PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Dulu kalau kita mendengar penelitian, orang sering membayangkan suatu
kesibukan di laboratorium dan penelitian kerap kali menjadi kegiatan yang dimonopoli
para ahli.tapi sangat di saying kan kalau anggapan itu menimpa para mahasiswa, mereka
lupa kalau semua orang harus meneliti, karena hanyadengan penelitian ilmu dapat
dikembangkan secara ilmiah.
Kita tentunya sudah memahami tentang metode ilmiah dan penelitian ilmiah.
Yang perlu kita ketahui adalah bahwa penelitian ilmiah berusaha untuk menemukan,
mengembangkan, dan mengkaji kebenaran suatu pengetahuan dengan menggunakan
metode ilmiah. Dengan selalu melakukan penelitian ilmiah, ilmu pengetahuan akan selalu
berkembang. Pelaksanaan penelitian dengan menggunakan metode ilmiah harus
mengikuti langkah-langkah tertentu.
B. Tujuan
1. Mengetahui bagaimana langkah langkah penelitian
2. Mengetahui bagaimana cara merumuskan masalah
3. Mengetahui bagaimana cara menentukan tujuan
4. Mengetahui bagaimana cara menyusun Kerangka Teori
5. Mengetahui bagaimana cara menyusun Kerangka Konsep
C. RumusanMasalah
1. Bagaimana cara menyusun langkah langkah penelitian?
2. Apa saja langkah langkah penelitian?
3. Bagaimana cara merumuskan masalah dalam penelitian?
4. Bagaimana cara menentukan tujuan?
5. Bagaimana menyusun kerangka teori?
6. Bagaimana menyusun kerangka konsep?
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Merumuskan masalah
A. Cara merumuskan masalah penelitian yang benar
Menurut Garis Besarnya, rumusan masalah dapat dibagi atas rumusan masalah
deskriptif, rumusan masalah komparatif dan juga rumusan masalah asosiatif. Contoh-
contoh rumusan masalah yang dimaksud sebagai berikut.
1. Deskriptif
2
- Berapa persen tingkat disiplin kerja di peternakan A ?
- Seberapa jauh efektivitas kerja di peternakan A ?
2. Komparatif
- Bagaimana perbedaan disiplin kerja di peternakan A dengan di peternakan B ?
- Apakah terdapat perbedaan efektivitas kerja di peternakan A dengan peternakan B ?
3. Asosiatif
- Apakah terdapat hubungan antara peternakan A dan peternakan B ?
- Bagaimana hubungan antara peternakan A dan peternakan B ?
3
B. Rumusan Masalah Penelitian yang Baik
Rumusan masalah penelitian yang baik, antara lain:
a. Bersifat orisinil, belum ada atau belum banyak orang lain yang meneliti masalah
tersebut.
b. Dapat berguna bagi kepentingan ilmu pengetahuan dan terhadap masyarakat.
c. Dapat diperoleh dengan cara-cara ilmiah.
d. Jelas dan padat, jangan ada penafsiran yang lain terhadap masalah tersebut.
e. Dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya.
f. Bersifat etis, artinya tidak bertentangan atau menyinggung adat istiadat, ideologi,
dan kepercayaan agama.
C. Ciri-ciri Perumusan Masalah yang Baik
Dalam penelitian diperlukan sebuah masalah yang baik. Terdapat beberapa ciri
masalah yang baik, yaitu:
Masalah yang baik adalah masalah yang menyatakan sebuah hubungan antara
variabel-variabel tertentu yang saling berkaitan. Hal ini perlu diperhatikan agar penelitian
4
yang dilakukan lebih bermakna. Biasanya variabel-variabel yang dipakai untuk mewakili
unsur-unsur yang ada dalam penelitian dilambangkan dengan huruf X, Y, dan Z.
Seorang peneliti harus pandai dalam memilih masalah yang akan diteliti. Masalah
yang akan diteliti hendaknya adalah masalah yang dapat diuji. Sebaiknya masalah yang
dipilih adalah masalah yang dapat memberikan implikasi untuk dilakukan uji empirisnya.
Hal ini dimaksudkan agar penelitian agar penelitian dapat dilihat secara jelas hubungan
antar variabel yang saling berkaitan dalam masalah yang sedang diteliti dan dapat tentu
saja dapat diukur.
