Anda di halaman 1dari 13

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN SOSIAL

A. HAKIKAT MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN


SOSIAL
Manusia memiliki arti sebagai makhluk yang berakal budi dan mampu menguasai makhluk lain.
Makhluk sendiri memiliki arti bahwa segala sesuatu yang diciptakan oleh Tuhan. Individu
mengandung arti bahwa manusia mampu berdiri sendiri. Dan untuk sosial memiliki arti bahwa
manusia pun membutuhkan manusia yang lain untuk berinteraksi. Pada dasarnya, kegiatan atau
aktivitas seseorang ditujukan untuk memenuhi kepentingan diri dan kebutuhan diri. Sebagai
makhluk dengan kesatuan jiwa dan raga, maka aktivitas individu adalah untuk memenuhi
kebutuhan baik kebutuhan jiwa, rohani, atau psikologis, serta kebutuhan jasmani atau biologis.
Pemenuhan kebutuhan tersebut adalah dalam rangka menjalani kebutuhannya.

1. Pengertian individu :

“individu” berasal dari kata latin “individuum” yang berarti yang tak terbagi. Sebutan yang
biasa dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dianterbatas. Individu bukan
berarti sebagai suatu keseluruhan yang tidak dapat dibagi,melainkan sebagai satu kesatuan yang
terbatas, yaitu sebagai manusia perseorangan. Dapat disimpulkan bahwa individu merupakan
seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas disalam lingkungan sosialnya, tetapi
juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya.

2. Pengertian masyarakat :

Masyarakat adalah wadah segenap antara hubungan sosial yang terdiri atas banyak keolektiva
serta kelompok dan tiap kelompok terdiri dari subkelompok. Jelasnya masyarakat adalah
sekelompok manusia yang telah memiliki tatanan kehidupan, norma, dan adat istiadat
yang ditaati seluruh anggota kelompok.

B. PERANAN MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN


SOSIAL
MAKNA INDIVIDU

Manusia adalah makhluk individu. Makhluk individu berarti makhluk yang tidak dapat dibagi
atau dipisahkan antara jiwa dan raganya.
Para ahli psikologi modern menegaskan bahwa manusia merupakan suatu kesatuan jiwa raga
yang kegiatan seluruh jiwa dan raganya merupakan kesatuan keseluruhan.
Selain sebagai makhluk keseluruhan jiwa raga, manusia sebagai makhluk individu juga berarti
tiap orang merupakan pribadi yang khas menurut corak kepribadiannya termasuk kelebihan dan
kelemahannya.
Kenyataannya dalam kehidupan sehari-hari individu berkembang sesuai dengan ciri khas
masing-masing walaupun didalam lingkungan yang sama persis.
Untuk menjadi individu yang mandiri, manusia harus mengalami proses-proses dalam
kehidupannya. Proses yang dilaluinya pertamam kali adalah proses pergaulan di lingkungan
keluarga. Karakter terbentuk dalam lingkungan keluarga secara bertahap melalui interaksi : etika,
estetika, dan moral agama. Manusia semenjak dilahirkan membutuhkan proses pergaulan dengan
orang disekitarnya untuk memenuhi kebutuhan lahir dan batinnya yang dapat membentuk dirinya
kelak.

MAKNA MASYARAKAT:

Masyarakat timbul dari kumpulan individu yang telah cukup lama hidup dan berkejasama.
Kelompok manusi ayang dimaksud,belum mengalami proses fundamental :

 Adaptasi dan organisasi dari tingkah laku anggotanya.


 Timbul perasaan berkelompok secara lambat laun atau bertahap.

Proses ini biasanya terjadi tanpa disadari oleh semua anggota kelompok dalam trial and error.
Pengertian masyarakat dalam arti luas adalah keseluruhan hubungan dalam hidup bersama tidak
dibatasi oleh lingkungan,bangsa, dan sebagainya. Dalam arti sempit, sekelompok orang yang
dibatasi aspek tertentu seperti territorial, bangsa, golongan dan sebagainya.
Dapat diambil kesimpulan bahwa masyarakat harus mempunyai syarat sebagai berikut:

 Harus ada sekumpulan banyak manusia


 Bertempat tinggal disuatu tempat atau daerah tertentu dalam waktu yang sangat lama
 Adanya aturan atau undang-undang yang dapat membatasi atau mengatur mereka sesuai
dengan tujuan dan kepentingan bersama

Didalam hubungan sekelompok manusia yang paling penting adalah reaksi dari hungan tersebut,
apakah mereka bisa menerima dan mentaati aturan tersebut atau tidak. Reaksi ini dapat membuat
hubungan manusia bertambah luas.
Manusia sejak lahir mempunyai 2 hasrat atau keinginan yaitu:
Untuk menjadi satu dengan manusia lain di lingkungan sekitarnya yaitu masyarakat
Untuk menjadi satu dengan suasana sekelilingnya.
Untuk dapat menyesuaikan diri,manusia menggunakan pikiran, akal, dan logikanya untuk
menghadapi hambatan hidup dan memenuhi kebutuhannya.
Faktor yang membuat manusia hidup berkelompok, yaitu:

