Anda di halaman 1dari 57

MODUL PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN

MODUL TM 2
SIKAP DAN JIWA KEPEMIMPINAN
Dibimbing oleh B. Doddy Riyadi, SKM., MM

Disusun oleh
Kunthi Sanid P17110173051
Granias Gavin D P17110173066
Reza Lusiana Devi P17110174078

DIPLOMA III GIZI


JURUSAN GIZI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
2019
SIKAP DAN JIWA KEPEMIMPINAN

I. Deskripsi Sinngkat
Kewirausahaan adalah kemampuan dalam
berpikir kreatif dan berperilaku inovatif yang
dijadikan dasar, sumber daya, tenaga penggerak
tujuan, siasat kiat, dan proses dalam menghadapi
tantangan hidup, menurut Soemahamidjaja (1997)
dalam Pinem (2013). Seorang wirausahawan adalah
seorang yang memiliki kemampuan dalam hal
menciptakan kegiatan usaha. Kemampuan
menciptakan memerlukan adanya kreativitas dan
inovasi yang terus menerus untuk menemukan
sesuatu yang berbeda dari yang sudah ada
sebelumnya. Kreativitas dan inovasi tersebut pada
akhirnya mampu memberikan kontribusi bagi
masyarakat banyak, menurut Kashmir (2006) dalam
Pinem (2013). Kewirausahaan terdiri atas kata dasar
wirausaha yang mendapatkan awalan ke dan an,
sehingga dapat diartikan kewirausahaan adalah hal-
hal yang terkait dengan wirausaha. Sedangkan
wirausaha terdiri dari kata wira yang berarti
keberanian dan usaha yang berarti kegiatan bisnis,
kewirausahaan dapat diartikan sebagai keberanian
seseorang untuk melakukan suatu kegiatan bisnis
secara mandiri.
Pada dasarnya wirausaha adalah orang yang
berani berusaha secara mandiri dengan cara-
caranya sendiri untuk mengambil resiko dan
menentukan nasibnya sendiri atas segala keputusan
yang diambilnya dengan memanfaatkan sumber
daya yang dimilikinya. Pada dasarnya setiap orang
adalah wirausaha, karena setiap orang memiliki
peluang yang sama untuk melakukan kegiatan
wirausaha. Setiap pelaku usaha atau bisnis juga
memiliki resiko yang sama, resiko untuk rugi
maupun resiko yang sama untuk sukses di masa
depan, semuanya kembali pada tanggung jawabnya
masing-masing dalam mengelola bisnis yang
dijalankan karena kegiatan wirausaha adalah
kegiatan yang mandiri. Disini para pelaku usaha
dituntut untuk selalu bertanggung jawab akan
kehidupan bisnisnya dan yang ada didalamnya.
Wirausaha dituntut untuk memiliki tanggung jawab
yang tinggi karena memang banyak hal yang
bergantung pada pengambilan keputusan seorang
wirausaha. Seorang wirausaha memliki tanggung
jawab yang besar untuk setiap sumber daya yang
dikelola untuk usahanya. Wirausaha menjadi orang
yang penting bagi perekonomian, karena wirausaha
menjadi tumpuan bagi keluarganya sendiri dan juga
orang lain, salah satunya adalah karyawan.
Wirausaha memiliki tanggung jawabnya
memberikan apresiasi yang sesuai untuk kinerja
karyawan yang telah mengabdi kepadanya.

II. Tujuan Pembelajaran


a. Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mengikuti pembelajaran, diharapkan
mahasiswa dapat mengerti dan memahami
tentang pembukuan dalam kewirausahan
b. Tujuan Pembelajaran Khusus
1. Menjelaskan secara umum sikap dan jiwa
kepemimpinan
2. Mengidentifikasi sikap dan jiwa
kepemimpinan
3. Menyebutkan 3 sikap kepemimpinan

III. Pokok bahasan dan atau sub pokok bahasan


 Percaya Diri
a. Konsep dasar percaya diri
b. Ciri-ciri percaya diri
c. Hal-hal yang mempengaruhi percaya diri
d. Karakteristik Kepercayaan diri Wirausaha
 Berorientasi tugas dan hasil
a. Konsep Dasar Berorientasi Tugas dan Hasil
b. Ciri-ciri sikap yang berorientasi pada tugas
dan hasil
 Keberanian mengambil risiko
 Kepemimpinan
a. Purposeful
b. Responsible
c. Integritas
d. Nonconformity
e. Coureqeous
f. Intuitive
g. Patience
h. Listen
i. Enthusiasm
j. Service
 Oreientasi ke masa depan
 Kreativitas dan Inovasi

IV. Bahan Belajar


a. Power Point
b. Modul Pembelajaran
c. Papan Tulis

V. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran


No Kegiatan Kegiatan Wakt
Tahap
. Penyuluhan Audience u
1. Mengucapkan
salam pembuka
2. Memperkenalka
n diri
3. Menjelaskan
Pembuka
tujuan Audience 5
an
1 pembelajaran mendengark meni
pembelaj
4. Memberikan an t
aran
sedikit
gambaran
tantang materi
yang akan
disampaikan
Menjelaskan
materi
Inti Audience 30
kewirausahaan
2 Pembelaj mendengark meni
secara berurutan,
aran an t
teratur, dan
menarik. Materi
yang diberikan
adalah :
1. Percaya diri
2. Berorientasi
tugas dan hasil
3. Keberanian
mengambil
risiko
4. Kepemimpinan
5. Orientasi ke
masa depan
6. Kreatifitas dan
Inovsi
1. Memberikan 1. Audience
kesempatan bertanya
bertanya diberi
2. Menjawab waktu
Evaluasi pertanyaan selama 5 15
3 Pembelaj yang diajukan menit meni
aran 3. Mengulang 2. Audience t
kembali materi mengajuk
yang diajukan an
secara singkat pertanyaa
dan memberi n
pertanyaan 3. Audience
secara lisan mendeng
kepada arkan
audience 4. Audience
menjawa
b
pertanyaa
n yang
diajukan
pemateri
1. Menyiapkan
materi yang
telah
Penutup Audience 5
dijelaskan
4 Pembelaj mendengark meni
2. Menyampaikan
aran an t
terimakasih
3. Mengucapkan
salam penutup
VI. Uraian Materi
A. Percaya Diri
1. Konsep Dasar Percaya Diri

Percaya diri adalah suatu keyakinan seseorang


terhadap segala aspek kelebihan yang dimiliki
seseorang dan keyakinan tersebut membuatnya
merasa mampu untuk bisa mencapai tujuan dalam
hidupnya. (Hakim, 2004:6). Seorang wirausaha
sukses merupakan wirausaha yang mempunyai jiwa
kemandirian dan rasa percaya diri yang tinggi.
Kepercayaan diri tersebut tentu saja berpengaruh
pada gagasan, karsa, inisiatif, kreativitas,
keberanian, ketekunan, semangat kerja keras, dan
kegairahan berkarya. Orang yang memiliki
kepercayaan diri akan memiliki kemampuan untuk
bekerja sendiri dalam mengorganisasikan,
mengawasi dan meraih kesuksesan.

