Anda di halaman 1dari 12

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. OTOT

Tubuh manusia dibentuk oleh 640 otot rangka yang berbeda. Ujung-ujung otot melekat pada rangka atau
tulang-tulang pembentuk rangka. Ujung-ujung otot yang melekat pada tulang disebut tendon atau urat
otot. Tendon bersifat kuat, kenyal serta disusun oleh jaringan ikat. Tendon yang melekat pada tulang yang
bergerak disebut insersio, sedangkan tendon yang melekat pada tulang yang tidak bergerak disebut origo.

2.1.1. JENIS-JENIS OTOT

Berdasarkan bentuk dan cara kerjanya otot dibedakan atas:

a. Otot lurik

Otot lurik disebut juga otot rangka atau otot serat lintang. Otot lurik memiliki garis gelap dan terang
sehingga disebut otot serat lintang. Sel-sel otot lurik berbentuk silindris dan mempunyai banyak inti di
tepi. Cara kerja otot lurik dikendalikan oleh otak sehingga disebut otot sadar. Otot lurik terdapat pada otot
lengan, otot paha, otot perut, otot dada dan otot pipi

b. Otot polos

Otot polos berinti satu, berbentuk gelondong dengan kedua ujung meruncing, bekerja secara tidak sadar
(otonom), lambat, tidak cepat lelah. Otot ini terletak diorgan-organ dalam tubuh, misal pada organ
pencernaan, kelamin, ekskresi dan pembuluh darah.

c. Otot jantung

Otot jantung tersusun dari sel-sel otot yang mirip dengan otot lurik, tetapi otot jantung mempunyai
percabangan. Sel-sel otot jantung mempunyai banyak inti dan terletak ditengah serabut. Otot jantung
bekerja diluar kehendak kita (diluar perintah otak) tetapi dipengaruhi oleh saraf otonom (saraf tak sadar).
Gerakan otot jantung teratur dan tahan kelelahan. Otot ini bekerja seumur hidup manusia.
Perbedaan otot lurik, otot polos dan otot jantung

1. Bentuk dan struktur sel lurik polos Mirip lurik tapi bercabang

2. Keadaan dan letak inti sel dipinggir ditengah ditengah

3. Sifat kerja cepat atau lambat lambat cepat Cepat

4. Aktivitas disadari/tidak disadari disadari Tidak disadari Tidak disadari

5. Letak Pada rangka Pada lambung Pada jantung

2.1.2. SIFAT KERJA OTOT

Sifat kerja otot dibedakan atas 2, yaitu:

A. Antagonis

B. Sinergis

A. Antagonis

Otot antagonis yaitu dua otot atau lebih yang bekerja pada suatu sendi dan saling berlawanan arahnya
sehingga gerakannya saling menghambat. Jika salah satu otot berkontraksi maka otot yang lainnya
relaksasi.

Contoh: otot lengan atas yang berfungsi menggerakkan lengan bawah. Untuk mengangkat lengan bawah
atau menurunkannya diperlukan dua otot rangka, yaitu otot bisep dan otot trisep. Otot bisep berada pada
lengan atas bagian depan sedangkan otot trisep berada pada lengan atas bagian belakang. Jika otot bisep
berkontraksi, maka otot trisep akan relaksasi sehingga lengan bawah terangkat. Jika otot trisep
berkontraksi maka otot bisep akan relaksasi sehingga lengan bawah turun dan lurus kembali.

Efek kerja otot antagonis dibedakan menjadi:

a. Fleksi dan ekstensi (membengkokkan dan meluruskan). Contohnya pada sendi siku dan lutut.

b. Abduksi dan adduksi (mendekati dan menjauhi badan) seperti pada sendi lengan atas dan sendi
paha.
c. Pronasi dan supinasi (menengadah dan menelungkup), seperti ketika menengadah dan
menelungkupkan telapak tangan.

d. Depresi dan elevasi (kebawah dan ke atas), misalnya gerak kepala menunduk dan menengadah.

