MENGENAI
PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
Kelompok 6 :
HAVIZA IZZATUL QAWIYYAH (18129264)
TIFANNY RESKI AURELLIA (18129322)
18 BKT 10
Dosen Pembimbing :
Dra. Rahmatina, M. Pd
Alhamdulillah puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunia nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini pembuatan makalah
dengan tepat waktu. Tidak lupa shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang merupakan inspirator terbesar dalam segala keteladanannya.
Tidak lupa penulis sampaikan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah
Supervisi Pendidikan yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam
pembuatan makalah ini, orang tua yang selalu mendukung kelancaran tugas kami,
serta pada anggota tim yang selalu kompak dan konsisten dalam penyelesaian tugas
ini.
Akhirnya penulis sampaikan terima kasih atas perhatiannya terhadap makalah
ini, dan penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi tim penulis khususnya
dan pembaca yang budiman pada umumnya. Tak ada gading yang tak retak, begitulah
adanya makalah ini. Dengan segala kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang
konstruktif sangat penulis harapkan dari para pembaca guna peningkatan pembuatan
makalah pada tugas yang lain dan pada waktu mendatang.
Kelompok 6
i
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan .................................................................. 28
B. Saran ............................................................................. 28
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem pendidikan di Indonesia dengan berbagai lembaga yang menyertainya
ibarat membicarakan gelombang air laut yang tiada hentinya. Pengibaratan ini
tidaklah berlebihan karena banyak hal yang bisa ditinjau di dalamnya serta
banyak pula persoalan yang membutuhkan upaya-upaya untuk memecahkan
permasalahan pendidikan tersebut.
Salah satu aspek yang terdapat dalam sistem pendidikan adalah tenaga
pendidik dan kependidikan. Tenaga pendidik dan kependidikan dalam proses
pendidikan memegang peranan penting terutama dalam upaya membentuk
karakter bangsa melalui pengembangan kepribadian dan nilai-nilai yang hendak
dicapai. Dipandang dari dimensi pembelajaran, peranan pendidik terhadap
masyarakat Indonesia tetap dominan sekalipun teknologi yang ada saat ini sudah
sedemikian canggihnya. Hal ini disebabkan karena ada dimensi-dimensi proses
pendidikan dan pembelajaran, yang diperankan oleh pendidik yang tidak dapat
digantikan oleh teknologi. Fungsi mereka tidak akan bisa seluruhnya dihilangkan
sebagai pendidik dan pengajar bagi peserta didiknya. Begitu pun dengan tenaga
kependidikan, mereka bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan,
pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses
pendidikan pada satuan pendidikan.
Sehubungan dengan tuntutan ke arah profesionalisme tenaga pendidik dan
kependidikan, maka sekarang ini sedang digalakkan program peningkatan mutu
pendidikan pada setiap jenis dan jenjang pendidikan yang telah menjadi
komitmen nasional. Di samping itu, untuk mengatasi permasalahan tersebut
diperlukan suatu manajemen tenaga kependidikan yang diharapkan mampu
meningkatkan kualitas sistem pendidikan yang lebih maju.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pembinaan dan pengembangan PTK?
2. Apa kenaikan pangkat PTK?
3. Bagaimana pemberhentian dan pensiun PTK?
4. Apa evaluasi kinerja PTK?
5. Apa peran guru dalam administrasi PTK?
C. Tujuan
1. Mengetahui pembinaan dan pengembangan PTK
2. Mengetahui kenaikan pangkat PTK
3. Mengetahui pemberhentian dan pensiun PTK
4. Mengetahui evaluasi kinerja PTK
5. Mengetahui peran guru dalam administrasi PTK
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
4. Pembinaan tenaga kependidikan dirintis dan diarahkan untuk mendidik dan
melatih seseorang sebelum maupun sesudah menduduki jabatan/posisi,
baik karena kebutuhan-kebutuhan yang berorientasi terhadap lowongan
jabatan/posisi di masa yang kan datang.
