Tentang
Faktor-Faktor Pendidikan
Disusun Oleh :
Kelompok II
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulillah puji syukur kami ucapkan kepada Alloh SWT atas segala rahmat taufik dan
Berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, tidak lupa penyusun makalah mengucapkan
terimakasih kepada :
1. Ibu Nurhidayati. M.Pd. selaku pembimbing makalah yang penuh ketelitian dan
kecermatan.
2. Kedua orang tua kami yang selalu memberikan bimbingan dan doa restu.
Namun demikian makalah ini tidak lepas dari segala kekurangan karena penyusun
menyadari bahwa keterbatasan pemikiran penyusun dan materi makalah ini dapat disusun.
Untuk itu kami memerlukan kritik dan saran yang bersifat membangun agar makalah ini bersifat
baik.
Semoga makalah ini bermanfaat pada khususnya penyusun dan pemerkati pendidikan pada
umumnya serta diharapkan sebagai salah satu bentuk pengabdian pada Alloh SWT.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Penyusun
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.......................................................................................................................
1. Pendidik ...........................................................................................................
3. Tujuan ..............................................................................................................
4. Materi ...............................................................................................................
5. Alat ...................................................................................................................
A. Kesimpulan .............................................................................................................
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
menggejala pada dua segi, yaitu kualitas komponen dan kualitas pengelolaannya ,
pengelolaan proses pendidikan meliputi ruang lingkup makro, meso, mikro. Adapun tujuan
utama pengelolaan proses pendidikan yaitu terjadinya proses belajar dan pengalaman
B. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang dapat kita ungkapkan dalam pembahasan ini adalah sebagai
berikut :
C. Batasan Masalah
Dalam masalah yang kami tulis ini hanya membahas tentang Komponen Faktor-faktor
1. Untuk memenuhi tugas dari dosen mata kuliah Pengantar Ilmu Pendidikan
3. Memahami apa saja yang menjadi faktor-faktor utama pendidikan yang secara
PEMBAHASAN
Learning to do bisa berjalan jika lembaga pendidikan memfasilitasi peserta didik untuk
mengaktualisasikan keterampilan yang dimilikinya, serta bakat dan minatnya. Walaupun bakat
dan minat anak banyak dipengaruhi unsur keturunan, namun tumbuh berkembangnya tergantung
pada lingkungannya. Dewasa ini keterampilan bisa digunakan menopang kehidupan seseorang,
merupakan bagian dari proses belajar menjadi diri sendiri (learning to be). Menjadi diri sendiri
diartikan sebagai proses pemahaman terhadap kebutuhan dan jati diri. Belajar berperilaku sesuai
dengan norma & kaidah yang berlaku di masyarakat, serta belajar menjadi orang yang berhasil,
sesungguhnya adalah proses pencapaian aktualisasi diri. Pengembangan diri secara maksimal
(learning to be) erat hubungannya dengan bakat dan minat, perkembangan fisik dan kejiwaan,
tipologi pribadi anak & kondisi lingkungan nya. Kemampuan diri yang terbentuk di sekolah
secara maksimal memungkinkan anak untuk mengembangkan diri pada tingkat yang lebih
tinggi. Learning to live together Dengan kemampuan yang dimiliki, sebagai hasil dari proses
pendidikan, dapat dijadikan sebagai bekal untuk mampu berperan dalam lingkungan di mana
individu tersebut berada, sekaligus mampu menempatkan diri sesuai dengan perannya.