7. Mempunyai fisibilitas
Masalah yang baik adalah masalah yang mempunyai fisibilitas, yaitu masalah
tersebut harus mempunyai nilai pemecahan dan dapat dipecahkan. Hal ini dimaksudkan
agar penelitian dapat berguna dan tidak sia-sia. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan
peneliti, yaitu:
a. Data serta metode untuk memecahkan masalah harus tersedia
Peneliti haruslah memperhatikan ketersediaan data dan metode terhadap masalah
yang akan diteliti. Hal ini sangatlah penting, karena digunakan untuk memecahkan
5
masalah. Data dan metode yang akan digunakan hendaknya sudah memiliki standard
an ukuran yang jelas, sehingga dapat diukur dan akan menghasilkan sebuah
pemecahan yang dapat akurat.
b. Biaya untuk memecahkan masalah, secara relatif harus dalam batas-batas
kemampuan
Biaya adalah faktor yang diboleh dilupakan oleh seorang peneliti pada saat akan
melakukan penelitian. Seorang peneliti harus bisa memperkirakan biaya yang akan
dikeluarkannya dalam penelitian. Biaya yang terlalu besar dalam penelitian akan
dapat memberatkan peneliti dan dianggap kurang fleksibel.
c. Waktu untuk memecahkan masalah harus wajar
Seorang peneliti harus dapat memperkirakan waktu yang akan digunakan dalam
penelitiannya. Sebuah penelitian yang baik adalah penelitian yang tidak memakan
waktu yang terlalu lama karena akan tidak efektif.
d. Biaya dan hasil harus seimbang
Penelitian yang baik adalah penelitian yang antara hasil yang diperoleh dengan biaya
memiliki porsi yang seimbang. Hal ini penting karena penelitian harus tetap
memperhitungkan efisiensi di dalammya.
e. Administrasi dan sponsor yang kuat
Masalah yang akan diteliti haruslah memiliki administrasi dan sponsor yang kuat. Hal
ini cukup penting karena penelitian tidak dapat dilakukan tanpa adanya bantuan dari
siapa pun dan seorang pembimbing.
f. Tidak bertentangan dengan hukum dan adat
Masalah yang dipilih untuk diteliti hendaknya tidak bertentangan dengan hukum dan
adat yang berlaku di masyarakat. Hal ini perlu diperhatikan oleh peneliti karena akan
berpengaruh pada keberlangsungan proses penelitian.
g. Equipment dan kondisi harus memungkinkan
Seorang peneliti harus memperhatikan kondisi pada saat akan melakukan penelitian.
Penelitian hendaknya dilakukan pada saat kondisi yang sedang kondusif agar dapat
berjalan lancar. Tidak hanya itu, peralatan yang dibutuhkan pada saat penelitian juga
harus diperhatikan. Sebaiknya penelitian menggunakan alat-alat yang mudah
ditemukan dan diperoleh.
6
8. Sesuai Dengan Kualifikasi Peneliti
Masalah yang akan diteliti hendaknya dalah masalah yang nantinya akan dapat
dipecahkan oleh peneliti. Mengapa demikian, karena agar penelitian yang telah dilakukan
tidak terhenti di tengah proses pengerjaan karena ketidakmampuan seorang peneliti untuk
memecahkan masalah yang sedang diteliti sehingga akan sia-sia. Untuk itu, peneliti harus
memperhatikan beberapa hal berikut:
a. Menarik bagi peneliti
Masalah yang diteliti hendaknya menarik bagi peneliti. Hal ini penting agar peneliti
merasa tertantang untuk melakukan penelitian dan berusaha untuk memecahkannya.
Sehingga penelitian dapat segera diselesaikan.
b. Masalah harus sesuai dengan kualifikasi peneliti
Masalah yang diteliti harus sesuai dengan kualifikasi peneliti. Pertimbangan ini
penting karena akan berpengaruh pada kelancaran dan hasil penelitian. Karena jika
peneliti tidak cukup kompeten dalam bidang masalah yang sedang diteliti, maka hasil
yang diteliti tidak akan akurat.
syarat-syarat utama didalam merumuskan masalah yaitu :
a. Masalah hendaknya dinyatakan dalam kalimat tanya.
b. Rumusan masalah hendaknya singkat, padat, jelas dan mudah untuk dipahami.
c. Rumusan masalah memberi petunjuk tentang mungkinnya mengumpulkan data untuk
menjawab pertanyaan dalam rumusan tersebut.
