Anda di halaman 1dari 19

BAB I

Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Penyakit Sendi Degeneratif ( osteoartritis) adalah
penyakit kerusakan tulang rawan sendi yang
berkembang lambat dan penyebabnya belum
diketahui (Kalim, IPD,1997).Atau gangguan pada
sendi yang bergerak ( Price & Wilson,1995).
Osteoarthritis yang juga dikenal sebagai penyakit
sendi degeneratif atau osteoarthritis (sekalipun
terdapat inflamasi) merupakan kelainan sendi yang
paling sering ditemukan dan kerapkali
menimbulkan ketidakmampuan (disabilitas).
1.2 Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Agar mahasiswa keperawatan mampu melaksanakan
asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan
sistem pencernaan akibat sirosis hepatis secara
langsung dan komprehensif meliputi aspek bio-
psiko-sosio-spiritual dengan pendekatan proses
Keperawatan (pengkajian, diagnosa keperawatan,
rencana keperawatan, implementasi, evaluasi).
Agar mahsiswa keperawatan bisa menyelesaikan
kasus-kasus yang terjadi dalam masalah
keperawatan.
2. Tujuan Khusus
3. Untuk menjelaskan pengertian dari Osteoartritis.
4. Untuk menjelaskan Etiologi dari Osteoartritis.
5. Untuk menjelaskan patofisiologi Osteoartritis.
6. Untuk menjelaskan manifestasi klinis Osteoartritis
7. Untuk menjelaskan penatalaksanaan dari
Osteartritis.
8. Untuk menjelaskan asuhan keperawatan gangguan
muskuloskletal dengan Osteoartritis.
1.3. Alasan Pemilihan Masalah
Pada Hakekatnya, Osteoartritis adalah penyakit
peradangan sendi yang sering muncul pada usia
lanjut. Jarang dijumpai pada usia dibawah 40 tahun
dan lebih sering dijumpai pada usia diatas 60
tahun. Osteoartritis juga dikenal dengan
nama osteoartrosis, yaitu melemahnya tulang
rawan pada engsel yang dapat terjadi di engsel
manapun di sekujur tubuh. Tapi umumnya, penyakit
ini terjadi pada siku tangan, lutut, pinggang dan
pinggul. Oleh sebab itu sebagai alasan penyusunan
dalam pemilihan masalah ini adalah :
1. Menarik peminat penulis terhadap Asuhan
Keperawatan Osteoartritis.
2. Karena adanya kesesuaian dengan jurusan dan mata
kuliah penyusunannya.
3. Ingin mengetahui lebih dalam lagi serta ingin
menambah pengetahuan yang lebih luas seluk beluk
tentang Askep Osteoartritis .
1.4. Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya masalah yang menyangkut
pengertian dan jenis Asuhan keperawatan
Osteoartritis maka penyusun hanya membatasi
makalah ini dengan beberapa sepengetahuan yang
dimiliki oleh penulis. Hal ini dimaksudkan untuk
lebih mengarah kepada tujuan penyusunan makalah
ini karena dengan pembatasan permasalahannya
yang begitu luas tentang Asuhan keperawatan
Osteoartritis.
Oleh karena itu penyusun dapat membatasi
sendiri.Disamping itu keterbatasan penyusun
sendiri baik keterbatasan fisik maupun fasilitas
sendiri.
1.5. Metode dan tehnik pengumpulan data
Metode yang penulis digunakan adalah
metode analisis Deskriptif. Analisis yang artinya
penyusunan ini berdasarkan kegiatan dalam bangku
perkuliahan akademik Program study S1
Keperawatan Kampus 2 RS. Ciremai. Sedangkan
dalam pengumpulan data penyusun
mempergunakan tehnik pengumpulan data sebagai
berikut :
1. Observasi
Pengamatan secara langsung pada materi dalam
bangku kuliah dengan makalah tersebut sehingga
diperoleh kemungkinan kebenaran data tersebut.
1. Study Literatur
Mempelajari pendapat para ahli yang menunjang
dalam penyusunan makalah ini guna memperoleh
teoritis.
1. Study Dokumentasi
Penyusunan berusaha mencari informasi berupa
bahan tertulis atau media yang kemudian ditransfer
untuk kepentingan dalam penyusunan makalah ini.