Pemahaman tentang peran diri dan orang lain dalam kelompok belajar merupakan bekal dalam
bersosialisasi di masyarakat (learning to live together). Salah satu fungsi sekolah adalah tempat
menghargai, terbuka, memberi dan menerima, perlu ditumbuhkembangkan. Kondisi seperti ini
Proses pembelajaran yang ideal adalah proses pembelajaran yang dikemas dengan
memperhatikan adanya berbagai aspek baik itu kognitif, afektif, maupun psikomotor. Apabila
aspek tersebut maka output pendidikan akan mampu mengantisipasi perubahan dan kemajuan
hanya menitikberatkan pada aspek kognitif saja, jadinya akan lain. Jangan diharap output
masyarakat yang telah berjalan demikian cepat. Oleh sebab itu, pendidikan kita harus mampu
mengemas proses pendidikan dengan baik. Dengan kata lain, proses belajar mengajar kita harus
memperhatikan aspek kreativitas. Pengembangan kreativitas para peserta didik yang dimulai
sejak awal akan mampu membentuk kebiasaan cara berpikir peserta didik yang sangat
bermanfaat bagi peserta didik itu sendiri di kemudian hari. Kenyataan yang ada saat ini, hampir
semua sistem sekolah yang ada di negeri ini kurang menyentuh dan mengembangkan aspek
kreativitas. Ini terjadi akibat tuntutan kurikulum 1975 yang sangat berorientasi pada hasil
belajar. Kurikulum tersebut akhirnya diperbaiki, kemudian muncul kurikulum 1984 yang sedikit
bergeser orientasinya kearah proses. Namun, praksis pendidikan telanjurt memihak pada
orientasi produk. Oleh karena itu, pergeseran orientasi itu tidak semudah yang dibayangkan para
pengambil kebijakan dalam sistem persekolahan kita.Kurikulum 1994 secara filosofis sangat
menaruh perhatian terhadap proses pembelajaran yang dinamis sehingga system target dan
produk harus diterjemahkan secara kreatif dan kontekstual. Namun, pada kenyataannya sebagian
besar guru telah merasa mapan dengan semangat kerja model kurikulum 1984, guru telanjur
mekanistis dalam proses pembelajaran di sekolah, akhirnya persoalan kreativitas masih saja
terabaikan tidak tersentuh. Hal ini terjadi karena terlalu saratnya muatan yang diemban oleh
kurikulum 1994. Dengan demikian hal pokok yang dikembangkan tetap aspek kognitif,
pembentukan kesadaran dan kepribadian anak didik di samping transfer ilmu dan keahlian.
Pengertian pendidikan secara umum yang dihubungkan dengan Islam—sebagai suatu system
Dalam tujuan khusus tahap-tahap penguasaan anak didik terhadap bimbingan yang
diberikan dalam berbagai aspeknya; pikiran, perasaan, kemauan, intuisi, ketrampilan atau
dengan istilah lain kognitif, afektif dan psikomotor. Dari tahapan ini kemudian dapat dicapai
tujuan-tujuan yang lebih terperinci lengkap dengan materi, metode dan system evaluasi. Inilah
yang kemudian disebut kurikulum, yang selanjtnya diperinci lagi kedalam silabus dari berbagai
materi bimbingan.
Meskipun barangkali sebagian di antara kita mengetahui tentang apa itu pendidikan,
tetapi ketika pendidikan tersebut diartikan dalam satu batasan tertentu, maka terdapatlah
Dalam arti sederhan pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk
pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar ia menjadi orang
dewasa. Selanjutnya, pendidikan diartikan sebagai usaha yang dijalankan oleh seseorang
atau lkelomp[ok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup atau
Jadi dapat disimpulkan bahwa factor-faktor Pendidikan adalah sesuatu yang ikut
mendukung satu sama lainnya. Faktor-faktor Pendidikan selanjutnya juga disebut dengan
komponen-komponen pendidikan.
Menurut Toto Suharto dalam bukunya filsafat pendidikan dengan memodifikasi
pendidikan kedalam lima komponen, yaitu tujuan pendidikan, pendidik dan peserta didik,
kurikulum pendidikan, metode pendidikan, dan konteks pendidikan. Kelima komponen ini
adalah merupakan sebuah system, artinya kelima komponen itu merupakan satu kesatuan
pendidikan yang masing-masing berdiri sendiri, tetapi berkaitan satu sama lainnya, sehingga
terbentuk satu kebulatan yang utuh dalam mencapai tujuan yang diinginkan.