5. Pembinaan tenaga kependidikan sebenarnya dirancang untuk memenuhi
tuntutan pertumbuhan dalam jabatan, pengembangan profesi, pemecahan
masalah, kegiatan-kegiatan remedial, pemeliharaan motivasi kerja dan
ketahanan organisasi pendidikan.
4
2. 5 tahun dalam pangkat yang dimiliki setiap unsur DP3 sekurang-kurangnya
bernilai cukup dalam tahun terakhir.
5
9. Kenaikan pangkat dalam wajib militer Diberikan kepada pegawai selama
menjalani dinas wajib militer. Kenaikan pangkatnya dipertimbangkan
kembali setelah kembali dari dinas wajib militer.
10. Kenaikan pangkat penyesuaian ijasah Diberikan keada pegawai yang telah
menyelesaikan belajar sesuai dengan surat tanda tamat belajar yang
diperolehnya.
6
bukan saja sebagai jaminan hari tua, tetapi juga adalah sebagai balas jasa, maka
Pemerintah memberikan sumbangannya kepada pegawai negeri.
7
4) Adanya Penyederhanaan Organisasi
Perubahan satuan organisasi negara adakalanya mengakibatkan
kelebihan pegawai. Apabila terjadi hal yang sedemikian maka
pegawai negeri sipil yang kelebihan itu disalurkan pada satuan
organisasi negara lainnya. Kalau penyaluran dimaksud tidak
mungkin dilaksanakan, maka pegawai negeri sipil yang kelebihan
itu diberhentikan dengan hormat sebagai pegawai negeri sipil atau
dari jabatan negeri dengan mendapat hak - hak kepegawaian
berdasarkan peraturan perundang - undangan yang berlaku.
5) Pemberhentian Karena Tidak Cakap Jasmani Dan Rohani.
Berdasarkan peraturan undang -undangan yang berlaku yang
dinyatakan dengan surat Keterangan Tim Penguji Kesehatan
dinyatakan :
a) Tidak dapat berkerja lagi dalam semua Jabatan Negeri karena
kesehatannya.
b) Menderita penyakit atau kelainan yan berbahaya bagi diri
sendiri atau lingkungan kerjanya
8
kurang dari 4 (empat) tahun.
9
Bagian atau pejabat lain yang setingkat dengan itu membuat surat
keterangan meninggal dunia.
4) Pegawai negeri sipil yang hilang dianggap telah meninggal dunia
pada akhir bulan ke-12 sejak ia dinyatakan hilang. Berdasarkan
berita acara atau surat keterangan dari pejabat yang berwajib, maka
pejabat yang berwenang membuat surat pernyataan hilang. Surat
pernyataan hilang dibuat selambat - lambatnya pada akhir bulan
kedua sejak yang bersangkutan hilang. Pejabat yang membuat
adalah Menteri, Jaksa Agung, Pimpinan Kesekretariatan Lembaga
Tertinggi/Tinggi Negara, Pimpinan Lembaga Pemerintah Non
Departemen, Gubernur, Bupati/Walikota atau pejabat lain yang
ditunjuk.
5) Pegawai negeri sipil yang telah dinyatakan hilang, yang sebelum
melewati masa 12 bulan diketemukan kembali dan masih hidup dan
sehat, dipekerjakan kembali sebagai pegawai negeri sipil. Pegawai
negeri sipil yang telah dinyatakan hilang yang belum melewati
masa 12 bulan diketemukan kembali, tetapi cacat diperlakukan
sebagai berikut :
a) Diberhentikan dengan hormat sebagai pegawai negeri sipil
dengan hak pensiun apabila ia telah memiliki masa kerja
sekurang-kurangnya 4 tahun, tetapi apabila ia belum memiliki
masa kerja sekurang-kurangnya 4 tahun maka ia diberhentikan
dengan hormat sebagai pegawai negeri sipil tanpa hak pensiun.
b) Apabila hilangnya dan cacatnya itu disebabkan dalam dan oleh
karena ia menjalankan kewajiban jabatannya, maka ia
diberhentikan dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil
dengan hak pensiun tanpa memandang masa kerja.