1.6. Penjelasan Istilah


Sesuai dengan permasalahan yang diteliti dan
untuk menghindari salah pengertian maka penulis
akan menjelaskan istilah yang dipakai dalam
makalah ini adalah :
 Profesionalisasi : Suatu proses menuju ke arah
profesional
 Perawat : Seseorang yang telah menyelesaikan
program pendidikan
keperawatan, berwenang di negara
bersangkutan untuk
memberikan pelayanan, dan
bertanggung jawab dalam
peningkatan kesehatan, pencegahan
penyakit serta pelayanan
terhadap pasien.
 Osteoartritis : melemahnya tulang rawan pada
engsel yang dapat terjadi di
engsel manapun di sekujur
tubuh. Tapi umumnya, penyakit
ini terjadi pada siku tangan,
lutut, pinggang dan pinggul.
 Osteoartritis idioptik : Penyakit yang terjadi tanpa
diketahui sebabnya.
 Nodus heberden : Pembengkakan tulang.
 Somnolen : Keadaan mengantuk dan kesadaran
dapat pulih bila di
rangsang di tandai dengan
mudah di bangunkan mampu
memberi jawaban verbal dan
menangkis rangsang nyeri.
1.7. Sistematika Penulisan
Makalah ini disusun dengan sistematika
pembahasannya sebagai berikut :
 BAB I : Berisi pendahuluan yang terdiri dari Latar
Belakang Masalah,
Tujuan Penulisan, Alasan Pemilihan
Masalah, Pembatasan Masalah ,
Metode Dan tehnik pengumpulan data,
Penjelasan Istilah, Sistematika
Pembahasan.
 BAB II : Berisi Pembahasan, tentang pandangan
secara teoritis yang
terdiri dari Pengertian Osteoartritis,
Etiologi, Patofisiologi,
Klasifikasi, Manifestasi Klinis,
Pemeriksaan Penunjang,
Penatalaksanaan Osteoartritis ,
Pencegahan Osteoartritis dan Proses
Asuhan Keperawatan gangguan
muskuloskeletal dengan Osteoartritis.
 BAB III : Kesimpulan yang menggambarkan tentang
kesimpulan dalam
penulisan makalah ini baik secara
umum maupun khusus, juga berisi
tentang saran-saran untuk calon
perawat yang akan datang maupun
perawat yang profesional.

