Anda di halaman 1dari 11

JAWABAN PERTANYAAN EVOLUSI

“Evolusi Vertebrata”

TUGAS

disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Evolusi yang diampu oleh
Prof. Dr. Fransisca Sudargo, M. Pd.
Dra. Ammi Syulasmi, MS.

oleh:
Kelompok 5
Pendidikan Biologi A 2015

Naufal Ahmad Muzakki 1505601


Suchi Handayani K 1506770
Zakia Nurhasanah 1505985

DEPARTEMEN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2018
A. PISCES DAN AMPHIBI
1. Bandingkanlah ikan yang termasuk kelompok Agnatha dengan
Gnathostomata. Ciri-ciri apakah yang dapat teridentifikasi yang
menunjukkan evolusi dari Agnatha menjadi Gnathostomata, dan
mengapa secara berangsur-angsur Agnatha mengalami kepunahan dan
adakah sisa kelompok Agnatha yang masih hidup hingga saat ini?
Jawab:
Ciri yang menunjukkan evolusi dari Agnatha menjadi
Gnathostomata adalah adanya tidaknya rahang. Ikan pertama yang
berevolusi ialah Agnatha, ikan tanpa rahang yang merupakan
vertebrata pertama. Ikan ini memiliki bagian mulut melingkar yang
dapat digunakan untuk menghisap atau menyaring makanan.
Dari adanya pencarian makanan di dasar air, ikan tak berahang
menghasilkan evolusi ikan berahang. Evolusi rahang ini
sangatlah penting karena mengawali ikan untuk dapat memakan
makanan lebih beragam dan menjadikannya sebagai pemburu aktif.
Hal ini pula yang mengawali adaptasi yang beranekaragam pada
morfologinya. Ikan menjadi lebih tangkas untuk menjadi predator
yang baik. Kebanyakan dari jenis Agnatha sekarang telah
punah, kecuali lamprey dan hagfish. Kepunahan ini dapat terjadi
karena kurang adaptasi dari kelompok ikan tersebut yang
keberadaannya mulai tergantikan oleh ikan berahang.

Gambar 1. Lamprey
(Barras, 2015)
Gambar 2.Mulut Lamprey
(Barras, 2015)

Gambar 3. Hagfish
(Sartore, 2018)

Gambar 4. Mulut Hagfish


(Fish Ecology, 2010)
2. Bagaimana asal usul rahang pada Gnathostomata awal, dan bukti
apakah yang memperkuat asal usul rahang?
Jawab:
Vertebrata awal diduga mempunyai sejumlah celah insang yang
masing-masing didukung oleh lengkung branchial dari tulang atau
rawan. Pada beberapa ostracoderm terdapat sepuluh celah insang,
tetapi secara embriologi jumlah ini menyusut pada nenek moyang
Gnathostomata hingga tinggal tujuh. Dari lengkung branchial yang
tersisa, pasangan yang pertama kehilangan fungsi sebagai penopang
insang dan kemudian bergantung membentuk engsel rahang. Juga
tampak pada Gnathostomata yang hidup, lengkung kedua juga
bermodifikasi untuk menopang suspensi rahang, sehingga kemudian
celah insang yang pertama tersebut tereduksi menjadi bentuk spirakel
yang berfungsi untuk bernapas.

Gambar 5. Evolusi Celah Insang dan Kemunculan Rahang


(French, 2015)

