KONSEP TEORI
A. PENGERTIAN
Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah penyakit yang terdapat pada
anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan
nyeri sendi yang disertai ruam atau tanpa ruam. DHF sejenis virus
yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui
gigitan nyamuk aedes aegepty betina (Seoparman , 2007).
DHF (Dengue Haemoragic Fever) adalah demam khusus yang dibawa
oleh aedes aegepty dan beberapa nyamuk lain yang menyebabkan
terjadinya demam. Biasanya dengan cepat menyebar secara efidemik.
(Sir,Patrick manson,2006).
Jadi disimpulkan bahwa Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah
suatu penyakit akut yang disebabkan oleh virus yang ditularkan oleh
nyamuk aedes aegepty
B. EPIDEMIOLOGI
Demam Berdarah Dengue banyak ditemukan di daerah tropis dan
sub-tropis. Data dari seluruhdunia menunjukkan Asia menempati urutan
pertama dalam jumlah penderita DBD setiap tahunnya. Sementara itu,
terhitung sejak tahun 1968 hingga tahun 2009, WorldHealth Organization
(WHO) mencatat negara Indonesia sebagai negara dengan kasus DBD
tertinggi di Asia Tenggara.
C. ETIOLOGI
Penyebab utama : – virus dengue tergolong albovirus
Vektor utama :
Aedes aegypti.
Aedes albopictus.
Adanya vektor tesebut berhubungan dengan :
1. kebiasaan masyarakat menampung air bersih untuk keperlauan
sehari hari.
2. Sanitasi lingkungan yang kurang baik.
3. Penyediaan air bersih yang langka.
Daerah yang terjangkit DHF adalah wilayah padat penduduk karena.
1. Antar rumah jaraknya berdekatan yang memungkinkan penularan
karena jarak terbang aedes aegypti 40-100 m.
2. Aedes aegypti betina mempunyai kebiasaan menggigit berulang
(multiple biters) yaitu menggigit beberapa orang secara bergantian
dalam waktu singkat, (Noer, 1999).
D. PATOFISIOLOGI DAN PATHWAY
Virus akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes
aegypty. Pertama-tama yang terjadi adalah viremia yang mengakibatkan
penderita mengalami demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal-pegal
diseluruh tubuh, ruam atau bintik-bintik merah pada kulit (petekie),
hyperemia tenggorokan dan hal lain yang mungkin terjadi seperti
pembesaran kelenjar getah bening, pembesaran hati (Hepatomegali) dan
pembesaran limpa (Splenomegali).
Kemudian virus akan bereaksi dengan antibody dan terbentuklah
kompleks virus-antibody. Dalam sirkulasi akan mengaktivasi system
komplemen. Akibat aktivasi C3 dan C5 akan dilepas C3a dan C5a, dua
peptida yang berdaya untuk melepaskan histamine dan merupakan
mediator kuat sebagai factor meningkatnya permeabilitas dinding kapiler
pembuluh darah yang mengakibatkan terjadinya perembesan plasma ke
ruang ekstra seluler.
Perembesan plasma ke ruang ekstra seluler mengakibatkan
berkurangnya volume plasma, terjadi hipotensi, hemokonsentrasi, dan
hipoproteinemia serta efusi dan renjatan (syok). Hemokonsentrasi
(peningkatan hematokrit > 20 %) menunjukkan atau menggambarkan
adanya kebocoran (perembesan) plasma sehingga nilai hematokrit menjadi
penting untuk patokan pemberian cairan intravena. Terjadinya
trobositopenia, menurunnya fungsi trombosit dan menurunnya faktor
koagulasi (protombin dan fibrinogen) merupakan faktor penyebab
terjadinya perdarahan hebat , terutama perdarahan saluran gastrointestinal
pada DHF.
