainnya
Fasilitas lainnya terdiri dari sarana perdagangan, pelayanan umum,
perumahan, pemakaman, dan sarana transportasi (terminal). Sarana
perdagangan menurut standar Dept. PU untuk sarana perdagangan terdiri
dari warung, pertokoan, pusat belanja lingkungan, pusat perbelanjaan, pusat
belanja dan niaga. Jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.10
TABEL 4.9
STANDAR-STANDAR PERENCANAAN UNTUK SARANA OLAHRAGA / REKREASI

STANDAR CIPTA KARYA


STANDAR DTK DKI JAKARTA
DEPT. PU
JUMLAH JUMLAH
PENDUDU LUAS PENDUDU LUAS
JENIS
K TIAP K JENIS SARANA TIAP
SARANA
PENDUKU UNIT PENDUKU KOTA UNIT
KOTA
NG (M2) NG (M2)
(jiwa) (jiwa)
2.500 Balai 300
30.000 Pertemuan 2.000
30.000 Gedung 1.000 Tempat Bermain
120.000 Bioskop 3.000 Lap. OR / T.
480.000 Gedung 3.000 Bermain
250 250
480.000 Serbaguna 2.000 Lap. Olahraga
3.000 1.500
480.000 Gedung 2.000 GOR
30.000 8.400
1.000.000 Serbaguna 1.000 Kolam Renang
30.000 1.000
1.000.000 Gedung 3.000 Bioskop
30.000 4.000
1.000.000 Sebaguna 3.000 Taman
30.000 2.000
1.000.000 Gedung 3.000 Lap. Serbaguna
30.000 1.500
250 Kesenian 250 Taman
120.000 10.000
2.500 Perpustakaan 1.250 Lap. Serbaguna
120.000 10.000
30.000 Gedung 9.000 Bioskop / Teater
120.000 10.000
120.000 Bioskop 24.000 Museum
480.000 3.500
490.000 Gedung 124.00 Gedung Olah
480.000 3.000
Kesenian 0 Seni
480.000 3.000
GSG / Gel. Stadion Mini
480.000 50.000
Remaja Taman
480.000 30.000
Taman Taman Kota
1.500.000 50.000
Bermain G. Seni
1.500.000 5.000
Tempat Tradisional
1.500.000 6.000
Bermain G. Hiburan /
1.500.000 10.000
Tempat Rekreasi
1.500.000 70.000
Bermain/Lap. Gedund
1.500.000 4.000
OR Kesenian
Lapangan Kompleks OR
Olahraga Bioskop
Tempat
Bermain
Catatan : Catatan :
Angka-angka standar dikalikan dengan Angka-angka standar dikalikan dengan
suatu koefesien sesuai dengan faktor REDUKSI sesuai dengan
kepadatan yang direncanakan sebagai kepadatan yang direncanakan sebagai
berikut : berikut :
 > 500 jiwa/ha dikalikan dengan  > 400 jiwa/ha dikalikan dengan 0,70
0,75  200 – 400 jiwa/ha dikalikan dengan
 250 – 500 jiwa/ha dikalikan dengan 1,85
1,00  100 – 250 jiwa/ha dikalikan dengan
 100 – 250 jiwa/ha dikalikan dengan 1,50
1,50  < 200 jiwa/ha dikalikan dengan 2,00
STANDAR CIPTA KARYA
STANDAR DTK DKI JAKARTA
DEPT. PU
JUMLAH JUMLAH
PENDUDU LUAS PENDUDU LUAS
JENIS
K TIAP K JENIS SARANA TIAP
SARANA
PENDUKU UNIT PENDUKU KOTA UNIT
KOTA
NG (M2) NG (M2)
(jiwa) (jiwa)
 < 100 jiwa/ha dikalikan dengan
2,00
Sumber : DTK Pemda Khusus Ibukota Jakarta, 1992

f. Utilitas
Bahasan yang dijelaskan dalam metode analisis utilitas di Kecamatan
Tangerang meliputi utilitas air bersih, air limbah, listrik, telepon, dan sampah.
 Air Bersih
Utilitas air bersih menurut analisa kebutuhannya menurut pedoman
perencanaan air bersih Dept. Cipta Karya meliputi penetapan sasaran
tahunan, penetapan daerah pelayanan (rencana pengembangan daerah
perkotaan dan tata guna tanah, kepadatan penduduk dan kontruksi jalan-
jalan umum), perkiraan penduduk terlayani, dan proyeksi kebutuhan air
bersih. Jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.11

TABEL 4.10
STANDAR-STANDAR PERENCANAAN UNTUK SARANA lAINNYA
STANDAR CIPTA KARYA DEPT. PU
JUMLAH PENDUDUK
LUAS TIAP UNIT
PENDUKUNG JENIS SARANA KOTA
(M2)
(jiwa)
A. Perdagangan
250  Warung 100
2.500  Pertokoan 1.200
30.000  Pusat Belanja 13.500
120.000 Lingkungan 36.000
480.000  Pusat Perbelanjaan 96.000
 Pusat Belanja /
- Niaga 500
- B. Pelayanan Umum 1.000
30.000  Kantor Kelurahan 200
30.000  Kantor Kecamatan 100
120.000  Pos Polisi 500
120.000  Kantor Pos 300
120.000 Pembantu 300
120.000  Kantor Pos Cabang 300
 Kantor Polisi
Asumsi 1 KK = 5 jiwa /  Kantor Telepon 90
rumah  Pamadam
Kebakaran 3,75 / penduduk
30.000
C. Perumahan 2.000 m2