3. Berikan penjelasan tentang perkembangan dari pisces menjadi


tetrapoda primitive berdasarkan perkembangan fosil pada zaman
devon awal?
Jawab:
Peristiwa sejarah vertebrata terjadi sekitar 360 juta tahun yang lalu
ketika dari beberapa hewan sirip daging berevolusi menjadi tungkai
dan kaki tetrapoda. Sebelumnya, semua vertebrata memiliki anatomi
dasar serupa ikan yang sama. Setelah tetrapoda berpindah ke daratan
dan memperoleh bentuk baru. Selama zaman Devon banyak sumber
air, kolam atau danau yang secara bertahap mengering dan menjadi
daratan. Terbentuknya sedimen karang. Kondisi ini berlangsung
selama berjuta-juta tahun dan merupakan bencana secara geologi.
Banyak spesies yang punah dan kompetisi untuk mendapatkan oksigen
terlarut dalam air semakin tajam. Insang menjadi tidak efisien sehingga
vertebrata primitif mengembangkan paru-paru primitif, misalnya pada
kelompok Choanichthyes.
4. Mengapa Ichthyostegid diduga merupakan amphibia pertama?
Jelaskan ciri kemajuan yang membedakan dengan pisces?
Jawab:
Ichthyostegid diidentifikasi sebagai amphibian pertama yang
ditemukan pada lapisan Devon di Greenland. Bentuk tengkorak
menunjukan kesamaan dengan ikan Crossopterygid rhipidistian
sehingga “missing link” dapat terjawab. Ichthyostegid merupakan
tetrapoda primitif karena memiliki ortic notch dibagian tengkoraknya
yang menunjukan adanya membrane tymphani dan diasosiasikan
dengan adanya tulang pendengaran struktur ini jelas merupakan
adaptasi dengan kehidupan darat.
5. Bagaimanakah perkembangan radiasi evolusi amphibia yang diduga
terjadi selama periode karbon?
Jawab :
Selama periode karbon, Ichthyostegid primitif berkembang melalui
jalur:
a. Embolomere
Kelompok ini bukan amphibia yang sudah maju, ukurannya lebih besar
daripada nenek moyangnya yaiatu Ichthyostegid. Contohnya Eogrynus
yang panjangnya 5 meter, tetapi Maih bersifat akuatik karena
tungkainya masih lemah untuk ukuran tubuhnya yang besar. Tulang
tengkorak mengalami osifikasi sempurna, dan tulang belakang sudah
kuat. Struktur tulang belakang penting untuk klasifikasi amphibia
pertama ini. Pada dasarnya Ichthyostegid mempunyai centrum
vertebrae yang terdiri atas 2 bagian, yaitu intercentrum dan
pleurocentrum di atasnya, dimana terdapat neural spine. Pada
embolomere kedua bagian ini ada, tetapi vertebra bertumpang tindih
pada kedua bagian ini, sehingga hewan menjadi lebih kuat dan lebih
bebas bergerak di darat
b. Rachitome
Amphibia ini berkembang setelah kemunculan embolomere pada
periode karbon awal, bertahan hingga periode Trias dan selama
periode Permian menjadi betuk kehidupan yang dominan.
c. Stereospondyl
Kelompok ini semula sangat berkembang populasinya, kemudian
punah pada akhir periode Trias, yang menggambarkan akhir evolusi
labyrinthodot. Sekalipun berhasil dalam cara beradaptasi, namun
merupakan amphibia yang mengecewakan karena pada akhirnya
kembali pada bentuk kehidupan air, dengan konsekuensi tulang-
tulangnya semakin lemah dan tereduksi.
6. Mengapa ada dugaan nenek moyang amphibian masa kini bersifat
polifiletik?
Jawab:
Sekelompok organisme dikatakan parafiletik jika grup/spesies yang
paling baru dari nenek moyang yang sama tetapi tidak mengandung
semua keturunan dari nenek moyang. Pada Ordo Urodela (Newt dan
Salamander) dan Ordo Apoda (butam tak bertungkai, dan hidup di
dalam tanah) tampaknya berdivergensi dari kelompok Ichthyostegid
karena bentuk kehidupan yang sangat berbeda dengan nenek
moyangnya.
7. Bagaimanakah perkembangan radiasi evolusi amphibia yang diduga
terjadi selama periode karbon?
Jawab:
Selama periode karbon, Ichthyostegid primitif berkembang melalui
jalur:
