Anda di halaman 1dari 60

PENGOPERASIAN

BOILER

Ika Yuliyani
CARA PENGOPERASIAN
PENGOPERASIAN BOILER

Pengoperasian Boiler adalah suatu kegiatan


pengoperasian boiler yang dimulai dari proses
commisioning untuk boiler baru, start awal, operasi
normal, sampai dengan shut down baik pada saat
normal operasi maupun pada saat terjadi gangguan
operasi.
Commisioning Boiler
• Commissioning adalah proses pengujian operasional
suatu pekerjaan secara nyata maupun secara simulasi
untuk memastikan bahwa pekerjaan tersebut telah
dilaksanakan dan memenuhi semua peraturan yang
yang berlaku, regulasi, kode dan sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan antara kontraktor dan pengguna.
• Commissioning dilakukan apabila pelaksana pekerjaan
(kontraktor) telah menyelesaikan pekerjaan dan siap
untuk melakukan start up, sekaligus untuk didapatkan
kepastian hasil suatu hasil pekerjaan
Continue..
• Proses persiapan awal yang dilakukan baik terhadap
boiler yang baru ataupun yang sudah lama adalah suatu
pemeriksaan utama yang terdiri dari proses
pembersihan kerak ataupun material asing pada boiler
(boiler cleaning) setelah uji hidrostatik dan pemeriksaan
pada kebocoran boiler.
• Boiler dioperasikan dengan cara pendidihan yang
menggunakan larutan alkali untuk menghilangkan
materialmaterial yang mengandung minyak dan deposit-
deposit yang lain.
Continue..
• Selama pendidihan, boiler dioperasikan pada tekanan
rendah yang dijaga setengah dari tekanan penuh.
Waktu pendidihan lebih kurang 24 jam.
• Untuk boiler tekanan tinggi pembersihan secara kimia
dengan mengurangi zat-zat dilakukan untuk
menghilangkan kerak. Setelah pendidihan atau
pembersihan secara asam (acid cleaning) boiler
dikosongkan, diisi kembali dan dicuci dengan air
segar.
• Boiler kemudian siap untuk beroperasi pada tekanan
uap optimal sesuai dengan kapasitas yang diinginkan.
Continue..
• Persyaratan administrasi sebelum dilakukan
Commisioning harus dilengkapi adalah kumpulan
arsip pekerjaan yang terdiri dari Calibration
Certificate (sertifikasi kalibrasi), Assembly Certificate
(sertifikat dari produsen barang yang terpasang),
Test Certificate (sertifikat pengetesan peralatan pada
boiler, baik peralatan mekanik, elektrik maupun
instrumentasinya), Installation Certification (sertifikat
instalasi Boiler), Flushing Certificate (sertifikat
pembersihan) dan lain – lain.
Continue..
Kegiatan Inti pada Commissioning Boiler ini antara lain :
1. Air Leakage Test (Uji kebocoran)
2. Hydro Testing of Boiler (Hidro test pada Boiler)
3. Readiness of Boiler Auxilliary (Uji kesiapan peralatan)
4. Gas Distribution Test (Test distribusi gas)
5. Boiler Light Up (penyalaan boiler)
6. Alkali boil-out and first stage passivation
7. Acid cleaning and second stage passivation
8. Steam blowing of critical piping
9. Safety valve floating (test safety valve)
10. Fuel firing (test pembakaran)
Continue..
• Tujuan dilakukannya Commissioning ini untuk
memastikan bahwa boiler baru akan siap
dioperasikan sekaligus menjamin keamanan
bagi operator yang menggunakan boiler
tersebut.
Start Up Boiler
• Sistem yang ada pada boiler secara umum terdiri
dari sistem air umpan, sistem steam dan sistem
bahan bakar.
• Sistem air umpan ini berfungsi untuk menyediakan
air umpan untuk boiler secara otomatis sesuai
dengan kebutuhan produksi steam.
• Sistem steam ini berfungsi mengumpulkan dan
sekaligus mengontrol produksi steam dalam boiler,
kemudian didistribusikan melalui sistem pemipaan
ke titik pengguna steam tersebut.
Continue..
• Pada keseluruhan sistem, tekanan dan produksi
steam diatur secara otomatis dan dipantau sesuai
dengan standar yang telah dibuat.
• Sistem bahan bakar adalah semua peralatan yang
digunakan untuk menyediakan bahan bakar untuk
proses pembakaran didalam dapur boiler.
• Peralatan yang diperlukan pada sistem ini
tergantung pada jenis bahan bakar yang digunakan
oleh boiler tersebut.
Continue..
Continue..
• Langkah-langkah Start Up Boiler dimulai dari
tahap persiapan, pengoperasian sampai
dengan pengaturan operasinya dan stop
operasi (Shut Down) Boiler.
1. Persiapan Pengoperasian.
Sebelum dioperasikan perlu pemeriksaan secara teliti terdapat semua
peralatan yang berhubungan dengan boiler tersebut agar operasi dapat
berjalan lancar dan aman. Untuk
itu secara umum langkah – langkah persiapan yang dilakukan adalah
sebagai berikut:
1) Yakinkan bahwa alat-alat di bawah ini telah dilakukan pengecekan
sebelum pengoperasian boiler dilakukan :
a. Water Level Gauge atau petunjuk level air harus ditutup,
yakinkan bahwa level air yang diinginkan dari drum boiler dapat
dilihat pada water level glass. Penunjukkan Water Level Gauge tidak
boleh berada di bawah dari level air yang aman pada saatterjadi
perubahan naik turunnya level air secara berkala terhadap kenaikan
suhu air pada boiler.
Continue..
b. Pressure Gauge atau Penunjuk Tekanan.
Yakinkan Drain Cock terbuka penuh dan jarum menunjukkan angka nol.
Petunjuk tekanan ditempatkan dibawah sehingga mudah untuk dilihat