B. sinergis

Otot sinergis adalah dua otot atau lebih yang bekerja pada satu sendi dan saling membantu sehingga
memberikan gerakan searah. Contohnya gerak otot Pronator Teres dan Kuadratus yang menimbulkan
gerakan menelungkup dan menengadah pada telapak tangan, Otot bisep lengan atas dan otot pengangkat
lengan atas yang menyebabkan gerakan membengkokkan lengan bawah.

2.2. OTOT KAKI

Otot kaki merupakan otot yang memperkuat bagian bawah tubuh dan digunakan untuk menopang badan.
Jadi sangat jelas otot kaki dianggap sebagai otot yang paling banyak bekerja. Contohnya, saat kita
berjalan, duduk, bahkan berlari itu sudah menguras energi dari otot kaki.

Semua otot di kaki menempel pada kaki dan, berdasarkan lokasi, dapat dikelompokkan menjadi
kelompok anterior dan posterior yang terpisah satu sama lain oleh tibia, fibula, dan membran interoseus.
Pada gilirannya, kedua kelompok dapat dibagi menjadi subkelompok atau kelompok anterior yang terdiri
dari ekstensor dan perawan, dan kelompok posterior lapisan superfisial dan dalam. Secara fungsional,
otot-otot kaki ekstensor, bertanggung jawab untuk dorsofleksi kaki, atau fleksor, bertanggung jawab
untuk fleksi plantar. Otot-otot ini juga dapat diklasifikasikan menurut persarafan, otot-otot yang dipasok
oleh subdivisi anterior plexus dan yang dipasok oleh subdivisi posterior.

Otot kaki yang bekerja pada kaki disebut otot kaki ekstrinsik sedangkan otot kaki yang terletak di kaki
disebut intrinsik. Fungsi otot kaki Gerakan otot (dalam urutan kepentingan)

· Otot Sartorius berfungsi untuk memilin paha dan membengkokan penggul dan lutut

· Otot Guadriseps Femoris berfungsi untuk menekuk pinggul dan meluruskan lutut

· Otot Gastroknemius berfungsi untuk mengangkat tumit dan menekuk lutut

· Otot Tibialis Anterior berfungsi untuk mengangkat kaki

· Otot Peroneus
· Otot Latissimus dorsi berfungsi untuk memperkuat punggung

· Otot Gluteus maksimus berfungsi untuk meluruskan pinggul

· Otot Archiles tendon berfungsi untuk menggerakan telapak kaki.

Fleksi Plantar terjadi di sekitar sumbu melintang Plantar yang berjalan melalui sendi pergelangan kaki
dari ujung medial malleolus medial ke malleolus lateral.

Pronasi (eversi) dan supinasi (inversi) terjadi di sepanjang sumbu sendi pergelangan kaki. Eversion
Eversion Pembalikan otot anterior. Tiga dari otot anterior adalah ekstensor. Dari asalnya di permukaan
lateral tibia dan mebrane interosseus, perut tibialis segitiga anterior berada di bawah Retinakula Extensor
Inferior dan Inferior pada sisipannya pada sisi plantar medial tulang medial dan tulang metatarsal
pertama. Dengan kaki yang tidak tertimbang, Tibialis Anterior melengkung di kaki dan mengangkat tepi
medial kaki. Di atas kaki yang menahan beban, ia menarik kaki kakinya. The Ekstensor Digitorum
Longus memiliki asal yang luas yang memanjang dari Kondilus Lateral Tibia sepanjang sisi Anterior
Fibula, dan membran interoseus. Pada pergelangan kaki, tendon dibagi menjadi empat yang meluas di
kaki ke Aponeurosis Dorsal Dari Phalanx terakhir dari keempat jari kaki lateral.

Pada kaki yang tidak tertimbang, otot-otot mendifulasi jumlah dan tungkai, dan pada kaki yang
beratnya Anterior Tibialis. The Ekstensor Hallucis Longus berasal dari fibula dan
membran interoseus antara dua ekstensor lainnya dan serupa dengan digitorum ekstensor, dimasukkan ke
dalam phalanx terakhir dari jempol kaki ("hallux"). Otot Dorsiflex di hallux, dan bertindak mirip dengan
tibialis anterior pada kaki yang menahan beban. Kedua otot di sisi lateral kaki membentuk kelompok
peroneal. Peroneus longus dan brevis keduanya berasal dari fibula dan keduanya melewati malleolus
lateral dimana tendon mereka melewati retinakula peroneal.