Surya (2009) yang menyatakan bahwa


perkembangan percaya diri ini sangat tergantung
dari pematangan pengalaman dan pengetahuan
seseorang. Dengan demikian untuk menjadi
seseorang dengan kepercayaan diri yang kuat
memerlukan proses dan suasana yang mendukung.
Sedangkan menurut Schunk (2012:202)
kepercayaan diri mengacu pada persepsi-persepsi
seseorang tentang kemampuanya untuk
menghasilkan suatu tindakan.Sedangkan menurut
Bandura (2001) kepercayaan diri adalah keyakinan
seseorang dalam kemampuannya untuk melakukan
suatu bentuk kontrol terhadap berbagai
perkembangan orang itu sendiri dan kejadian dalam
lingkungan (Feistdan Feist, 2011:212). Bendura
beranggapan bahwa keyakinan atau kepercayaan
diriseseorang adalah landasan dari agen manusia.
Manusia yang yakin bahwa mereka dapat
melakukan sesuatu yang mempunyai potensi untuk
dapat mengubah kejadian di lingkunganya, akan
lebih mungkin untuk bertindak dan lebih mungkin
untuk menjadi sukses dari pada manusia yang
mempunyai kepercayaandiri yang rendah.

2. Ciri-ciri Percaya Diri

Hakim (2004:5-6) menyebutkan beberapa ciri atau


karakteristik individu yang memiliki rasa percaya diri
yang proposional diantaranya:

a. Selalu mearasa tenang disaat mengerjakan


sesuatu
b. Mempunyai potensi dan kemampuan yang
memadai

c. Mampu menetralisasi ketegangan yang muncul


di dalam berbagai situasi

d. Mampu menyesuaikan diri dan berkomunikasi di


berbagai situasi

e. Memiliki kondisi mental dan fisik yang cukup


menunjang penampilannya.

f. Memiliki kecerdasan yang cukup

g. Memiliki tingkat pendidikan formal yang cukup

h. Memiliki keahlian dan keterampilan lain yang


menunjang kehidupannya, misalnya
keterampilan berbahasa asing.

i. Memiliki kemampuan bersosialisasi

j. Memiliki latar belakang pendidikan keluarga yang


baik.

k. Memiliki pengalaman hidup yang menempa


mentalnya menjadi kuat dan tahan di dalam
menghadapi berbagai cobaan hidup.
l. Selalu bereaksi positif di dalam menghadapi
berbagai masalah

3. Hal-hal yang Mempengaruhi Percaya Diri

Ghufron dan Risnawita (2014:37-38) mengatakan


kepercayaan diri dapat ditumbuhkan melalui hal-hal
sebagai berikut :

 Konsep diri, kepercayaan diri seseorang


dapat tumbuh dengan adanya konsep diri
yang diperoleh dalam pergaulannya disuatu
kelompok. Hasil interaksi yang terjadakan
menghasilkan konsep diri

 Harga diri, apabila seseorang memiliki harga


diri yang tinggimaka hal itu akan berpengaruh
pada tingkat kepercayaan dirinya

 Pengalaman, pengalaman dapat menjadi


faktor munculnya dan menurunnya rasa
kepercayaan diri seseorang

 Pendidikan, tingkat pendidikan seseorang


akan berpengaruh pada kepercayaan dirinya,
karena apabila seseorang memiliki
pendidikan yang rendah maka akan
menjadikan orang tersebut tergantung dan
berada pada kekuasaan orang lain yang lebih
pandai darinya, sedangkan orang yang
memiliki pendidikan tinggi akan memiliki
tingkat kepercayaan diri yang lebih
dibandingkan orang yang memiliki pendidikan
yang rendah.

4. Karakteristik Kepercayaan Diri Wirausaha

Seseorang yang mempunyai karakteristik


kepercayaan diri sebagai wirausaha dapat dilihat
dari sikap dan keyakinan untuk memulai,
melakukan dan menyelesaikan tugas atau
pekerjaan yang dihadapi. Menurut Suryana
(2006:39) kepercayaan diri bersifat internal,
sangat relative, dinamis, dan banyak ditentukan
oleh kemampuan untuk memulai melaksanakan
dan menyelesaikan suatu pekerjaan. Orang yang
percaya diri memiliki kemampuan untuk
menyelesaikan pekerjaan dengan sistematis,
berencana, efektif dan efisien. Kepercayaan diri
selalu ditunjukan oleh ketenangan, ketekunan,
kegairahan, dan kemantapan dalam melakukan
pekerjaan. Seseorang yang memiliki
kepercayaan diri yang tinggi relative lebih
mampu menghadapi dan menyelesaikan
masalahnya sendiri. Kepercayaan diri tersebut,
baik langsung maupun tidak langsung
mempengaruhi sikap mental seseorang.
Gagasan, karsa, inisiatif, kreativitas, keberanian,
ketekunan, semangat kerja keras, semangat
berkarya dan sebagainya banyak dipengaruhi
oleh tingkat kepercayaan diri seseorang yang
berbaur dengan pengetahuan, ketrampilan dan
kewaspadaanya.

Alma (2013:53) mengatakan kepercayaan diri


merupakan sifat utama yang harus dimiliki oleh
seorang wirausaha. Seseorang dikatakan
mempunyai kepercayaan diri yang tinggi apabila
dia tidak terombang-ambing akan pendapat dan
saran orang lain serta jasmani dan rohaninya
sudah matang. Karakteristik kematangan
seseorang yaitu ia tidak tergantung pada orang
lain, memiliki rasa tanggug jawab yang tinggi,
objektif dan kritis, emosinya sudah setabil
sehingga tidak mudah tersinggung, serta tingkat
sosialnya tinggi, mau menolong orang lain dan
dia mempunyai kedekatan dengan sang
pencipta.
Indikator seseorang dikatakan memiliki sikap
percayaan diri dalam berwirausaha adalah :

a. Memiliki keyakinan diri

b. Mandiri

c. Optimis

d. Ketekunan

e. Semangat kerja keras.