 Dorongan untuk memudahkan dalam mencari makan


 Dorongan untuk mempertahankan diri dari ancaman luar dan beradaptasi dengan alam
 Dorongan untuk mempertahankan jenisnya
Suatu himpunan manusia supaya merupakan kelompok sosial harus memenuhi syarat-syarat,
antara lain:
 Setiap anggota harus sadar bahwa ia merupakan bagian dari kelompoknya
 Ada hubungan timbal antara anggotanya
 Memiliki faktor yang sama seperti tujuan, kepentingan, kepercayaan atau ideologi, dan nasib
yang sama

Jadi masyarakat dibentuk oleh individu yang beradab dalam keadaan sadar. Sedangkan untuk
individu yang hilang ingatan, pikiran dan mental terganggu merupakan individu yang tidak dapat
menjadi anggota masyarakat permanen melainkan hanya bergantung atau mengikat dirinya
dengan individu lain.
Membentuk satu kesatuan dapat disebut individu sebagai anggota masyarakat.
Kita dapat membedakan antara individu sebagai perseorangan dan individu sebagai makhluk
sosial. Individu perseorangan berarti individu tidak sedang berhubungan dengan individu lainnya
atau memutuskan hubungannya dengan lingkungan sekitar khususnya masyarakat.
Individu sebagai makhluk sosial berarti individu tersebut sedang berhubungan dengan individu
lain atau dengan lingkungan sekitarnya dalam hal ini masyarakat. Manusia dengan sadar
menghubungkan tingkah laku dan perbuatannya dengan individu lain yang akhirnya terbentuklah
suatu kelompok yang besar dan apabila kelompok tersebut berjalan dengan stabil maka itulah
yang kita sebut dengan masyarakat.
Kita telah membedakan antara idividu menjadi individu perseorangan dan individu makhluk
sosial,tetapi pada kodratnya manusia merupakan makhluk sosial bukan makhluk individual.

C. DINAMIKA INTERAKSI SOSIAL


Sebagai mahluk hidup,manusia berperan sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Sebagai
makhluk sosial manusia bergantung pada manusia lainnya. Dalam interaksi sosial antara individu
dengan individu, atau individu dengan kelompok, atau individu kelompok dengan kelompok,
terjadi perubahan sosial yang secara sosial berarti manusia merupakan makhluk individu maupun
makhluk sosial yang mempunyai kesempatan yang sama dalam menjalani kehidupan dalam
masyarakat. Yang berarti setiap individu manusia memiliki hak, kewajiban dan kesempatan
yang sama dalam menguasai sesuatu, misalnya mendapatkan pekerjaan, mendapatkan
pendidikan,mempunyai dan menentukan agamanya, bertanggung jawab dalam keluarga serta
berbagai aktivitas ekonomi, politik. Namun pada kenyataannya setiap individu tidak dapat
menguasai atau mempunyai kesempatan yang sama. Akibatnya, masing-masing individu
mempunyai peran dan kedudukan yang tidak sama atau berbeda. Banyak faktor yang
menyebabkan itu bisa terjadi, misalnya kondisi ekonomi ( si miskin dan si kaya), sosial
(perbedaan status jabatan atau kedudukan), politik (aktivis partai dengan rakyat biasa),
budaya, bahkan individu atau sekelompok manusia itu sendiri. Dengan kata lain, stratifikasi
sosial mulai muncul dan tampak dalam kehidupan masyarakat tersebut.
D.DILEMA ANTARA KEPENTINGAN INDIVIDU DAN
MASYARAKAT
Dalam kehidupan sehari-hari yang dijalankan manusia pasti akan atau pernah menemukan
dilema dalam memutuskan yang mana lebih penting antara kepentingan individu dengan
kepentingan masyarakat.
Yang merupakan kepentingan individu terdiri dari kepentingan keluarga, kelompok atau
golongan. Dan yang merupakan kepentingan masyarakat adalah kepentingan rakyat. Kedua hal
tersebut sama-sama penting dan kita tidak pernah bisa lepas dari dua hal tersebut karena manusia
merupakan bagian dari masyarakat dan individu serta makhluk sosial juga.

1. Pandangan Individualisme

Individualism pada hakikatnya merupakan makhluk individu yang bebas. Paham ini memandang
manusia sebagai makhluk pribadi yang utuh dan lengkap terlepas dari manusia yang lain.
Pandangan individualisme berpendapat bahwa kepentingan individulah yang harus diutamakan.
Yang menjadi sentral individualisme adalah kebebasan seorang individu untuk merealisasikan
dirinya. Paham individualisme menghasilkan ideologi liberalisme. Paham ini bisa disebut juga
ideologi individualisme liberal.

