Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN KASUS ABORTUS

INKOMPLIT
By girl_deso Saturday, March 19, 2011 Add Comment

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan padaTuhan Yang Maha Esa atas


berkatnya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan kasus ini.
Laporan kasus ini kami buat dalam rangka memenuhi salah satu
syarat kepaniteraan klinik di SMF Kebidanan dan Kandungan di
RSU …………………..
Laporan kasus kami ini berjudul “Abortus Inkomplit”. Dalam
kesempatan ini tidak lupa kami mengucaplan terima kasih kepada dr.
H……………………….yang telah memberikan bimbingan kepada kami
hingga terselesaikan laporan kasus ini.
Kami menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari sempurna.
Untuk itu kami mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun dari
pembaca guna melengkapi dan memperbaiki laporan kasus ini sehingga
dapat bermanfaat bagi kita semua.

Penulis

BAB I
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
ABORTUS INKOMPLIT

1.1 BATASAN
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin
dapat hidup di luar kandungan dan sebagai batasan digunakan kehamilan
kurang dari 22 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram.1
1.2 KLASIFIKASI
Abortus dapat dibagi atas dua golongan yaitu:
 Menurut terjadinya dibedakan atas :
1. Abortus spontan yairu abortus yang terjadi dengan sendirinya tanpa
disengaja.
2. Abortus provokatus (induksi abortus) adalah abortus yang disengaja, baik
dengan memakai obat-obatan maupun dengan alat-alat.
Abortus ini terbagi lagi menjadi:
a. Abortus medisinalis (abortus therapeutica) yaitu abortus karena tindakan
medis, dengan alasan bila kehamilan dilanjutkan, dapat membahayakan
jiwa ibu.
b. Abortus kriminalis yaitu abortus yang terjadi oleh karena tindakan-tindakan
yang tidak legal atau tidak berdasarkan indikasi medis.
Menurut gambaran klinis, dibedakan atas:
- Abortus membakat (imminens) yaitu abortus tingkat permulaan, dimana
terjadi perdarahan pervagina, ostium uteri masih tertutup dan hasil
konsepsi masih baik dalam kandungan.
- Abortus insipiens yaitu abortus yang sedang mengancam dimana serviks
telah mendatar dan ostium uteri telah membuka, akan tetapi hasil konsepsi
masih dalam kavum uteri.
- Abortus inkomplit yaitu jika hanya sebagian hasil konsepsi yang
dikeluarkan, yang tertinggal adalah desidua atau plasenta.
- Abortus komplit artinya seluruh hasil konsepsi telah keluar (desidua atau
fetus), sehingga rongga rahim kosong.
- Missed abortion adalah abortus dimana fetus atau embrio telah meninggal
dalam kandungan sebelum kehamilan 20 minggu, akan tetapi hasil
konsepsi seluruhnya masih tertahan dalam kandungan selama 6 minggu
atau lebih.
- Abortus habitualis (keguguran berulang) adalah keadaan terjadinya
abortus tiga kali berturut-turut atau lebih.
- Abortus infeksiosa adalah abortus yang disertai infeksi genital.
- Abortus septik adalah abortus yang disertai infeksi berat dengan
penyebaran kuman ataupun toksinnya kedalam peredaran darah atau
peritonium. 1,2,3,4
1.3 ETIOLOGI
Ada beberapa faktor penyebab terjadinya abortus yaitu :
a. Faktor genetik
 Sekitar 5 % abortus terjadi karena faktor genetik.
 Paling sering ditemukannya kromosom trisomi dengan trisomi16
b. Faktor endokrin 8,9
 Faktor endokrin berpotensial menyebabkan aborsi pada sekitar 10-20 %
kasus.
 Insufisiensi fase luteal ( fungsi corpus luteum yang abnormal dengan tidak
cukupnya produksi progesteron).
 Hipotiroidisme, hipoprolaktinemia, diabetes dan sindrom polikistik ovarium
merupakan faktor kontribusi pada keguguran.
c. Faktor infeksi
 Infeksi termasuk infeksi yang diakibatkan oleh TORC (Toksoplasma,
Rubella, Cytomegalovirus)
d. Faktor imunologi
 Terdapat antibodikardiolipid yang mengakibatkan pembekuan darah
dibelakang plasenta sehingga mengakibatkan kematian janin karena
kurangnya aliran darah dari plasenta tersebut.2,3,4