Adanya kebocoran plasma ke daerah ekstra vaskuler dibuktikan
dengan ditemukannya cairan yang tertimbun dalam rongga serosa yaitu
rongga peritoneum, pleura, dan pericard yang pada otopsi ternyata
melebihi cairan yang diberikan melalui infus. Setelah pemberian cairan
intravena, peningkatan jumlah trombosit menunjukkan kebocoran plasma
telah teratasi, sehingga pemberian cairan intravena harus dikurangi
kecepatan dan jumlahnya untuk mencegah terjadinya edema paru dan
gagal jantung, sebaliknya jika tidak mendapatkan cairan yang cukup,
penderita akan mengalami kekurangan cairan yang dapat mengakibatkan
kondisi yang buruk bahkan bisa mengalami renjatan. Jika renjatan atau
hipovolemik berlangsung lama akan timbul anoksia jaringan, metabolik
asidosis dan kematian apabila tidak segera diatasi dengan baik. Gangguan
hemostasis pada DHF menyangkut 3 faktor yaitu : perubahan vaskuler,
trombositopenia dan gangguan koagulasi.
Setelah virus dengue masuk ke dalam tubuh, pasien akan
mengalami keluhan dan gejala karena viremia, seperti demam, sakit
kepala, mual, nyeri otot, pegal seluruh badan, hiperemi ditenggorokan,
timbulnya ruam dan kelainan yang mungkin muncul pada system
retikuloendotelial seperti pembesaran kelenjar-kelenjar getah bening, hati
dan limpa. Ruam pada DHF disebabkan karena kongesti pembuluh darah
dibawah kulit.
Adanya kebocoran plasma ke daerah ekstravaskuler ibuktikan
dengan ditemukannya cairan dalam rongga serosa, yaitu dalam rongga
peritoneum, pleura dan perikard. Renjatan hipovolemik yang terjadi
sebagai akibat kehilangan plasma, bila tidak segera teratasi akan terjadi
anoxia jaringan, asidosis metabolic dan kematian. Sebab lain kematian
pada DHF adalah perdarahan hebat. Perdarahan umumnya dihubungkan
dengan trombositopenia, gangguan fungsi trombosit dan kelainan fungsi
trombosit.
Fungsi agregasi trombosit menurun mungkin disebabkan proses
imunologis terbukti dengan terdapatnya kompleks imun dalam peredaran
darah. Kelainan system koagulasi disebabkan diantaranya oleh kerusakan
hati yang fungsinya memang tebukti terganggu oleh aktifasi system
koagulasi. Masalah terjadi tidaknya DIC pada DHF/ DSS, terutama pada
pasien dengan perdarahan hebat.
PATHWAY
Virus dengue
Viremia
Kekurangan
K Kehilangan
Volume
Cairan
Hipovolemia
Resiko Trauma
Ketidakseimbangan
Nutrisi Kurang Dari
Kebutuhan Tubuh
Kematian
E. MANIFESTASI KLINIS
1. Masa Inkubasi
2. Demam
3. Perdarahan
4. Hepatomegali
F. KLASIFIKASI
a. Derajat I :
Demam disertai gejala klinis lain atau perdarahan spontan, uji
turniket positi, trombositopeni dan hemokonsentrasi.
b. Derajat II :
Manifestasi klinik pada derajat I dengan manifestasi perdarahan
spontan di bawah kulit seperti peteki, hematoma dan perdarahan dari lain
tempat.
c. Derajat III :
Manifestasi klinik pada derajat II ditambah dengan ditemukan
manifestasi kegagalan system sirkulasi berupa nadi yang cepat dan lemah,
hipotensi dengan kulit yang lembab, dingin dan penderita gelisah.
d. Derajat IV :
Manifestasi klinik pada penderita derajat III ditambah dengan
ditemukan manifestasi renjatan yang berat dengan ditandai tensi tak
terukur dan nadi tak teraba.
G. KOMPLIKASI
1. Perdarahan luas.
2. Shock atau renjatan.
3. Effuse pleura
4. Penurunan kesadaran.
5. Klasifikasi
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan Laboratorium :
1. Trombosit menurun
2. Hematokrit meningkat 20% atau lebih
3. Leukosit menurun pada hari kedua dan ketiga
4. Kadar albumin menurun dan bersifat sementara
5. Hipoproteinemia( Protein darah rendah )
6. Hiponatremia( NA rendah )
b. Pemeriksaan Radiologi
Pada foto trorax( pada DHF grade III/ IV dan sebagian besar grade
II) di dapatkan efusi pleura
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN TEORI
A. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Identitas Klien
Nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, dan
status pernikahan
b. Riwayat Kesehatan
Alasan utama masuk rumah sakit dan perjalanan penyakit saat ini
Keluhan utama saat masuk rumah sakit
Berisikan mengenai keluhan pasien dari rumah sampai masuk
rumah sakit.