10
berikut:
a) Apabila ia masih sehat, dipekerjakan kembali;
b) Apabila tidak dapat bekerja lagi, dalam semua jabatan Negeri
berdasarkan surat Keterangan Tim Penguji Kesehatan,
diberhentikan dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil
dengan mendapat hak kepegawaian sesuai dengan peraturaan
perundang-undangan yang berlaku.
Catatan:
Hilang adalah suatu keadaan bahwa seseorang di luar kemauan dan
kemampuannya tidak diketahui tempatnya berada dan tidak
diketahui apakah ia masih hidup atau telah meninggal dunia.
11
Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan diberhentikan sebagai
Pegawai Negeri Sipil.
c) Apabila keterlambatan melaporkan diri itu lebih dari 6 bulan
maka Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan harus
diberhentikan dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil
12
Sipil sebagaimana tersebut di atas berlaku terhitung mulai akhir bulan yang
bersangkutan menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik.
2. Pemberhentian Sementara
Untuk kepentingan peradilan seorang Pegawai Negeri yang didakwa
telah melakukan suatu kejahatan/pelanggaran jabatan dan berhubung
dengan itu oleh pihak yang berwajib dikenakan tahanan sementara, mulai
saat penahanannya harus dikenakan pemberhentian sementara.
Seorang Pegawai Negeri yang oleh pihak berwajib dikenakan tahanan
sementara karena didakwa telah melakukan suatu pelanggaran hukum
pidana yang tidak menyangkut pada jabatannya dalam hal pelanggaran
yang dilakukan itu berakibat hilangnya penghargaan dan kepercayaan atas
diri pegawai yang bersangkutan atau hilangnya martabat serta wibawa
pegawai itu.
Tujuan pemberhentian sementara terutama untuk mengamankan
kepentingan peradilan dan juga untuk kepentingan jawatan (instansi).
Selama pemberhentian sementara kepada Pegawai Negeri Sipil yang
bersangkutan diberikan penghasilan sebagai berikut;
a. Jika ada petunjuk-petunjuk yang cukup meyakinkan bahwa yang
bersangkutan telah melakukan pelanggaran yang didakwakan atas
dirinya, mulai bulan berikutnya ia diberhentikan diberikan bagian gaji
sebesar 50% dari gaji pokok yang diterimanya terakhir.
b. Jika belum terdapat petunjuk - petunjuk yang jelas tentang telah
dilakukannya pelanggaran yang didakwakan atas dirinya mulai bulan
berikutnya ia diberhentikan diberikan bagian gaji sebesar 75 % dari
gaji pokok yang diterimanya terakhir.
c. Jika sesudah pemeriksaan oleh pihak yang berwajib pemberhentian
sementara ternyata tidak bersalah maka pegawai itu harus segera
diangkat dan dipekerjakan kembali pada jabatannya semula, dalam hal
yang demikian selama masa diberhentikan untuk sementara ia berhak
13
mendapat gaji penuh serta penghasilan - penghasilan lain yang
berhubungan dengan tunjangan istri dan jabatannya. Jika sesudah
pemeriksaan pegawai yang bersangkutan ternyata bersalah maka:
1) Terhadap pegawai yang dikenakan pemberhentian sementara
tersebut harus
diambil tindakan pemberhentian sedangkan bagian gaji berikut
tunjangan-tunjangan yang telah dibayarkan kepadanya tidak
dipungut kembali.
2) Terhadap pegawai yang dikenakan pemberhentian sementara
tersebut jika perlu diambil tindakan harus diambil tindakan sesuai
dengan pertimbangan/keputusan Hakim .
d. Jika berdasarkan keputusan pengadilan telah mempunyai kekuatan
hukum yang tetap dinyatakan tidak bersalah maka Pegawai Negeri
Sipil yang bersangkutan harus direhabilitasikan terhitung mulai saat
diberhentikan sementara dan gaji dibayarkan penuh. Jika ternyata yang
bersangkutan dinyatakan bersalah, diberhentikan sebagai Pegawai
Negeri Sipil dengan tidak hormat.