1.4 PATOGENESIS
Fetus dan plasenta keluar bersamaan pada saat aborsi yang terjadi
sebelum minggu ke sepuluh, tetapi terpisah kemudian. Ketika plasenta,
seluruh atau sebagian tertinggal didalam uterus, perdarahan terjadi dengan
cepat atau kemudian. Pada permulaan terjadi perdarahan dalam desidua
basalis, diikuti oleh nekrosis jaringan sekitarnya, kemudian sebagian atau
seluruh hasil konsepsi terlepas. Karena dianggap benda asing, maka
uterus akan berkontraksi untuk mengeluarkannya. Pada kehamilan di
bawah 8 minggu, hasil konsepsi dikeluarkan seluruhnya, karena vili korialis
belum menembus desidua terlalu dalam; sedangkan pada kemailan 8-14
minggu, telah masuk agak dalam, sehingga sebagian keluar dan sebagian
lagi akan tertinggal. Hilangnya kontraksi yang dihasilkan dari aktivitas
kontraksi dan retraksi miometrium menyebabkan banyak terjadi
perdarahan. 3
Patogenesis terjadinya infeksi :
Bakteri menyebabkan penyakit berdasarkan 3 mekanisme dasar yaitu:
1. Invasi ke jaringan
Kemampuan dari beberapa bakteri tergantung dari luasnya enzim yang
bekerja ektraseluler. Contohnya banyak bakteri Gram positif memproduksi
hyaluronidase dan kolagenase. Enzim ini meningkatkan difusi melalui
jaringan penyambung dengan cara depolimerase asam hyaluronidase.
Pada abortus provokatus kriminalis, invasi mikroba sangat dipermudah
dengan adanya jelas pada mukosa uterus.
2. Reaksi hipersensitivitas
3. Resistensi mikroba

1.5. GAMBARAN KLINIS


Gejala abortus inkomplit berupa amenorea, sakit perut, dan mulas-
mulas. Perdarahan bisa sedikit atau banyak, dan biasanya berupa stolsel
(darah beku); sudah ada keluar fetus atau jaringan. Pada abortus yang
sudah lama terjadi atau pada abortus provokatus yang dilakukan oleh
orang yang tidak ahli, sering terjadi infeksi. Tanda-tanda infeksi alat genital
berupa demam, nadi cepat, perdarahan, berbau, uterus membesar dan
lembek, nyeri tekan, luekositosis. Pada pemeriksaan dalam untuk abortus
yang baru saja terjadi didapati serviks terbuka, kadang-kadang dapat
diraba sisa-sisa jaringan dalam kanalis servikalis atau kavum uteri, serta
uterus berukuran kecil dari seharusnya. 3

1.6. DIAGNOSA
Diagnosis abortus inkomplit ditegakkan berdasarkan :
a. Anamnesa:
- Adanya amenore pada masa reproduksi
- Perdarahan pervagina disertai jaringan hasil konsepsi
- Rasa sakit atau keram perut di daerah atas simpisis
b. Pemeriksaan Fisis :
- Abdomen biasanya lembek dan tidak nyeri tekan
- Pada pemeriksaan pelvis, sisa hasil konsepsi ditemukan di dalam uterus,
dapat juga menonjol keluar, atau didapatkan di liang vagina.
- Serviks terlihat dilatasi dan tidak menonjol.
- Pada pemeriksaan bimanual didapatkan uterus membesar dan lunak.
c. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium berupa tes kehamilan, hemoglobin, leukosit,
waktu bekuan, waktu perdarahan, dan trombosit.
2. Pemeriksaan USG ditemukan kantung gestasi tidak utuh, ada sisa hasil
konsepsi. 3,4

1.7. DIAGNOSA BANDING


- Abortus komplit
- Kehamilan ektopik

1.8. PENATALAKSANAAN
1. Memperbaiki keadaan umum. Bila perdarahan banyak, berikan transfusi
darah dan cairan yang cukup.
2. Pemberian antibiotika yang cukup tepat
- Suntikan penisilin 1 juta satuan tiap 6 jam
- Suntikan streptomisin 500 mg setiap 12 jam
- atau antibiotika spektrum luas lainnya
3. 24 sampai 48 jam setelah dilindungi dengan antibiotika atau lebih cepat
bila terjadi perdarahan yang banyak, lakukan dilatasi dan kuretase untuk
mengeluarkan hasil konsepsi.
4. Pemberian infus dan antibiotika diteruskan menurut kebutuhan dan
kemajuan penderita.
Semua pasien abortus disuntik vaksin tetanus 0,5 cc IM. Umumnya setelah
tindakan kuretase pasien abortus dapat segera pulang ke rumah. Kecuali
bila ada komplikasi seperti perdarahan banyak yang menyebabkan anemia
berat atau infeksi. Pasien dianjurkan istirahat selama 1 sampai 2 hari.
Pasien dianjurkan kembali ke dokter bila pasien mengalami demam atau
nyeri setelah perdarahan atau gejala yang lebih berat.Tujuan perawatan
untuk mengatasi anemia dan infeksi. 1,2.3.4