Keluhan utama saat pengkajian
Berisi alasan utama pasien mengenai sakitnya atau keluhan yang
paling dominan dirasakan
c. Riwayat Kesehatan Sekarang
Meliputi keluhan atau gangguan yang sehubungan dengan penyakit
yang dirasakan saat ini. Dari awal mulanya sampai timbulnya penyakit
d. Riwayat Kesehatan Dahulu
Keadaan atau penyakit-penyakit yang pernah diderita oleh penderita
yang mungkin berhubungan dengan penyakitnya saat ini.
e. Riwayat Alergi
Mengenai adanya suatu alergi pada pasien seperti obat-obatan,
makanan, debu, cuaca atau yang lainnya.
f. Riwayat Kesehatan Keluarga
Berisi mengenai anggota keluarga yang menderita penyakit yang
mungkin sama dengan pasien
g. Fungsi Pola Kesehatan
1. Persepsi Kesehatan/ Penanganan Kesehatan, Menggambarkan
persepsi klien dan penanganan kesehatan dan kesejahteraan
a. Data Subyektif
Alasan masuk rumah sakit
Obat-obatan dengan atau tanpa resep
Riwayat medik dan sosial
Harapan pemberi perawatan kesehatan
Pengobatan saat ini yang tidak berhubungan dengna
diagnosa saat masuk rumah sakit
Persepsi klien tentang status kesehatan dan kesejahteraan
b. Data Objektif
Pengamatan umum
Bukti penggunaan obat ilegal
Hitung sel darah putih
Kemampuan menyusun tujuan; pengetahuan tentang
praktik kesehatan
Higiene, berhias
Umur, bahaya kerja
2. Nutrisi atau Metabolik, menggambarkan masukan nutrisi;
keseimbangan cairan dna elektrolit, kondisi kulit, rambut dan
kuku
a. Data Subjektif
Masukan lemak; asukan natrium
Nafsu makan, konsumsi kafein
Masalah dengan makan, menelan dan pencernaan
kemampuan menelan
Mual
Penggunaan alkohol
Perawatan rutin terhadap rambut, kulit, kuku dan mulut
Urtikaria (gatal)
Perubahan berat badan
Makanan kesukaan
b. Data Objektif
Diet yang dianjurkan
Persentase makanan yang dimakan
Kemampuan menelan
Selang nasogastrik (NGT)
Masukan kalori
Cairan intravena
Makanan yang alergi nutrisi parenteral total
Keseimbangna nitrogen
Albumin serum
Muntah
3. Eliminasi, menggambarkan pola fungsi ekskresi usus, kandung
kemih dan kulit
a. Data Subjetkif
Kandung kemih
Frekuensi, nokturia
Karakteristik keluaran urin yang biasa
Masalah berkemih
Pola masukan cairan
Infeksi saluran kemih
Diare
b. Data Obyektif
Kandung kemih
Jumlah urin, warna, bau
4. Aktivitas atau Latihan, menggambarkan pola latihan dan aktivitas,
fungsi pernapasan dan sirkulasi
a. Data Subyektif
Napas pendeka atau nyeri saat latihan
Merokok
Riwayat asma, bronchitis dan emfisema
Riwayat penyakit paru dalam keluarga
Bahaya kerja
5. Kognitif atau Perseptual, menggambarkan pola pendengaran,
penglihatan,pengecapan, perbaan, penghidu, persepsi nyeri,
bahasa, memori an penggambaran keputusan.
a. Data Subjektif
Masalah sensori dan perseptual: pendengaran,
penglihatan, perabaan, penghidu, dan pengecapan
Bahasa Inggris sebagai bahasa kedua
Tingkat pendidikan
Persepsi nyeri dan penanganan nyeri
Perubahan memori
Menilai nyeri pada skala 0-10
Pemakaian alat bantu denganr atau kacamata
Kehilangan bagian tubuh atau fungsinya.