B. Berorientasi Tugas dan Hasil


1. Konsep Dasar Berorientasi Tugas dan Hasil

Seseorang yang selalu mengutamakan tugas


dan hasil, adalah orang yang selalu mengutamakan
nilai-nilai motif berprestasi, berorientasi pada laba,
ketekunan dan ketabahan, tekad dan kerja keras,
mempunyai dorongan yang kuat, enerjik, dan
berinisiatif. Berorientasi pada Tugas dan Hasil

Seorang wirausaha harus mempunyai sikap


tanggung jawab pada tugas-tugas yang dibebankan
kepadanya. Ia juga harus bertanggung jawab pada
hasil dari tugas yang dibebankannya. Dan
sayangnya, masyarakat indonesia sangat sedikit
yang memiliki sikap ini. Sebagian dari mereka
menganggap mudah semua tugas-tugas yang
dibebankan padanya. Misalnya saja, bila seorang
mahasiswa diberi tugas yang akan dikumpulkan
sampai hari senin, ia akan mengumpulkan tugasnya
pada hari minggu atau bahkan hari senin. Untuk
menjadikan seseorang yang selalu mengutamakan
tugas dan hasil orang tersebut harus menerapkan
kebiasaan-kebiasaan berikut ini :

a. Bangun lebih awal (menggunakan waktu lebih


dini ) sebagai cara menjadi produktif

b. Buat rencana kegiatan untuk hari esok

c. Evaluasi kebiasaan, hubungan dengan tujuan-


tujuan masa depan

2. Ciri-Ciri Sikap yang Berorientasi pada Tugas


dan Hasil

a. Haus akan prestasi

b. Berorientasi pada laba / hasil

c. Ketekunan dan ketabahan

d. Mempunyai dorongan kuat, motivasi tinggi dan


kerja keras
Disamping harus memiliki sikap diatas, seorang
wirausahawan juga dituntut memiliki keterampilan-
keterampilan yang dapat menunjang keberhasilan.
Keterampilan tersebut diantaranya yaitu :

1. Keterampilan dasar.

 Memiliki sikap mental dan spiritual


yang tinggi.

 Memiliki kepribadian yang unggul

 Pandai berinisiatif

 Dapat mengkoordinasikan kegiatan


usaha

2. Keterampilan khusus

 Keterampilan konsep (conceptual skill)


: Keterampilan melakukan kegiatan
usaha secara menyeluruh berdasarkan
konsep yang dibuatnya

 Keterampilan teknis (technical skill) :


Keterampilan melakukan teknik
tertentu dalam mengelola usaha
 Human skill: Keterampilan bekerja
sama dengan orang lain, bawahannya,
dan sesame

C. Keberanian Mengambil Risiko

Wirausaha dalam mengambil tindakan


hendaknya tidak didasari oleh spekulasi, melainkan
perhitungan yang matang. Ia berani mengambil
risiko terhadap pekerjaannya karena sudah
diperhitungkan. Oleh sebab itu, wirausaha selalu
berani mengambil risiko yang moderat, artinya risiko
yang diambil tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu
rendah. Keberanian menghadapi risiko yang
didukung komitmen yang kuat, mendorong
wirausaha untuk terus berjuang mencari peluang
sampai memperoleh hasil. Hasil-hasil itu harus
nyata/jelas dan objektif, dan merupakan umpan balik
(feedback) bagi kelancaran kegiatannya (Suryana,
2013 : 14-15). Kemauan dan kemampuan untuk
mengambil risiko merupakan salah satu nilai utama
dalam kewirausahaan. Wirausaha yang tidak mau
mengambil risiko akan sukar memulai atau
berinisiatif.
Menurut Angelita S. Bajaro, “seorang wirausaha
yang berani menanggung risiko adalah orang yang
selalu ingin jadi pemenang dan memenangkan
dengan cara yang baik” (Yuyun Wirasasmita, dalam
Suryana, 2013 : 21). Wirausaha adalah orang yang
lebih menyukai usaha-usaha yang lebih menantang
untuk lebih mencapai kesuksesan atau kegagalan
daripada usaha yang kurang menantang. Oleh
sebab itu, wirausaha kurang menyukai risiko yang
terlalu rendah atau terlalu tinggi. Keberanian untuk
menanggung risiko yang menjadi nilai
kewirausahaan adalah pengambilan risiko yang
penuh dengan perhitungan dan realistis. Kepuasan
yang besar diperoleh apabila berhasil dalam
melaksanakan tugas-tugasnya secara realistis.
Wirausaha menghindari situasi risiko yang rendah
karena tidak ada tantangan, dan menjauhi situasi
risiko yang tinggi karena ingin berhasil. Pilihan
terhadap risiko ini sangat tergantung pada :

1. Daya tarik setiap alternatif

2. Kesediaan untuk rugi

3. Kemungkinan relatif untuk sukses atau gagal


Untuk bisa memilih, sangat ditentukan oleh
kemampuan wirausaha untuk mengambil risiko
antara lain :

1. Keyakinan pada diri sendiri

2. Kesediaan untuk menggunakan kemampuan


dalam mencari peluang dan kemungkinan
memperoleh keuntungan.

3. Kemampuan untuk menilai situasi risiko secara


realistis.

Pengambilan risiko berkaitan dengan berkaitan


dengan kepercayaan diri sendiri. Artinya, semakin
besar keyakinan seseorang pada kemampuan
sendiri, maka semakin besar keyakinan orang
tersebut akan kesanggupan mempengaruhi hasil
dan keputusan, dan semakin besar pula kesediaan
seseorang untuk mencoba apa yang menurut orang
lain sebagai risiko. Oleh karena itu, pengambil risiko
ditemukan pada orang-orang yang inovatif dan
kreatif yang merupakan bagian terpenting dari
perilaku kewirausahaan.

D. Kepemimpinan
Menguasai sepenuhnya prinsip dan tindakan
kepemimpinan wirausaha adalah suatu proses yang
menuntut pertumbuhan seiring dengan tiga
komponen,yaitu pengembangan pribadi individu,
efektifitas kerja sama tim dan perubahaan
organisasi. Keseluruhan butir kepemimpinan
wirausaha adalah bahwa dia membangkitkan yang
terbaik dari setiap individu, tim dan organisasi, ingat
bahwa kepemimpinan wirausaha adalah
menanamkan keyakinan untuk berpikir, berprilaku
dan bertindak dengan cara wirausaha dengan
pemikiran menyadari sepenuhnya tujuan yang
sesungguhnya dan organisasi demi pertumbuhan
yang menguntungkan bagi semua stakeholders
yang terlibat (Pranoto, 2018).
Menurut Antonakis (2007) berikut ini adalah 10
prinsip dan pelaksanaan yang mengajarkan dan
menumbuhkan prinsip kegiatan yang akan
mengembangkan atribut kepemimpinan wirausaha
kepada seluruh organisasi.
1. Purposeful (memiliki tujuan yang jelas untuk
dicapai)
Memiliki tujuan yang jelas berarti punya
pendirian, memiliki fokus, memiliki keyakinan akan
keputusannya, memiliki kemampuan memutuskan,
dan berdaya tahan, sesungguhnya merupakan
kualitas pencapaian yang sukses dan tuntutan
tujuan apa pun.

2. Responsible
Menanamkan akuntabilitas yang sebenarnya
membutuhkan evaluasi yang teratur. Kebiasaan
memahami tanggung jawab terhadap apa yang
dipikirkan dan dilakukan merupakan hal bernilai.
Menanamkan akuntabilitas yang sebenarnya pada
diri orang lain membutuhkan pujian dan evaluasi
kinerja yang teratur. kebiasaan semacam ini akan
mengembangkan loyalitas yang lebih mendalam dan
pemahaman yang lebih besar sebagaimana
tanggungjawab yang kita harapkan dari orang lain.