14
hukuman disiplin atau tindakan administratif lainnya sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Jenis Pensiun
a. Non Batas Usia Pensiun (Non BUP)
b. Batas Usia Pensiun (BUP)
PNS yang telah mencapai BUP harus diberhentikan, dengan hormat sebagai
PNS :
a. Macam-macam BUP ditentukan sebagai berikut :
1) Usia 56 tahun
2) Usia 58 tahun
3) Usia 60 tahun
4) Usia 63 tahun
5) Usia 65 tahun
6) Usia 70 tahun
b. PNS diberhentikan dengan hormat sebagai PNS karena mencapai BUP,
berhak atas pensiun apabila ia telah memiliki masa kerja pensiun
sekurang-kurangnya 10 tahun
c. PNS yang akan mencapai BUP dapat dibebaskan dari jabatannya untuk
paling lama 1 tahun dengan mendapat penghasilan berdasarkan peraturan
perundangan yang berlaku kecuali tunjangan jabatan
d. PNS yang memangku jabatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 44 PP
No. 32/1979 apabila tidak memangku lagi jabatan tersebut maka sebelum
yang bersangkutan diberhentikan sebagai PNS kepada yang bersangkutan
diberikan bebas tugas 1 tahun.
15
dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil berhak menerima pensiun
pegawai, jikalau ia pada saat pemberhentiannya sebagai pegawai :
a. Telah mencapai usia sekurang-kurangnya 50 Tahun dan mempunyai masa
kerja untuk pensiun sekurang - kurangnya 20 Tahun.
b. Mempunyai masa kerja sekurang - kurangnya 4 Tahun dan oleh badan /
pejabat yang ditunjuk oleh departemen kesehatan berdasarkan peraturan
tentang pengujian kesehatan pegawai negeri, dinyatakan tidak dapat
bekerja lagi dalam jabatan apapun juga karena keadaan jasmani atau rohani
yang tidak disebabkan oleh dan karena ia menjalankan kewajiban
jabatannya.
c. Pegawai negeri yang setelah menjalankan suatu tugas Negara tidak
dipekerjakan kembali sebagai pegawai negeri, berhak menerima pensiun
pegawai apabila ia diberhentikan dengan hormat sebagai pegawai negeri
dan pada saat pemberhentiannya sebagai pegawai negeri ia telah mencapai
usia sekurang - kurangnya 50 TH dan memiliki masa kerja untuk pensiun
sekurang – kurangnya 10 Tahun.
16
janda/duda
1. Pendaftaran isteri( isteri – isteri) /suami/anak(anak-anak) sebagai yang
berhak menerima pensiun janda / duda harus dilakukan oleh pegawai
negeri atau penerima pensiun pegawai yang bersangkutan menurut
petunjuk kepala Kantor Urusan Pegawai.
2. Pendaftaran lebih dari seorang isteri sebagai yang berhak menerima
pensiun harus dilakukan dengan pengetahuan tiap-tiap isteri didaftarkan.
3. Pendaftaran isteri ( isteri – isteri ) / anak ( anak - anak) sebagai yang berhak
menerima pensiun janda harus dilakukan dalam waktu 1 ( satu ) tahun
sesudah perkawinan/kelahiran atau sesudah saat terjadinya kemungkinan
lain untuk melakukan pendaftaran itu.
17
1. Menentukan tingkat kompetensi seorang guru.
2. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja guru dan sekolah.
3. Menyajikan suatu landasan untuk pengambilan keputusan dalam
mekanisme penetapan efektif atau kurang efektifnya kinerja guru.
4. Menyediakan landasan untuk program pengembangan keprofesian
berkelanjutan bagi guru.
5. Menjamin bahwa guru melaksanakan tugas dan tanggung-jawabnya serta
mempertahankan sikap-sikap yang positif dalam mendukung pembelajaran
peserta didik untuk mencapai prestasinya.
6. Menyediakan dasar dalam sistem peningkatan promosi dan karir guru serta
bentuk penghargaan lainnya.
18
b. Reliable. Mempunyai tingkat kepercayaan tinggi bila proses yang
dilakukan memberikan hasil yang sama untuk seorang tenaga pendidik
yang devaluasi kinerjanya oleh siapapun dan kapanpun.
c. Praktis. Dapat dilakukan oleh siapapun dengan relatif mudah, dengan
tingkat validitas dan reliabilitas yang sama dalam semua kondisi tanpa
memerlukan persyaratan tambahan.
