Anda di halaman 1dari 7

KERANGKA ACUAN KERJA/TERM OF REFERRENCE

DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DAN SERVIKS


TAHUN ANGGARAN 2020

Kementerian Negara/Lembaga : Kementerian Kesehatan RI


Unit Eselon I/II : Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit /
Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Tidak Menular
Program : Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit
Sasaran Program : Menurunnya penyakit menular, penyakit tidak
menular serta meningkatnya kesehatan jiwa
Indikator Kinerja Program :
1. Presentase Orang dengan HIV/AIDS yang
menjalani Terapi ARV (ODHA on ART)
2. Cakupan penemuan dan pengobatan TBC (TBC
Treantment Coverage)
3. Jumlah Kabupaten / kota yang mencapai
eliminasi malaria
4. Jumlah Kabupaten/kota dengan eliminasi
kusta
5. Jumlah kabupaten/kota endemis filariasis
yang mencapai eliminasi
6. Jumlah kabupaten/kota dengan paling kurang
40% Puskesmas yang menyelenggarakan
layanan Upaya Berhenti Merokok (UBM)
7. Jumlah kabupaten/kota yang memiliki
cakupan faktor resiko PTM paling kurang 80%
8. Presentase kabupaten/ kota yang mencapai
80% imunisasi dasar lengkap anak usia 0-11
bulan
9. Presentase ODGJ berat yang mendapatkan
pelayanan sesuai standar
Kegiatan : Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak
Menular
Sasaran Kegiatan : Menurunnya angka kesakitan dan kematian akibat
PTM; meningkatnya pencegahan dan
penanggulangan PTM
Indikator Kinerja Kegiatan : 1. Jumlah Kab/Kota yang memiliki paling kurang
80 % puskesmas melaksanakan Pelayanan
Terpadu PTM sesuai standar.
2. Jumlah Kabupaten/Kota dengan Minimal 40 %
Puskesmas yang menyelenggarakan Layanan
Upaya Berhenti Merokok (UBM)
3. Jumlah Kabupaten/Kota yang memiliki paling
kurang 80 % Puskesmas melakukan deteksi
dini penyakit kanker
4. Jumlah kabupaten/kota yang memiliki paling
kurang 10 % puskesmas melaksanakan deteksi
dini gangguan indera
5. Jumlah Kabupaten/Kota yang memiliki paling
kurang 80 % cakupan deteksi dini faktor risiko
PTM
Keluaran (output) : Deteksi Dini Kanker Payudara dan Serviks

1
Indikator Keluaran (Output) : Jumlah Kabupaten/Kota yang memiliki paling
kurang 80 % Puskesmas melakukan deteksi dini
penyakit kanker.
Volume keluaran (Output) : 1 (Satu)
Satuan ukur Keluaran (output) : Layanan
Penandaan Anggaran (tagging) : Prioritas Nasional

A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
a. Undang – Undang RI Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025.
b. Undang – Undang RI Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
c. Undang – Undang RI Nomor 2 tahun 2015 tentang Pemerintah Daerah
d. Peraturan Presiden No. 2 Tahun 2015 tentang Rencana Jangka Panjang
Menengah Nasional Tahun 2015 – 2019.
e. Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan
Nasional
f. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 71 Tahun 2015 tentang
Penanggulangan Penyakit Tidak Menular.
g. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 5 Tahun 2017 tentang Rencana Aksi
Nasional Penanggulangan Penyakit Tidak Menular.
h. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 64 Tahun 2015 tentang Organisasi
dan Tatakerja Kementerian Kesehatan RI
i. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 375/Menkes/SK/V/2009 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang
Kesehatan/52/MENKES/2015 Tahun 2005 – 2025.

2. Tugas dan Fungsi Unit Kerja Terkait dan/atau Penugasan Tambahan


a. Berdasarkan Undang-Undang Nomer 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
dijelaskan bahwa pada:
- Pasal 4 : setiap orang berhak atas kesehatan.
- Pasal 7 : setiap orang berhak untuk mendapatkan informasi dan
edukasi tentang kesehatan yang seimbang dan bertanggung jawab.
- Pasal 111 ayat (1) menetapkan bahwa makanan minuman yang
dipergunakan oleh masyarakat harus didasarkan pada standar dan
atau persyaratan kesehatan. Untuk itu pemerintah bertanggungjawab
melindungi masyarakat dari bahaya konsumsi makanan yang tidak
sehat serta tidak sesuai standar dan/atau persyaratan yang salah satu
wujud perlindungannya dengan memberikan edukasi.
b. Peraturan Menteri Kesehatan RI No 34 Tahun 2015 tentang Penanggulangan
Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim pada Pasal 3 dijelaskan Bahwa
Pemerintah dan Pemerintah Daerah bertanggung jawab menyelenggarakan
Penanggulangan Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim.