3. Integritas (nilai yang sejati)


Kualitas yang tidak dapat diabaikan adalah
melakukan sesuatu yang benar berdasarkan
kesadaran akan kehormatan dan penghargaan pada
orang lain. Serta memahami apa yang benar untuk
dilakukan dan secara nyata mengerjakannya berarti
memilki integritas.

4. Nonconformity (ketidakcocokan)
Konformis tidak dilahirkan, mereka dibuat.
Sesungguhnya tekanan terus-menerus
memborbadir individu dengan maksud bahwa
mereka dapat diizinkan untuk mendaki dari tangga
penerimaan untuk sukses, datang dari semua sisi,
hanya berbeda sedikit dari generasi ke genarasi.
5. Coureqeous (keberanian)
Ketika keberanian terhadap pendirian dan
keberanian untuk menjadi diri sendiri dan mengikuti
jalan yang dipercaya sebagai yang terbaik
merupakan kekuatan sejati yang berkembang
secara alami.

6. Intuitive (keputusan yang sebenarnya)


Keputusan yang sebenarnya adalah sesuatu
yang mempengaruhi masa depan dan keberhasilan.
Sedikit orang akan berpendapat bahwa salah satu
kemampuan yang terpenting dalam bisnis adalah
untuk maju bersama dengan yang lain.

7. Patience (kesabaran)
Sabar terhadap sesuatu yang hasilnya sudah
tertentu karena dalam kepastian, hanya sedikit
ruang untuk kecemasan. Kesabaran merupakan
kunci dasar dalam membangun maupun
mempertahankan hubungan.ketidak sabaran
merupakan pembalasan keadilan dari relasi dengan
relasi konsumen.keyakinan dalam apa yang anda
kerjakan dan memiliki kepastian bahwa segala
sesuatu terjadi pada saat yang tepat dan ditempat
yang tepat.

8. Listen (mendengarkan)
Mendengarkan merupakan suatu hal vital dalam
bisnis, khususnya dalam tiga area utama, namun
jarang kita menyediakan waktu untuk mereka satu
persatu areapertama berkaitan dengan siapa saja
memiliki tanggung jawab besar untuk mengajarkan.
Area kedua adalah siapa saja yang terlibat dalam
suatu posisi tanggungjawab seharusnya selalu
memiliki kemauan untuk mendengarkan ide dan
pemikiran kolega –koleganya. Area ketiga berkaitan
dengan mendengarkan menggunakan suatu cara
hingga meyadari pada kenyataan dipasaran.

9. Enthusiasm (antusiasme)
Optimisme dan anthusiasme keduanya saling
membantu tidak mungkin ada seseorang yang
pesimis sekaligus antusias. Antuasisme satu orang
akan berbeda dengan yang lain. Namun, kita akan
mengenali ketika orang lain memilikinya. Dia
bergairah dalam apa yang mereka kerjakan dan
keyakinan mereka menular kepada yang lain.

10. Service (layanan)


Layanan produk atau ide haruslah menciptakan
nilai tambah, supaya keberhasilan itu dapat
bertahan. Kepemimpinan wirausaha melibatkan
penciptaan nilai melalui layanan yang maksimal
melalui kesempatan /peluang.

E. Orientasi ke Masa Depan


Wirausaha adalah seseorang yang bebas dan
memiliki kemampuan untuk hidup mandiri dalam
menjalankan kegiatan usahanya atau bisnisnya atau
hidupnya. Ia bebas merancang, menentukan
mengelola, mengendalikan semua usahanya.
Sedangkan kewirausahaan adalah suatu sikap, jiwa
dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang
baru yang sangat bernilai dan berguna bagi dirinya
dan orang lain.
Kewirausahaan merupakan sikap mental dan
jiwa yang selalu aktif atau kreatif berdaya, bercipta,
berkarsa dan bersaahaja dalam berusaha dalam
rangka meningkatkan pendapatan dalam kegaitan
usahanya atau kiprahnya. Seorang yang memiliki
jiwa dan sikap wirausaha selalu tidak puas dengan
apa yang telah dicapainya. Dari waktu-ke waktu,
hari demi hari, minggu demi minggi selalu mencari
peluang untuk meningkatkan usaha dan
kehidupannya. Ia selalu berkreasi dan berinovasi
tanpa berhenti, karena dengan berkreasi dan
berinovasi lah semua peluang dapat diperolehnya.
Wirausaha adalah orang yang terampil
memanfaatkan peluang dalam mengembangkan
usahanya dengan tujuan untuk meningkatkan
kehidupannya.
Seorang wirausahawan hendaknya seorang
yang mampu menatap masa dengan dengan lebih
optimis. Melihat ke depan dengan berfikir dan
berusaha. Usaha memanfaatkan peluang dengan
penuh perhitungan. Orang yang berorientasi ke
masa depan adalah orang yang memiliki persepktif
dan pandangan kemasa depan. Karena memiliki
pandangan jauh ke masa depan maka ia akan
selalu berusaha untuk berkarsa dan berkarya
(Suryana, 2003 : 23). Kuncinya pada kemampuan
untuk menciptakan sesuatu yang baru serta berbeda
dengan yang sudah ada.
Walaupun dengan risiko yang mungkin dapat
terjadi, seorang yang perspektif harus tetap tabah
dalam mencari peluang tantangan demi
pembaharuan masa depan. Pandangan yang jauh
ke depan membuat wirausaha tidak cepat puas
dengan karsa dan karya yang sudah ada. Karena itu
ia harus mempersiapkannya dengan mencari suatu
peluang.

F. Kreatifitas dan Inovasi


Kreatifitas dan inovatif adalah sifat yang harus
dimiliki pada wirausahawan. Menurut Teodore Levit,
kreativitas adalah kemampuan untuk berfikir yang
baru dan berbeda. Menurut Levit, kreativitas adalah
berfikir sesuatu yang baru (thinking new thing), oleh
karena itu menurutnya kewirausahaan adalah
berfikir dan bertindak sesuatu yang baru atau berfikir
sesuatu yang lama dengan cara-cara baru. Menurut
Zimmerer dalam buku yang ditulis Suryana (2003 :
24) dengan judul buku “Entrepreneurship And The
New Venture Formation”, mengungkapkan bahwa
ide-ide kreativitas sering muncul ketika wirausaha
melihat sesuatu yang lama dan berfikir sesuatu yang
baru dan berbeda. Oleh karena itu kreativitas adalah
menciptakan sesuatu dari yang asalnya tidak ada
(generating something from nothing). Inovasi adalah
kemampuan untuk menerapkan kreativitas dalam
rangka memecahkan persolan-persolan dan
peluang untuk meningkatkan dan memperkaya
kehidupan (inovation is the ability to apply creative
solutions to those problems ang opportunities to
enhance or to enrich people’s live). “Sometimes
creativity involves generating something from
nothing. However, creativity is more likely to result in
colaborating on the present, in putting old things
together in the new ways, or in taking something
away to create something simpler or better”. Dari
definisi diatas, kreativitas mengandung pengertian,
yaitu :

1. Kreativitas adalah menciptakan sesuatu yang


asalnya tidak ada.
2. Hasil kerjasama masa kini untuk memperbaiki
masa lalu dengan cara baru.
3. menggantikan sesuatu dengan sesuatu yang
lebih sederhana dan lebih baik.