Faktor-Faktor Pendidikan itu ada 5 macam, dimana faktor-faktor yang satu dengan
yang lainnya mempunya hubungan yang erat. Kelima faktor tersebut adalah :
1. Pendidik
dengan sasaran peserta didik. Peserta didik mengalami pendidikannya dalam tiga
Sebab itu yang bertanggung jawab terhadap pendidikan ialah orang tua , guru,
dipundaknya terletak tanggung jawab yang besar dalam upaya mengantarkan peserta
didik kearah tujuan pendidikan yang dicitakan. Secara umum, pendidik adalah mereka
yang memiliki tanggung jawab mendidik. Mereka adalah manusia dewasa yang karena
Toto Suharto Mengutip dari pendapat Muraini dan Abdul Majid dalam bukunya
2. Fungsi Edukasional yang bertugas mendidik peserta didik agar mencapai tujuan
pendidikan.
Untuk Menjalankan Itu semua seorang guru atau pendidik harus memenuhi syarat-
syarat. Dalam hal ini kami contohkan dalam peraturan persyaratan yang tertuang dalam
UU pendidikan dan pengajaran no.04 tahun 1950 bab X pasal 5 yang berbunyi :
“ Syarat utama menjadi seorang guru, selain ijazah dan syarat-syarat lain yang
mengenai kesehatan jasmani dan rohani, ialah sifat-sifat yang perlu untuk dapat
memberikan pendidikan dan pengajaran (seperti yang dimaksud dalam pasal 3,4 dan 5
UU ini).Selain itu, Indonesia pada tahun 2005 telah memiliki Undang-Undang Guru
kualitas kompetensi guru lewat kebijakan keharusan guru memiliki kualifikasi Strata 1
2. Peserta Didik
Faktor anak didik adalah merupakan salah satu factor pendidikan yang paling
penting karena tanpa adanya factor tersebut, maka pendidikan tidak akan berlangsung.
Oleh karena itu factor anak didik tidak dapat digantikan oleh factor yang lain.
Cirri khas peserta didik yang perlu dipahami oleh pendidik ialah
a. Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga
Dalam paradigma pendidikan islam, peserta didik merupakan sesuatu yang belum
dewasa dan memiliki sejumlah potensi dasar (fitrah) yang perlu dikembangkan. Di sini
peserta didik adalah makhluk Allah yang terdiri dari aspek jasmani dan ruhani yang
Oleh karena itu, ia senantiasa memerlukan bimbingan arahan pendidik agar dapat
Peserta didik sebagai subjek pendidikan, menurut Sayyidina Ali Bin Abi Thalib
Jika menginginkan keberhasilan meraih ilmu harus memenuhi enam syarat yaitu :
3. Tujuan Pendidikan
dicapai dengan kegiatan atau usaha pendidikan. Bila Pendidikan itu berbentuk
pendidikan formal, tujuan pendidikan itu harus tergambar dalam suatu kurikulum.
lembaga-lembaga pendidikan.