Prinsip liberalism :

· Menjamin kepemilikan perorangan. Kepemilikan sepenuhnya berada pada milik pribadi

· Lebih mementingkan kepentingan individu dan diri sendiri

· Kebebasan penuh pada tiap individu

· Persaingan bebas

Hak kebebasan penuh yang dimiliki membuat persaingan antara individu sangat besar. Menurut
paham liberalisme, kebebasan antar individu tersebut bisa diatur melalui penerapan hukum. Jadi,
negara yang menjamin keadilan dan kepastian hukum mutlak diperlukan dalam rangka
mengelola kebebasan agar tetap menciptakan tertibnya penyelenggaraan hidup bersama.
2. Pandangan Sosialisme

Prinsip paham sosialisme menekankan kepada kepentingan masyarakat . Kedudukan individu


hanyalah objek dari masyarakat. Menurut pandangan sosialis, hak-hak individu sebagai hak
dasar hilang. Hak-hak individu timbul karena keanggotaannya dalam suatu komunitas atau
kelompok.

Sosialisme adalah paham yang mengharapkan terbentuknya masyarakat yang adil, selaras, bebas,
dan sejahtera bebas dari penguasaan individu atas hak milik dan alat-alat produksi. Sosialisme
muncul dengan maksud kepentingan masyarakat secara keseluruhan terutama yang tersisih oleh
system liberalisme, mendapat keadilan, kebebasan, dan kesejahteraan. Untuk meraih hal tersebut,
sosialisme berpandangan bahwa hak-hak individu harus diletakkan dalam kerangka kepentingan
masyarakat yang lebih luas. Dalam sosialisme yang radikal/ekstem (marxisme/komunisme) cara
untuk meraih hal itu adalah dengan menghilangkan hak pemilikan dan penguasaan alat-alat
produksi oleh perorangan.

HAKIKAT MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN SOSIAL


Diposkan oleh website husni di 10.49

A. HAKIKAT MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN SOSIAL

·Pengertian manusia sebagai makhluk individu


Manusia, mahluk dan individu secara etimologi diartikan sebagai berikut:
1. Manusia berarti mahluk yang berakal budi dan mampu menguasai mahluk lain.
2. Mahluk yaitu sesuatu yang diciptakan oleh Tuhan.
3. Individu mengandung arti orang seorang, pribadi, organisme yang hidupnya berdiri sendiri.
Secara fisiologis ia bersifat bebas, tidak mempunyai hubungan organik dengan sesama.
Kata manusia berasal dari kata manu (Sansekerta) atau mens(Latin) yang berarti berpikir, berakal
budi, atau homo (Latin) yang berarti manusia. Istilah individu berasal dari bahasa Latin,
yaituindividum, yang artinya sesuatu yang tidak dapat dibagi-bagi lagi atau suatu kesatuan yang
terkecil dan terbatas.
Secara kodrati, manusia merupakan mahluk monodualis. Artinya selain sebagai mahluk individu,
manusia berperan juga sebagai mahluk sosial. Sebagai mahluk individu, manusia merupakan
mahluk ciptaan Tuhan yang terdiri atas unsur jasmani (raga) dan rohani (jiwa) yang tidak dapat
dipisah-pisahkan. Jiwa dan raga inilah yang membentuk individu.
Manusia juga diberi kemampuan (akal, pikiran, dan perasaan) sehingga sanggup berdiri sendiri
dan bertanggung jawab atas dirinya. Disadari atau tidak, setiap manusia senantiasa akan berusaha
mengembangkan kemampuan pribadinya guna memenuhi hakikat individualitasnya (dalam
memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya). Hal terpenting yang membedakan manusia dengan
mahluk lainnya adalah bahwa manusia dilengkapi dengan akal pikiran, perasaan dan keyakinan
untuk mempertinggi kualitas hidupnya. Manusia adalah ciptaan Tuhan dengan derajat paling
tinggi di antara ciptaan-ciptaan yang lain.

KONSEKUENSI MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU


Dalam keadaan status manusia sebagai mahluk individu, segala sesuatu yang menyangkut
pribadinya sangat ditentukan oleh dirinya sendiri, sedangkan orang lain lebih banyak berfungsi
sebagai pendukung. Kesuksesan seseorang misalnya sangat tergantung kepada niat, semangat,
dan usahanya yang disertai dengan doa kepada Tuhan secara pribadi. Demikian juga mengenai
baik atau buruknya seseorang di hadapan Tuhan dan dihadapan sesama manusia, itu semua
sangat dipengaruhi oleh sikap dan perilaku manusia itu sendiri. Jika iman dan takwanya mantap
maka dihadapan Tuhan menjadi baik, tetapi jika sebaliknya, maka dihadapan Tuhan menjadi
jelek. Jika sikap dan perilaku individunya baik terhadap orang lain, tentu orang lain akan baik
pula terhadap orang tersebut.
Konsekuensi (akibat) lainnya, masing-masing individu juga harus mempertanggung jawabkan
segala perilakunya secara moral kepada dirinya sendiri dan kepada Tuhan. Jika perilaku individu
itu baik dan benar maka akan dinikmati akibatnya, tetapi jika sebaliknya, akan diderita
akibatnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manusia sebagai individu yang sudah
dewasa memiliki konsekuensi tertentu, antara lain:
1. Merawat diri bersih, rapi, sehat dan kuat
2. Hidup mandiri
3. Berkepribadian baik dan luhur
4. Mempertanggungjawabkan perbuatannya
Supaya konsekuensi tersebut di atas dapat direalisasikan dalam suatu kenyataan, maka masing-
masing individu harus senantiasa:
1. Selalu bersih, rapi, sehat, dan kuat
2. Berhati nurani yang bersih
3. Memiliki semangat hidup yang tinggi
4. Memiliki prinsip hidup yang tangguh
5. Memiliki cita-cita yang tinggi
6. Kreatif dan gesit dalam memanfaatkan potensi alam
7. Berjiwa besar dan penuh optimis
8. Mengembangkan rasa perikemanusiaan
9. Selalu berniat baik dalam hati
10. Menghindari sikap statis, pesimis, pasif, maupun egois

