Anda di halaman 1dari 2

Skenario 2: Ostia dan Neneknya

Ostia, remaja perempuan berusia 20 tahun saat ini masih kuliah di salah satu universitas di
kotanya.Tiap bulan dia selalu datang ke puskesmas untuk mendapatkan obat. Ostia mengalami
infeksi tulang yang sampai saat ini belum sembuh juga. Dari tulang tibianya keluar cairan yang selalu
membasahi kassa balutannya. Dokter mendiagnosis Ostia mengalami osteomielitis.

Setahun yang lalu Ostia pernah mengalami bengkak di lutut, dan didiagnosis sebagai suatu
penyakit autoimun. Ketika itu diperiksa Rh factor (RF) dan ACPA. Rencana akan diberikan DMARD’s
tapi hasilnya tidak signifikan. Bengkak bertambah besar, keluarga merasa tidak puas dengan
pengobatan RS dan dibawa ke tempat pengobatan alternatif dengan pemijatan. Setelah beberapa
kali dipijat, bengkaknya pecah dan mengeluarkan nanah. Ostia dibawa ke puskesmas, awalnya
diberikan antibiotika, namun setelah beberapa bulan tidak menunjukkan hasil, akhirnya dirujuk ke
RS.

Di Rumah Sakit, Ostia menjalani beberapa rangkaian pemeriksaan laboratorium dan


pencitraan. Hasil laboratorium menunjukkan LED dan CRP meningkat, hasil X-ray cruris didapatkan
sequester dan involucrum. Dokter merencanakan tindakan operasi terhadap Ostia.

Nenek Ostia di rumah terlihat sangat bersedih, karena sakit lutut yang diderita. Kesedihan
hati nenek semakin dalam karena saat ini beliau tidak bisa melakukan ibadah shalat seperti biasa dan
harus duduk di kursi saat shalat karena nyeri lutut. Nenek sudah mencoba minum obat rematik yang
dijual bebas di toko obat, namun tidak ada perbaikan. Keluarga memutuskan membawa nenek ke
dokter untuk berkonsultasi.

Pada pemeriksaan fisik, dokter mendapatkan lutut nenek membengkak, ada krepitasi ketika
digerakkan, dan keterbatasan gerakan fleksi dan ekstensi. Dokter memutuskan untuk melakukan
pemeriksaan rongent pada lutut nenek. Dari pemeriksaan rongent, diketahui nenek menderita
kerusakan sendi lutut akibat faktor usia. Kerusakan lutut ini diperberat karena nenek overweight.
Berdasarkan pemeriksaan rongent dokter menyimpulkan kerusakan lutut nenek sudah mencapai
derajat 3 menurut kriteria Kellgren Lawrence.

Dokter menerangkan bahwa penyakit nenek tidak bisa sembuh sempurna, namun untuk
mengoptimalkan fungsi sendi, nenek harus berusaha menurunkan berat badan, dan mengurangi
aktivitas yang banyak membebani sendi lutut. Dokter memberikan analgetik dan merencanakan akan
memberikan injeksi Hyaluronic acid. Talaksana ini dilakukan untuk mengantisipasi penyulit yang
mungkin timbul.

Bagaimana anda menjelaskan apa yang terjadi pada Ostia dan neneknya?

Step 1

- osteomielitis. : adalah proses inflasmasi akut atau kronik dari tulang dan struktur sekunder akibat
infeksi organisme piogenik
- penyakit autoimun : Adalah penyakit yang terjadi akibat sistem kekebalan tubuh (sistem imun)
menyerang sel-sel sehat dalam tubuh Anda sendiri.
- Rh factor (RF): adalah jenis antigen yang ada pada sel darah merah. Jika darah memiliki faktor Rh
maka dikatakan resus positif, dan jika tidak memiliki faktor Rh maka dikatakan resus negatif.
- ACPA : pemeriksaan Anti-citrullinated protein antibodies. ACPA adalah antibodi yang bersifat reaktif
terhadap peptida dan protein yang mengandung sitrulin, suatu bentuk modifikasi dari asam amino
arginine
- DMARD’s : Obat anti-rematik modifikasi-penyakit (DMARDs) DMARDs (disease-modifying anti-
rheumatic drugs) adalah perawatan tahap awal yang diberikan untuk menghambat dan meredakan
gejala rheumatoid arthritis, serta mencegah kerusakan permanen pada persendian dan jaringan
lainnya.
-
- LED : Laju Endap Darah (LED) adalah kecepatan mengendapnya sel darah merah pada tabung khusus
pemeriksaan dengan satuan mm/jam (baca: milimeter per jam).
- CRP : Tes C-Reaktif Protein (CRP) adalah tes darah yang mengukur jumlah protein (yang disebut
protein C-reaktif) dalam darah. Protein C-reaktif mengukur keseluruhan kadar peradangan dalam
tubuh. Kadar CRP yang tinggi disebabkan oleh infeksi dan berbagai penyakit jangka panjang lain
- X-ray cruris :
- Sequester : Abses yang terbentuk dalam dindingnya terbentuk daerah jaringan mati, namun seperti
pada rongga abses pada umumnya, jaringan tulang mati (sequestrum) tidak mudah mencair dan
mengalir keluar
- Involucrum : ada kemungkinan periosteum dari squestrum ini masih aktif melakukan osteogenesis
sehinggadi sekitar squestrum ini terdapat jaringan tulang baru. Rongga tidak dapat mengempis dan
menyembuh, seperti yang terjadi pada jaringan lunak. Terjadi pertumbuhan tulang baru (involukrum)
dan mengelilingi sequestrum.
- Rematik :
- fleksi : adalah gerak menekuk atau membengkokkan.
- Ekstensi : adalah gerakan untuk meluruskan
-

Anda mungkin juga menyukai