Menurut Zimmerer(1996:7), “creativity ideas


often arise when entrepreuneurs look at something
old and think something new or different”. Ide-ide
kreativitas sering muncul ketika wirausaha melihat
sesuatu yang lama dan berpikir sesuatu baru dan
berbeda. Oleh karena itu kreativitas adalah
nenciptakan sesuatu dari yang asalnya tidak ada
(generating something from nothing). Rahasia
kewirausahaan adalah dalam menciptakan nilai
tambah barang dan jasa terletak pada penerapan
kreativitas dan inovasi untuk memecahkan masalah
dan meraih peluang yang dihadapi tiap hari
(applying creativity and inovation to solve the
problems and to exploit opportunities that people
face every day). Berinisiatif ialah mengerjakan
sesuatu tanpa menunggu perintah. Kebiasaan
berinisiatif akan melahirkan kreativitas (daya cipta)
setelah itu melahirkan inovasi. Menurut Zimmerer
ada tujuh langkah proses berpikir kreatif dalam
kewirausahaan, yaitu:
Tahap 1: Persiapan (Preparation)
Tahap 2: Penyelidikan (Investigation)
Tahap 3: Transformasi (Transpormation)
Tahap 4: Penetasan (Incubation)
Tahap 5: Penerangan (Illumination)
Tahap 6: Pengujian (Verification)
Tahap 7: Implementasi (Implementation)

G. Penerapan Sifat – Sifat Wirausahawan

Sifat-sifat yang perlu dimiliki dan diterapkan


wirausahawan sekaligus menjadi identitas seorang
wirausaha. Sifat-sifat yang perlu dimiliki wirausaha
menurut Fadel Muhammad di dalam Suryana (2003)
adalah sebagai berikut :

(a) Kepemimpinan.
(b) Inovasi.

(c) Cara pengambilan keputusan.

(d) Sikap tanggap terhadap perubahan.

(e) Bekerja ekonomis dan efisien.

(f) Visi masa depan.

(g) Sikap terhadap resiko

Bygrave dalam Suryana (2003) menggambarkan


sifat-sifat yang perlu dimiliki wirausahawan dengan
konsep 10 D, yaitu :

(a) Dream, mempunyai visi terhadap masa depan


dan mampu mewujudkannya.

(b) Decisiveness, artinya tidak bekerja lambat dan


membuat keputusan berdasarkan perhitungan yang
tepat.

(c) Doers, artinya membuat dan melaksanakannya.


(d) Determination, artinya melaksanakan kegiatan
dengan penuh perhatian.

(e) Dedication, artinya mempunyai dedikasi tinggi


dalam berusaha.

(f) Devotion, artinya mencintai pekerjaannya.

(g) Details, artinya memperhatikan faktor-faktor kritis


secara rinci.

(h) Destiny, artinya bertanggung jawab terhadap


nasib dan tujuan yang hendak dicapai.

(i) Dollars, artinya motivasi bukan hanya uang.

(j) Distribute, artinya mendistribusikan


kepemilikannya terhadap orang lain yang dipercaya

Selain itu, dalam Instruksi Presiden Republik


Indonesia Nomor 4

Tahun 1995 Tentang Gerakan Nasional


Memasyarakatkan dan Membudayakan
Kewirausahaan disebutkan adanya 3 (tiga)
kelompok wirausaha dengan cirinya masing-masing,
yaitu wirausaha andal, wirausaha tangguh dan
wirausaha unggul.

Ciri-ciri dan cara kerja wirausaha tangguh yang


tercantum dalam INPRES Nomor 4 tersebut adalah
sebagai berikut :
(a) Berfikir dan bertindak strategik dan adaptif
terhadap perubahan dalam berusaha mencari
peluang keuntungan, termasuk yang mengandung
resiko yang agak besar dan mampu mengatasi
berbagai masalah yang timbul.

(b) Selalu berusaha untuk mendapat keuntungan


melalui berbagai keunggulan dalam memuaskan
pelanggan (penerapan teknik Total Quality
Customer atau TQC).

(c) Berusaha mengenal dan mengendalikan


kekuatan dan kelemahan

perusahaan (dan pengusahanya) serta


meningkatkan kemampuan dengan sistem
pengendalian intern.

(d) Selalu berusaha meningkatkan kemampuan dan


motivasi, serta semangat kerja dan melakukan
penumpukan modal.

Sedangkan ciri dan cara kerja wirausaha unggul


dalam INPRES Nomer 4 tersebut adalah sebagai
berikut :

(a) Berani mengambil resiko serta mampu


memperhitungkan dan berusaha menghindarinya.

(b) Selalu berupaya mencapai dan menghasilkan


karya bakti yang lebih baik untuk pelanggan,
pemilik, pemasok, tenaga kerja, masyarakat,
bangsa dan negara.

(c) Antisipatif terhadap perubahan dan akomodatif


terhadap lingkungan.

(d) Kreatif dalam mencari dan menciptakan peluang


pasar dan meningkatkan produktivitas dan efisiensi.
(e) Selalu berusaha meningkatkan keunggulan dan
citra perusahaan melalui investasi baru diberbagai
bidang.

H. Penerapan Pengukuran Kinerja

Pengukuran kinerja kewirausahaan dapat dinilai dari


3 (tiga) aspek, meliputi kinerja sikap, kinerja perilaku
dan kinerja hasil. Kinerja sikap dan kinerja perilaku
merupakan kinerja prasyarat atau kinerja antara
(intervening) sedangkan kinerja hasil merupakan
ukuran kinerja akhir.

(a) Kinerja sikap kewirausahaan diidentifikasikan


berdasarkan sikap disiplin, komitmen tinggi, jujur,
kreatif, inovatif, mandiri dan realistis.

(b) Kinerja perilaku kewirausahaan diidentifikasikan


berdasarkan perilaku kerja prestatif.

(c) Kinerja keberhasilan atau kegagalan usaha


diindentifikasikan berdasarkan keberhasilan atau
kegagalan di bidang keuangan dan nonkeuangan
(Perhatikan ukuran kinerja dengan balance scorecard
dalam Kaplan, 1996).

Sementara itu Pengukuran kinerja kewirausahaan dapat


dinilai dari 3 (tiga) aspek, meliputi kinerja sikap, kinerja
perilaku dan kinerja hasil. Kinerja sikap dan kinerja
perilaku merupakan kinerja prasyarat atau kinerja antara
(intervening) sedangkan kinerja hasil merupakan ukuran
kinerja akhir.