1.9. KOMPLIKASI
1. Perdarahan
Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil
konsepsi dan jika perlu pemberian transfusi darah. Kematian karena
perdarahan dapat terjadi apabila pertolongan tidak diberikan pada
waktunya.
2. Perforasi
Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam
posisi hiperretrofleksi. Terjadi robekan pada rahim, misalnya abortus
provokatus kriminalis. Dengan adanya dugaan atau kepastian terjadinya
perforasi, laparatomi harus segera dilakukan untuk menentukan luasnya
perlukaan pada uterus dan apakah ada perlukan alat-alat lain.
3. Syok
Syok pada abortus bisa terjadi karena perdarahan (syok hemoragik) dan
karena infeksi berat.
4. Infeksi
Sebenarnya pada genitalia eksterna dan vagina dihuni oleh bakteri yang
merupakan flora normal. Khususnya pada genitalia eksterna yaitu
staphylococci, streptococci, Gram negatif enteric bacilli, Mycoplasma,
Treponema (selain T. paliidum), Leptospira, jamur, Trichomonas vaginalis,
sedangkan pada vagina ada lactobacili,streptococci, staphylococci, Gram
negatif enteric bacilli, Clostridium sp., Bacteroides sp, Listeria dan jamur.
Umumnya pada abortus infeksiosa, infeksi terbatas pada desidua. Pada
abortus septik virulensi bakteri tinggi dan infeksi menyebar ke perimetrium,
tuba, parametrium, dan peritonium. Organisme-organisme yang paling
sering bertanggung jawab terhadap infeksi paska abortus adalah E.coli,
Streptococcus non hemolitikus, Streptococci anaerob, Staphylococcus
aureus, Streptococcus hemolitikus, dan Clostridium perfringens. Bakteri
lain yang kadang dijumpai adalah Neisseria gonorrhoeae, Pneumococcus
dan Clostridium tetani. Streptococcus pyogenes potensial berbahaya oleh
karena dapat membentuk gas. 2,3,4

1.10. PROGNOSA
Prognosis keberhasilan kehamilan tergantung dari etiologi aborsi spontan
sebelumnya.
- Perbaikan endokrin yang abnormal pada wanita dengan abotus yang
rekuren mempunyai prognosis yang baik sekitar >90 %.
- Pada wanita keguguran dengan etiologi yang tidak diketahui, kemungkinan
keberhasilan kehamilan sekitar 40-80 %.
- Sekitar 77 % angka kelahiran hidup setelah pemeriksaan aktivitas jantung
janin pada kehamilan 5 sampai 6 minggu pada wanita dengan 2 atau lebih
aborsi spontan yang tidak jelas. 3
BAB II
LAPORAN KASUS

2.1 IDENTITAS PENDERITA


NAMA : Ny. Yenik
UMUR : 27 tahun
PENDIDIKAN : SMU
NO.REGISTRASI : 179393
PEKERJAAN : Ibu Rumah Tangga
AGAMA : Islam
NAMA SUAMI : Tn. Doni
UMUR : 28 tahun
PENDIDIKAN : SMU
PEKERJAAN : Tukang batu
AGAMA : Islam
ALAMAT : jln. Mastrip gang 3 Mojoroto
MRS : Tgl. 18-10-2009
PUKUL : 09.30 WIB

2.2 ANAMNESA
1. Keluhan utama : Perdarahan pervaginam
 Pasien amenore 2 bulan. Tanggal 16-10-2009, jam 11.00 penderita
mengeluarkan darah dari jalan lahir sedikit warna merah segar,dan nyeri
perut, kemudian periksa ke bidan, mendapat suntikan anti perdarahan, dan
pasien pulang.
 Tanggal 17-10-2009, pasien masih mengeluarkan sedikit darah dari jalan
lahir,tetapi tidak memeriksakan diri, dan tetap melakukan aktifitas sehari-
hari.
 Tanggal 18-10-2009, perdarahan bertambah banyak dan bergumpal-
gumpal, pasien pergi ke RS Gambiran,disarankan untuk MRS

2. Riwayat haid :
 Menarche : 13tahun
 Pola haid : Teratur
 Siklus : 28 hari
 Jumlah : Biasa
 Lama haid : 7 hari
 Nyeri : Iya,sebelum haid
 HPHT : 22-08-2009
 Taksiran persalinan : 29-05-2010
3. Riwayat keputihan :
Tidak ada
4. Riwayat kehamilan/persalinan :
 Persalinan : -
 Jumlah anak hidup : -
 Jumlah anak mati : -
 Abortus : -
 Anak terkecil umur : -
 Pernah operasi : Tidak
 Imunisasi TT : 1 kali
 ANC : Tidak rutin (1kali)
5. Riwayat perkawinan :
 Kawin : Ya
 Berapa kali : 1 kali
awinan : 6 bulan