19
1. Objektif. Evaluasi kinerja tenaga pendidik dilaksanakan secara
objektif sesuai dengan kondisi nyata guru/tenaga pendidik dalam
melaksanakan tugas sehari hari.
2. Adil. Evaluator/penilai kinerja tenaga pendidik memberlakukan
syarat, ketentuan, dan prosedur standar kepada semua guru/tenaga
pendidik yang dievaluasi.
3. Akuntabel. Hasil pelaksanaan evaluasi dapat
dipertanggungjawabkan.
4. Bermanfaat. Evaluasi kinerja tenaga pendidik bermanfaat bagi
guru/tenaga pendidik dalam rangka peningkatan kualitas
kinerjanya secara berkelanjutan, dan sekaligus pengembangan
karir profesinya.
5. Transparan. Proses evaluasi kinerja tenaga pendidik
memungkinkan bagi evaluator/penilai, guru/tenaga pendidik yang
devaluasi dan pihak lain yang berkepentingan, untuk memperoleh
akses informasi atas penyelenggaraan evaluasi tersebut.
6. Berorientasi pada tujuan. Evaluasi berorientasi pada tujuan yang
telah ditetapkan.
7. Berorientasi pada proses. Evaluasi kinerja tenaga pendidik tidak
hanya terfokus pada hasil, tetapi juga perlu memperhatikan proses,
yakni bagaimana guru/tenaga pendidik dapat mencapai hasil
tersebut.
8. Berkelanjutan. Evaluasi-evaluasi kinerja tenaga pendidik
dilaksanakan secara periodik, teratur, dan berlangsung secara terus
menerus selama seseorang menjadi guru/tenaga pendidik.
9. Rahasia. Hasil evaluasi hanya boleh diketahui oleh pihak-pihak
terkait yang berkepentingan.
20
sebagai pendidik profesional yang memiliki tugas utama untuk mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi
peserta didik pada jalur pendidikan formal. Maka dalam evaluasi
kinerjanya terdapat beberapa unsur yang perlu dievaluasi, antara lain:
21
kompetensi (Permendiknas No 27 Tahun 2008 tentang Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor).
22
laporan tersebut dapat dilihat secara jelas kinerja tenaga pendidik yang
telah di evaluasi.
23
itu terdiri dari perencanaan, pengkoordinasian, pengorganisasian,
pengawasan serta penilaian.
Pedoman-pedoman teknis pelaksanaan kurikulum lainnya, antara lain
pedoman penyusunan dan kalender pendidikan, pedoman penyusunan
program pengajaran, pedoman penyusunan satuan acara pengajaran,
pembagian tugas guru dan menyusun jadwal pelajaran.
Dalam administrasi kurikulum tugas guru adalah mengkaji kurikulum
tersebut melalui kegiatan perseorangan atau kelompok (dapat dengan sesama
guru satu sekolah atau dengan guru disekolah lain atau dengan kepala
sekolah dan personal pendidikan lain seperti pengawas). Dengan demikian
kepala sekolah dan guru memahami kurikulum tersebut sebelum
dilaksanakan.
2. Administrasi Kesiswaan
Menurut Prof. Soetjipto dan Drs. Raflis Kosasi,Msc bahwa
administrasi kesiswaan merupakan proses pengurusan segala hal yang
berkaitan dengan siswa disuatu sekolah dimulai dari perencanaan
penerimaan siswa, pembinaan selama siswa disekolah, sampai dengan siswa
mernamatkan pendidikannya melalui penciptaan suasana yang kondusif
terhadap berlangsungnya proses belajar mengajar yang efektif.
Tugas kepala sekolah dan guru dalam administrasi kesiswaan ini
adalah memberikan layanan kepada siswa, dengan memenuhi kebutuhan
mereka sesuai dengan tujuan poendidikan yang telah ditetapkan.
Kegiatan dalam administrasi kesiswaan yaitu:
a. Penerimaan siswa
b. Pembinaan siswa
c. Penamatan program siswa di sekolah.
