Anda di halaman 1dari 10

BAB 1

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Penyakit kecacingan merupakan suatu penyakit akibat infeksi dari cacing yang
hingga saat ini masih sering dijumpai di seluruh dunia. Menurut World Health
Organization (WHO) tahun 2019, sekitar 1,5 miliar orang terinfeksi cacing yang
ditularkan melalui tanah (Soil Transmitted Helminthiasis / STH) diseluruh dunia. Infeksi
cacing usus adalah infeksi yang paling umum pada anak – anak sekolah. Secara global,
sekitar 878 juta anak usia sekolah dan 386 juta anak usia prasekolah diperkirakan
berisiko terkena infeksi cacing (Weldesenbet, Worku and Shumbej, 2019). Indonesia
merupakan salah satu negara yang memiliki prevalensi penyakit kecacingan berkisar 20 –
86% dengan rata – rata 30% berdasarkan Dirjen P2L pada tahun 2014 (Suluwi, rezal and
Ismail, 2017). Spesies utama yang menginfeksi manusia adalah cacing gelang (Ascaris
lumbricoides), cacing cambuk (Trichuris trichiura) dan cacing tambang (Necator
americanus dan Ancylostoma duodenale) (WHO, 2019; Weldesenbet, Worku and
Shumbej, 2019).

Prevalensi infeksi cacing tanah yang ditularkan melalui tanah (STH) terutama
disebabkan oleh dampak kronis dan berbahaya pada kualitas kesehatan kehidupan yang
terinfeksi daripada kematian yang disebabkannya. Infeksi STH yang parah akan
mengganggu pertumbuhan fisik, perkembangan otak, dan menyebabkan defisiensi
mikronutrien termasuk anemia defisiensi besi sehingga menyebabkan kinerja sekolah
yang buruk dan berkurangnya produktivitas kerja pada orang dewasa serta mempengaruhi
kehamilan. Anak-anak sekolah berusia 5-15 tahun memiliki risiko infeksi tertinggi
penyakit kecacingan, karena kebersihan pribadi yang buruk dan sanitasi yang rendah
(Weldesenbet, Worku and Shumbej, 2019).

Kerugian yang akan timbul sebagai akibat infeksi cacing sangat berpengaruh
terhadap kualitas kehidupan, sehingga diperlukan upaya dalam mencegah infeksi cacing.
Upaya tersebut dapat dilakukan dengan memberikan edukasi mengenai penyakit
kecacingan terhadap orang berisko terinfeksi seperti anak – anak sekolah dan

1
mengajarkan tentang personal higene. Personal higiene adalah upaya seseorang dalam
menjaga kesehatan dirinya melalui kebersihan diri sendiri yang dapat dilakukan setiap
hari. Personal hygiene meliputi kebersihan rambut, kuku, telinga, mulut, tangan, dan lain
sebagainya. Kebersihan mulut dapat dilakukan dengan menyikat gigi secara baik dan
benar (Kahar, 2018).

2. Tujuan dan Manfaat


a. Tujuan umum

Setelah diberikan penyuluhan,sasaran diharapkan mampu memahami tentang


penyakit yang ditimbulkan oleh infeksi cacing dan penyakit infeksi pada gigi.

b. Tujuan khusus
i. Menjelaskan pengertian penyakit cacing
ii. Menjelaskan penyebab terjadinya penyebab cacingan
iii. Menjelaskan akibat penyakit cacingan
iv. Menjelaskan cara cacing masuk ke dalam tubuh manusia
v. Menjelaskan cara menggosok gigi yang baik dan benar
vi. Menjelasan penyakit infeksi pada gigi
3. Target Luaran
Dalam melaksanakan sebuah kegiatan seyogyanya memiliki sejumlah pencapaian
yang ingin dirarih. Kegiatan kunjungan lapangan Penyuluhan Usaha Kesehatan Gigi
Sekolah dan Penyuluhan Bahaya Kecacingan pada siswa kelas III di SD Negeri 47
Ampenan, Mataram ini ditargetkan untuk menghasilkan luaran sebagai berikut.
 Peningkatan pengetahuan siswa mengenai pemeliharaan kesehatan gigi
dan mulut terutama terkait waktu yang tepat untuk menggosok gigi serta
dampak yang ditimbulkan jika tidak rutin menggosok gigi, dan
kemampuan siswa mengenai cara yang benar dalam menggosok gigi.
 Peningkatan pengetahuan siswa mengenai bahaya kecacingan terutama
dampak yang ditimbulkan akibat kecacingan dan langkah mudah namun
signifikan untuk mengurangi risiko kecacingan pada siswa.
 Peningkatan pengetahuan dan keterampilan siswa dalam kegiatan cuci
tangan pakai sabun (CTPS).

