Ê Ê
1
ë
3. Manfaat
Ê Ê
4
ë. Lansia
Proses menua merupakan suatu yang fisiologis, yang akan dialami oleh
setiap orang. Batasan orang dikatakan lanjut usia berdasarkan UU No 13 tahun
1998 adalah 60 tahun. Menurut oraganisasi kesehatan dunia (WHO), lanjut usia
meliputi:
1) Usia pertengahan (middle age) ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun.
2) Lanjut usia (elderly) antara 60 ± 74 tahun
3) Lanjut usia tua (old) antara 75 ± 90 tahun
4) Usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun
fisik maupun psikis. Kemunduran fisik ditandai dengan kulit yang mengendor,
rambut memutih, penurunan pendengaran, penglihatan memburuk, gerakan
lambat, kelainan berbagai fungsi organ vital, sensitivitas emosional meningkat dan
kurang gairah. Meskipun secara alamiah terjadi penurunan fungsi berbagai organ,
tetapi tidak harus menimbulkan penyakit oleh karenanya usia lanjut harus sehat.
Akibat perkembangan usia, lanjut usia mengalami perubahan ±
perubahan yang menuntut dirinya untuk menyesuakan diri secara terus ± menerus.
Apabila proses penyesuaian diri dengan lingkungannya kurang berhasil maka
timbul berbagai masalah (Raharjo, 1996).
·. Keluarga
spiritual dan sosial. Hal tersebut karena pendekatan dari satu aspek saja tidak akan
menunjang pelayanan kesehatan pada lanjut usia yang membutuhkan suatu
pelayanan yang komprehensif. Pendekatan inilah, dalam bidang kesehatan jiwa
£
disebut pendekatan
. Secara harfiah pengertian
eklektik adalah pemilihan yang terbaik dari berbagai sumber. Sedangkan holistik
dalah ciri pandangan yang menyatakan bahwa keseluruhan sebagai suatu kesatuan
lebih penting daripada satu-satu bagian organisme.
dalam
pelayanan kesehatan yaitu suatu pendekatan yang tidak tertuju pada pasien
semata-mata, akan tetapi juga mencakup aspek psikososial dan lingkungan yang
menyertainya. Pendekatan Holistik adalah pendekatan yang menggunakan semua
upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan lanjut usia, secara utuh dan
menyeluruh (Kuntjoro, 2002).
Y
Y
årauma Aentre
cë
Ê Ê
Secara teoritis, penulisan karya tulis ini ini diperkuat dengan teori kajian±
kajian tentang pengertian å , jenis pelayanan å ,
pelaksanaan pelayanan å lansia, pengertian lansia, perubahan regresi
yang terjadi pada lansia, aspek hukum lansia, trauma yang dapat terjadi pada
lansia, pengertian keluarga, fungsi keluarga, peran keluarga dengan lansia,
peningkatan kesadaran keluarga melalui dukungan sosial, jenis pendekatan,
pengertian pendekatan
.
Jenis penelitian menggunakan penelitian deskriptif dengan analisa data
kualitatif Departemen Sosial, Dinas Sosial propinsi Jawa Timur, Dinas Infokom
Jawa Timur.. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan berbagai
sumber data terkait baik berupa media cetak maupun elektronik. Metode yang
12
c·
digunakan dalam penyajian data metode deskriptif dengan teknik analisa data
kualitatif.
Furchan (2004) menjelaskan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian
yang dirancang untuk memperoleh informasi tentang status suatu gejala saat
penelitian dilakukan. Lebih lanjut dijelaskan, dalam penelitian deskriptif tidak ada
perlakuan yang diberikan atau dikendalikan serta tidak ada uji hipotesis
sebagaimana yang terdapat pada penelitian eksperiman.
Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha mendeskripsikan
dan menginterpretasikan sesuatu, misalnya kondisi atau hubungan yang ada,
pendapat yang berkembang, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek
yang terjadi, atau tentang kecendrungan yang tengah berlangsung. Dalam
penelitian ini hal yang akan dianalisis secara deskriptif adalah pengembangan
program å lansia berbasis keluarga dengan pendekatan
. Dalam hal ini, pelaksanaan å masih berlangsung dan
efeknya belum terjadi. Penulis berusaha mengkaji program tersebut dan akan
memberikan masukan sesuai dengan hasil pengkajian yan dilakukan. Penelitian
ini tidak menggunakan uji hipotesis tetapi hanya memberikan gambaran hasil
analisis yang dijadikan sebagai hipotesis.
Jenis penelitian deskriptif yang digunakan adalah dengan analisis
dokumenter, dengan mengkaji data tentang pola kehidupan lansia dan keluarganya
dalam pelaksanaan å Analisis dokementer adalah studi ini sering
juga disebut analisis isi yang juga dapat digunakan untuk menyelidiki variabel
sosiologis dan psikologis (Furchan, 2004).
Ê Ê!
Ê
c·
c
suatu unit terdekat dari lansia yang harus sangat dilibatkan dalam menangani
masalah-masalah lansia. Meskipun sebenarnya sumber trauma terbesar lansia
adalah keluarga, tetapi justru keluarga sangat berpengaruh dalam mengatasi
masalah tersebut. Seberapa besar usaha yang dilakukan å lansia jika
tanpa melibatkan keluarga lansia itu sendiri akan sulit memecahkan masalah
tersebut. Karena keluarga sumber masalahnya, maka akan lebih baik jika
diselesaikan juga dengan sumbernya tetapi tetap melibatkan pihak lain sebagai
pendamping, dalam hal ini adalah pihak-pihak yang ada pada å
lansia tersebut. Jadi, keluarga ditempatkan sebagai komponen yang paling utama
dalam mengatasi trauma pada lansia dan diharapkan menjadi teman sekaligus
tempat perlindungan lansia. Peran keluarga dengan lansia harus dijalankan
dengan maksimal. Pengembangan program å lansia merupakan
gagasan yang sangat baik untuk menangani masalah-masalah yang dialami oleh
para lansia. Tentunya keberhasilan program yang dikerjakan oleh å
lansia merupakan indikasi bahwa program ini dibutuhkan oleh para lansia. Jika
keberhasilan ini tidak diikuti oleh penyembuhan maksimal trauma pada lansia
maka efektivitasnya masih perlu dipertanyakan.