7
karena melalui perumusan masalah peneliti menjadi tahu mengenai data yang bagaimana
yang relevan dan data yang bagaimana yang tidak relevan bagi kegiatan penelitiannya.
4. Dengan adanya perumusan masalah penelitian, maka para peneliti menjadi dapat
dipermudah di dalam menentukan siapa yang akan menjadi populasi dan sampel
penelitian.
Salah satu cara untuk membuat perumusan masalah yang baik ialah dengan
melakukan proses penyempitan masalah dari yang sangat umum menjadi lebih khusus
dan pada akhirnya menjadi masalah yang spesifik dan siap untuk diteliti.
8
Ada beberapa kondisi yang bisa di lakukan untuk membuat rumusan
masalah, yaitu sebagai berikut:
1. Dengan menurunkan masalah dari teori yang telah ada, seperti masalah pada
penelitian eksperimental.
2. Dari observasi langsung dilapangan, seperti yang sering dilakukan oleh ahli-ahli
sosiologi. Jika masalah diperoleh dilapangan,maka sebaiknya juga menghubungkan
masalah tersebut dengan teori-teori yang telah ada, sebelumnya masalah tersebut
diformulasikan. Ini bukan berarti bahwa dalam memilih penelitian yang tidak
didukung oleh suatu teori tidak berguna sama sekali. Karena ada kalanya penelitian
tersebut dapat menghasilkan dalil-dalil dan dapat membentuk sebuah teori.
9
beda . Untuk itu seorang guru harus mampu menciptakan model atau metode
pembelajaran agar peserta didik merasa nyaman dan senang dalam menerima pelajaran
yang diberikan.
Pada saat ini banyak siswa yang mengeluh dan bosan tehadap model
pembelajaran yang diterapkan oleh gurunya pada saat proses kegiatan belajar mengajar
berlangsung. Kegiatan pembelajaran dirasakan monotun dan ini dirasakan dalam waktu
yang cukup lama. Pembelajaran bersifat kompleks artinyatidak hanya guru saja yang
terlibat dan aktif dalam pembelajaran melainkan siswa dan guru.
Guru dituntut untuk mengembangkan keahlian yang dimiliki dan
menyalurkannya kepada siswa. Untuk itu guru perlu mengdakan inovasi pembelajaran
guna mengoptimalkan kemampuan siswa. Selain menggunakan model atau metode
pembelajaran diharapkan seorang pendidik harus menguasai media pembelajaran. Secara
umum media adalah alat bantu yang bias merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan
kemampuan belajar siswa.Media menempati posisi yang cukup penting sebagai salah satu
komponem system pemblajaran.Tanpa media komunikasi tidak akan terjadi dan proses
pemblajaran tidak berlangsung secara optima. Begitu pula halnya dengan model atau
metode pembelajaran yang harus dikuasai dengan baik oleh pendidik agar tujuan
pembelajara tercapai dengan maksimal. Bila suatu proses pembelajaran tersebut ingin
berjalan dengan baik dan sempurna maka metode-metode dan media pembelajaran harus
dapat dikuasai. Dalam makalah ini akan dipaparkan mengenai macam-macam model
atau metode pembelajaran dan media pembelajaran serta bagaimana langkah-langkah
model tersebut ketika menerapkannya dalam proses pembelajaran.
2. Tujuan Penelitian
Setiap melakukan penelitian pasti ada tujuan yang hendak dicapai. Beberapa
tujuan penelitian, antara lain, sebagai berikut:
10
a.Memperoleh Informasi Baru
Jika fakta atau teori tersebut baru diungkap dan disusun secara sistematis oleh seorang
peneliti, dapat dikatakan bahwa data tersebut baru, contohnya, teori relativitas Einstein,
teori geosentris, dan teoriteori yang ditemukan peneliti untuk pertama kalinya.