Di bawah kaki, longus memanjang dari lateral ke sisi medial dalam alur, sehingga memperkuat
lengkungan kaki silang. Brevis menempel ke sisi lateral dengan tuberositas metatarsal kelima. Bersama
kedua peroneals ini membentuk pronator terkuat kaki. Otot peroneal sangat bervariasi dan beberapa
varian terkadang ada. Otot posterior superfisial dan dalam. Dari tiga otot posterior berada di lapisan
superfisial. Fleksor plantar utama, yang biasa disebut triceps surae, adalah soleus, yang timbul pada sisi
proksimal kedua tulang kaki, dan gastrocnemius, dua kepala yang tampak pada ujung distal femur. Otot-
otot ini bersatu dalam tendon terminal besar, tendon Achilles, yang menempel pada tubulus posterior
calcaneus. Plantaris erat mengikuti kepala gastrocnemius lateral. Tendon berjalan di antara soleus
dan gastrocnemius dan tertanam di ujung medial tendon kalkaneus.
Pada lapisan dalam, tibialis posterior memiliki asal pada membran interoseus dan daerah tulang tetangga
dan mengalir di belakang malleolus medial. Di bawah kaki itu dibagi menjadi bagian medial tebal yang
menempel pada tulang navicular dan bagian lateral yang sedikit lebih lemah dimasukkan ke dalam tiga
tulang tajam. Otot menghasilkan fleksi plantar simultan dan supinasi pada kaki yang tidak bertulang, dan
mendekati tumit ke kaki. The hallucis longus fleksor muncul secara distal di fibula dan pada membran
interoseus dari mana otot perut yang relatif tebal meluas jauh. Tendon meluas di bawah retinakulum
fleksor ke telapak kaki dan akhirnya menempel ke bagian bawah hallux phalanx terakhir.

2.3. OTOT PERGELANGAN KAKI

Otot-otot pada Pergelangan Kaki Manusia (Ankle)

Otot-otot kaki dan pergelangan kaki dapat dibagi menjadi otot intrinsik dimana otot-otot tersebut beroigo
dan berinsersi di dalam kaki, dan otot ekstrinsik yang memiliki origo di luar kaki. Pembagian ini seperti
pada otot-otot tangan.

Otot-otot ekstrinsik dibagi menjadi :

1) Posterior. Terdiri dari otot triseps surae, disebut triseps surae karena mempunyai tiga kaput, yaitu
dua kaput gastrolonemius dan satu kaput soleus. Nama lain otot triseps surae adalah otot gastrosoleus.
Otot gastroknemius berasal dari bagian atas lutut, mempunyai dua kaput yang melekat pada setiap
kondilus femur. Setengah bagian bawah dari otot gastroknemius menjadi tendon yang tipis disebut
tendon Achilles, melekat pada bagian posterior kalkaneus, menyebabkan plantar fleksi pergelangan kaki.
Otot triseps surae juga menyebabkan supinasi kaki ketika kaki terfiksasi pada lantai.
Otot soleus menyebabkan gerakan plantar fleksi pada saat lutut fleksi. Kelompok otot-otot yang lain pada
kaki dan pergelangan kaki melalui bagian belakang maleolus, membantu plantar fleksi kaki. Otot triseps
surae sangat berperan mengangkat tumit dari lantai pada saat heel off gait.

2) Lateral. Terdiri dari peroneus longus dan brevis. Peroneus longus letaknya lebih tinggi dan
superfisial, berorigo pada fibula dan berinsersi pada basis metatarsal pertama. Peroneus brevis lebih
rendah dan dalam, berorigo pada fibula dan berinsersi pada basis metatarsal lima, keduanya berfungsi
sebagai otot-otot evertor kaki.