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Osteoartritis yang dikenal sebagai penyakit sendi
degeneratif atau osteoartrosis (sekalipun terdapat
inflamasi) merupakan kelainan sendi yang paling
sering ditemukan dan kerapkali menimbulkan
ketidakmampuan (disabilitas). (Smeltzer , C
Suzanne, 2002 hal 1087).
Osteoartritis merupakan golongan rematik sebagai
penyebab kecacatan yang menduduki urutan
pertama dan akan meningkat dengan meningkatnya
usia, penyakit ini jarang ditemui pada usia di bawah
46 tahun tetapi lebih sering dijumpai pada usia di
atas 60 tahun. Faktor umur dan jenis kelamin
menunjukkan adanya perbedaan frekuensi (Sunarto,
1994, Solomon, 1997).
Osteoartritis (AO) adalah gangguan sendi yang
bersifat kronis disertai kerusakan tulang dan sendi
berupa disentegrasi dan pelunakan progresif yang
diikuti dengan pertambahan pertumbuhan pada tepi
tulang dan tulang rawan sendi yang disebut osteofit,
dan fibrosis dan kapsul sendi. Kelainan ini timbul
akibat mekanisme abnormal proses penuaan,
trauma atau kelainan lain yang menyebabkan
kerusakan tulang rawan sendi. Keadaan ini tidak
berkaitan dengan faktor sistemik atau infeksi.
Osteoartritis merupakan penyakit sendi degenaritif
yang berkaitan dengan kerusakan kartiloago sendi.
Lutut, punggung, tangan, dan pergelangan kaki
paling sering terkena.
2.2 Etiologi
Osteoartritis seringkali terjadi tanpa diketahui
sebabnya, yang disebut dengan osteoartritis
idiopatik. Pada kasus yang lebih jarang, osteoartritis
dapat terjadi akibat trauma pada sendi, infeksi, atau
variasi herediter, perkembangan, kelainan metabolik
dan neurologik., yang disebut dengan osteoartritis
sekunder. Onset usia pada osteoartritis sekunder
tergantung pada penyebabnya; maka dari itu,
penyakit ini dapat berkembang pada dewasa muda,
dan bahkan anak-anak, seperti halnya pada orang
tua. Sebaliknya, terdapat hubungan yang kuat antara
osteoartritis primer dengan umur
Beberapa penyebab dan faktor predisposisi adalah
sebagai berikut:
1. Usia/Umur
Umumnya ditemukan pada usia lanjut (diatas
50tahun). Karena pada lansia pembentukkan
kondrotin sulfat (substansi dasar tulang rawan)
berkurang dan terjadi fibrosis tulang rawan.
2. Jenis Kelamin
Kelainan ini ditemukan pada pria dan wanita, tetapi
sering ditemukan lebih banyak pada wanita
pascamenopause (osteoartritis primer). Osteoartritis
sekunder lebih banyak ditemukan pada pria.
3. Ras
Lebih sering ditemukan pada orang Asia, khususnya
cina, Eropa, dan Amerika daripada kulit hitam.
4. Faktor Keturunan
Faktor genetik juga berperang timbulnya OA. Bila
ibu menderita OA sendi interfalang distal, anak
perempuannya mempunyai kecenderungan terkena
OA 2-3 kali lebih sering.
5. Faktor Metabolik/Endokrin
Klien hipertensi, hiperurisemia, dan diabetes lebih
rentan terhadap OA. Berat badan berlebihan akan
meningkatkan resiko OA, baik pada pria maupun
wanita.
6. Faktor Mekanis
 Trauma dan Faktor Predisposisi
Trauma yang hebat terutama fraktur intraartikular
atau dislokasi sendi merupaan predisposisi OA.
Cedera sendi, pekerjaan dan olahraga yang
menggunakan sendi berlebihan, dan gangguan
kongruensi sendi akan meningkatkan OA.
 Cuaca dan Iklim
OA lebih sering timbul setelah kontak dengan cuaca
dingin atau lembab.
2.3 Patofisiologi
Selama ini OA sering di pandang sebagai proses
penuaan yang tidak dapat dihindari. Ternyata OA
merupakan penyakit gangguan hemeostasis
metabolisme kartilago dengan kerusakan struktur
proteoglikan kartilago yang penyebabnya belum
jelas diketahui.
Jelas mekanis dan kimiawi pada sinovia sendi
terjadi multifokal,antara lain faktor usia, strees
mekanis, atau penggunaan sendi yang berlebihan,