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pendekatan atau Metode Pelaksanaan Kegiatan


a. Tempat dan Tanggal Kegiatan
i. Metode Pelaksanaan : Sosialisasi
ii. Tanggal pelaksanaan : Kamis, 10 oktober 2019
iii. Waktu pelaksanaan : Pukul 07.00 -11.00 WITA
iv. Tempat pelaksanaan : SDN 47 Ampenan
b. Persiapan kunjungan lapangan
Alat-alat yang disiapkan berupa manekin gigi 2 unit, sikat gigi 40 unit,
ember 1 unit, copok, beng-beng mini 2 kotak, tisu 2 kotak, dan copok 40 unit.
c. Penyajian materi
Materi tata cara menggosok gigi disajikan dengan menggunakan metode
demonstrasi dan simulasi. Demonstrasi dilakukan dengan mahasiswa terlebih
dahulu memeragakan cara yang baik dan benar dalam menggosok gigi. Dalam
memeragakan hal tersebut mahasiswa menggunakan alat peraga berupa
manekin gigi dan sikat gigi. Untuk membuat suasana lebih menarik dan ceria,
demonstrasi diiringi dengan alunan musik dan lagu. Selain itu, hal ini
bertujuan agar adik-adik lebih mudah memahami dan mengingat tata cara
menggosok gigi. Simulasi dilakukan kepada seluruh adik-adik dengan
membagikan masing-masing satu sikat gigi untuk memeratakan pemahaman
dalam praktik tata cara gosok gigi.
Materi pencegahan dibawakan dengan metode ceramah dan tanya jawab.
Pemberian hadiah bagi adik-adik yang berpartisipasi dalam tanya jawab
dilakukan sebagai bentuk apresiasi kami terhadap keberanian dan kemauan
mereka dalam mencegah kecacingan. Hal ini juga dimaksudkan untuk
menarik perhatian dan minat adik-adik dalam mencegah kecacingan.

3
2. Hasil dan Evaluasi Kegiatan
Kegiatan ini diikuti oleh 31 orang anak kelas 3 SD dengan antusiasme mereka
dalam mengikuti materi. Ketika materi diberikan oleh pemateri, anak-anak menjawab
dengan baik dan paham materi yang diberikan. Materi yang diberikan adalah
pengetahuan tentang kecacingan dan cara menggosok gigi yang benar. Ketika diajak
bernyanyi bersama, anak-anak dapat mengikuti lagu dengan mudah karena lagu yang
menjadi contoh adalah lagu daerah dan lirik yang diberikan sangat mudah diikuti
dengan gerakan. Ketika melakukan praktik sikat gigi, anak-anak juga dapat mengikuti
panduan dengan sangat baik.
Secara umum kegiatan kunjungan lapangan yang dilakukan di SD 47 Ampenan
sudah berjalan dengan baik dan semestinya. Hal ini dibuktikan dengan antusiasnya
siswa-siswi menerima materi penyuluhan yang diberikan oleh pemateri, banyaknya
siswa siswi yang maju kedepan kelas untuk menjawab pertanyaan, aktifnya mereka
dalam bernyanyi terkait dengan materi yang disampaikan, dan juga siswa-siswi
sangat bersemangat dalam mempraktekan cara menyikat gigi yang baik dan benar.
Namun, ada beberapa hal yang menjadi masukan agar kedepannya kegiatan
kunjungan lapangan ini dapat berjalan dengan lebih baik, diantaranya :
 Pembagian tugas yang jelas pada masing-masing anggota kelompok
mahasiswa sehingga meminimalisir panitia yang bingung akan tugasnya
dan terkesan tidak bekerja.
 Sebaiknya perlu juga dilakukan upaya monitoring kegiatan, agar sesuatu
yang diberikan ataupun disampaikan tidak hilang ataupun dilupakan, dan
juga dengan adanya monitoring yang berlanjut, hal ini dapat memastikan
bahwa adanya peningkatan kualitas hidup.
3. Faktor Pendorong

