Anda di halaman 1dari 1

Fatwa Jihad dan Beberapa Resolusi Setelahnya Sebagaimana dalam tulisan terdahulu, sebelum

Resolusi Jihad NU 22 Oktober 1945 diputuskan, telah lahir Fatwa Jihad Hadratus Syaikh KH M Hasyim
Asy’ari yang memfatwakan tiga hal: 1) kewajiban melawan penjajah, 2) mati dalam perang melawan
penjajah adalah mati syahid dan 3) hukum pengkhianat negara adalah wajib dibunuh. Fatwa Jihad ini
kemudian menginspirasi organanisasi keagamaan seperti NU yang kemudian menegaskannya dalam
Resolusi Jihad pertama 22 Oktober 1945 di Surabaya dan Resolusi Jihad kedua dalam forum
Muktamar Nahdlatul Ulama ke-XVI di Purwokerto 26-29 Maret 1946. Demikian pula Resolusi
Muktamar Islam Indonesia yang dikeluarkan oleh Masyumi di Yogyakarta pada 7-8 November 1945
dan ‘Seruan Jihad fi Sabilillah dan Pembahasan Hukumnya’ dalam forum Muktamar Masumi 6-9
Desember di Bukit Tinggi. Menurut Direktur Museum NU Surabaya Ahmad Muhibbin Zuhri,
berdasarkan kajian teks-teks berbagai resolusi jihad tersebut, seluruhnya dapat dikatakan merujuk
pada fatwa Jihad KH M Hasyim Asy’ari yang saat itu menjabat sebagai Rais Akbar Jam’iyah Nahdlatul
Ulama sekaligus menjabat sebagai Rais Syuriyah Masyumi, yang memiliki kompetensi
menyampaikan fatwa. (Lihat Ahmad Muhibbin Zuhri, KH M Hasyim Asy’ari: Fatwa Jihad dan
Perjuangan Kemerdekaan, dimuat dalam nusurabaya.or.id dan diakses pada 22 Oktober 2018).

Sumber: https://www.nu.or.id/post/read/97800/fatwa-resolusi-jihad-jejak-kemesraan-nu-
dan-muhammadiyah
Konten adalah milik dan hak cipta www.nu.or.id

Anda mungkin juga menyukai