RYSLYA MAZRIA SAULINA

REVIEW

JUDUL JURNAL Konsumsi fast food dan soft drink sebagai faktor risiko obesitas pada
remaj
PENELITI Ayu, martalena dkk
TAHUN TERBIT 2015
INSTITUSI Jurnal gizi klinik indonesia
TEMPAT PENELITIAN SMA di kota pontianak
WAKTU PENELITIAN Maret-Juni 2013
Obesitas pada saat ini telah menjadi masalah kesehatan dan berhubungan dengan terjadinya
ABSTRAK peningkatan penyakit
tidak menular. Peningkatan prevalensi obesitas disertai pergeseran pola makan yang komposisinya
mengandung tinggi lemak,
kolesterol, tetapi rendah serat seperti konsumsi fast food dan soft drink. Ketidakseimbangan asupan
gizi merupakan salah satu
faktor risiko terhadap munculnya obesitas pada remaja. Tujuan: Mengetahui prevalensi obesitas dan
faktor risiko asupan energi
Prevalensi obesitas pada remaja SMA di Kota Pontianak sebesar 9,29%.
Adanya hubungan antara asupan energi fast food total dengan obesitas (p<0,05; OR=2,27;
95% CI=1,12-4,64). Konsumsi
orang remaja SMA obes dan 80 orang remaja SMA tidak obes. Pemilihan subjek penelitian dengan
cara proportional stratified
random sampling. Penentuan status obesitas subjek dengan cara pengukuran berat badan dan tinggi
badan berdasarkan standar
rujukan WHO/NCHS. Data asupan konsumsi fast food dan soft drink berdasarkan wawancara dengan
SQFFQ. Data dianalisis
dengan uji Chi-Square, uji t, dan regresi logistik. Hasil: Prevalensi obesitas pada remaja SMA di Kota
Pontianak sebesar 9,29%.
Adanya hubungan antara asupan energi fast food total dengan obesitas (p<0,05; OR=2,27; 95%
CI=1,12-4,64). Konsumsi
asupan energi fast food modern, fast food lokal, dan soft drink dengan obesitas tidak berhubungan
bermakna (p>0,05). Terdapat
hubungan antara frekuensi konsumsi fast food total dan fast food lokal dengan obesitas (p<0,05;
OR=2,03; 95 CI=1,03-4,00 dan
p<0,05; OR=2,63; 95% CI=1,33-5,25). Frekuensi konsumsi fast food modern dan soft drink dengan
obesitas tidak menunjukkan
hubungan bermakna (p>0,05). Asupan energi total merupakan faktor yang paling dominan terhadap
terjadinya obesitas (p<0,05;
OR=5,27; 95% CI=1,64-16,97). Simpulan: Konsumsi fast food merupakan faktor risiko terjadinya
obesitas sedangkan konsumsi
soft drink bukan merupakan faktor risiko terjadinya obesitas pada remaja SMA di Kota Pontianak.
Obesitas pada saat ini telah menjadi masalah kesehatan dan berhubungan dengan terjadinya
peningkatan penyakit
tidak menular. Peningkatan prevalensi obesitas disertai pergeseran pola makan yang komposisinya
mengandung tinggi lemak,
kolesterol, tetapi rendah serat seperti konsumsi fast food dan soft drink. Ketidakseimbangan asupan
gizi merupakan salah satu
faktor risiko terhadap munculnya obesitas pada remaja. Tujuan: Mengetahui prevalensi obesitas dan
faktor risiko asupan energi
TUJUAN PENELITIAN Mengetahui prevalensi obesitas dan faktor risiko asupan energi
dan frekuensi konsumsi fast food dan soft drink terhadap kejadian obesitas pada remaja sekolah
menengah atas (SMA) di Kota
Pontianak.
Penelitian observasional dengan rancangan kasus kontrol. Besar sampel sebanyak 160 orang, terdiri
METODE PENELITIAN atas 80
orang remaja SMA obes dan 80 orang remaja SMA tidak obes. Pemilihan subjek penelitian dengan
cara proportional stratified
random sampling. Penentuan status obesitas subjek dengan cara pengukuran berat badan dan tinggi
badan berdasarkan standar
 rujukan WHO/NCHS. Data asupan konsumsi fast food dan soft drink berdasarkan wawancara dengan
SQFFQ. Data dianalisis
dengan uji Chi-Square, uji t, dan regresi logistik.
Penelitian observasional dengan rancangan kasus kontrol. Besar sampel sebanyak 160 orang, terdiri
atas 80
orang remaja SMA obes dan 80 orang remaja SMA tidak obes. Pemilihan subjek penelitian dengan
cara proportional stratified
random sampling. Penentuan status obesitas subjek dengan cara pengukuran berat badan dan tinggi
badan berdasarkan standar
rujukan WHO/NCHS. Data asupan konsumsi fast food dan soft drink berdasarkan wawancara dengan
SQFFQ. Data dianalisis
dengan uji Chi-Square, uji t, dan regresi logistik.
Penelitian observasional dengan rancangan kasus kontrol. Besar sampel sebanyak 160 orang, terdiri
atas 80
orang remaja SMA obes dan 80 orang remaja SMA tidak obes. Pemilihan subjek penelitian dengan
cara proportional stratified
PENGOLAHAN DATA HASIL DATA YANG DIDAPAT DIPROSES DAN DIOLAH DENGAN SYSTEM
Komputerisasi