Ketika para peneliti berusaha memecahkan masalah, perlu dipertimbangkan agar tidak
terjadi pengulangan kerja atau penggunaan tenaga yang sia-sia. Hal ini dapat dilakukan
dengan cara mencari fakta-fakta penunjang yang dapat digali dari sumber-sumber hasil
penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti terdahulu, dihubungkan dengan
kegiatan penelitian saat ini, kemudian dilakukan pendalaman terhadap permasalahan
yang hendak dipecahkan sehingga akan diperoleh perkembangan wawasan pengetahuan.
Merumuskan Masalah
Pertimbangan untuk memilih atau menentukan apakah suatu masalah layak dan sesuai
untuk diteliti pada dasarnya dilakukan dari dua arah.
Dalam hal ini, pertimbangan dibuat atas dasar sejauh mana penelitian mengenai masalah
tersebut akan memberi sumbangan kepada dua hal berikut ini:
Ini berarti bahwa kelayakan suatu masalah untuk diteliti sifatnya relatif, tidak ada kriteria,
dan keputusan tergantung kepada ketajaman calon peneliti untuk melakukan evaluasi
secara kritis, menyeluruh, dan menjangkau ke depan.
11
Pertimbangan kelayakan sebuah masalah dalam penelitian yang didasarkan pada arah
calon peneliti dibuat atas dasar empat hal, yaitu sebagai berikut.
2) Waktu yang dapat digunakan. Seorang siswa yang waktunya terbatas sebaiknya
tidak melakukan penelitian yang memerlukan waktu bertahun-tahun.
Seorang siswa yang tidak memiliki peralatan laboratorium yang memadai sebaiknya tidak
melakukan penelitian yang memerlukan alat dan perlengkapan yang rumit dan tidak
terjangkau.
Jadi, setiap calon peneliti perlu menanyakan kepada diri sendiri, ”Apakah masalah yang
hendak diteliti sesuai baginya?” Jika tidak, sebaiknya dipilih masalah lain atau masalah
itu dimodifikasi sehingga menjadi sesuai.
Teori adalah alur logika atau penalaran, yang merupakan seperangkat konsep,
definisi, dan proposisi yang di susun secara sistematis (Sugiyono, 2011)
12
3. Menyajikan kerangka
Teori memberikan penjelasan mengenai definisi atau makna sebuah konsep atau
variabel. Definisi konsep bermanfaat untuk membatasi studi yang dilakukan serta
memberikan informasi bagi orang lain yang tertarik dengan hasil penelitian kita,
sehingga ia dapat melakukan studi lanjutan.
4. Memungkinkan peneliti menginterpretasikan data yang lebih besar dari temuan yang
diperoleh dari suatu penelitian. (Nanang Martono, 2011)
Kerangka Teori
Kerangka teori dalam suatu penelitian merupakan uraian sistematis tentang teori
(bukan hanya sekedar pendapat pakar atau penulis buku) dan hasil-hasil penelitian yang
relevan dengan variabel yang diteliti.
Kerangka teori paling tidak berisi tentang penjelasan terhadap variabel-variabel yang
diteliti, melalui pendefinisian, dan uraian yang lengkap dan mendalam dari berbagai
referensi, sehingga ruang lingkup, kedudukan, dan prediksi terhadap hubungan antarvariabel
yang akan diteliti menjadi lebih jelas dan terarah.
Menurut Uma Sekaran (1984), yang dimaksud dengan “kerangka kerja teoritis
adalah model konseptual yang menggambarkan hubungan di antara berbagai macam faktor
yang telah diidentifikasikan sebagai sesuatu hal yang penting bagi suatu masalah.“
13
3. Lihat daftar isi setiap buku, dan pilih topik yang relevan dengan setiap variabel yang
akan diteliti. (untuk referensi yang berbentuk laporan penelitian, lihat judul
penelitian, permasalahan, teori yang digunakan, tempat penelitian, sampel sumber
data, tekhnik pengumpulan data, analisis, kesimpulan dan sarana yang diberikan).
4. Cari definisi setiap variabel yang akan diteliti pada setiap sumber bacaan,
dibandingkan anatara satu sumber dengan sumber yang lain, dan pilih definisi yang
sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan.