(a) Kinerja sikap kewirausahaan diidentifikasikan


berdasarkan sikap disiplin, komitmen tinggi, jujur, kreatif,
inovatif, mandiri dan realistis.

(b) Kinerja perilaku kewirausahaan diidentifikasikan


berdasarkan perilaku kerja prestatif.

(c) Kinerja keberhasilan atau kegagalan usaha


diindentifikasikan berdasarkan keberhasilan atau
kegagalan di bidang keuangan dan non keuangan.

I. Membuat Keputusan
a. Hakekat Pembuatan Keputusan
Pembuatan keputusan pada dasarnya adalah memilih
satu atau beberapa alternatif dari sejumlah alternatif.
Pemilihan alternatif tersebut harus didasarkan pada
prinsip optimalitas, yaitu memilih manfaat (keuntungan)
yang terbesar dengan resiko yang moderat
(diperhitungkan).

Pada dasarnya keputusan yang harus dibuat oleh seorang


wirausaha dan bersifat strategis, adalah keputusan untuk
memperoleh dan meningkatkan
penghasilan dengan cara mendirikan, mengelola dan
mengembangkan perusahaan. Seorang yang cerdas dan
pintar memang diperlukan untuk menjadi wirausaha
yang sukses. Namun demikian, rasa percaya diri dan
sikap mandiri yang kuat dan keberanian untuk
mengambil resiko menjadi faktor

penentu agar seorang wirausaha yang cerdas dan pintar


tersebut mampu membuat keputusan terbaik dengan
cepat dan tanpa ragu-ragu.
Pada dasarnya orang yang mempunyai sifat penghindar
resiko (risk avoider) akan mengambil keputusan untuk
memilih menjadi karyawan karena lebih tenang dan
sedikit tantangannya. Sedangkan orang-orang yang
mempunyai sifat pengambil resiko (risk taker) adalah
orang-orang yang menyukai tantangan dan sebuah
tantangan akan dianggapnya sebagai peluang.

Orang-orang semacam ini lebih menyukai kehidupan


yang dinamis dan penuh gejolak sehingga dirinya akan
menjadi puas jika dapat mengatasi tantangan dan tidak
berkecil hati jika mendapatkan kegagalan. Inilah bakat
awal dari seorang yang senang menjadi wirausaha.

Walaupun demikian, manusia itu pada dasarnya


mempunyai sifat

memungkinkannya beradaptasi dengan lingkungannya.


Jika diberikan imu pengetahuan dan pengalaman yang
menarik maka seorang penghindar resiko mungkin saja
akan berubah menjadi pengambil resiko dan mengambil
keputusan untuk menjadi wirausaha.
J. Tantangan Setelah Membuat Keputusan

Perlu dipahami bahwa membuat keputusan pada


hakekatnya adalah memilih alternatif solusi
(menyelesaikan) masalah yang masing-masing
pilihan alternatif solusi tersebut akan mengandung unsur
resiko dan manfaat yang berbeda-beda serta berada
pada ketidak pastian. Keputusan akan diambil dengan
berpedoman pada manfaat(keuntungan) yang terbesar
dengan resiko yang terukur (dapat diperhitungkan atau
moderat).

Ketika seseorang sudah mengambil keputusan untuk


menjadi seorang wirausaha, maka tantangan selanjutnya
yang harus dihadapi adalah membuat keputusan pada
bidang yang dipilihnya, yang terpenting (yang pokok)
adalah
(1) penentuan bidang usaha/ barang atau jasa yang akan
diproduksi,
(2) penentuan lokasi usaha,
(3) penentuan skala usaha dan sumber permodalannya,
(4) penentuan sasaran pasar yang akan dilayani dan
strategi untuk memenangkan persaingan,
(5) penentuan kriteria pekerja yang akan direkrut dan
cara memotivasi dan mengendalikannya. Pada
perusahaan kecil yang bersifat perseorangan, maka
pengambilan keputusan sepenuhnya diambil oleh pemilik
(unity of command) dan pada organisasi/usaha yang
cukup besar, maka sebagian pengambilan keputusan
dapat didelegasikan.

K. Orientasi dan Tahapan Proses Pembuatan Keputusan

Pada dasarnya seorang wirausahawan dapat membuat


keputusan dengan beberapa orientasi pendekatan, yaitu
(1) lebih berorientasi pada pendekatan rasional
(berdasarkan ilmu pengetahuan, khususnya manajemen),
(2) lebih berorientasi pada pendekatan naluri atau instink
(3) berorientasi pada kombinasi antara pendekatan rasio
dan naluri (gabungan antara ilmu pengetahuan dan doa).

Pengalaman selama ini menunjukkan bahwa kombinasi


antara pendekatan rasio dan naluri yang paling banyak
digunakan mengambil keputusan oleh para
wirausahawan (termasuk di Indonesia). Alasannya adalah
lebih praktis dan lebih cepat yang merupakan salah satu
faktor kunci keberhasilan seorang wirausahawan yaitu
keberanian dan kecepatan dalam membuat keputusan
agar tidak kalah dalam menangkap dan merebut peluang
dibandingkan para pesaingnya.

Tahapan proses pengambilan keputusan berdasarkan


pendekatan rasional adalah, Tahap 1, merumuskan
masalah secara jelas dengan

mempertimbangkan tujuan yang hendak dicapai; Tahap


2, mencari dan mengembangkan alternatif atau
kemungkinan-kemungkinan solusi masalah
yang akan dipilih; Tahap 3, memilih alternatif yang paling
tepat dan/atau alternatif yang dianggap cukup
memuaskan, dan Tahap 4, menetapkan alternatif yang
dipilih secara mantap dan menyiapkan langkah-langkah
pelaksanaan.

Tahapan-tahapan proses pengambilan keputusan


tersebut selalu menggunakan pendekatan rasional dan
naluri sekaligus dengan perimbangan bobot sesuai
dengan sifat masalah yang dihadapi. Pada dasarnya,
masalah yang dihadapi seseorang ketika harus
mengambil keputusan terdiri atas 3
(tiga) karakteristik, yaitu

(1) masalah yang kondisinya cukup jelas dan agak


pasti,
(2) masalah yang mengandung beberapa beberapa
variasi

perkembangan tetapi polanya agak jelas dan


(3) masalah yang kondisinya belum jelas dan variasi
perkembangannya juga sangat tidak menentu.

Dalam hal ini, makin tidak jelas kondisi dan arah


perkembangan variabel dalam suatu masalah dan sulit
dilakukan secara sistematis, maka makin besar pula
penggunaan naluri dalam mengatasinya (mencari solusi).

Apabila permasalahan yang dihadapi tersebut dapat


diuraikan secara matematis, maka makin besar peranan
rasio untuk mengurai masalah yang kusut dengan
melihat kaitan-kaitan berbagai faktor yang terlibat di
dalamnya serta mengembangkan alternatif solusinya
secara sistematis.