A. Pemakaman

B. Sarana Transportasi Terminal


Sumber : Pedoman Perencanaan Lingkungan Permukiman Kota, Ditjen Cipta Karya

 Air Limbah
Utilitas air limbah menurut analisa perkiraan limbah Dept. Cipta Karya
terdiri dari :
1. Perhitungan timbulan air limbah
Jumlah air limbah domestik (Q a.1 dom) = (70%-80%) x air bersih
domestik dan jumlah air limbah non domestik (Q a.1 nondom) =
(70%-80%) x air bersih non domestik.
2. Perhitungan kapasitas disign
- Onsite system (Septic Tank dan bidang resapan)
- Offsite system
Q rata-rata = Q domestik + Q non domestik
Q infiltrasi = 10% dari Q rata-rata = (0,1 lt/detik/ha)
Q puncak = Q rata-rata x faktor puncak (fp =2)
Q design = Q puncak + Q infiltrasi
3. Transportasi Lumpur Tinja
-
Jumlah penduduk yang menggunakan septic tank
-
Jumlah timbulan lumpur tinja = 40-50 lt/orang/tahun
-
Kapasitas truk tinja yang digunakan = 2 m3, 4 m2, 6 m2
-
Waktu operasi : 8 jam perhari dan 4 jam perhari
-
Jarak jangkauan = 15 km
4. Proyeksi kebutuhan sarana dan prasarana pengelolaan
air limbah
- Penentuan daerah pelayanan
Tingkat kepadatan rendah : < 50 jiwa/ha
Tingkat kepadatan sedang : 50-300 jiwa/ha
Tingkat kepadatan tinggi : > 300 jiwa/ha
- Penentuan sarana yang dibutuhkan
Di daerah kawasan yang menghasilkan beban pencemaran lebih
kecil dari daya dukung lahan maka digunakan Onsite sistem, misal
MCK untuk penghasilan rendah dan septic tank + sumur resapan
untuk tempat umum serta instalasi pengolahan lumpur tinja.
- Di daerah atau kawasan yang menghasilkan beban pencemaran
lebih
besar dari daya dukung lahan maka digunakan offsite sistem dan
instalasi air limbah (IPAL).
Lebih jelasnya mengenai standar pelayanan air limbah dapat dilihat
pada Tabel 4.12
TABEL 4.11
KRITERIA PEMAKAIAN AIR BERSIH (SISTEM PERPIPAAN)

N Kota
Parameter
o Metro Besar Sedang Kecil
1. Kebutuhan Domestik (lt/hari/orang)
A. Sambungan Rumah (SR) 190 170 150 130
B. Kran umum (KU) 30 30 30 30
2. Kebutuhan Non Domestik
A. Industri (lt/hari/org)
a. Berat 43.200 - 86400 = 0,50 - 1,00 (lt/detik/ha)
b. Sedang 21.600 - 43.200 = 0,25 -0,50 (lt/detik/ha)
c. Ringan 12.960 - 21.600 = 0,15 - 0,25 (lt/detik/ha)
B. Komersial (lt/hari/org)
a. Pasar 8.640 - 86.400 = 0,1 - 1,00 (lt/detik/ha)
C. Hotel (lt/hari/org)
a. Lokal 400
b. Internasional 1.000
D. Sosial dan Instansi
a. Universitas (lt/hari/siswa) 20
b. Sekolah (lt/hari/siswa) 15
c. Mesjid (lt/hari/unit) 1.000-2.000
d. Rumah Sakit
(lt/hari/kamar) 400
e. Puskesmas (lt/hari/unit) 1.000 - 2.000
f. Kantor (lt/hari/unit) 864 = 0,01 (lt/detik/unit)
g. Militer (lt/hari/ha) 10.000 = 10 (lm/hari/ha))
Kebutuhan hari maksimum Kebutuhan rata-rata x 1,15 - 1,20 (faktor jam
3. (lt/hari) maksimum)
Kebutuhan rata-rata x faktor jam puncak (165%
4. Kebutuhan jam puncak (lt/hari) - 200%)
5. Kebutuhan hari rata-rata Kebutuhan Domestik + Non Domestik
6. Kehilangan air (lt/hari)
A. Kota Metro dan Besar 25 % dari kebutuhan hari rata-rata
B. Kota Sedang dan Kecil 30 % dari kebutuhan hari rata-rata
Total Kebutuhan Air Bersih
7. (liter/hari) Kebutuhan rata-rata + kehilangan air
Sumber : Pedoman Perencanaan Air Bersih, Dept. Cipta Karya

Keterangan :
Kota Besar & Metro : > 1 juta jiwa penduduk
Kota Sedang : 100.000 - 1
juta jiwa
Kota Kecil :25.000 - 100.000 jiwa
Desa :< 25.000 jiwa
TABEL 4.12
STANDAR PELAYANAN AIR LIMBAH

Target Pelayanan (%)


Jumlah Onsit Offsite sistem
N
Kategori Wilayah Penduduk e
o
(jiwa) siste Sewe Intersep Tota
m r tor l
Kota besar dan
1. Metro > 1 juta 50 10 15 25
2. Kota sedang 100.000 - 1 juta 60 5 10 15
25.000 –
3. Kota kecil 100.000 70 - - -
4. Desa < 25.000 80 - - -
Sumber : Pedoman Perencanaan Air Bersih, Dept. Cipta Karya

 Telepon
Utilitas telepon menurut kebutuhan berdasarkan Dept. Cipta Karya adalah
diasumsikan bahwa 30 % dari jumlah rumah yang ada pada tahun
perencanaan membutuhkan telepon.
 Sampah
Utilitas sampah berdasarkan Dept. Cipta Karya diasumsikan bahwa tiap
orang akan mengeluarkan sampah sebanyak 2,5 lt/org/hari, untuk sarana
umum diasumsikan 100 lt/1.000 m2, untuk jasa komersil 500 lt/org/1.000
m2.

Anda mungkin juga menyukai