Pengembangan å berbasis keluarga ini didasarkan pada
konsep keluarga itu sendiri. Keluarga dengan budayanya masing-masing
merupakan bagian yang penting dari lansia yang mengalami trauma. Anggota
keluarga dapat dikatakan orang-orang yang mengerti dan dapat memberikan
perawatan maksimal untuk lansia yang mengalami trauma. Jika å
memberikan kesempatan kepada keluarga untuk memberikan bantuan dan
merawat para lansia anggota keluarga mereka, maka efektifitas å ini
akan semakin baik.
Keberhasilan keluarga dalam mencapai tujuannya tidak hanya ditentukan
oleh keberhasilan implementasi peran dan tugas keluarga. Faktor penting yang
menentukan keberhasilan keluarga dalam mencapai tujuannya adalah budaya
keluarga. Keunggulan suatu keluarga ditentukan pula oleh keunggulan budaya
yang berkembang dalam keluarga tersebut.
cÔ
atau tempat yang paling alamiah dan damai bagi para lansia, tentu saja jika
keluarga mereka harmonis. Jika lingkungan tempat para lansia mendapatkan
penanganan terhadap trauma yang dialami tidak sealamia dan nyaman bagi
mereka maka trauma yang dialaminya akan beresiko semakin parah karena
mereka tidak mendapatkan suasana yang nyaman bagi mereka. Setidaknya perlu
menghadirkan anggota keluarga untuk memberikan suatu stimulasi bagi para
lansia bahwa tempat yang mereka tinggal merupakan tempat yang nayaman dan
aman untuk mereka.
Pendekatan
yang dilakukan ditekankan pada keluarga.
Keluarga menjadi fokus utama dalam pendekatan
meskipun
sebenarnya juga melibatkan berbagai komponen dan berbagai aspek. Pendekatan
yang dilakukan dimaksudkan sebagai suatu pendekatan
menyeluruh dalam mengurangi trauma pada lansia. Kesejahteraan para lansia
dalam menikmati hari tua mereka, dapat tercapai jika dalam pelayanan terhadap
lansia perlu diberikan kegiatan yang sifatnya kegiatan kognitif dan sebaiknya
tetap diadakan sepanjang lansia masih bersedia. Kegiatan yang dapat dilakukan
antara lain:
1. Untuk membantu daya ingat para lansia, sebaiknya di tempat-tempat yang
strategis dalam pelayanan ditulis hari, tanggal dan sebagainya dengan huruf
ukuran besar dan jelas. Di tempat-tempat tertentu misalnya ruang tamu, kamar
mandi, ruang makan, lemari pakaian dan sebagainya sebaiknya diberi tulisan
atau tanda khusus yang mudah dikenali oleh para lansia.
2. Bentuk tempat tidur, kursi, pintu, jendela dan sebagainya yang sering kali
mereka gunakan/lewati/pegang sebaiknya dibuat sederhana, kuat dan mudah
dipergunakan.
3. Bila perlu diberi alat bantu yang memudahkan untuk berjalan, bangun, duduk
dan sebagainya. Hal tersebut sangat penting untuk menambah rasa aman
mereka dan memperkecil bahaya.
c0
4. Bentuk kamar mandi khusus sebaiknya dibuat untuk keperluan mereka,
misalnya bak kamar mandi tidak terlalu dalam, tidak menggunakan tangga
atau tanjakan. Demikian pula jamban dibuatkan sehinga mudah digunakan
mereka dan pada dinding sebaiknya ada pegangan. Bila fasilitas terpenuhi
mereka akan merasa aman dan bahayapun akan berkurang.
5. Pengaturan tempat duduk waktu makan, istirahat bersama sebaiknya
mempermudah mereka untuk melakukan interaksi sosial. Hindari susunan
kursi / tempat duduk yang saling membelakangi, karena akan membuat para
lansia tidak dapat berinteraksi dengan leluasa. Satu kelompok diusahakan
antara 4 sampai 6 orang untuk suatu kegiatan agar lebih efisien.
6. Biasakan mereka untuk memiliki kebiasaan yang positif misalnya buang
sampah, meludah dan sebagainya pada tempat yang tersedia. Hindarkan
mereka dari kebiasaan buruk seperti mengisolasi diri, menarik diri dari
pergaulan dengan rekan-rekannya dan sebagainya.
Untuk mempermudah pengenalan metode å berbasis
keluarga dengan pendekatan
dapat dirangkum dalam sebuah
program yaitu ³SAPA LANSIA´. Dari arti kata ³SAPA´ yaitu membuka hati
untuk menjalin kedekatan dengan seseorang.Diharapkan keluarga ataupun orang-
orang sekitar lansia senantiasa memperhatikan keberadaan lansia dan menjalin
hubungan yang baik dengan lansia. Selain itu dalam program ³SAPA LANSIA´
berisikan empat pesan yang harus dilakukan keluarga ataupun orang-orang di
sekitar lansia yang terangkum juga dalam kata ³SAPA´ yaitu:
Ê Ê!
A. Kesimpulan
c
ë
B. Saran