a. Embolomere
Kelompok ini bukan amphibia yang sudah maju, ukurannya lebih
besar daripada nenek moyangnya yaiatu Ichthyostegid. Contohnya
Eogrynus yang panjangnya 5 meter, tetapi Maih bersifat akuatik
karena tungkainya masih lemah untuk ukuran tubuhnya yang
besar. Tulang tengkorak mengalami osifikasi sempurna, dan
tulang belakang sudah kuat. Struktur tulang belakang penting
untuk klasifikasi amphibia pertama ini. Pada dasarnya
Ichthyostegid mempunyai centrum vertebrae yang terdiri atas 2
bagian, yaitu intercentrum dan pleurocentrum di atasnya, dimana
terdapat neural spine. Pada embolomere kedua bagian ini ada,
tetapi vertebra bertumpang tindih pada kedua bagian ini, sehingga
hewan menjadi lebih kuat dan lebih bebas bergerak di darat.
b. Rachitome
Amphibia ini berkembang setelah kemunculan embolomere pada
periode karbon awal, bertahan hingga periode Trias dan selama
periode Permian menjadi betuk kehidupan yang dominan.
c. Stereospondyl
Kelompok ini semula sangat berkembang populasinya, kemudian
punah pada akhir periode Trias, yang menggambarkan akhir
evolusi labyrinthodot. Sekalipun berhasil dalam cara beradaptasi,
namun merupakan amphibia yang mengecewakan karena pada
akhirnya kembali pada bentuk kehidupan air, dengan konsekuensi
tulang-tulangnya semakin lemah dan tereduksi.
8. Mengapa ada dugaan nenek moyang amphibian masa kini bersifat
polifiletik?
Jawab:
Sekelompok organisme dikatakan parafiletik jika grup/spesies yang
paling baru dari nenek moyang yang sama tetapi tidak mengandung
semua keturunan dari nenek moyang. Pada Ordo Urodela (Newt dan
Salamander) dan Ordo Apoda (butam tak bertungkai, dan hidup di
dalam tanah) tampaknya berdivergensi dari kelompok Ichthyostegid
karena bentuk kehidupan yang sangat berbeda dengan nenek
moyangnya.
B. REPTILIA DAN AVES
1. Mengapa evolusi reptilian disebut sebagai evolusi ‘defensif’? Berikan
penjelasannya!
Jawab:
Evolusi reptilian disebut sebagai evolusi ‘defensif’ karena beradaptasi
terhadap kekeringan yang terjadi secara gradual pada genangan air
periode Devon. Kekeringan menyebabkan reptil mencari peluang
kehidupan pada lingkungan darat yang ternyata potensial.
2. Amphibian diduga merupakan nenek moyang reptilia. Tahap evolusi
apa yang membedakan reptilia dan amphibia?
Jawab:
Tahap evolusi yang membedakan reptilia dan amphibia:
a. Telur Amniotik
Perkembangan telur amniotik merupakan perbedaan yang
mendasar antara amphibia dan reptil.
1) Telur diliputi oleh cangkang yang keras untuk menghidari
dehidrasi.
2) Telur memiliki cadangan makanan (yolk) bagi embrio reptil
yang sedang tumbuh agar kelak dapat menetas menjadi reptil
muda,
3) Sistem membran di dalam telur menyebabkan telur berfungsi
sebagai ‘kolam miniatur’ dimana embrio dapt berkembang, dan
memiliki kantung untuk menampung hasil ekskresi.
b. Sisik
Sebagai hewan darat, maka reptil perlu mempertahankan diri dari
kekeringan, sehingga sisik dan ‘scute’ berkembang dengan baik
agar tubuh tidak kehilangan cairan. Tetapi sisik yang menjadi ciri
khas reptil justru tidak ada pada bentuk reptil awal.
3. Bagaimanakah perkembangan evolusi reptilia berdasarkan bukti fosil
yang memperkuat dugaan bahwa nenek moyang reptilia adalah
amphibia?
Jawab:
Fosil Seymouria yang ditemukan talah lama dianggap sebagai fosil
antara amphibia dan reptil. Seymouria merupakan tetrapoda kecil
(panjang 60 cm), fosilnya ditemukan pada lapisan Permian bawah di
Texas. Ada berbagai pendapat yang kontroversial tentang posisi
sistematika Seymouria karena menunjukkan ciri campuran antara
amphibia dan reptil. Ciri amphibi meliputi rangkaian tulang
tengkoraknya, adanya otic notch (pada reptil tidak ada), gigi