Namun demikian, pendekatan yang lebih berorientasi


pada naluri juga dapat dipelajari dengan proses belajar
sambil berbuat (learning by doing) yang dikembangkan
dengan mengandalkan perenungan atau olah bathin,
meminta nasehat dari orang-orang bijaksana.

Suatu kasus, misalnya alternatif A menjajikan


keuntungan 30% sedangkan alternatif B hanya
menjanjikan keuntungan 20%. Namun demikian,
alternatif B bebas dari kemungkinan gagal karena faktor
cuaca. Sedangkan elternatif A sangat dipengaruhi oleh
cuaca yang pada saat keputusan itu diambil sulit
diprediksi. Alternatif C hanya menjajikan keuntungan
hanya 15%, tetapi diyakini dapat meningkatkan kepuasan
pelanggan dibandingkan alternatif A dan B tetapi
alternatif C juga dipengaruhi oleh cuaca yang sulit
diprediksi secara tepat.

Jika anda sebagai seorang wirausahawan yang harus


mengambil keputusan, alternatif manakah yang akan
anda ambil ? Untuk membantu anda dalam mengambil
keputusan dapat diperhatikan hal

berikut :

(a) Mantapkan keteguhan sikap dalam penentuan


prioritas tujuan yang

akan dicapai.

(b) Mantapkan sikap dalam menghadapi resiko atau


ketidak pastian.

(c) Mantapkan sikap rasional dan kecerdasan dalam


memilih alternatif yang tersedia

Salah satu cara ilmiah (rasional) dalam mengambil


keputusan dari sejumlah alternatif adalah dengan analisis
SWOT (S=strengths, W=weaknesses,O= opportunities
dan T = threats). Analisis SWOT digunakan untuk
menentukan sasaran perusahaan dikaitkan dengan posisi
perusahaan sebagai landasan berpijak untuk mencapai
posisi yang diinginkan.
Dengan demikian, hakekat analisis SWOT adalah analisis
(kajian) mengenai kedudukan perusahaan pada suatu
saat, khususnya dikaitkan
dengan penemuan strategi jangka panjang untuk
mencapai tujuan perusahaan.

L. Kemampuan manajerial wirausaha


Memiliki kemampuan manajerial merupakan salah
satu aspek yang harus ada pada setiap wirausaha.
Kemampuan manajerial merupakan
kemampuan untuk mengambil keputusan usaha dan
melaksanakan seluruh fungsi manajemen, yaitu
membuat rencana usaha, mengorganisasikan usaha,
mengelola usaha (termasuk mengelola sumber daya
manusia), melakukan publikasi/promosi hasil usaha
dan mengontrol pelaksanaan usaha.

Seluruh kemampuan manajerial harus dilakukan


secara konsisten dan terintegrasi sehingga seluruh
aspek manajerial tersebut tidak saling kontra
produktif terhadap pencapaian tujuan organisasi.
Kemampuan manajerial seorang wirausahawan harus
mampu membuat organisasi menjadi “fit” dengan
lingkungannya. Suatu organisasi (khususnya
organisasi bisnis) harus dinamis dan fleksibel, dikelola
oleh manajer yang bervisi ke depan dan mempunyai
lingkungan kerja yang kondusif.

Selain itu, pengembangan organisasi atau


perusahaan harus didasarkan atas visi, misi dan
tujuan yang jelas sehingga dapat berkembang
(sukses) dan hidup untuk selama-lamanya (going
concern). Agar perusahaan dapat sukses dan going
concern, . Terdapat 8 (delapan) kompetensi yang
harus dimiliki oleh manajer yang bervisi ke
depan, yaitu
(1) memiliki kemampuan strategi,
(2) memiliki kemampuan sintesis,
(3) memiliki kemampuan berorganisasi,
(4) memiliki kemampuan komunikasi,
(5) memiliki kemampuan negosiasi,
(6) memiliki kemampuan presentasi (publikasi
ide kreativitas),
(7) memiliki kemampuan yang dinamis dan
tangguh (mengembangkan diri), dane
(8) memiliki lingkungan kerja yang kondusif.

Lingkungan kerja yang kondusif merupakan


salah satu syarat utama agar suatu organisasi
dapat memberikan kenyamanan dan ketenangan
kepada pemilik, pengelola (manajer) dan
pekerjanya. Persyaratan agar suatu lingkungan
kerja dapat disebut kondusif ada 8 (delapan),
yaitu adanya :

1) upah yang layak

2) kondisi (peralatan) kerja yang aman dan sehat

3) kesempatan untuk belajar dan menggunakan


ketrampilan-ketrampilan baru

4) kesempatan untuk mengembangkan karir

5) integrasi sosial ke dalam organisasi

6) perlindungan terhadap hak-hak individu


(pekerja)
7) keseimbangan antara berbagai tuntutan
(tuntutan kerja dan bukan kerja)

8) rasa bangga terhadap pekerjaannya dan


terhadap organisasi.
Untuk itu diperlukannya sikap atau kemampuan
personal dalam membentuk wirausahawan yang
andal.

Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 4


Tahun 1995 Tentang Gerakan Nasional
Memasyarakatkan dan Membudayakan
Kewirausahaan menyebutkan adanya 8
(delapan) ciri wirausaha andal, yaitu :

(a) Percaya diri dan sikap mandiri yang tinggi


untuk berusaha mencari penghasilan dan
keuntungan melalui perusahaan.

(b) Mau dan mampu mencari dan menangkap


peluang usaha yang menguntungkan serta
melakukan apa saja yang perlu untuk
memanfaatkannya.
(c) Mau dan mampu bekerja keras dan tekun
dalam menghasilkan barang dan jasa, serta
mencoba cara kerja yang lebih tepat dan efisien.

(d) Mau dan mampu berkomunikasi, tawar


menawar dan musyawarah dengan berbagai
pihak yang besar pengaruhnya pada kemajuan
usaha terutama para pembeli/pelanggan
(memiliki kemampuan salesmanship).

(e) Menghadapi hidup dan menangani usaha


dengan terencana, jujur, hemat dan disiplin.

(f) Mencintai kegiatan usahanya dan


perusahaannya serta lugas dan tangguh tetapi
cukup luwes dalam melindunginya.

(g) Mau dan mampu meningkatkan kapasitas diri


sendiri dan kapasitas perusahaan dengan
memanfaatlkan dan memotivasi orang lain
(Leadership/Managerialship) serta melakukan
perluasan dan pengembangan usaha dengan
resiko yang moderat.
(h) Berusaha mengenal dan mengendalikan
lingkungan serta menggalang kerjasama yang
slaing menguntungkan dengan berbagai pihak
yang berkepentingan terhadap perusahaan
M. Etika seorang wirausahawan

Sejumlah ciri kewirausahaan tersebut


menunjukkan bahwa wirausaha yang sukses
adalah wirausaha yang dapat menjalin hubungan
secara baik dengan lingkungannya, baik
lingkungan internal (dalam perusahaan) maupun
lingkungan eksternal (pemerintah, masyarakat,
pemasok, pesaing, dll).