HASIL PENELITIAN Prevalensi obesitas pada remaja SMA di Kota Pontianak sebesar 9,29%.
Adanya hubungan antara asupan energi fast food total dengan obesitas (p<0,05; OR=2,27; 95%
CI=1,12-4,64). Konsumsi
asupan energi fast food modern, fast food lokal, dan soft drink dengan obesitas tidak berhubungan
bermakna (p>0,05). Terdapat
hubungan antara frekuensi konsumsi fast food total dan fast food lokal dengan obesitas (p<0,05;
OR=2,03; 95 CI=1,03-4,00 dan
p<0,05; OR=2,63; 95% CI=1,33-5,25). Frekuensi konsumsi fast food modern dan soft drink dengan
obesitas tidak menunjukkan
hubungan bermakna (p>0,05). Asupan energi total merupakan faktor yang paling dominan terhadap
terjadinya obesitas (p<0,05;
PERTAMA YAITU 55 ORANG (73,3%).
STUNTING

25 ORANG (33,3%) BALITA TERDETEKSI MENGALAMI STUNTING.

ANALISIS BIVARIAT
1. HUBUNGAN BBLR DENGAN STUNTING
DARI 22 ORANG BALITA YANG BBLR TERNYATA 16 ORANG (72,7%) DIANTARANYA
MENGALAMI STUNTING. HASIL CHI-SQUARE DIPEROLEH P VALUE 0,000 < 0,05,
MAKA DAPAT
DISIMPULKAN BAHWA ADA HUBUNGAN YANG BERMAKNA ANTARA BERAT BADAN
LAHIR RENDAH
DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA DI PUSKESMAS LIMA PULUH.
2. HUBUNGAN ASI EKSKLUSIF DENGAN STUNTING
DARI 55 ORANG BALITA YANG TIDAK ASIEKSLUSIF TERNYATA 23 ORANG (41,8%)
DIANTARANYA MENGALAMI STUNTING .SEMENTARA ITU BALITA YANG DIBERIKAN
ASI EKLSUSIF LEBIH BERESIKO KECIL MENGALAMI STUNTING YAITU HANYA 2
ORANG (10%). HASIL
CHI-SQUARE DIPEROLEH P VALUE 0,021 < 0,05, MAKA DAPAT DISIMPULKAN
BAHWA ADA
HUBUNGAN YANG BERMAKNA ANTARA ASI EKSLUSIF DENGAN KEJADIAN
STUNTING PADA BALITA DI PUSKESMAS LIMA PULUH.
KESIMPULAN PREVALENSI BALITA DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH SEBANYAK 22
ORANG (29,3%) DAN YANG TIDAK DIBERIKAN ASI EKSLUSIF SEBANYAK 55 ORANG
(73,3%). BALITA YANG MENGALAMI STUNTING SEBANYAK 25 ORANG (33,3%).
HASIL PENELITIAN MEMPERLIHATKAN BAHWA TERDAPAT HUBUNGAN ANTARA
BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA
DAN TERDAPAT HUBUNGAN YANG BERMAKNA ANTARA ASI EKSLUSIF DENGAN
KEJADIAN STUNTING PADA BALITA DI PUSKESMAS LIMA PULUH PEKANBARU.
SARAN UNTUK KARAKTERISTIK SAMPLE DAPAT DITAMBAH DAN VARIABLE LAIN SEPERTI
PENDIDIKAN PERLU DIPERTIMBANGKAN
KOMENTAR SUDAH BAIK DENGAN POPULASI YANG CUKUP MEWAKILI WILAYAH, NAMUN
PERLU DIKAJI LEBIH DALAM MELIPUTI LINTAS SEKTOR