3) Anterior. Terdiri dari tibialis anterior, ekstensor digitorum longus, ekstensor hallucis
longus dan peroneus tertius. Ekstensor hallucis longus berasal dari bagian anterior fibula, berinsersi pada
bagian anterior distal ibu jari. Fungsinya adalah ekstensi ibu jari dan membantu dorso fleksi. Ekstensor
digitorum longus berasal dari bagian lateral tibia dan fibula, berinsersi pada bagian lateral empat jari-
jari. Peroneus tertius yang tampaknya berasal dari ekstensor digitorum longus berinsersi pada basis
metatarsal lima. Ekstensor digitorum longus dan peroneus tertius berfungsi untuk dorso fleksi dan eversi
kaki. Tibialis anterior berasal dari bagian lateral tibia menyilang permukaan dorsal kaki, berinsersi pada
bagian metatarsal pertama, berfungsi untuk dorso fleksi dan inversi kaki.

4) Medial. Terdiri dari tibialis posterior, fleksor digitorum kongus dan fleksor hallucis longus. Tibialis
posterior berasal dari bagian posterior tibia dan fibula, berinsersi pada tarsal, berfungsi untuk inversi dan
plantar fleksi kaki. Fleksor hallucis longus berasal dari bagian posterior tibia dan fibula, berinsersi pada
bagian bawah falangs distal jari pertama setelah melalui maleolus medialis. Fleksor digitorum
longus berasal dari bagian posterior tibia, melalui bagian belakang maleolus medialis untuk berinsersi
pada lateral falangs distal empat jari-jari. Fleksor digitorum longus berfungsi untuk fleksi jari-jari, dalam
posisi menggenggam, fleksor hallucis longus berfungsi menekan falangs distal ke lantai.

2.4. OTOT TUNGKAI BAWAH

Terdiri dari:

a. Otot tulang kering depan muskulus tibialis anterior. Fungsinya mengangkat pinggir kaki sebelah
tengah dan membengkokkan kaki.

b. Muskulus ekstensor talangus longus. Fungsinya meluruskan jari telunjuk ke tengah jari, jari manis
dan kelingking kaki.

c. Otot kedang jempol, fungsinya dapat meluruskan ibu jari kaki. Urat-urat tersebut dipaut oleh ikat
melintang dan ikat silang sehingga otot itu bisa membengkokkan kaki ke atas. Otot-otot yang terdapat di
belakang mata kaki luar dipaut oleh ikat silang dan ikat melintang. Fungsinya dapat mengangkat kaki
sebelah luar.

d. Urat akiles (tendo achlilles). Fungsinya meluruskan kaki di sendi tumit dan membengkokkan tungkai
bawah lutut (muskulus popliteus). Yang:

ü Berpangkal pada kondilus tulang kering.

ü Melintang dan melekat di kondilus lateralis tulang paha. Fungsinya memutar fibia ke dalam
(endorotasi).
e. Otot ketul jari (muskulus fleksor falangus longus). Berpangkal pada tulang kering dan uratnya
menuju telapak kaki dan melekat pada ruas jari kaki. Fungsinya membengkokkan jari dan menggerakkan
kaki ke dalam

f. Otot ketul empu kaki panjang (muskulus falangus longus). Berpangkal pada betis, uratnya melewati
tulang jadi dan melekat pada ruas empu jari. Fungsinya membengkokkan empu kaki.

g. Otot tulang betis belakang (muskulus tibialis posterior). Berpangkal pada selaput antara tulang dan
melekat pada pangkal tulang kaki. Fungsinya dapat membengkokkan kaki di sendi tumit dan telapak kaki
di sebelah ke dalam.

h. Otot kedang jari bersama. Letaknya di punggung kaki, fungsinya dapat meluruskan jari kaki
(muskulus ekstensor falangus).

Otot-otot yang lain antara lain:

ü Otot ketul

ü Otot penengah empu kaki, telapak di telapak kaki

ü Otot penepsi, terletak di sebelah punggung kaki.