5. Baca seluruh isi topik buku yang sesuai dengan variabel yang akan diteliti, lakukan
analisa, renungkan, dan buatlah rumusan dengan bahasa sendiri tentang isi setiap
sumber data yang di baca.
6. Deskripsikan teori-teori yang telah di baca dari berbagai sumber kedalam bentuk
tulisan dengan bahasa sendiri. Sumber-sumber bacaan yang dikutip atau digunakan
sebagai landasan untuk mendeskripsikan teori harus dicantumkan.
Disamping itu, kerangka teori juga dapat dilakukan melalui pengkajian hasil-hasil
penelitian yang relevan yang telah dilakukan peneliti lainnya. Hasil penelitian orang lain
yang relevan dijadikan titik tolak penelitian kita dalam mencoba melakukan pengulangan,
14
revisi, modifikasi, dan sebagainya. Berdasarkan kajian teoretis dan hasil-hasil penelitian
yang relevan, maka tahap berikutnya peneliti menyusun kerangka berpikir yang
mengarahkan perumusan hipotesis.
Dengan demikian produk akhir dari proses pengkajian kerangka teoretis adalah
perumusan hipotesis.
4.Kerangka konsep
Ciri kerangka konsep yang benar adalah sebagai berikut
- Rasional, artinya berdasarkan pola pikir yang benar
- Penjelasan cukup
- Adanya ilustrasi atau skema, sehingga ada gambaran yang memperjelas
Contoh kerangka teori dan kerangka konsep sebagai berikut:
Berikut contoh kerangka teori dan kerangka konsep dari penelitian Fihris (2009),
judul : “Audit Verbal pada Bidan Penolong Pertama untuk Kasus Kematian Ibu di
Kabupaten Bantul Tahun 2008”.
Contoh Kerangka Teori
15
Klasifikasi Penyebab Kematian Maternal
1. Perdarahan
2. Infeksi
Faktor Penderita:
Prenatal
1. Umur Kematian
Intranatal 2. Paritas Ibu
3. Perwatan selama hamil
Posnatal 4. Pendidikan dan sosial ekonomi
5. fasilitas
Faktor Tempat tinggal
Faktor penolong
1. Diluar rumah sakit
1. Tenaga kesehatan terlatih
2. Didalam rumah sakit
2. Tenaga kesehatan tidak terlatih
4 Terlambat
16
boleh dikatakan oleh penulis merupakan ringkasan dari tinjauan pustaka yang
dihubungkan dengan garis sesuai variabel yang diteliti.
Tinjauan pustaka berisi semua pengetahuan (teori, konsep, prinsip, hukum
maupun proposisi) yang nantinya bisa membantu untuk menyusun kerangka konsep
dan operasional penelitian. Temuan hasil peneliti yang telah ada sangat membantu dan
mempermudah peneliti membuat kerangka konseptual. Kerangka konseptual
diharapkan akan memberikan gambaran dan mengarahkan asumsi mengenai variabel-
variabel yang akan diteliti. Kerangka konseptual memberikan petunjuk kepada peneliti
di dalam merumuskan masalah penelitian.
Peneliti akan menggunakan kerangka konseptual yang telah disusun untuk
menentukan pertanyaan-pertanyaan mana yang harus dijawab oleh penelitian dan
bagaimana prosedur empiris yang digunakan sebagai alat untuk menemukan jawaban
terhadap pertanyaan tersebut. Kerangka konseptual diperoleh dari hasil sintesis dari
proses berpikir deduktif (aplikasi teori) dan induktif ( fakta yang ada, empiris),
kemudian dengan kemampuan kreatif-inovatif, diakhiri dengan konsep atau ide baru
yang disebut kerangka konseptual.
Keterangan gambar :
Konsepsi adalah hasil tangkapan seseorang atau gambaran tentang objek atau
ide terhadap rangsangan (stimulus) objek yang merupakan proses mental untuk
berpikir kreatif. Pertemuan telur dan sperma adalah contoh suatu konsepsi. Bagaimana
supaya telur dan sperma bertemu (konsepsi) pada tempat yang bisa membuahkan bayi
yang sehat, maka proses ini merupakan konseptualisasi. Konseptualisasi adalah suatu
proses mental dimana seorang ilmuwan menyusun konsep yang didasarkan
pengalaman, berpikir deduktif dan induktif. Konsep adalah hasil akhir dari proses
konseptualisasi. Hasil dari proses kegiatan ini menghasilkan sebuah konsep atau bayi
sehat.