labyrinthodont, leher pendek dan adanya saluran garis lateral. Ciri
sebagai reptil adalah perbedaan antara tulang atlas dan vertebra , fusi
tulang vertebra ke dua menjadi tulang sacrum dan tulang jari dengan
pola reptil. Seymouria memiliki keunikankarena memiliki ciri
amphibia pada bagian tengkoraknya dan ciri reptilia pada tubuhnya.
Hal ini yang memperkuat dugaan bahwa nenek moyang reptilia adalah
amphibia.
4. Apa yang dijadikan dasar klasifikasi Reptilia menjadi 4 subkelas?
Jawab:
Klasifikasi Reptilia menjadi 5 subkelas didasarkan pada adanya lubang
temporal pada tengkorak. Struktur tengkorak Anapsid, Synapsid,
Parapsid/Euryapsid dan Diapsid. Klasifikasi ini disebut klasifikasi
artifisial karena tidak mengindikasikan adanya kekerabatan filogeni
yang sebenarnya.
5. Pada zaman Jura banyak muncul reptil raksasa yang sekarang telah
punah. Cobalah anda mengelompokkannya ke dalam ordo.
Jawab:
Ordo Reptil raksasa pada zaman Jura yang telah punah:
a. Ordo Ichthyoptergia
b. Ordo Sauropterygians
c. Ordo Saurischia
d. Ordo Pterosauria
6. Berikan penjelasan, kelompok reptil manakah yang diduga merupakan
nenek moyang Aves, serta mengapa dalam perkembangan evolusinya
Aves lebih berhasil dan kemudian berkembang menjadi hewan
homoiothermis?
Jawab:
Kelompok Reptil yang diduga merupakan nenek moyang Aves
yakni Pterosaurus karena memiliki kemampuan untuk terbang. Diapsid
yang dapat terbang ini berkembang pesat pada periode Jura dan Kreta,
tapi punah pada akhir periode berikutnya, diduga akibat tidak mampu
berkompetisi dengan kelompok burung. Pterosaurus merupakan Reptil
terbang yang mengembangkan kulit terbang berupa membran yang
dapat terentang atau terlipat pada tungkai muka dan tungkai
belakangnya, kulit ini bermanfaat untuk meluncur ke tempat yang
lebih rendah, cara meluncur yang juga dimiliki oleh tupai masa kini.
7. Mengapa kelompok Ratitae dan Tinamae dianggap masih primitif
dibandingkan dengan Carinatae?
Jawab:
Kelompok Ratitae dan Tinamae dianggap masih primitif dibandingkan
dengan Carinatae karena kedua kelompok tersebut anggota
kelompoknya masih belum dapat terbang seperti pada kelompok
Carinatae.
8. Bagaimanakah perkembangan evolusi Aves hingga kemunculan
burung modern?
Jawab:
Perkembangan evolusi burung adalah sebagai berikut:
a. Tahun 1996 di Cina ditemukan fosil Sinosauropteryx yang
merupakan pelari cepat dengan lengan yang relatif pendek dan
memiliki 3 jari. Sayap ditutupi oleh filament yang dapat
direntangkan atau dilipat untuk isolasi. Hewan ini memiliki
‘protofeather’ dan diduga sudah homoiothermis.
b. Velociraptor, burung ini telah memiliki tulang pergelangan yang
fleksibel dan biasa digunakan untuk menangkap mangsadan diduga
dapat pula digunakan untuk terbang jarak pendek.
c. Unenlagia, fosilnya ditemukan di daerah Patagonia, tingginya 8
kaki dan tidak dapat terbang. Sayap dapat dikepak-kepakkan ke atas
dan ke bawah untuk keseimbangan tubuh ketika berjalan atau
berlari
d. Archeopteryx, bulu pada burung ini menunjukkan susunan yang
asimetris dengan bagian ujung yang menyempit dan langsing
dibandingkan dengan burung yang berjalan. Kondisi bulu seperti ini
memungkinkannya untuk mengepak di udara agar bisa terbang.
e. Eoalulavis, artinya alula pertama. Dengan mengepakkan sayapnya
burung ini dapat terbang dengan cepat, alula diperlukan untuk
mengatur gerakan terbang pada saat lepas landas atau mendarat.
f. Corvus (gagak), merupakan burung pertama dengan sayap modern
yang memiliki ciri khas tulang ekor pendek dan permukaan sayap
yang luas yang menunjukkan kemampuan terbang yang andal
seperti pada burung modern lainnya.

Anda mungkin juga menyukai