b. Data objektif
Kemampuan melihat, mendengar, menghidu, merasakan
Aktivitas kejang
Bahasa yang diucapkan
Kemampuan untuk mengikut
Kemampuan mengambil keputusan
Tingkat kesadaran
Pemeriksaan neurologis
Berorientasi terhadap waktu, tempat, orang
Memperhatkan kosadaran bagian-bagian tubuh yang
akurat
6. Persepsi Diri/ Konsep Diri, menggambarkan sikap tentang diri
sendiri dan persepsi terhadap kemampuan.
a. Data subjektif
1. Sikap tentang diri
2. Dampak sakit terhadap diri
3. Keinginan untuk mengubah diri
4. Gugup atau relaks; nilai 1-5
5. Merasa tak berdaya
b. Data objektif
1. Postur tubuh
2. Kontak mata
3. Asertil atau pasif; nilai 1-5
4. Isyarat non verbal perubahan harga diri
5. Ekspresi wajah
7. Peran atau hubungan, menggambarkan keefektifan peran dan
hubungan dengna orang terdekat.
Data subjektif
Pekerjaan
Keefektifan hubungan dengan orang terdekat
Efek perubahan peran terhadap hubungan
Tempat tinggal, tidak punya rumah
o Data objektif
Interaksi yang diamati
Tingkah laku yang pasif atau agresif terhadap orang lain
Masalah keuangan
8. Seksualitas atau Reproduksi
Data Subjetif
Dampak sakit terhadap seksualitas
Riwayat haid; anak-anak
Pemeriksaan payudara sendiri
Pruritus
Tindakan pengendalian kelahiran
Riwayat penyakit hubungan seksual
o Data Objektif
Pemeriksaan payudara
Pemeriksaan lestis
Pemeriksaan genitalia
Lesi
Drainase
Veneral disease research laboratory (VDRL
9. Koping atau Toleransi Stres, menggambarkan kemampuan untuk
menangani stres dan penggunaan sistem pendukung
Data Subjektif
Stresor pada tahun lalu
Metode koping yang biasa digunakan
Sistem pendukung
Penggunaan alkohol dan obat resep dokter dan obat ilegal
untuk mengatasi stres
Efek penyakit terhadap tingkat stres
Nada suara
o Data Objektif
Interaksi dengan orang terdekat
Pergerakan kinetik
o Berjalan bolak-balik
Tidak ada kontak mata
Menangis bersuara
Nilai ansietas skala 1-5
Ekspresi
11 Nilai atau kepercayaan
Data Subjektif
Agama, spiritual
Kegiatan keagamaan dan budaya, berbagi dengan orang
lain
Sikap terhadap tidak
o Data Objektif
Mencari bantuan spiritual
h. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum: composmetis, stupor, semi koma, koma.
Ekspresi wajah, penampilan ( berpakaian)
b. Tanda-tanda vital meliputi: suhu, nadi, pernapasan. Tekanan darah
c. Antropometri meliputi: panjang badan, berat badan, lingkar lengan atas,
lingkar kepala, lingkar dada, lingkar abdomen.
d. Head To Toe
1. Kulit : Pucat dan turgor kulit agak buruk
2. Kepal dan leher : Normal tidak ada kerontokan rambut, warna hitam dan
tidak ada peradangan
3. Kuku : Jari tabuh
4. Mata / penglihatan :Sklera pucat dan nampak kelopak mata cekung
5. Hidung :Tidak ada Peradangan, tidak ada reaksi alergi, tidak ada polip,
dan fxungsi penciuman normal
6. Telinga :Bentuk simetris kanan/kiri, tidak ada peradangan, tidak ada
perdarahan
7. Mulut dan gigi: Terjadi peradangan pada rongga mulut dan mukosa,
terjadi Peradangan dan perdarahan pada gigi ,gangguan menelan(-), bibir
dan mukosa mulut klien nampak kering dan bibir pecah-pecah.
8. Leher: Terjadi peradangan pada eksofagus.
9. Dada : dada masih terlihat normal
10. Abdomen : Turgor jelek ,tidak ada massa, peristaltik usus meningkat
dan perut mules dan mual.