defek anatomis, obesitas, genetik, humoral, dan
faktor kebudayaan. Pemeriksaan biopsi sinovial
klien OA menunjukan adanya sinovitis. Pada level
seluler, terjadi peningkatan aktivitas sitokin yang
menyebabkan dikeluarkannya mediator inflamasi
dan matriks metelloproteinase (MMP). Akibatnaya,
ada gangguan sintesis proteoglikan. Selain itu
ditemukan nitrogen monoksida yang berhubungan
dengan transmisi neurogenik dari mediator inflamsi
yang menyebabkan kerusakan kartilago jauh dari
lokasi peradangan.
Proses OA terjadi karena adanya gangguan fungsi
kondrosit. Kondrosit merupakan satu-satunya sel
hidup dalam tulang rawan sendi. Kondrosit akan
dipengaruhi oleh faktor anabolik dan katabolik
dalam mempertahankan keseimbangan sintesis dan
degradasi.
Secara anatomi fisiologi, sel tulang terdiri atas
osteoblas, osteosit, dan osteoklas yang dalam
aktivitasnya mengatur hemeostasis kalsium yang
tidak berdiri sendiri, melainkan saling berinteraksi.
Homeostasis kalsium pada tingkat seluler didahului
penyerapan tulang oleh osteoklas yang memerlukan
waktu 40 hari, disusul fase istiraahat, dan kemudian
disusul fase pembentukkan tulang kembali oleh
osteoblas yang memerlukan waktu 120 hari. Dalam
penyerapannya, osteoklas melepaskan transforming
growth factor yang merangsang aktivitas awal
osteoklas. Dalam keadaan normal, kuantitas dan
kualitas pembentukan tulang baru osteoblas. Pada
osteoporosis, penyerapan tulang lebih banyak dari
pada pembentukkan baru.
2.4 Klasifikasi
Osteoartritis dapat dibagi atas dua jenis yaitu:
1. Osteoartritis Primer
OA Primer tidak diketahui dengan jelas
penyebabnya, dapat mengenai satu atau beberapa
sendi. OA jenis ini terutama ditemukan pada pada
wanita kulit putih, usia baya, dan umumnya bersifat
poli-articular dengan nyeri akut disertai rasa panas
pada bagian distal interfalang, yang selanjutnya
terjadi pembengkakan tulang (nodus heberden).
2. Osteoartritis Sekunder
OA sekunder dapat disebabkan oleh penyakit yang
menyebabkan kerusakan pada sinovia sehingga
menimbulkan osteoartritis sekunder. Beberapa
keadaan yang dapat menimbulkan osteoartritis
sekunder sebagai berikut:
 Trauma /instabilitas.
OA sekunder terutama terjadi akibat fraktur pada
daerah sendi, setelah menisektomi, tungkai bawah
yang tidak sama panjang, adanya hipermobilitas,
instabilitas sendi, ketidaksejajaran dan
ketidakserasian permukaan sendi.
 Faktor Genetik/Perkembangan
Adanya kelainan genetik dan kelainan
perkembangan tubuh (displasia epifisial, displasia
asetabular, penyakit Legg-Calve-Perthes, dislokasi
sendi panggul bawaan, tergelincirnya epifisis) dapat
menyebabkan OA.
 Penyakit Metabolik/Endokrin
OA sekunder dapat pula disebabkan oleh penyakit
metabolik/sendi (penyakit okronosis, akromegali,
mukopolisakarida, deposisi kristal, atau setelah
inflamasi pada sendi. (misalnya, OA atau artropati
karena inflamasi).
Menurut Kellgren dan Lawrence, secara radiologis
Osteoartritis di klasifikasikan menjelaskan :
1. Grade 0 : Normal
2. Grade 1 : Meragukan, dengan gambaran sendi
normal, terdapat osteofit minim
3. Grade 2 : Minimal, osteofit sedikit pada tibia dan
patella dan permukaan sendi
menyempit asimetris.
4. Grade 3 : Moderate, adanya osteofit moderate pada
beberapa tempat, permukaan sendi
menyepit, dan tampak sklerosis subkondral.
5. Grade 4 : Berat, adanya osteofit yang besar,
permukaan sendi menyempit secara
komplit, sklerosis subkondral berat, dan
kerusakan permukaan sendi.
2.5 Manifestasi Klinis
Gambaran klinis Askep Osteoarthritis lainnya :
1. Rasa nyeri pada sendi
Merupakan gambaran primer pada
osteoartritis, nyeri akan bertambah apabila sedang