Aponeurosis plantaris, tapak kaki yang ditutupi oleh selaput

2.5. OTOT PERUT

Dinding depan perut dibentuk oleh otot lurus perut (musculus rectus abdominis), yang terletak dikanan
dan kiri garis tengah badan (linea alba). Disisinya terdapat otot lebar perut yang didalamnya terdpat otot
serong luar perut (musculus oblicus extrenus) dan di lapisan dalamnya terdapat otot serong dalam perut
(musculus trasversus abdominis). Otot tersebut terentang antara gelang pinggul dan rangka dada,
merupakan sebuah penutup yang dapat merubah volume pada rongga perut. Otot-otot tersebut dapat
berkontraksi secara aktif sehingga dapat mempengaruhi letak dan gerak rangka dada secara tidak
langsung mempengaruhi setiap tulang belakang. (Drs.Hj.Alvi Rosyidi, M.Pd. Anatomi_Fisiologi
Manusia:30-31)

2.5.1. Pengertian gerak dan fungsi otot perut

A. Otot Perut (abdominals) :

- Otot Rectus Abdominis, yakni otot yang membentang sepanjang perut. Fungsinya untuk menekuk
tubuh.

- Otot External Obliques, yakni otot kecil di sisi perut yang berfungsi untuk memutar dan menekuk
tubuh.

B. Bentuk dan struktur otot perut

Otot-otot dinding perut terdiri dari:

o M. Rectus abdominis berorigo pada tulang rawan iga ke V, VI, VII dan pada processus xyphoideus
sterni dan berinsertio pada bagian atas os. Pubis konstraksinya menyebabkan fleksi badan pada
daerah thoracales dan lumbales. Bila kita tidur terlentang, lalu menarik bagian atas badan kedepan sejauh
mungkin tanpa menggerakkan panggul maka memendek maksimal.

o M. Obliques abdominis externus berorigo pada iga bagian bawah dada dengan otot yang membentang
kearah melintang sisi kiri dan kanan bagian bawah perut dengan insertio pada crista illiaca.

o M. Obliques abdominis internus berorigo pada crista illiaca dan ligament inguinale memanjang keatas,
berinsertio pada jaringan ikat linea alba, memiliki fungsi sebagai pemutar batang badan, seperti posisi sit
up diagonal.

o M. Transverses abdominis bila berkontraksi otot ini akan menarik perut kedalam, jadi semua otot perut
bila berkonstraksi akan menyebabkan bertambahnya tekanan pada intra abdominal dan rongga perut
menjadi besar.

C. Fungsi dan kegunaan otot perut


Otot-otot perut merupakan otot yang sangat penting dalam menunjang suatu gerak tubuh atau bagian
tubuh.

Otot Perut (abdominals) :

ü Otot Rectus Abdominis, fungsinya untuk menekuk tubuh.

ü Otot External Obliques, berfungsi untuk memutar dan menekuk tubuh.

D.Mekanisme gerak fungsi otot perut

1. M Rectus Abdominis : apabila berkontraksi seluruhnya akan terjadi gerak fleksi ruas tulang
belakang, apabila hanya sebelah saja maka akan terjadi lateral fleksi.

2. M. External Obliqus : apabila seluruhnya (dua sisi) berkontraksi akan terjadi fleksi ruas tulang
punggung (spina), apabila hanya satu sisi saja yang kontraksi maka akan terjadi lateral fleksi dan rotasi
kea rah yang berlawanan.

3. M. Internal Obliqus : Apabila kedua sisinya kontraksi akan terjadi fleksi spina, apabila hanya satu
sisi saja akan terjadi lateral fleksi dan rotasi pada arah yang sama.

E. Struktur fungsi otot pernafasan

Otot-otot pernafasan terdiri dari:

1. Otot antar iga : M. Intercostales Internal (Intercostales Interna)l, bagaimanapun, hanya digunakan
dalam pernafasan kuat seperti batuk atau selama latihan dan tidak bernapas santai) dan M. Intercostales
Externi (Berfungsi ketika inspirasi / inhalasi terjadi. Otot-otot interkostal bersantai sambil eksternal otot
kontrak menyebabkan perluasan rongga dada dan masuknya udara ke paru-paru).

2. Otot sekat rongga dada (Diafragma) : otot yg membatasi antara cavum abdomen dan cavum
thorax yg berfungsi untuk memperluas (menurunkan tekanan udara di dada) / mempersempit rongga dada
(menaikan tekanan) bersama otot pernafasan lain atau untuk membantu proses pernafasan.