·Manusia sebagai makhluk sosial


Plato mengatakan, mahluk hidup yang disebut manusia merupakan mahluk sosial dan mahluk
yang senang bergaul/berkawan (animal society = hewan yang bernaluri untuk hidup bersama).
Status mahluk sosial selalu melekat pada diri manusia. Manusia tidak bisa bertahan hidup secara
utuh hanya dengan mengandalkan dirinya sendiri saja. Sejak lahir sampai meninggal dunia,
manusia memerlukan bantuan atau kerjasama dengan orang lain.
Ciri utama mahluk sosial adalah hidup berbudaya. Dengan kata lain hidup menggunakan akal
budi dalam suatu sistem nilai yang berlaku dalam kurun waktu tertentu. Hidup berbudaya
tersebut meliputi filsafat yang terdiri atas pandangan hidup, politik, teknologi, komunikasi,
ekonomi, sosial, budaya dan keamanan.
Menurut Aristoteles (384 – 322 SM), manusia adalah mahluk yang pada dasarnya selalu ingin
bergaul dan berkumpul dengan sesama manusia lainnya (zoon politicon yang artinya mahluk
yang selalu hidup bermasyarakat). Pada diri manusia sejak dilahirkan sudah memiliki
hasrat/bakat/naluri yang kuat untuk berhubungan atau hidup di tengah-tengah manusia lainnya.
Naluri manusia untuk hidup bersama dengan manusia lainnya disebut gregoriousness.
Manusia berperan sebagai mahluk individu dan mahluk sosial yang dapat dibedakan melalui hak
dan kewajibannya. Namun keduanya tidak dapat dipisahkan karena manusia merupakan bagian
dari masyarakat. Hubungan manusia sebagai individu dengan masyarakatnya terjalin dalam
keselarasan, keserasian, dan keseimbangan. Oleh karena itu harkat dan martabat setiap individu
diakui secara penuh dalam mencapai kebahagiaan bersama.
Masyarakat merupakan wadah bagi para individu untuk mengadakan interaksi sosial dan
interelasi sosial. Interaksi merupakan aktivitas timbal balik antarindividu dalam suatu pergaulan
hidup bersama. Interaksi dimaksud, berproses sesuai dengan perkembangan jiwa dan fisik
manusia masing-masing serta sesuai dengan masanya. Pada masa bayi, mereka berinteraksi
dengan keluarganya melalui berbagai kasih sayang. Ketika sudah bisa berbicara dan berjalan,
interaksi mereka meningkat lebih luas lagi dengan teman-teman sebayanya melalui berbagai
permainan anak-anak atau aktivitas lainnya. Proses interaksi mereka terus berlanjut sesuai
dengan lingkungan dan tingkat usianya, dari mulai interaksi non formal seperti berteman dan
bermasyarakat sampai interaksi formal seperti berorganisasi, dan lain-lain.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi manusia hidup bermasyarakat, yaitu:
1. Faktor alamiah atau kodrat Tuhan
2. Faktor saling memenuhi kebutuhan
3. Faktor saling ketergantungan
Keberadaan semua faktor tersebut dapat diterima oleh akal sehat setiap manusia, sehingga
manusia itu benar-benar bermasyarakat, sebagaimana diungkapkan oleh Ibnu Khaldun bahwa
hidup bermasyarakat itu bukan hanya sekadar kodrat Tuhan melainkan juga merupakan suatu
kebutuhan bagi jenis manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya.
Jika tingkah laku timbal balik (interaksi sosial) itu berlangsung berulang kali dan terus menerus,
maka interaksi ini akan berkembang menjadi interelasi sosial. Interelasi sosial dalam masyarakat
akan tampak dalam bentuk sense of belonging yaitu suatu perasaan hidup bersama, sepergaulan,
dan selingkungan yang dilandasi oleh rasa kemanusiaan yang beradab, kekeluargaan yang
harmonis dan kebersatuan yang mantap.
Dengan demikian tidak setiap kumpulan individu merupakan masyarakat. Dalam kehidupan
sosial terjadi bermacam-macam hubungan atau kerjasama, antara lain hubungan antarstatus,
persahabatan, kepentingan, dan hubungan kekeluargaan. Sebagai mahluk sosial, manusia
dikaruniai oleh Sang Pencipta antara lain sifat rukun sesama manusia.