melakukan sesuatu kegiatan fisik.
2. Kekakuan dan keterbatasan gerak
Biasanya akan berlangsung 15 – 30 menit
dan timbul setelah istirahat atau saat
memulai kegiatan fisik.
3. Peradangan
Sinovitis sekunder, penurunan pH jaringan,
pengumpulan cairan dalam ruang sendi
akan menimbulkan pembengkakan dan
peregangan simpai sendi yang semua ini
akan menimbulkan rasa nyeri.
4. Mekanik
Nyeri biasanya akan lebih dirasakan setelah
melakukan aktivitas lama dan akan
berkurang pada waktu istirahat. Mungkin
ada hubungannya dengan keadaan
penyakit yang telah lanjut dimana rawan
sendi telah rusak berat. Nyeri biasanya
berlokasi pada sendi yang terkena tetapi
dapat menjalar, misalnya pada osteoartritis
coxae nyeri dapat dirasakan di lutut, bokong
sebelah lateril, dan tungkai atas. Nyeri
dapat timbul pada waktu dingin, akan tetapi
hal ini belum dapat diketahui
penyebabnya.
5. Pembengkakan Sendi
Pembengkakan sendi merupakan reaksi
peradangan karena pengumpulan cairan
dalam ruang sendi biasanya teraba panas
tanpa adanya pemerahan.
6. Deformitas
Disebabkan oleh distruksi lokal rawan
sendi.
7. Gangguan Fungsi
Timbul akibat Ketidakserasian antara
tulang pembentuk sendi.
2.6 Pemeriksaan Penunjang
 Pemeriksaan Radiologi
Gambaran radiografi sendi yang menyokong
diagnosis osteoartritis ialah:
1. Penyempitan celah sendi yang seringkali asimetris
(lebih berat pada bagian sendi yang menanggung
beban).
2. Peningkatan densitas (sclerosis) tulang subkondral
3. Kista tulang
4. Osteofit pada pinggir sendi
5. Perubahan struktur anatomi sendi
 Foto Rontgent menunjukkan penurunan progresif
massa kartilago sendi sebagai penyempitan rongga
sendi
2.7 Penatalaksanaan/ perawatan
Osteoartritis, antara lain;
1. Medikamentosa
Tidak ada pengobatan medikamentosa yang
spesifik, hanya bersifat simtomatik.
Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) bekerja
hanya sebagai analgesik dan
mengurangi peradangan, tidak mampu
menghentikan proses patologis.
2. Istirahatkan sendi yang sakit, dihindari aktivitas
yang berlebihan pada sendi yang
sakit.
3. Mandi dengan air hangat untuk mengurangi rasa
nyeri
4. Lingkungan yang aman untuk melindungi dari
cedera
5. Dukungan psikososial
6. Fisioterapi dengan pemakaian panas dan dingin,
serta program latihan yang tepat
7. Diet untuk emnurunkan berat badan dapat
mengurangi timbulnya keluhan
8. Diet rendah purin: Tujuan pemberian diet ini adalah
untuk mengurangi
pembentukan asam urat dan menurunkan berat
badan, bila terlalu gemuk dan
mempertahankannya dalam batas normal.
Bahan makanan yang boleh dan yang tidak boleh
diberikan pada penderita osteoartritis:
Golongan
Makanan yang boleh Makanan yan
bahan
diberikan boleh diberik
makanan

Karbohidrat Semua —
Daging atau ayam, ikan Sardin, kerang
Protein hewani tongkol, bandeng 50 hati, usus, limp
Protein nabati gr/hari, telur, susu, keju paru, otak, eks
daging/ kaldu,
Lemak Kacang-kacangan kering
angsa, burung.
25 gr atau tahu, tempe,
Sayuran oncom —
Buah-buahan Minyak dalam jumlah —
terbatas.
Minuman Asparagus, kac
Semua sayuran polong, kacang
Bumbu, dll
sekehendak kecuali: kembang kol, b
asparagus, kacang polong, jamur maksim
kacang buncis, kembang sehari
kol, bayam, jamur

maksimum 50 gr sehari
Alkohol
Semua macam buah
Ragi
Teh, kopi, minuman yang
mengandung soda
Semua macam bumbu

2.8 Pencegahan osteoarthritis


Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, agar kita
terhindar dari osteoarthritis:
1. Menghindari olahraga yang bisa meyebabkan sendi
terluka
2. mengontrol berat badan agar berat yang ditopang
oleh sendi menjadi ringan
3. minum obat untuk mencegah osteoarthritis

Anda mungkin juga menyukai