24
yang dapat melaksanakan tugas-tugas teknis mulai dari pencatatan
penerimaan sampai dengan pelaporan pelaksanaan tugas.
b. Dalam masa orientasi, tugas guru adalah membuat para siswa cepat
beradaptasi dengan lingkungan sekolah barunya. Peranan guru dalam
hal ini sangat penting, karena andai kata terjadi salah langkah pada saat
pertama, dapat berakibat kuirang menguntungkan bagi jiwa anak untuk
waktu waktu selanjutnya.
c. Untuk mengatur kehadiran siswa dikelas.
d. Memotivasi siswa untuk senantiasa berprestasi tinggi.
e. Menciptakan disiplin sekolah atau kelas yang baik.
25
Penyusunan daftar kebutuhan prasarana dan sarana sekolah didasarkan
atas pertimbangan bahwa:
1) Pengadaan sarana dan prasarana karena berkembangnya kebutuhan
sekolah.
2) Pengadaan sarana dan prasarana untuk menggantikan barang barang
yang rusak, dihapuskan atau hilang.
3) Pengadaan sarana dan prasarana barang untuk persediaan.
d. Administrasi personal
Menurut Prof. Soetjipto dan Drs. Raflis Kosasi, personal pendidikan
adalah golongan petugas yang membidangi kegiatan edukatif dan yang
membidangi kegiatan non edukatif (ketata uasahaan)
Personel bidang edukatif adalah mereka yang bertanggung jawab
dalam kegiatan belajar mengajar, yaitu guru dan konselor (BK).
Adapun peran guru dalam administrasi pegawaian(personal) yaitu :
1) Membuat buku induk pegawai
2) Mempersiapkan usul kenaikan pangkat pegawai negeri, prajabatan,
karpeg, cuti dengan pegawai dan lain- lain
26
3) Membuat inventarisasi semua file kepegawaian, baik kepala sekolah,
guru, maupun tata administrasi.
4) Membuat laporan rutin kepegawaian harian, mingguan, bulanan dan
tahunan.
5) Membuat laporan data sekolah dan pegawai
6) Mencatat tenaga pendidik yang akan mengikuti penataran
7) Mempersiapkan surat keputusan kepala sekolah tentang proses KBM,
surat tugas, surat kuasa, dan lain- lain.
e. Administrasi keuangan
Administrasi keuangan meliputi kegiatan perencanaan, penggunaan,
pencatatan, pelaporan, dan pertanggung jawaban dana yang dialokasikan
untuk penyelenggaraan sekolah. Tujuan administrasi ini adalah untuk
mewujudkan suatu tertib administrasi keuangan, sehingga
pengurusannya dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
27
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Guru sering disebut pendidik. Dalam bahasa Arab, ada beberapa kata yang
menunjukkan profesi ini, seperti mudarris, mu’allim, murrabi,
Administrasi Pendidikan adalah serangkaian kegiatan atau seluruh proses
pengendalian usaha kerjasama sejumlah orang untuk mencapai tujuan pendidikan
secara berencana dan sistematis yang diselenggarakan di lingkungan tertentu,
terutama berupa lembaga pendidikan formal.
Peranan guru dalam administrasi pendidikan sangatlah berpengaruh, dengan
pengalaman dan pemahaman yang baik tentang administrasi di berbagai bidang di
sekolah, guru dapat menjadi seorang administrator yang terampil dan handal.
Sehingga dalam pelaksanaannya dapat berjalan dengan baik.
B. Saran
Penulis menyadari jika makalah ini masih jauh dari sempurna. Kesalahan
ejaan, metodologi penulisan dan pemilihan kata serta cakupan masalah yang masih
kurang adalah diantara kekurangan dalam makalah ini. Karena itu saran dan kritik
membangun sangat kami butuhkan dalam penyempurnaan makalah ini. Dan juga
sebaiknya, untuk mengetahui tingkat perkembangan intelek seseorang harus
dilakukan berdasarkan tahap-tahapnya, sesuai dengan perkembangan umur
mereka.
28
DAFTAR PUSTAKA
29