B. PERANAN MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN SOSIAL

Sebagai mahluk hidup yang berada di muka bumi ini keberadaan manusia adalah sebagai mahluk
individu dan mahluk sosial, dalam asrti manusia senantiasa tergantung dan atau berinteraksi
dengan sesamanya. Dengan demikian, maka dalam kehidupan lingkungan sosial manusia
senantiasa terkait dengan interaksi antara individu manusia, interaksi antar kelompok, kehidupan
sosial manusia dengan lingkungan hidup dan alam sekitarnya, berbagai proses sosial dan
interaksi sosial, dan berbagai hal yang timbul akibat aktivitas manusia seperti perubahan sosial.
Secara sosial sebenarnya manusia merupakan mahluk individu dan sosial yang mempunyai
kesempatan yang sama dalam berbagai hidup dan kehidupan dalam masyarakat. Artinya setiap
individu manusia memiliki hak, kewajiban dan kesempatan yang sama dalam menguasai sesuatu,
misalnya bersekolah, melakukan pekerjaan, bertanggung jawab dalam keluarga serta berbagai
aktivitas ekonomi, politik dan bahkan beragama. Namun demikian, kenyataannya setiap individu
tidak dapat menguasai atau mempunyai kesempatan yang sama. AKibatnya, masing-masing
individu mempunyai peran dan kedudukan yang tidak sama atau berbeda. Banyak faktor yang
menyebabkan itu bisa terjadi, misalnya kondisi ekonomi (ada si miskin dan si kaya), sosial
(warga biasa dengan pak RT, dll), politik (aktivis partai dengan rakyat biasa), budaya (jago tari
daerah dengan tidak) bahkan individu atau sekelompok manusia itu sendiri. Dengan kata lain,
stratifikasi sosial mulai muncul dan tampak dalam kehidupan masyarakat tersebut.