Teknik menjalin hubungan baik antara wirausaha


dengan lingkungannya dilakukan dalam suatu
etika wirausaha, yang dicirikan dengan tingkah
laku yang baik, sopan santun, tolong menolong,
tenggang rasa, hormat menghormati dan
tatakrama lainnya dalam etika wirausaha lainnya.

Etika wirausaha sebagaimana dikemukakan oleh


Suryana (2003) meliputi 8 (delapan) hal, yaitu :
(a) Wirausaha adalah tugas mulia dan kebiasaan
baik (bertugas mewujudkan suatu kenyataan
hidup berdasarkan kebiasaan baik di

dalam berwirausaha,

(b) Menempa pikiran untuk maju (melatih dan


membiasakan diri berprakarsa baik, bertanggung
jawab, percaya diri dan meningkatkan daya
saing dan daya juang untuk maju).

(c) Kebiasaan membentuk watak yang mulia


(bersikap mental dan berfikir terbuka, bersih dan
teliti untuk mencapai kemajuan).

(d) Membersihkan diri dari kebiasaan berfikir


negatif (tidak menyakiti orang lain dan
menggantungkan pada nasib).

(e) Kebiasaan berprakarsa (membiasakan diri


untuk berprakarsa dalam kegiatan pengelolaan
usaha dan memberikan saran baik, serta dapat
menolong dirinya sendiri).
(f) Kepercayaan pada diri sendiri (yakin dan
beriman serta dapat meningkatkan nilai-nilai
kehidupan di dalam berwirausaha).

(g) Membersihkan diri dari hambatan yang


dibuatnya sendiri (yakin dan tidak ragu-ragu
terhadap hasil produksinya sendiri).

(h) Mempunyai kemauan, daya upaya dan


perencanaan (rencana mengejar cita-cita
berdasarkan prinsip-prinsip kewirausahaan).

N. Simpulan

Pada dasarnya kewirausahaan adalah


kemampuan kreatif dan inovatif yang didasarkan
pada kiat dan sumber daya untuk mencari
peluang menuju sekses. Inti kewirausahaan
adalah menciptakan sesuatu yang baru dan
berbeda (create new and different) melalui
berfikir kreatif dan bertindak inovatif untuk
menciptakan peluang dan menghadapi
tantangan. Beberapa indikator, ciri-ciri dan sifat
kewirausahaan dari seorang wirausaha adalah :

1) Motif berprestasi tinggi

2) Selalu pespektif

3) Memiliki kreativitas tinggi

4) Memiliki pelika inovasi tinggi

5) Selalu komitmen terhadap pekerjaan

6) Mempunyai etos kerja dan tanggung jawab

7) Mandiri dan tidak tergantung orang lain

8) Berani mengambil /menghadapi risiko

9) Selalu mencari peluang

10) Memiliki jiwa kemimpinan (ability leadership)

11) Memiliki kemampuan manajerial


12) Memiliki kemampuan interpersonal
(berkomunikasi dengan orang lain)

Wirausaha adalah seseorang yang bebas


berbagai aspek (merancang, mengelola dan
mengendalikan) dan memiliki kemampuan untuk
hidup mandiri dalam menjalankan kegiatan
usahanya atau bisnisnya atau hidupnya.

Kewirausahaan adalah suatu sikap, jiwa dan


kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang
baru yang sangat bernilai dan berguna bagi
dirinya dan orang lain.

Kewirausahaan merupakan sikap mental dan


jiwa yang selalu aktif atau kreatif, bercipta,
berkarsa dan bersahaja dalam berusaha untuk
meningkatkan pendapatan dari kegiatan
usahanya atau kiprahnya. Pada akhirnya dapat
dikemukakan bahwa jiwa kewirausahaan
bukanlah merupakan faktor keturunan,
melainkan dapat dipelajari secara ilmiah dan
ditumbuhkan bagi siapapun.
Membuat keputusan pada hakekatnya adalah
memilih alternatif solusi (menyelesaikan)
masalah yang masing-masing pilihan alternatif
solusi tersebut akan mengandung unsur resiko
dan manfaat yang berbeda-beda serta berada
pada ketidak pastian.

Keputusan akan diambil dengan berpedoman


pada manfaat (keuntungan) yang terbesar
dengan resiko yang terukur (dapat
diperhitungkan atau moderat).

Tantangan yang harus dihadapi selanjutnya


setelah membuat keputusan pada bidang yang
dipilihnya, yang terpenting (yang pokok) adalah

(1) penentuan bidang usaha/ barang atau jasa


yang akan diproduksi,
(2) penentuan lokasi usaha,
(3) penentuan skala usaha dan sumber
permodalannya,
(4) penentuan sasaran pasar yang akan dilayani
dan strategi untuk memenangkan persaingan,
(5) penentuan kriteria pekerja yang akan direkrut
dan cara memotivasi dan mengendalikannya.

DAFTAR PUSTAKA

Antonakis, J., &Autio, E (2007). Enterpreneurship and leadership.


Dalam J.R. Baum, M Frese, & R.A Baron (Eds.), The
psychology of enterpreneurship (pp 189-207). Mahwah:
Lawrencw Erlbaum Assiociates.

Pranoto, T (2018). C-suite leadership. Warta ekonomi.


http://www.wartaekonomi.co.id/read170783/c-suite-
leadership.html
Diakses 27 Juli 2019

Paulus, Pinem (2013). Pentingnya Kewirausahaan di Kalangan


Mahasiswa.
http://pauluspinem.blogspot.com/2012/09/pentingnya-
kewirausahaan-dikalangan.html Diakses 27 Juli 2019

Suryana. 2013. Kewirausahaan Kiat dan Proses Menuju Sukses.


Jakarta: SALEMBA EMPAT.
Ramadhan. 2013. Memahami Karakteristik Kewirausahaan
https://inilahilmu.wordpress.com/2013/09/25/memahami-
karakteristik-kewirausahaan/ diakses pada 2 agustus 2019

Rosyida. 2013. Kajian Teori. Malang http://etheses.uin-


malang.ac.id/1781/5/09410125_Bab_2.pdf

Ermawati. 2015. Pengaruh Pengetahuan Wirausaha Dan


Kepercayaan Diri Terhadap Minat Berwirausaha. Semarang
https://lib.unnes.ac.id/21179/1/7101411133-s.pdf

Lutfia. 2013. Latar Belakang Masalah Percaya Diri. Surakarta


http://eprints.ums.ac.id/26320/3/BAB_I.pdf

Lanodua. 2017. Bab 2. Bandung


https://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/1234
56789/9782/Bab%202.pdf?sequence=10

Kemdikbud. 2016. Sikap dan Perilaku Wirausaha. Jakarta


http://repositori.kemdikbud.go.id/7824/1/KWU-
3.Modul%20Diklat%20PKB%20Guru%20SMK%20Mata%20
Pelajaran%20Kewirausahaan%20C.pdf

Anda mungkin juga menyukai