11. Perineum dan genitalia : Pada alat genital terdapat bintik-bintik radang
12. Extremitas atas/ bawah : Extremitas atas dan extremitas bawah tonus otot
lemah akibat tidak ada energi karena diare dan proses penyakit.
e. Sistem Pernafasan
1. Hidung : Simetris, pernafasan cuping hidung : ada, secret : ada
2. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan kelenjar limfe di
sub mandibula.
Dada :
1. Bentuk dada : Normal
2. Perbandingan ukuran anterior-posterior dengan tranversal : 1 : 1
3. Gerakan dada : simetris, tidak terdapat retraksi
4. Suara nafas : ronki
5. Suara nafas tambahan : ronki
6. Tidak ada clubbling finger
f. Sistem kardiovaskuler :
1. Conjungtiva : Tidak anemia, bibir : pucat/cyanosis, arteri carotis : berisi
reguler , tekanan vena jugularis : tidak meninggi
2. Ukuran Jantung : tidak ada pembesaran
3. Suara jantung : Tidak ada bunyi abnormal
4. Capillary refilling time > 2 detik
g. Sistem pencernaan:
1. Mulut : terjadi peradangan pada mukosa mulut
2. Abdomen : distensi abdomen, peristaltic meningkat > 25x/mnt akibat
adanya virus yang menyerang usus
3. Gaster : nafsu makan menurun, mules, mual muntah, minum normal,
4. Anus : terdapat bintik dan meradang gatal
h. Sistem indra
1. Mata : agak cekung
2. Hidung : Penciuman kurang baik,
3. Telinga:
4. Keadaan daun telinga : kanal auditorius kurang bersih akibat benyebaran
penyakit
5. Fungsi pendengaran kesan baik
i. Sistem Muskulo Skeletal
1. Kepala : Betuk kurang baik, sedikit nyeri
2. Vertebrae: Tidak ditemukan skoliosis, lordosis, kiposis, ROM pasif, klien
malas bergerak, aktifitas utama klien adalah berbaring di tempat tidur.
3. Lutut : tidak bengkak, tidak kaku, gerakan aktif, kemampuan jalan baik
4. Tangan tidak bengkak, gerakan dan ROM aktif
j.Sistem integumen
1. warna kulit pucat dan terdapat bintik-bintik dengan gatal, turgor menurun
> 2 dt,
2. suhu meningkat 39 derajat celsius, akral hangat, akral dingin (waspada
syok), capillary refill time memajang > 2 dt, kemerahan pada daerah
perianal.
k. Sistem Perkemihan
- Urin produksi oliguria sampai anuria (200-400 ml/24 jam), frekuensi
berkurang.
- Tidak ditemukan odema
- Tidak ditemukan adanya nokturia, disuria , dan kencing batu
l. Sistem Reproduksi
Alat genetalia termasuk glans penis dan orificium uretra eksterna merah
dan gatal
m. Sistem Imun
- Klien tidak ada riwayat alergi
- Imunisasi lengkap
- Penyakit yang berhubungan dengan perubahan cuaca tidak ada
- Riwayat transfusi darah ada/tidak ada
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hipertermia
2. Kekurangan volume cairan
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
4. Resiko infeksi
5. Resiko trauma
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
DIAGNOSA I
Suhu 36 – 37C
Nadi dan RR dalam rentang normal
-Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing, merasa
nyaman
DIAGNOSA II
Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan BB, BJ urine
normal,
Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal
Tidak ada tanda tanda dehidrasi, Elastisitas turgor kulit baik,
membran mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan
Orientasi terhadap waktu dan tempat baik
Jumlah dan irama pernapasan dalam batas normal
DIAGNOSA III
Albumin serum
Pre albumin serum
Hematokrit
Hemoglobin
Total iron binding capacity
Jumlah limfosit
DIAGNOSA IV
Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi
Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi
Jumlah leukosit dalam batas normal
Menunjukkan perilaku hidup sehat
Status imun, gastrointestinal, genitourinaria dalam batas normal
DIAGNOSA V
pasien terbebas
DAFTAR PUSTAKA
Oleh Kelompok 4:
Kelas IV B
2016