3. Gambaran Umum

2
a. Definisi Operasional Output
Kegiatan yang dilakukan dalam pencapaian indikator kabupaten/kota
yang melaksanakan deteksi dini kanker melalui kegiatan Sosialisasi
advokasi, bimbingan teknis dan monev program, KIE, NSPK, deteksi dini FR
PTM dan intervensinya.
Kanker Payudara adalah keganasan yang berasal dari sel kelenjar,
saluran kelenjar, dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit
payudara. Kanker Leher Rahim adalah keganasan yang terjadi pada leher
rahim yang merupakan bagian terendah dari rahim yang menonjol ke
puncak liang senggama.
Penyakit Kanker merupakan penyakit tidak menular yang ditandai
dengan adanya sel/jaringan abnormal yang bersifat ganas, tumbuh cepat
tidak terkendali dan dapat menyebar ke tempat lain dalam tubuh penderita.
Bila tidak dilakukan upaya pengendalian yang sesuai sekitar 13,1 juta orang
diprediksikan akan meninggal pada tahun 2030 (WHO, 2013).

b. Latar Belakang
Penyakit tidak menular (PTM), dikenal sebagai penyakit kronis dengan
durasi yang panjang dan progres penyembuhan yang umumnya lambat.
Semua kelompok usia dan semua wilayah didunia berisko terkena PTM.

Sebanyak 80% kasus penyebab kematian PTM berada di negara


berpenghasilan menengah dan rendah.
Saat ini, penyakit tidak menular (PTM) merupaka masalah kesehatan utama
di seluruh dunia. Menurut laporan WHO tahun 2010, pada tahun 2008
terdapat kematian hampir 57 juta jiwa di seluruh dunia dan 63%
diantaranya akibat penyakit tidak menular (PTM). Angka ini jauh melebihi
kematian akibat penyakit menular. Salah satu penyakit tidak menular adalah
kanker.
Berdasarkan Data Global Burden 2012 data kasus baru kanker adalah
12,1 juta dengan jumlah kematian 8,2 juta. Bila tidak dilakukan upaya
pengendalian yang sesuai sekitar 13,1 juta orang diprediksikan akan
meninggal pada tahun 2030 (WHO, 2013). Sedangkan Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas 2018), prevalensi kanker di Indonesia sebesar 1,8 per 1000
penduduk.
Kanker merupakan penyebab kematian nomor 7 (tujuh) di Indonesia
dengan presentasi 5,7% dari seluruh penyebab kematian (Riskesdas, 2007).
Kanker payudara dan kanker serviks merupakan kanker yang paling
tertinggi di dunia maupun di Indonesia, estimasi Globocan (2012) insiden
kanker payudara di Indonesia 40 per 100.000 perempuan dan kanker
serviks 17 per 100.000 perempuan.
Kedua kanker di atas menjadi salah satu masalah utama pada kesehatan
perempuan di dunia, terutama pada negara bekembang yang mempunyai
sumber daya terbatas seperti di Indonesia. Hal ini disebabkan karena
kurangnya program penapisan yang efektif dan akses pengobatan yang sulit
pada daerah terentu. Program penapisan bertujuan untuk mendeteksi
keadaan sebelum kanker maupun kanker pada stadium dini termasuk
pengobatannya sebelum proses invasif yang lebih lanjut. Diperkirakan