Gambar. Water Level Gauge and Pressure Gauge


Continue..
c. Blow Down valve.
Yakinkan blow down valve pada boiler tertutup penuh. Segera lakukan
tindakan yang perlu dilakukan jika ada kebocoran pada sambungan
maupun pipa pada Blow Down Valve.

Gambar. Blow Down Valve


Continue..
d. Steam Stop Valve atau Kran Stop Uap.
Dengan membuka atau menutup pengendali kran ini, yakinkan bahwa
kran tertutup penuh pada saat boiler pertama kali dinyalakan dan buka
jika boiler sudah beroperasi.

Gambar . boiler steam stop valve


Continue..
e. Water Feed Valve atau Kran Pengisian Air Umpan.
Jaga valve pada pengisian air umpan agar selalu terbuka dan lakukan
kontrol level air secara berkala. Sebaliknya lakukan penutupan valve jika
ada kelebihan pemakaian air umpan.

Gambar. boiler feed water valve di Boiler


Continue..
f. Safety Valve atau Pressure Safety Valve.
Yakinkan tidak ada kesalahan yang terjadi dalam pemasangan
dan setting tekanan pada safety valve sesuai dengan syarat pada boiler.

Gambar. Pressure Relief Valve di Boiler


Continue..
g. Air Venting Valve atau Kran Ventilasi Udara.

Buka kran ventilasi udara secara penuh ketika


steam pertama kali dialirkan, dan tutup kembali
setelah itu udara yang masuk ke dalam boiler
dibuang
Continue..
2) Yakinkan semua perbaikanperbaikan telah selesai
dan peralatan boiler sudah terpasang pada
tempatnya.
3) Periksa semua peralatan yang ada pada boiler
dan yakinkan dapat bekerja dengan baik.
4) Periksa semua sambungan agar terhindar dari
kebocoran dan kencangkan baut pengikat bila
diperlukan.
Continue..
5) Siapkan kebutuhan utama operasi Boiler:
• Isi bejana dengan air umpan sampai level yang
ditentukan.
• Bahan bakar untuk boiler.
• Power listrik untuk tenaga dan sistem pengontrolan.
• Udara bertekanan untuk penggerak peralatan
instrumentasi.
6) Yakinkan sekali lagi bahwa unit boiler siap
dioperasikan.
2. Pemanasan Bahan Bakar
Salah satu bahan bakar yang digunakan Boiler adalah bahan
bakar cair seperti minyak solar ataupun residu, dimana syarat
sempurnanya pembakaran bahan bakar adalah adanya
pemanasan dan penyampuran yang baik antara bahan bakar
dengan udara juga adanya panas yang sesuai. Maksud
pemanasan pada bahan bakar adalah :
a) Supaya minyak menjadi encer sehingga mudah dipisahkan
atau dibersihkan dari kotoran serta mencapai viscosity
pengabutan yang sempurna.
b) Dengan suhu setinggi mungkin minyak dapat dengan
mudah dipompakan sampai di pembakaran. oleh karena
viscositas yang sudah rendah maka pengabutan minyak
akan berjalan dengan lancar dan segera bisa dibakar.
Continue..
Pemanasan dilakukan sampai mencapai suhu
sekitar 10°C dibawah titik nyala. Jika pemanasan
melampaui titik nyala, maka akan timbul kesukaran
selama dalam perjalanan ke pembakaran
dikarenakan suhu yang tinggi mengakibatkan
pengendapan pada pipa yang nantinya akan
melekat di pipa sehingga akan memperkecil
saluran pipa.
Continue..
• Proses pembakaran dalam boiler dapat digambarkan dalam
bentuk diagram alir energi.
• Diagram ini menggambarkan secara grafis tentang
bagaimana energi masuk dari bahan bakar diubah menjadi
aliran energi dengan berbagai kegunaan dan menjadi aliran
kehilangan panas dan energi.
• Panah tebal menunjukan jumlah energi yang dikandung
dalam aliran masing-masing.
• Dibawah ini digambarkan tentang diagram neraca energi
untuk sebuah boiler dimulai dari masuknya bahan bakar
sampai dengan keluarnya uap (steam).
Continue..