3. Otot bantu nafas (M. Pectorales Major/Minor, M. Sternocleidomastoideus) : Pectoralis utama


memiliki empat fungsi yang terutama bertanggung jawab untuk pergerakan sendi bahu.
o Fungsi pertama adalah fleksi humerus, seperti melempar bola samping lengan, dan mengangkat
seorang anak.

o Kedua, adduct humerus, seperti ketika mengepakkan lengan.

o Ketiga, berputar humerus medial, seperti yang terjadi ketika panco.

Pectoralis utama juga bertanggung jawab untuk menjaga lengan melekat pada batang tubuh. Ini memiliki
dua bagian yang berbeda yang bertanggung jawab untuk tindakan yang berbeda.
Bagian klavikularis dekat dengan otot deltoid dan memberikan kontribusi untuk fleksi, adduksi
horisontal, dan rotasi ke dalam humerus. Ketika pada sudut sekitar 110 derajat, memberikan kontribusi
untuk penculikan humerus. Bagian sternocostal adalah bertentangan dengan
bagian klavikularis berkontribusi terhadap gerakan ke bawah dan ke depan dari lengan dan rotasi ke
dalam ketika disertai dengan adduksi. Serat sternal juga dapat berkontribusi untuk ekstensi, tapi tidak di
luar posisi anatomi.

Kepala turner besar menyebabkan kontraksi pada inklinasi lateral yang unilateral (lateral) dari kepala ke
arah bahu ke sisi yang sama, serta (ekstensi atau reclination) peregangan sedikit mundur. Bersamaan
mengambil giliran (rotasi) bukan sisi yang berlawanan. Pada kepala beku bertindak baik kepala turner
besar bersama-sama (kiri dan kanan) sebagai otot pernafasan aksesori.

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Jaringan otot merupakan jaringan yang mampu melangsungkan kerja mekanik dengan jalan kontraksi dan
relaksasi sel atau serabutnya. Sel otot memiliki struktur filamen dalam sitoplasma, bentuk selnya
memanjang agar dapat melangsungkan perubahan sel menjadi pendek. Sistem otot adalah sistem tubuh
yang memiliki fungsi untuk alat gerak, menyimpan glikogen dan menentukan postur tubuh.

Otot polos adalah salah satu otot yang mempunyai bentuk yang polos dan bergelondong. Cara kerjanya
tidak disadari (tidak sesuai kehendak) / invontary, memiliki satu nukleus yang terletak di tengah sel. Otot
ini biasanya terdapat pada saluran pencernaan seperti: lambung dan usus. Otot Lurik (otot rangka). Otot
rangka merupakan jenis otot yang melekat pada seluruh rangka, cara kerjanya disadari (sesuai kehendak),
bentuknya memanjang dengan banyak lurik-lurik, memiliki nukleus banyak yang terletak di tepi sel.

Sifat-sifat otot, antara lain:

a. Kontraksibilitas yaitu kemampuan otot untuk memendek dan lebih pendek dari ukuran semula, hal
ini teriadi jika otot sedang melakukan kegiatan.

b. Ektensibilitas, yaitu kemampuan otot untuk memanjang dan lebih panjang dari ukuran semula.

c. Elastisitas, yaitu kemampuan otot untuk kembali pada ukuran semula.

3.2. Saran

Materi tentang otot/ini perlu diperkenalkan pada pendidikan olaraga karena akan menambah wawasan
kita mengenai alat gerak aktif pada manusia adalah otot serta penulis menerima masukan kritik dan
saran agar bisa menyempurnakan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Arthur J. Vander (1986). Human Physiology, 4th ed. Mc Graw: Hill Internasional

Editions.

Razak. Datu (2004). Bagian Anatomi Fakultas Kedokteran Unhas. Jakarta: Gitamedia.

Kus. Irianto (2004). Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia untuk Paramedis. Gramedia: Jakarta.

Setiadi.2007.Anatomi Fisiologi Manusia. Yogyakarta: Graham Ilmu

Syaifuddin (1997). Anatomi dan Fisiologi Untuk Siswa Perawat. Jakarta: EGC.

Wulangi. S Kartolo (2000). Prinsip-prinsip Fisiologi Manusia. DepDikBud: Bandung


Drs.Hj.Alvi Rosyidi, M.Pd. Anatomi_Fisiologi Manusia:30-31

Anda mungkin juga menyukai