C. DINAMIKA INTERAKSI SOSIAL


Interaksi sosial merupakan faktor utama dalam kehidupan sosial. Interaksi sosial merupakan
hubungan sosial yang dinamis, yang menyangkut hubungan timbal balik antarindividu,
antarkelompok manusia, maupun antara orang dengan kelompok manusia. Bentuk interaksi
sosial adalah akomodasi, kerja sama, persaingan, dan pertikaian.
Apabila dua orang atau lebih bertemu akan terjadi interaksi sosial. Interaksi sosial tersebut bisa
dalam situasi persahabatan ataupun permusuhan, bsia dengan tutur kata, jabat tangan, bahasa
dahsyat, atau tanpa kontak fisik. Bahkan, hanya dengan bau keringat sudah terjadiinteraksi sosial
karena telah mengubah perasaan atau saraf orang yang bersangkutan untuk menentukan
tindakan. Interaksi sosial hanya dapat berlangsung antara pihak-pihak apabila terjadi reaksi dari
kedua belah pihak. Interaksi sosial tidak mungkin terjadi apabila manusia mengadakan hubungan
yang langsung dengan sesuatu yang sama sekali tidak berpengaruh terhadp sistem sarafnya
sebagai akibat hubungan yang di maksud
Ciri-ciri interaksi sosial adalah sebagai berikut.
1. Pelakunya lebih dari satu orang
2. Adanya komunikasi antar pelaku melalui kontak sosial
3. Mempunyai maksud dan tujuan, terlepas dari sama atau tidaknya tujuan tersebiut dengan yang
diperkirakan pelaku.
4. Ada dimensi waktu yang akan menentukan sikap aksi yang sedang berlangsung
Syarat terjadinya interaksi sosial adalah adanya kontak sosial (social contact) dan komunikasi.
Kontak sosial berasal dari kata con atau cun yang artinya bersama-sama, dan tango yang artinya
menyentuh. Namun, kontak sosial tidak hanya secara harfiah bersentuhan badan, tetapi bisa
lewat bicara, melalui telepon, telegram, surat radio, dan sebagainya.
Kontak dapat bersifat primer dan sekunder. Kontak primer terjadi apabila ada kontak langsung
dengan cara berbicara, jabat tangan, tersenyum, dan sebagainya. Kontak sekunder terjadi dengan
perantara. Kontak sekunder langsung, misalnya melalui telepon, radio, TV, dan sebagainya.
Kontak sosial dapat terjadi dalam tiga bentuk, yaitu
1. Kontak antar individu, misalnya seorang siswa baru mempelajari tata tertib dan budaya
sekolah
2. Kontak antarindividu, dengan suatu kelompok, misalnya seorang guru mengajar di suatu kelas
tentang suatu poko bahasan.
3. Kontak antarkelompok dengan kelompok lain, misalnya class meeting antarkelas.
Komunikasi adalah proses memberikan tafsiran pada perilaku orang lain yang berwujud
pembicaraan, gerak-gerik badaniah atau sikap, atau perasaan-perasaan apa yang ingin
disampaikan orang tersebut. Dengan tafsiran pada orang lain, seseorang memberi reaksi berupa
tindakan terhadap maksud orang lain tersebut. Misalnya, jika anda melambaikan tangan
dipinggir jalan atau halte bus maka salah satu bus yang lewat pasti akan berhenti, jadi,
komunikasi merupakan proses saling memberi penafsiran terhadap tindakan atau perilaku orang
lain.
Berlangsungnya interaksi sosial didasarkan tas berbagai faktor, antara lain faktor imitasi, sugesti,
identifikasi, simpati, motivasi, dan empati, imitasi adalah proses atau tindakan seseorang untuk
meniru orang lain baik sikap, perbuatan, penampilan, dan gaya hidup. Sugeti adalah rangsangan,
pengaruh, atau stimulus yang diberikan individu kepada individu lain sehingga orang yang diberi
sugesti itu melaksanakan apa yang disegestikan tanpa sikap kritis dan rasional, identifikasi
adalah upaya yang dilakukan individu untuk menjadi sama (identik) dengan individu yang
ditirunya. Proses identifikasi erat kaitannya dengan imitasi. Simpati adala prose kejiwaan
seseorang individu yang merasa tertarik dengan individu atau kelompok karena sikap,
penampilan, atau perbuatannya. Motivasi merupakan dorongan, rangsangan, pengaruh, atau
stimulasi yang diberikan individu kepada individu lain sehingga orang yang diberi motivasi
melaksankannya dengan secara kritis, rasional, dan tanggung jawab. Empati adalah proses
kejiwaan seorang individu untuk larut dalam perasaan orang lain baik suka maupun duka.
Seperti telah dikemukakan diatas, bentuk-bentuk interaksi sosial adalah akomodasi, kerja sama,
persaingan, dan pertikaian. Secara luas, dapat dikatakan ada interaksi sosial yang sifatnya positif,
yaitu mengarah pada kerjasama antrindividu atau antarkelompok. Interaksi sosial yng dimaksud
interaksi soial yang bersifat asosiatif. Adapula interaksi sosial yang mengarah pada bentuk-
bentuk pertikaian tau konflik. Interaksi sosial dimasud disebut dengan interaksi sosial yang
bersifat disosiatif. Interaksi sosial yang bersifat asosiatif, seperti kerja sama, akomodasi,
asimilasi, dan akulturasi. Interaksi sosial yang bersifat disasosiatif mencakup persaingan,
kontroversi, dn permusuhan.
Dengn demikian, dinamika interaksi sosial yang terjadi dala kehidupan sosial dapt beragam.
Dilihat dari jenisnya ada interaksi antarindividu, interaksi individu dengan kelompok, dan
interaksi antar kelompok. Dilihat dari faktor penyebabnya, ada interaksi yang disebabkan oleh
faktor imitasi, sugesti, identifikasi, simpati, motivsi, dan empati. Ada interaksi yang berbentuk
pertentangan. Sedangkan jika dilihat dari sifat interaksinya, da interaksi yang asosiatif, interaksi
disasosiatif.
Interaksi sosial merupakan kunci dri semua kehidupan sosial, karena tanpa interaksi sosial tidak
mungkin ada kehidupan bersama. Manusia sebagai mkhluk sosial pastilah melkukan intraksi
sosial dalam rngka hidup bersama.

D. DILEMA ANTARA KEPENTINGAN INDIVIDU DAN KEPENTINGAN MASYARAKAT

Setiap yang disebut manusia selalu terdiri dari dua kepentingan, yaitu kepentingan individu yang
termasuk kepentingan keluarga, kelompok atau golongan dan kepentingan masyarakat yang
termasuk kepentingan rakyat . Dalam diri manusia, kedua kepentingan itu satu sama lain tidak
dapat dipisahkan. Apabila salah satu kepentingan tersebut hilang dari diri manusia, akan terdapat
satu manusia yang tidak bisa membedakan suatu kepentingan, jika kepentingan individu yang
hilang dia menjadi lupa pada keluarganya, jika kepentingan masyarakat yang dihilangkan dari
diri manusia banyak timbul masalah kemasyarakatan contohnya korupsi. Inilah yang
menyebabkan kebingungan atau dilema manusia jika mereka tidak bisa membagi kepentingan
individu dan kepentingan masyarakat.

Dilema anatara kepentingan individu dan kepentingan masyarakat adalah pada pertanyaan mana
yang harus diutamakan, kepentingan manusia selaku individu atau kepentingan masyarakat
tempat saya hidup bersama? Persoalan pengutamaan kepentingan individu atau masyarakat ini
memunculkan dua pandangan yang berkembang menjadi paham/aliran bahkan ideologi yang
dipegang oleh suatu kelompok masyarakat.