Gambar . Neraca Energi Boiler


3. Pengoperasian Boiler
a. Pengisian air lunak (Feed Water) ke dalam boiler
• Lakukan pengisian air umpan (Feed Water) ke boiler begitu juga
dengan ventilasi udara dan sistemnya.
• Pastikan water feed level gauge dan pressure gauge bekerja dengan
normal
• Cek sistem pipa dari kebocoran.
• Lakukan pengecekan level air boiler.
b. Ventilasi udara dari sirkulasi bahan bakar
• Buka semua kran sistem bahan bakar.
• Pastikan sistem ventilasi udara dan bahan bakar siap dioperasikan
• Cek sistem bahan bakar dari kebocoran.
• Pastikan pompa bahan bakar dan sistem udara pembakaran berjalan
normal.
Continue..
c. Pembakaran
• Lakukan pemeriksaan saat pembakaran terjadi.
• Lakukan pengecekan warna, tingkat pengabutan da stabilitas
penyalaan pembakaran
• Jika terjadi masalah segera hentikan pembakaran dan cek
tekanan serta suhu minyak.
• Periksa sistem dari kebocoran
d. Langkah Pengaturan Pengoperasian
• Lakukan blow down sesuai dengan prosedur hasil
pemeriksaan air umpan boiler di laboratorium. Bila hasil
pemeriksaan total solid tinggi maka dilakukan blow down
setiap 2 jam sekali (atau sesuai dengan aturan masing-
masing pabrikan pembuat).
Continue..
• Lakukan drain gelas penduga (level glass) minimum
2 jam sekali atau sesuai dengan aturan pada
masing-masing manual yang ada.
• Tulis kondisi operasi boiler pada log sheet yang
disediakan setiap jam.
• Lakukan pengaturan-pengaturan operasi dengan
setting sesuai yang dikehendaki, sehingga operasi
dapat berlangsung dengan efisiensi yang
maksimum.
4. Shut Down Boiler
Sebelum dilakukan penghentian operasi kita harus
memastikan bahwa uap sudah tidak digunakan
lagi, hal ini mutlak dilakukan karena dengan
terhentinya operasi maka suplai uap dari boiler ke
unit pengguna akan terhenti.
Kecuali jika ada switch operasi (satu boiler
beroperasi kemudian ada boiler yang dimatikan
atau begitu juga sebaliknya) dengan tujuan akan
dilakukan perbaikan.
Continue..
Cold starting atau operasi boiler pada kondisi dingin, yaitu
ketika tekanan uap jatuh pada nol atau khususnya dalam kasus
ini adalah percobaan pengoperasian boiler baru, maka perlu
diperhatikan :
• Hindari penyalaan secara tiba-tiba pada saat air di boiler
dalam keadaan dingin, jangan menaikkan tekanan uap
secara tiba-tiba tapi secara bertahap sampai tekanan boiler
sesuai dengan yang diharapkan.
• Periksa semua sistem dan lakukan tindakan yang perlu
dilakukan untuk mencegah hal-hal yang tidakdiingikan.
Persiapan pengoperasian
Diagram (Prosedur) Start BOILER Boiler
Sistem Bahan Bakar Minyak HSD

Pemeriksaan pada sistem bahan bakar Minyak HSD :