Contoh :
Sehat adalah konsep, istilah ini mengungkap sejumlah observasi tentang hal-
hal atau gejala-gejala yang mencerminkan kerangka keragaman kondisi kesehatan
seseorang.
17
Untuk mengetahui apakah seseorang itu sehat atau tidak sehat maka
pengukuran konsep sehat tersebut harus melalui konstruksi atau variable-variabel,
misalnya : tekanan darah, denyut nadi, Hb darah, dan sebagainya. Tekanan darah,
denyut nadi, Hb darah dan sebagainya ini adalah variabel-variabel yang digunakan
untuk mengobservai atau mengukur apakah seseorang itu sehat atau sakit.
Pemilihan kerangka konsepsual yang tepat pada sebagian besar penelitian
ditentukan oleh beberapa landasan, yaitu :
1. Landasan pertama berpikir deduktif; analisis teori, konsep, prinsip, premis yang
berhubungan dengan masalah yang akan diteliti. Oleh karena itu peneliti harus
membuat analisis secara hati-hati dan kritis serta menelaah semua kepustakaan
yang berhubungan dengan subyek penelitian secara cermat, sebelum
memformulasikan hipotesis yang bertujuan untuk menjawab pertanyaan penelitian
tersebut.
2. Landasan kedua berpikir induktif ; analisis penelusuran hasil penelitian orang lain
yang mendahului yang terkait dengan masalah dan tujuan penelitian.
3. Landasan ketiga adalah merumuskan permasalahan dan penetapan tujuan
penelitian atas dasar sintesis dari analisis landasan pertama dan kedua dengan cara
berpikir kreatif-inovatif; sintesis pengalaman, teori, fakta, tujuan penelitan dan
logika berpikir kreatif disusun menjadi kerangka konseptual penelitian.
Ada semacam asas dalam pembuatan kerangka pikir atau kerangka konseptual, yaitu :
Untuk pendidikan sarjana, kerangka konsep mengacu pada suatu konsep yang
telah ada (cukup satu). Variabel yang membentuk kerangka konsep disesuaikan
dengan variabel yang relevan dengan permasalahan yang ada (tujuan penelitian). Jadi
mencoba mencocokkan teori, konsep dengan realita permasalahan di lapangan.
Untuk pendidikan magister, selain berdasarkan kerangka konsep yang ada
(bisa lebih dari satu), juga diminta ada masukan ide atau gagasan baru. Paling tidak
ada modifikasi variable yang disesuaikan realita di lapangan. Tujuan akhir penelitian
program magister lebih diutamakan dalam bentuk ide dan atau teknologi pemecahan
masalah.
18
Untuk pendidikan doktor, maka konsep yang ada harus dimodifikasi, artinya
seorang program doktor juga ada ide, gagasan inovatif dalam mengembangan konsep.
Ide inovatif yang disesuaikan dengan kondisi dan situasi di mana penelitian tersebut
diadakan, sehingga menghasilkan pengetahuan baru.
Tahap penyusunan kerangka konseptual.
Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara
konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian. Untuk itu langkah-
langkah yang dilakukan sebelum membuat kerangka konseptual ini adalah :
Seleksi dan definisi konsep (logika berpikir untuk mencoba menjelaskan atau
atribut dari masalah yang akan diteliti)
Mengembangkan pernyataan hubungan.
Mengembangkan konsep dalam gambar / kerangka. Yang meliputi :
Disesuaikan dengan pernyataan masalah.
Penjelasan bagaimana hubungan masalah dengan variabel yang lain, yang
diduga sebagai penyebab timbulnya masalah. Arah kerangka sesuaikan dengan
variable yang akan diteliti dengan mengembangkan konsep dalam gambar / kerangka
dengan membuat garis mana yang diteliti dan tidak dengan menggunakan garis
sambung atau terputus, serta buat panah untuk bagian yang ada pengaruhnya dan tidak
untuk bagian yang tidak ada pengaruh
Identifikasi dan analisa teori yang diaplikasikan. Misalkan :
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
20
21