Lebih spesifik tentang tujuan pendidikan. Adalah tujuan pendidikan agama islam
yang terbagi dalam Tujuan Akhir dan Tujuan Antara (umum dan Khusus). Tujuan akhir
pendidikan agama islam adalah penyerahan dan penghambaan diri secara total kepada
Allah. Tujuanini bersifat tetap dan berlaku umum tanpa memperhatikan tempat, waktu
dan keadaan. Tujuan Antara pendidikan islam merupakan penjabaran tujuan akhir, yang
diperoleh melalui usah ijtihad para pemikir pendidikan islam, yang karenanya terikat
oleh kondisi locus dan Tempus. Tujian Antara harus mengandung perubahan-perubahan
yang diharapkan subjek pendidik, setelah melakukan proses pendidikan baik yang
Setaip kegiatan apapun bentuk dan jenisnya, sadar atau tidak sadar, selalu
diharapkan kepada tujuan yang ingin dicapai. Bagaimanapun segala sesuatu atau usaha
yang tidak mempunyai tujuan tidak akan mempunyai arti apa-apa. Dengan demikian,
menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hgendak dicapai, baik tujuan yang
dirumuskan itu bersifat abstrak sampai rumusan-rumusan yang dibentuk secara khusus
untuk memudahkan pencapaian tujuan yang lebih tinggi. Begitu juga dikarenakan
cita-cita tertentu, maka yang merupakan masalah pokok bagi pendidikan ialah memilih
Cita-cita atau tujuan yang ingin dicapai harus dinyatakan secara jelas, sehingga
semua pelaksana dan sasaran pendidikan memahami atau mengetahui suatu proses
kegiatan seperti pendidikan, bila tidak mempunyai tujuan yang jelas untuk dicapai,
maka prosesnya akan mengabur. Oleh karena tujuan tersebut tidak mungkin dapat
dicapai secara sekaligus, maka perlu dibuat secara bertaha, misalnya tujuan umum,
seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa
jasamani dan rohani, keperibadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab
4. Materi
Dalam sistem pendidikan persekolahan, materi telah diramu dalam kurikulum yang
akan disajikan sebagai sarana pencapaian tujuan. Materi ini meliputi materi inti maupun
muatan lokal. Materi ini bersifat nasional yang mengandung misi pengendalian dan
5. Alat
Adapun yang dimaksud dengan alat pendidikan ialah segala sesuatu yang
Dengan demikian yang dimaksud dengan alat pendidikan agama ialah; Segala
Dalam memilih alat / media pendidikan ada beberapa faktor yang harus
diperhatikan. Seperti yang diajukan oleh Heinick,dkk (1982) yang berupa model
perencanaan penggunaan media yang efektif yang dikenal dengan istilah (ASSURE)
Modify Media, Utilize, Require Learner Response and Evaluate. Model ini
tepat.
Menggunakan mteri dan media (Bagaimana dan berapa waktu yang dibutuhkan
Alat Pengajaran Individual. Seperti alat tulis, buku pelajaran dan lain-lain.
Alat Peraga.
2. Alat-alat Pendidikan Langsung : termasuk alat pendidikan yang langsung juga ialah
3. Alat-alat Pendidikan tidak Langsung : Alat yang bersifat kuratif. Agar dengan
memperbaikinya.
Mengelola interaksi belajar mengajar melalui interaksi hubungan timbal balik antar
siswa dan guru, profil pendidikan tahun pelajaran 2007/2008. bab i. pendahuluan .
dapat:
1. memahami pengaruh timbal balik antara faktor lingkungan dan pendidikan,
2. ada hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan anggota yang
lainnya,
3. ada suatu faktor yang dimiliki bersama, sehingga hubungan antara mereka kos-
Pendidikan sebagai sebuah sistem sendiri dari sejumlah komponen. Untuk melihat
sebuah pabrik. Misalnya, sebuah pabrik gula yang tujuan didirikannya adalah untuk
memproduksi gula. Pabrik tersebut membutuhkan bahan mentah (raw input) berupa
PENUTUP
A. Kesimpulan
antara lain ; subjek yang dibimbing (peserta didik), orang yang membimbing (pendidik),
Proses tersebut akan semakin ideal pelaksanaanya apabila proses tersebut selalu
memperhatikan beberapa unsur antara lain; kognitif, afektif dan psikomotorik. Tanpa
Dari berbagai unsur diatas, ada unsur yang berjalan langsung dengan pengalaman
inderawi anak didik yang disebut dengan unsur empirik. Seperti adanya pengembangan diri,
kreatifitas dan aplikasi ilmu. Yang sering kita kelompokkan dalam penilaian afektif dan
psikomotorik anak, setelah mereka diberi ilmu secara kognitif (teori) saja.
DAFTAR PUSTAKA
3. Zuhri Syaifuddin, M.PdI. Media Pendidikan, Materi Kuliah Semester V, STAI Al-
Qolam, 2007.
2001.
6. Anglin G.J..1991. Instructional technology past, presen and fature. USA : Libraries
Unlimited Inc.