• Level tangki solar (HSD) cukup
• Katup masuk dan keluar tangki dalam posisi yang benar
• Saringan (strainer) sisi masuk pompa dalam keadaan bersih dan
terpasang benar.
• Pompa solar dalam keadaa siap
• Katup masuk dan keluar pompa dalam posisi benar
• Katup pengatur (control valve) tekanan dalam posisi benar
• Flow meter, angkanya dicatat
• Trip valve (katup penutup cepat) tertutup
• Igniter siap meliputi pasok listrik dan busi
• Sistem atomisasi uap atau udara siap
Sistem Bahan Bakar Residu

Pemeriksaan pada Sistem Bahan Bakar Residu :


1. Level minyak di tangki persediaan (storage tank) cukup
2. Saringan (strainer) sudah bersih dan terpasang dengan benar
3. Katup masuk dan keluar pompa transfer dalam posisi benar
4. Pompa transfer siap
5. Level tangki harian cukup, bila kurang tambar hingga level cukup.
6. Katup masuk dan keluar tangki harian dalam posisi benar
7. Saringan masuk pompa residu bersih dan terpasang
8. Pompa residu siap
9. Katup resirkulasi dalam posisi benar
10. Pemanas residu (oil heater) siap termasuk katup masuk dan keluarnya
11. Trip valve tertutup
12. Flow meter dicatat angkanya
13. Katup masuk burner dalam posisi benar
14. Burner gun terpasang ditempatnya.
PERSIAPAN START BOILER

Sebelum melakukan pengoperasian suatu peralatan atau sistem,


maka harus dilakukan persiapan atau pemeriksaan sebelum start
(pre start check / PSC)

Berikut adalah urutan prosedur pengoperasian PLTU apabila


dikelompokan berdasarkan sistem peralatan yang ada di PLTU.

 Sistem Air Pendingin utama dan pendingin bantu


 Sistem Udara Instrumen dan Udara Service
 Sistem Lube Oil dan Turning Gear
 Sistem Air Pengisi dan Penambah
 Sistem Udara Pembakaran
 Sistem Penyalaan Utama dan bantu
 Sistem Gland Seal dan Vacuum Up
 Sistem Kontrol dan Supervisori Turbin
 Sistem Sinkron Generator
 Sistem Mode Pengoperasian
SISTEM PENYALAAN BAHAN BAKAR MINYAK

 Sistem penyalaan bahan bakar minyak solar (HSD atau LFO)

 Sistem penyalaan bahan bakar residu (MFO)

 Sistem penyalaan bahan bakar batubara


PROSEDUR START ( PENGOPERASIAN) BOILER
item Pre Start Check telah terpenuhi

Semua Access Door dan Duct telah ditutup.


Tidak ada peralatan Maintenance atau Scafolding disekitar peralatan.
Tidak ada Hanger yang terikat.
Lubricating Oil & Grease telah di-isi sesuai level atau jumlah dan kualitasnya.
Semua Burner Guns dan Soot Blower pada posisi Retract.
Semua Covers, Coupling, Fixing Bolts, dll telah aman pada posisinya
Semua Fire Alarm dan Fire Protection System siap untuk beroperasi.
Semua Annunciation sudah di tes.
LFO Supply System (Day Tank & Storage Tank) sudah tersedia dan level mencukupi.
Supply batubara telah tersedia untuk operasi dan jumlahnya pada Coal Bunker
mencukupi
Water level (Boiler Bottom Seal Water) pada SSC kondisinya normal.
SSC dan Fly Ash Removal System sudah beroperasi.
DCS dan semua Control Equipment dalam kondisi ready.
Semua Field Instrument telah siap untuk beroperasi.
Indikasi untuk Equipment di DCS dalam keadaan normal.
Tanki chemical (Ammonia, Hydrazine dan Phosphate sudah terisi
Menjalankan Dosing Pump dan Sampling Sistem.
Chemical Injection System siap untuk beroperasi.
Meyakinkan bahwa kondisi Flash Tank, Blow Down Tank dan Clean Drain Tank siap
untuk beroperasi
Tahapan start boiler secara umum adalah sebagai berikut :

a. Alur Aliran Air


b. Alur Aliran Udara dan Gas
c. Penyalaan (Firing)
d. Menaikkan Tekanan dan Temperatur Uap
Alur Aliran Air

• Pengisian Hotwell Kondensor


• Pengisian Tangki Deaerator
• Pengisian Steam Drum Boiler
Alur Aliran Udara dan Gas

• Pembilasan Ruang Bakar (Purging)


• Persyaratan purging
• Prosedur purging
Alur Aliran Udara dan Gas

Proses Boiler Purging


Penyalaan (Firing)