Terlaksananya kegiatan kunjungan lapangan mahasiswa kedokteran khususnya


Angkatan 2017 ke Sekolah Dasar Negeri (SDN) 47 Ampenan didukung serta
disambut baik oleh pihak sekolah baik pengajar, staff, maupun siswa yang terlibat di
dalamnya. Hal-hal yang menjadi fakor pendorong dalam terlaksananya kegiatan ini :

4
 Pengajar serta staff memiliki kenginan agar anak didiknya memiliki
wawasan terkait kecacingan, pentingnya menggosok gigi dan cuci tangan
pakai sabun.
 keingintahuan peserta didik memberikan luaran yang baik dan kooperatif
sehingga membantu dalam terlaksananya kegiatan.
 Peserta didik termotivasi serta antusis dengan adanya pemberian reward
dalam halnya membangun keberanian untuk berani menjawab pertanyaan
serta berperan aktif dalam setiap kegiatannya.
4. Faktor Penghambat
Terdapat pula beberapa faktor yang menjadi penghambat dari terlaksananya
kegiatan ini. Adapun yang menjadi faktor penghambat sebagai berikut :
 Minimnya sarana dan prasaran yang ada di SDN 47 Ampenan sehingga
segala sesuatu barang kegiatan harus disiapkan
 Sanitasi di SDN 47 Ampenan dapat dikatakan kurang baik. Hal tersebut
dapat dilihat dari warna airnya yang keruh.

5
BAB III

SIMPULAN

Saat kegiatan kunjungan lapangan yang dilaksanakan di SDN 47 Ampenan pada hari
Kamis, 10 Oktober 2019, kami sebagai kelompok C melaksanakan kegiatan yang membahas
mengenai cara menggosok gigi yang tepat serta memperkenalkan cara menghindari infeksi
kecacingan di kelas 3 SD. Pada kunjungan lapangan tersebut tentunya terdapat beberapa hal yang
mendasari serta tujuan yang kami harapkan dengan melaksanakan kunjungan lapangan ini
memberikan pengetahuan serta manfaat yang besar bagi siswa-siswi kelas 3 SDN 47 Ampenan
mengenai cara menggosok gigi yang benar serta cara melindungi diri dari kejadian kecacingan.
Dalam pelaksanaan kunjungan lapangan ini terdapat juga beberapa faktor pendorong dan faktor
penghambat. Namun secara keseluruhan, kunjungan lapangan ini sudah berjalan baik karena
siswa-siswi kelas 3 SDN 47 Ampenan yang mengikuti kegiatan dari kami ini mereka mengikuti
dengan rasa antusiasme yang tinggi serta aktif saat penyampaian materi.

6
DAFTAR PUSTAKA

Kahar, F. (2018) ‘Analisis Hubungan Higiene Perorangan dengan Kejadian Kecacingan Siswa
Siswi SDN Barombong Kota Makassar’, 2, pp. 12–17.

Suluwi, S., rezal, farid and Ismail, C. (2017) ‘Pengaruh Penyuluhan Dengan Metode Permainan
Edukatif Sukata Terhadap Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Tentang Pencegahan Penyakit
Cacingan Pada Siswa Kelas Iv Dan V Sd Negeri 1 Mawasangka Kabupaten Buton Tengah Tahun
2016’, Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Unsyiah, 2(5), pp. 1–10.

Weldesenbet, H., Worku, A. and Shumbej, T. (2019) ‘Prevalence, infection intensity and
associated factors of soil transmitted helminths among primary school children in Gurage zone,
South Central Ethiopia: A cross-sectional study design’, BMC Research Notes. BioMed Central,
12(1), pp. 10–15. doi: 10.1186/s13104-019-4254-8.

7
LAMPIRAN

8
9
10

Anda mungkin juga menyukai