2.3 PEMERIKSAAN FISIK


KU :Baik
Kesadaran : Composmentis GCS : 456
Tensi : 100/70 mmHg Nadi :96 x/menit
Temperatur axiler : 36,4 o C
Berat Badan : 51 Kg
Tinggi Badan : 148 cm
Anemis : - Ikterus : -
Jantung : Normal
Paru : Rh -/- Wh : -/-
: Supel, BU +
Genetalia : Normal, tampak sedikit perdarahan
Extremitas edema : -/-
Reflek patella : +/+
Riwayat penyakit dahulu : -
Riwayat penyakit keluarga : -

2.4 STATUS KEBIDANAN


 Pemeriksaan luar :
 Tampak perut normal, tidak ada pembesaran
 Tinggi fundus uteri tidak teraba
 Pemeriksaan dalam :
 Inspeksi : vulva/vagina terlihat perdarahan pervaginam sedikit
 Vaginal toucher tidak terdapat pembukaan.

2.5 PEMERIKSAAN PENUNJANG


 Tgl 18/10/2009 :
Hb darah : 11,7 g/dl
HCT : 36,0 %
WBC 13,3 g/dl
 USG
Dari hasil USG di RS GAMBIRAN oleh dr. Sutoko, Sp.OG pada Tgl :
19/10/2009 jam 10.00, terdapat sisa hasil konsepsi.

2.6 DIAGNOSA KERJA


 Abortus inkomplit

2.7 PENATALAKSANAAN
 Curetage, yang dilakukan tgl 20/10/2009
Terapi : amoxcillin 3x1
Asam mefenamat 3x1
Metil ergometrin 3x1
Terapi Infus : RL

2.8 OBSERVASI
 12 jam setelah curetage, suhu badan pasien naik menjadi 38 C.

BAB III
DISKUSI
Dalam laporan kasus ini penderita didiagnosa dengan abortus
inkomplit. Diagnosa pada penderita ditegakkan berdasarkan :
 Anamnesa :
 Didapatkan keluhan berupa amenore 2 bulan, perdarahan pervagina, dan
nyeri perut.
 Pada kasus ini perdarahan pervaginam mulai terjadi pada minggu ke 8,
dikatakan abortus apabila terjadi perdarahan pada usia kehamilan kurang
dari 22 minggu.
 Inspeksi :
 Dapat dilihat perdarahan pervaginam sedikit.
 Ibu tidak kelihatan lemah
 Palpasi abdomen :
 Tinggi Fundus Uteri tidak teraba
 Pemeriksaan ultrasonografi (USG) :
Tanggal 19/20/2009 jam 10.00 oleh dr. Sutoko, Sp.OG : abortus inkomplit,
dengan sisa hasil konsepsi.
 Pemeriksaan dalam (VT) :
Inspeksi : vulva/vagina terlihat perdarahan pervaginam sedikit
Vaginal toucher tidak terdapat pembukaan
 Dari anamnesa, gejala klinis, dan pemeriksaan yang telah kami lakukan
maka kemungkinan penyebab perdarahan pervagina yang lain termasuk
abortus komplit dan kehamilan ektopik pada kasus ini dapat disingkirkan.
 Post curetage penderita mengalami kenaikan suhu badan hingga
mencapai 38 C, T:100/60, N:100 x/mnt, tidak nyeri perut, tinggi fundus uteri
tidak teraba, pada pemeriksaan laboratorium terdapat leukositosis,
pervagina masih mengeluarkan darah sedikit tetapi tidak berbau, tidak
terdapat pembukaan servik.
 penderita mengalami infeksi, ini dapat disebabkan faktor infeksi dari flora
normal genetalia eksterna dan vagina, biasanya oleh bakteri E.Coli atau
Streptococcus.
 Penatalaksanaan:
- perbaikan keadaan umum
- pemberian Antibiotik (terutama antibiotik spektrum luas)
BAB IV
KESIMPULAN

Dari diskusi diatas menurut kami kasus ini yaitu abortus inkomplit,
sesuai dengan penatalaksanaan, dimana penanganannya adalah
dilakukan curetase setelah anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
laboratorium dan USG. Tetapi penderita mengalami komplikasi berupa
infeksi. Dengan pemeriksaan, dan penatalaksanaan yang cepat dan tepat,
komplikasi dapat cegah penyebarannya.

DAFTAR PUSTAKA

. Abortion. Available at: http://www.en.wikipedia.org. Accessed on January, 21 2006.


. Mochtar R. Abortus dan Kelainan dalam Tua Kehamilan dalam Sinopsis Obstetri,
Jilid 1, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 1998. Hal : 209 - 214.
. Incomplete Abortion. Gugur Kandungan. Available at: http://www.findarticles.com
Accessed on January, 21 2006.
. Abortion-Incomplete. Available at: http://www.medlineplus.com. Accessed on
Accessed on January, 21 2006

Anda mungkin juga menyukai