• Oil Leak Test


• Thermoprobes posisikan Insert
• LFO Burner Start
• Check Nyala Api sesuai dan stabil
• Pola Penyalaan burner
Menaikkan Tekanan dan Temperatur Uap

• Menjaga Temperatur Upper dan Lower steam drum tidak melebihi


yang ditentukan standar Pabrik
• Menjaga Temperatur Furnace Exit Gas tidak melebihi yang
ditentukan standar Pabrik
• Menjaga level drum tetap normal
• Pengaturan posisi drain dan venting di jalur air dan steam
• Controlling Firing Rate
• Monitor Temperatur metal superheater dan reheater (jika ada)
Menaikkan Tekanan dan Temperatur Uap
Kurva Cold Start PLTU Indramayu
PROSEDUR SHUTDOWN BOILER

• Penurunan beban boiler menyesuaikan beban turbin, dapat


dilakukan secara otomatis atau dengan cara manual.
• Urutannya kebalikan dengan proses start-up dengan proses
start up dengendalikan/mempertahankan

 Leveldrum
 Tekanan ruang bakar
 Penurunan temperatur pipa dinding ruang bakar tidak boleh maksimumnya (sesuai SOP)
 Stop boiler setelah turbin generator stop (Pembakaran stop, fan-fan stop, drain-drain
valve stop, level drum maksimum, air heater tetap beroperasi sesuai dengan SOP)
FAN System
Ketidak Stabilan Ruang Bakar

 Perubahan bahan bakar

 Unjuk kerja mill

 Masalah pada instalansi saluran udara

 Kebocoran pipa boiler

 Hilang penyalaan total


PENGENDALIAN OPERASI PERALATAN

 Ekonomiser
Temperatur Air
Sesuai dengan namanya, ekonomiser digunakan
sebaagai suatu metode pemanfaatan gas buang dari
boiler untuk meningkatkan effisiensi dengan
menurunkan temperature gas buang.
 Panas Lebih.
Seperti telah dijelaskan didepan bahwa untuk
menghidari panas lebih, maka temperatur air pengisi
keluar ekonomiser harus berada dibawah temperatur
jenuhnya
 Pengendalian Terhadap korosi
Proses pembakaran bahan bakar diruang bakar
menghasilkan gas bekas (panas) yang antara lain
mengandung : Natrium, kalium, Silica, sulphur dan
vanadium, maka zat –zat tersebut akan bereaksi
dengan oksigen dan abu
PENGENDALIAN OPERASI PERALATAN
Drum Uap
 Pipa Air Pengisi.
meskipun air dapat dipasok dalam ekonomizer atau
pipa –naik ekonomizer oleh sejumlah pipa –pipa
sehingga memberikan pengisian yang merata
sepanjang drum, namun saat minimlebih umum untuk
mengisi air pada kedua ujung drum engan suatu pipa
yang besar atau dengan sejumlah pipa yang dipasang
berjajar sepanjang drum

 Pipa Injeksi Bahan Kimia


Sebuah pipa kecil dengan sejumlah lubang lubang kecil
sepajang pipa digunakan untuk mendistribusikan bahan
kimia ke drum STEAM OUTLET
FEED WATER

 Pipa Sampel SECONDARY


DRYER INLET

Umumnya sama dengan pipa injeksi bahan kimia , SEPARATOR

tetapi digunakan untuk memperoleh sampel yang


mewakili kondisi air dalam drum untuk dianalisa
RISER
 Girth Baffle ( Pemisah Melingkar) TUBES

Berfungsi mengarahkan campuran air dan uap dari


pipa–pipa riser (penguap) ke separator. Pada saat yang
sama ia menahan air dalam drum bebas dari ganguan BAFFLE
PRIMARYY
PLATES
SEPARATOR
yang disebabkan oleh gelembung–gelembung uap
DOWNCOMER
 Separator.
Laju pengupan persatuan luas permukaan air
dalam drum saat ini terlalu berat kalau harus
dipercayakan kepada pemisahan secara
gravitasi, sehingga digunakan separator jenis
cyclone untuk memenuhi dua tujuan