JUDUL JURNAL FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA ANAK
SEKOLAH DASAR NEGERI 014610 SEI RENGGAS KECAMATAN KISARAN BARAT
KABUPATEN ASAHAN
PENELITI WANDA LESTARI
TAHUN TERBIT 2018
INSTITUSI INSTITUT KESEHATAN HELVETIA, MEDAN
TEMPAT PENELITIAN SEKOLAH DASAR NEGERI 014610 SEI RENGGAS KECAMATAN KISARAN BARAT
KABUPATEN ASAHAN
WAKTU PENELITIAN 2017
ABSTRAK STUNTING MERUPAKAN SUATU KETIDAKTERCAPAIAN TINGGI BADAN SESUAI
UMUR YANG DISEBABKAN KARENA MENGALAMI KURANG GIZI MENAHUN ATAU
KRONIS. PREVALENSI STUNTING DI INDONESIA TERTINGGI DI ASIA TENGGARA.
PENELITIAN INI BERTUJUAN UNTUK MENGANALISIS FAKTOR YANG
MEMENGARUHI STUNTING PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI 014610 SEI
RENGGAS KECAMATAN KISARAN BARAT KABUPATEN ASAHAN TAHUN 2017. JENIS
PENELITIAN ADALAH CROSS SECTIONAL. SEKOLAH DASAR NEGERI 014610 SEI
RENGGAS MEMILIKI 121 SISWA. SAMPEL PENELITIAN ADALAH 64 SISWA. DATA
DIANALISIS SECARA UNIVARIAT, BIVARIAT MENGGUNAKAN UJI CHI-SQUARE DAN
MULTIVARIAT DENGAN UJI REGRESI LOGISTIK. HASIL PENELITIAN MENUNJUKKAN
VARIABEL PENDIDIKAN DAN PENDAPATAN KELUARGA MEMILIKI PENGARUH YANG
 SIGNIFIKAN DENGAN VARIABEL STUNTING PADA TARAF NILAI SIGNIFIKAN
P=0,000(<0,05).
TUJUAN PENELITIAN UNTUK MENGETAHUI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN
STUNTING PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI 014610 SEI RENGGAS
KECAMATAN KISARAN BARAT KABUPATEN ASAHAN
METODE PENELITIAN PENELITIAN INI TERMASUK KE DALAM METODE PENELITIAN SURVEI ANALITIK
YANG BERSIFAT KUANTITATIF DENGAN DESAIN CROSS SECTIONAL.
PENGOLAHAN DATA HASIL DATA YANG DIDAPAT DIPROSES DAN DIOLAH DENGAN SYSTEM
KOMPUTERISASI
HASIL PENELITIAN HASIL ANALISIS STATISTIK MENUNJUKKAN BAHWA NILAI P=0,020 < 0,05 BERARTI
ADA HUBUNGAN PENDIDIKAN IBU DENGAN STUNTING PADA ANAK SD NEGERI
014610 SEI RENGGAS KECAMATAN KISARAN BARAT KABUPATEN ASAHAN TAHUN
2017. PEKERJAAN IBU TIDAK BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN STUNTING. HAL
INI DAPAT TERLIHAT DARI HASIL UJI STATISTIK MENUNJUKKAN BAHWA NILAI
P=0,144 < 0,05. PENDAPATAN KELUARGA BERHUBUNGAN DENGAN STUNTING
PADA ANAK SD YANG DITUNJUKKAN DENGAN HASIL STATISTIC P=0,000 < 0,05.
HASIL UJI STATISTIK DENGAN NILAI P=0,000 < 0,05 MENUNJUKKAN BAHWA ADA
HUBUNGAN JUMLAH ANGGOTA KELUARGA DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA
PENELITIAN INI. SEMENTARA ITU, JENIS KELAMIN RESPONDEN TIDAK
BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA ANAK SD. HAL INI TERLIHAT
DARI HASIL UJI STATISTIC DENGAN NILAI P=0,674 > 0,05.

HASIL ANALISIS BIVARIAT DAPAT DILIHAT BAHWA TIDAK ADANYA HUBUNGAN

PENDIDIKAN DENGAN STATUS GIZI DIKARENAKAN PERKEMBANGAN TEKNOLOGI
YANG ADA SAAT INI. IBU DENGAN TINGKAT PENDIDIKAN RENDAH DENGAN
ADANYA AKSES PERKEMBANGAN TEKNOLOGI SAAT INI DAPAT DENGAN MUDAH
MENGAKSES INFORMASI DARI BERBAGAI MEDIA, SEHINGGA PENGETAHUAN IBU
DAPAT MENINGKAT
KESIMPULAN HASIL PENELITIAN MENUNJUKKAN VARIABEL PENDIDIKAN DAN PENDAPATAN
KELUARGA MEMILIKI PENGARUH YANG SIGNIFIKAN DENGAN VARIABEL STUNTING
PADA TARAF NILAI SIGNIFIKAN P=0,000(<0,05).
SARAN UNTUK KARAKTERISTIK SAMPLE DIBUAT INKLUSI DAN EKSLUSINYA
KOMENTAR SUDAH BAIK DENGAN POPULASI YANG CUKUP MEWAKILI WILAYAH, NAMUN
PERLU DIKAJI LEBIH DALAM MELIPUTI LINTAS SEKTOR