3
hanya 5% perempuan di negara sedang berkembang yang mendapat
pelayanan penapisan dibandingkan dengan 40% perempuan di negara maju
(PATH 2000). Akibatnya adalah kematian pada kasus kedua kanker di atas
pada negara berkembang 2 (dua) kali lebih besar dibandingkan negara maju,
Fakta yang ada adalah lebih dari 50% perempuan yang terdiagnosa kanker
tidak pernah melakukan penapisan (WHO, 2004).
Penapisan berfokus pada perempuan dengan golongan umur yang sudah
ditargetkan. Program penapisan di Indonesia difokuskan pada perempuan
usia 30–50 tahun, sedang pada usia di atas 50 tahun walaupun relatif sedikit
insidensnya, Upaya pengendalian kanker di Indonesia, khususnya kanker
payudara dan kanker leher rahim, dikembangkan upaya pencegahan melalui
program deteksi dini (skrining). Program ini dilakukan dengan metode
Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) dan krioterapi untuk IVA positif
untuk kanker leher rahim dan Pemeriksaan Payudara Klinis (SADANIS) &
mengajarkan Periksa Payudara Sendiri (SADARI) untuk kanker payudara.

c. Analisa Kelayakan/Manfaat
Pada tahun 2019 dari 5 (lima) kabupaten/kota ada 916 orang yang sudah
dilakukan deteksi dini kanker serviks dan untuk deteksi dini kanker
payudara sebanyak 951 orang. Di Kabupaten Bulungan deteksi dini kanker
serviks dilakukan pada 271 orang, deteksi dini kanker payudara sebanyak
241 orang. Sedangkan di Kota Tarakan sebanyak 278 orang sudah dilakukan
deteksi dini kanker serviks dan 265 orang untuk deteksi dini kanker
payudara.

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dilakukan kegiatan :

Deteksi Dini Kanker Payudara dan Serviks

Tujuan kegiatan

Untuk mengurangi morbiditas atau mortalitas dari penyakit dengan


pengobatan dini terhadap kasus-kasus yang ditemukan. Untuk mengetahui
kelainan yang terjadi pada leher rahim.

B. PENERIMA MANFAAT
1. Dinas Kesehatan Kab/Kota
2. Puskesmas
3. Masyarakat

C. STRATEGIS PENCAPAIAN KELUARAN


1. Pelaksana
Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Utara
melibatkan lintas program dan lintas sektor.

2. Metode Pelaksanaan
Kegiatan dilaksanakan secara swakelola, melibatkan lintas program dan lintas
sektor terkait serta masyarakat peduli dalam pencegahan dan pengendalian
Penyakit Tidak Menular. Kegiatan ini dilaksanakan di 3 ( tiga ) lokasi yaitu di

4
Kabupaten Bulungan, Kota Tarakan dan Kabupaten Nunukan, dengan sasaran
ASN dan tenaga kerja kontrak perempuan, serta masyarakat umum.

3. Tahapan dan Waktu Pelaksanaan


Kegiatan ini dilaksanakan di Bulungan pada bulan Februari dan Maret 2020.
Waktu pelaksanaan:
NO KEGIATAN JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEPT OKT NOP DES
Deteksi Dini
1 Kanker X
Payudara dan
Serviks
(Bulungan)
Deteksi Dini
2 Kanker
Payudara dan
X
Serviks
(Tarakan)
Deteksi Dini
Kanker X
3 Payudara dan
Serviks
(Nunukan)

Strategi Pencapaian Metode Pelaksanaan :

Tahapan Jadwal
Sub Komponen Akun Kategori
(Komponen / Pelaksanaan Penarikan
/ Item Belanja (U/P)
Sub Komponen) Bulan Minggu Bulan Minggu
Deteksi Dini Deteksi Dini 521211,
Kanker Kanker Payudara 524113
Utama 42
dan Serviks 2
(Bulungan)

Deteksi Dini Deteksi Dini 521211,


Kanker Kanker Payudara 524113
dan Serviks Utama 43
3
(Tarakan)

Deteksi Dini Deteksi Dini 521211,


Kanker Kanker Payudara 524113
dan Serviks Utama 44
4
(Nunukan)

5
D. KURUN WAKTU PENCAPAIAN KELUARAN
Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Februari, Maret dan April tahun 2020.

E. BIAYA YANG DIPERLUKAN


Segala Pembiayaan kegiatan dibebankan pada DIPA Satker (417663) Dinas Kesehatan
Provinsi Kalimantan Utara tahun 2020 dengan perincian rencana anggaran sebesar
Rp. 201.300.000,- (Dua Ratus Satu Juta Tiga Ratus Ribu Rupiah). Dan disajikan
tersendiri dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB) sebagaimana terlampir.

Penanggung Jawab

Agust Suwandy SKM, MPH


NIP. 19740821 199703 1 002

6
7

Anda mungkin juga menyukai