1. Pandangan Individualisme

Individualisme berpangkal dari konsep bahwa manusia pada hakikatnya adalah makhluk individu
yang bebas. Paham ini memandang manusia sebagai makhluk pribadi yang utuh dan lengkap
terlepas dari manusia yang lain. Pandangan individualisme berpendapat bahwa kepentingan
individulah yang harus diutamakan. Yang menjadi sentral individualisme adalah kebebasan
seorang individu untuk merealisasikan dirinya. Paham individualisme menghasilkan ideologi
liberalisme. Paham ini bisa disebut juga ideologi individualisme liberal.

Paham individualisme liberal muncul di Eropa Barat (bersama paham sosialisme) pada abad ke
18-19. Yang dipelopori oleh Jeremy Betham, John Stuart Mill, Thomas Hobben, John Locke,
Rousseau, dan Montesquieu. Beberapa prinsip yang dikembangkan ideologi liberalisme adalah
sebagai berikut.

Penjaminan hak milik perorangan. Menurut paham ini , pemilikan sepenuhnya berada pada
pribadi dan tidak berlaku hak milik berfungsi sosial,
Mementingkan diri sendiri atau kepentingan individu yang bersangkutan.
Pemberian kebebasan penuh pada individu
Persaingan bebas untuk mencapai kepentingannya masing-masing.
Kebebasan dalam rangka pemenuhan kebutuhan diri bisa menimbulkan persaingan dan dinamika
kebebasan antar individu. Menurut paham liberalisme, kebebasan antar individu tersebut bisa
diatur melalui penerapan hukum. Jadi, negara yang menjamin keadilan dan kepastian hukum
mutlak diperlukan dalam rangka mengelola kebebasan agar tetap menciptakan tertibnya
penyelenggaraan hidup bersama.

2. Pandangan Sosialisme

Paham sosialisme ditokohi oleh Robert Owen dari Inggris (1771-1858), Lousi Blanc, dan
Proudhon. Pandangan ini menyatakan bahwa kepentingan masyarakatlah yang diutamakan.
Kedudukan individu hanyalah objek dari masyarakat. Menurut pandangan sosialis, hak-hak
individu sebagai hak dasar hilang. Hak-hak individu timbul karena keanggotaannya dalam suatu
komunitas atau kelompok.

Sosialisme adalah paham yang mengharapkan terbentuknya masyarakat yang adil, selaras, bebas,
dan sejahtera bebas dari penguasaan individu atas hak milik dan alat-alat produksi. Sosialisme
muncul dengan maksud kepentingan masyarakat secara keseluruhan terutama yang tersisih oleh
system liberalisme, mendapat keadilan, kebebasan, dan kesejahteraan. Untuk meraih hal tersebut,
sosialisme berpandangan bahwa hak-hak individu harus diletakkan dalam kerangka kepentingan
masyarakat yang lebih luas. Dalam sosialisme yang radikal/ekstem (marxisme/komunisme) cara
untuk meraih hal itu adalah dengan menghilangkan hak pemilikan dan penguasaan alat-alat
produksi oleh perorangan. Paham marxisme/komunisme dipelopori oleh Karl Marx (1818-
1883).

Paham individualisme liberal dan sosialisme saling bertolak belakang dalam memandang hakikat
manusia. Dalam Declaration of Independent Amerika Serikat 1776, orientasinya lebih
ditekankan pada hakikat manusia sebagai makhluk individu yang bebas merdeka, manusia adalah
pribadi yang memiliki harkat dan martabat yang luhur. Sedangkan dalam Manifesto Komunisme
Karl Marx dan Engels, orientasinya sangat menekankan pada hakikat manusia sebagai makhluk
sosial semata. Menurut paham ini manusia sebagai makhluk pribadi yang tidak dihargai. Pribadi
dikorbankan untuk kepentingan negara.

Dari kedua paham tersebut terdapat kelemahannya masing-masing. Individualisme liberal dapat
menimbulkan ketidakadilan, berbagai bentuk tindakan tidak manusiawi, imperialisme, dan
kolonialisme, liberalisme mungkin membawa manfaat bagi kehidupan politik, tetapi tidak dalam
lapangan ekonomi dan sosial. Sosialisme dalam bentuk yang ekstrem, tidak menghargai manusia
sebagai pribadi sehingga bisa merendahkan sisi kemanusiaan. Dalam negara komunis mungkin
terjadi kemakmuran, tetapi kepuasan rohani manusia belum tentu terjamin.

Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial.


Filed under: Uncategorized — 2 Komentar

Mei 14, 2010

1. Manusia Sebagai Makhluk Individu

Individu berasal dari kata in dan devided. Dalam Bahasa Inggris in salah satunya mengandung
pengertian tidak, sedangkan devided artinya terbagi. Jadi individu artinya tidak terbagi, atau satu
kesatuan. Dalam bahasa latin individu berasal dari kata individium yang berarti yang tak terbagi,
jadi merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling
kecil dan tak terbatas.

Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur fisik dan psikis,
unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan sebagai manusia individu manakala unsur-unsur
tersebut menyatu dalam dirinya. Jika unsur tersebut sudah tidak menyatu lagi maka seseorang
tidak disebut sebagai individu. Dalam diri individi ada unsur jasmani dan rohaninya, atau ada
unsur fisik dan psikisnya, atau ada unsur raga dan jiwanya.

Setiap manusia memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri, tidak ada manusia yang persis sama.
Dari sekian banyak manusia, ternyata masing-masing memiliki keunikan tersendiri. Seorang
individu adalah perpaduan antara faktor fenotip dan genotip. Faktor genotip adalah faktor yang
dibawa individu sejak lahir, ia merupakan faktor keturunan, dibawa individu sejak lahir. Kalau
seseorang individu memiliki ciri fisik atau karakter sifat yang dibawa sejak lahir, ia juga
memiliki ciri fisik dan karakter atau sifat yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan (faktor
fenotip). Faktor lingkungan (fenotip) ikut berperan dalam pembentukan karakteristik yang khas
dari seseorang. Istilah lingkungan merujuk pada lingkungan fisik dan lingkungan sosial.
Ligkungan fisik seperti kondisi alam sekitarnya. Lingkungan sosial, merujuk pada lingkungan di
mana eorang individu melakukan interaksi sosial. Kita melakukan interaksi sosial dengan
anggota keluarga, dengan teman, dan kelompok sosial yang lebih besar.

Karakteristik yang khas dari seeorang dapat kita sebut dengan kepribadian. Setiap orang
memiliki kepribadian yang berbeda-beda yang dipengaruhi oleh faktor bawaan genotip)dan
faktor lingkungan (fenotip) yang saling berinteraksi terus-menerus.

Menurut Nursid Sumaatmadja (2000), kepribadian adalah keseluruhan perilaku individu yang
merupakan hasil interaksi antara potensi-potensi bio-psiko-fiskal (fisik dan psikis) yang terbawa
sejak lahir dengan rangkaian situasi lingkungan, yang terungkap pada tindakan dan perbuatan
serta reaksi mental psikologisnya, jika mendapat rangsangan dari lingkungan. Dia menyimpulkan
bahwa faktor lingkungan (fenotip) ikut berperan dalam pembentukan karakteristik yang khas dari
seeorang.

1. Manusia Sebagai Makhluk Sosial

Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat, selain itu juga
diberikan yang berupa akal pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan. Dalam
hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dengan
manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu menampakan dirinya
dalam berbagai bentuk, karena itu dengan sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat dalam
kehidupannya. Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, juga karena pada diri manusia ada
dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain, manusia juga tidak
akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia.

Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak. Dengan
bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau bicara, dan bisa
mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya.

Dapat disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karrena beberapa alasan,
yaitu:

a. Manusia tunduk pada aturan, norma sosial.

b. Perilaku manusia mengaharapkan suatu penilain dari orang lain.

c. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain

d. Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia.

B. Interaksi Sosial dan Sosialisasi

1. Interaksi Sosial
Kata interaksi berasal dari kata inter dan action. Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik
saling mempengaruhi antara individu, kelompok sosial, dan masyarakat.

Interaksi adalah proses di mana orang-oarang berkomunikasi saling pengaruh mempengaruhi


dala pikiran danb tindakana. Seperti kita ketahui, bahwa manusia dalam kehidupan sehari-hari
tidaklah lepas dari hubungan satu dengan yang lain.

Interaksi sosial antar individu terjadi manakala dua orang bertemu, interaksi dimulai: pada saat
itu mereka saling menegeur, berjabat tangan, saling berbicara, atau bahkan mungkin berkelahi.
Aktivitas-aktivitas semacam itu merupakan bentuk-bentuk dari interaksi sosial.

Interaksi sosial terjadi dengan didasari oleh faktor-faktor sebagai berikut

1. Imitasi adalah suatu proses peniruan atau meniru.


2. Sugesti adalah suatu poroses di mana seorang individu menerima suatu cara penglihatan atau
peduman-pedoman tingkah laku orang lain tanpa dkritik terlebih dahulu. Yang dimaksud sugesti
di sini adalah pengaruh pysic, baik yang datang dari dirinya sendiri maupuhn dari orang lain,
yang pada umumnya diterima tanpa adanya kritik. Arti sugesti dan imitasi dalam hubungannya,
dengan interaksi sosial adalaha hampir sama. Bedanya ialah bahwa imitasi orang yang satu
mengikuti salah satu dirinya, sedangkan pada sugesti seeorang memberikan pandangan atau
sikap dari dirinya, lalu diterima oleh orang lain di luarnya.
3. Identifikasi dalam psikologi berarti dorongan untuk menjadi identi (sama) dengan orang lain,
baik secara lahiriah maupun batiniah.
4. Simpati adalah perasaan tertariknya orang yang satu terhadap orang yang lain. Simpati timbul
tidak atas dasar logis rasional, melainkan berdasarkan penilain perasaan seperti juga pada
proses identifikasi.

Anda mungkin juga menyukai