 Pengering ( Driers)
Pengering digunakan sebagai pemisah
tinggkat kedua untuk membebaskan hampir
semua air dari uap sebelum ia mengalir ke
 Scrubber superheater
uap didinginkan sedikit dan sebagaian air akan
mengembun. Kandungan yang tidak murni tersebut  Level Drum
akan bekerja sebagai inti kondensasi, kandungan tidak
murni tersebuat menjadi titik – titik air dan dipisahkan di Level Drum Rendah.
dalam pengering Permukaan air drum yang tinggi berhubungan
engan carry over, sebaliknya permukaan air
yang rendah berarti carry under
 Kotak Kering ( Dry Box )
Level Drum Tinggi
Di bagian atas dari drum terdapat suatu ruangan yang Bila permukaan air drum naik, maka dapat
digunakan untuk mengumpulkan uap kering dari drier mengakibatkan timbulnya carry over. Carry over
dan mendistribusikan ke pipa–pipa sisi masuk pada dasarnya adalah uap yang meninggalkan
superheater, yang kadang disebut sebagai pipa–pipa drum tidak kering
“jenuh” karena menyalurkan uap jenuh yang kering
PENGENDALIAN OPERASI PERALATAN
Ruang Bakar

 Ketidak Stabilan Ruang Bakar.


Ketidakstabilan ruang bakar dapat dilihat dengan
adanya indikasi dari tekanan ruang bakar yang naik
turun, yang dapat terjadi pada bagian bagian boiler

Stabilitas ruang bakar dapat di sebabkan


oleh sejumlah penyebab

1. Perubahan bahan bakar


2. Unjuk kerja mill
3. Masalah pada instalansi saluran udara / gas
4. Kebocoran pipa boiler
5. Hilang penyalaan total
PENGENDALIAN OPERASI PERALATAN

Superheater/Reheater

Fungsi dari superheater adalah untuk menaikkan temperatur uap diatas temperatur jenuhnya.
Pada saat memasuki superheater uap sudah dalam kondisi kering, penyerapan panas
(sensibel) selanjutnya akan menaikkan temperatur uap. Reheater menerima uap
superheatyang sebagian sudah di ekspansikan di turbin. Peranan reheater adalah untuk
menaikkan uap ini hingga temperatur yang diinginkan.
PENGENDALIAN OPERASI PERALATAN
FAN
Forced Draft Fan
FD Fan berfungsi memasok udara pembakaran
yang terkontrol untuk mendapatkan
pembakaran yang sempurna ditambah excess
air yang diperlukan

Primary Air Fan


Fan tekanan tinggi yang besar memasok udara
yang diperlukan untuk mengeringkan dan
membawa batubara dari pulveriser ke (burner)
ruang bakar

Induced Draft Fan


ID Fan membuang produk pembakaran dari ruang bakar. Akibat pembuangan ini menimbulkan tekanan
negatif sedikit untuk menciptakan sedikit hisapan didalam ruang bakar. Fan ini harus mempunyai kapasitas
yang cukup untuk mengimbangi setiap gangguan yang disebabkan oleh tekanan negatif
PEMANAS UDARA
Korosi Asam dan Pencegahannya

Endapaan pada pemanas udara


dimulai oleh kondensasi dari asam
atau kandungan air dalam gas asap
pemukaan metal yang beroperasi pada
temperatur dibawah titik embun.
Temperatur metal minimum terjadi
pada sisi dingin, dan konsekwensinya
sebagain besar pengotoran dan korosi
disini
Gambar Regeneratif Air Surface

Pengotoran pada pemanas udara, jika tidak dibersihkan, akan berlaku


sebagai penyerap asam dimana akan menjadi pekat karena penguapan.
Pada pemanas udara tipe pelat dan tube, efek isolasi dari endapan abu pada
sisi menurunkan temperatur metel, hal ini memungkinkan timbulnya endapan
labih banyak dan menyebabkan kondensasi asam
Resiko Kebakaran

Kerusakan dan kebakar-an yang benar dapat terjadi pada pemanas udara baik
pada ketel-uap berbahan bakar bubuk atau pembakanan minyak. Resiko
timbulnya kebakaran akibat pengendapan bahan bakar yang tidak terbakar
pada permukaan yang cukup tinggi dan dipasok oleh udara yang sesuai untuk
terjadinya pembakaran.
Pembakaran yang tidak efisien ini mungkin timbul dari :

1. Pemanas awal minyak yang tidak cukup


2. Tekanan burner yang tidak tepat.
3. Kesalahan atau ketidak sesuaian burner
4. Uap pengabutan tidak tepat.
5. Kesalahan pemeliharaan dan operasi secara umum Udara
pembakaran yang tidak cukup.
6. Perubahan dalarn kwalitas bahan bakar minyak, sebagai contoh
kandungan aspalnya Iebih tinggi dari biasanya
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai