Anda di halaman 1dari 15

KONSEP KELUARGA PADA SINGLE PARENTS

Disusun Oleh :

Nama :

Nim :

PROGRAM STUDI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

WIDYA NUSANTARA PALU

2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Single parent adalah keluarga yang mana hanya ada satu orang tua tunggal,
hanya ayah atau ibu saja. Keluarga yang terbentuk biasa terjadi pada kelurga
sah secara hukum maupun keluarga yang belum sah secara hukum, baik
hukum agama maupun hukum pemerintah.Konsep keluarga bukan lagi kaku
secara teori konvensional bahwa kelurga terdiri dari ayah , ibu, dan anak-anak
kandung. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiriatas kepala
keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dalam suatu atap dalam keadaan
saling ketergantungan ( depkes RI 2015)
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang kami angkat yaitu Pemahaman tentang single parent
dan dampak dari single parent.
C. Tujuan
1 Tujuan Umum
Mengetahui akan single parent dan apa saja yang menyebabkannya..
2 Tujuan Khusus
a. Mengetahui apa single parent
b. Mengetahui apa saja penyebab single parent
c. Mengetahui dampak dari single parent
D. MANFAAT
1 Bagi Mahasiswa
Makalah ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan
mahasiswa, sehingga dapat mengaplikasikannya dalam memberikan asuhan
keperawatan .
2 Bagi Petugas Kesehatan
Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi petugas kesehatan
khususnya bidan dalam memberikan asuhan kebidanan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Single parent adalah keluarga yang mana hanya ada satu orang tua tunggal,
hanya ayah atau ibu saja. Keluarga yang terbentuk biasa terjadi pada kelurga
sah secara hukum maupun keluarga yang belum sah secara hukum, baik
hukum agama maupun hukum pemerintah.Konsep keluarga bukan lagi kaku
secara teori konvensional bahwa kelurga terdiri dari ayah , ibu, dan anak-anak
kandung. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiriatas kepala
keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dalam suatu atap dalam keadaan
saling ketergantungan ( depkes 2012)
B. Fungsi Keluarga menurut WHO :
1 Fungsi biologis
2 Fungsi psikologis
3 Fungsi sosial budaya
4 Fungsi sosial ekonomi
5 Fungsi pendidikan
C. Sebab-Sebab Terjadinya Single Parent
1 Pada keluarga Sah
a. Perceraian.
Adanya ketidakharmonisan dalam kelurga yang disebabkan adanya
perbedaan persepsi atau perselisihan yang tidak mungkin ada jalan
keluar, masalahekonomi / pekerjaan, salah satu pasangan selingkuh,
kematangan emosional yangkurang, perbedaan agama, aktifitas suami
istri yang tinggi di luar rumah sehingga kurang komunikasi, problem
seksual dapat merupakan faktor timbulnya perceraian.
a. Orang Tua Meninggal.
Takdir hidup dan mati manusia di tangan Tuhan. Manusiahanya bisa
berdoa dan berupaya. Adapun sebab kematian ada berbagai macam.
Antaralain karena kecelakaan, bunuh diri, pembunuhan, musibah
bencana alam, kecelakaankerja, keracunan, penyakit dan lain-lain.
b. Orang Tua Masuk Penjara.
Sebab masuk penjara antara lain karena melakukan tindak kriminal
seperti perampokan, pembunuhan, pencurian, pengedar narkoba atau
tindak perdata seperti hutang, jual beli, atau karena tindak pidana
korupsi sehingga sekian lama tindak berkumpul dengan keluarga.
c. Study ke Pulau lain atau ke Negara Lain.
Tuntutan profesi orang tua untuk melanjutkan study sebagai peserta
tugas belajar mengakibatkan harus berpisah dengan keluarga untuk
sementara waktu, atau bisa terjadi seorang anak yang meneruskan
pendidikan di pulau lain atau luar negeri dan hanya bersama ibu saja
sehingga menyebabkan anak untuk sekian lama tidak didampingi oleh
ayahnya yang harus tetap kerja di negara atau pulau atau kota
kelahiran.
d. Kerja di Luar Daerah atau Luar Negeri.
Cita-cita untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik lagi
menyebabkan salah satu orang tua meninggalkan daerah, terkadang ke
luar negeri.
2 Pada Keluarga Tidak Sah
Dapat terjadi pada kasus kehamilan di luar nikah, pria yang menghamili
tidak bertanggung jawab. Rayuan manis saat pacaran menyebabkan
perempuan terbuai dan terpedaya pada sang pacar. Setelah hamil, tidak
dikawini, dan ditinggal pergi sehingga perempuan membesarkan anaknya
sendirian. Kasus yang lain pada perempuan korbanperkosaan yang
akhirnya menerima kehamilannya ataupun perempuan WTS yang
mempunyai anak menyebabkan anak tidak pernah mengenal dan
mendapatkan kasih ayah.
a. Hal-hal yang perlu dilakukan oleh Single Parent
1) Keterbukaan.
Menyandang status single parent (janda/duda) sebenarnya bukanlah
suatu hal yang harus ditutup-tutupi. Ketika masyarakat menilai
status itu dengan prasangkanegatif, sebagian orang justru bisa
menunjukan bahwa menjadi single parent justrubukan sesuatu yang
buruk.
2) Mengisi Waktu.
Sebagai manusia biasa, kehilangan pasangan hidup bisa
menimbulkanrasa kesepian, rasa kesendirian yang mendalam
biasanya muncul ketika dia sedangdilanda masalah.
3) Membuka Diri Untuk Masa Depan
Berbagi cerita dengan orang-orang yang bernasibsama adalah salah
satu terapi yang bisa dilakukan untuk mengurangi tekanan
psikologis.Kegiatan ini juga dilakukan oleh mereka yang tidak siap
menjalani statusnya sebagaisingle parent (janda/duda). Melalui
komunitas berbagi ini mereka dapat membuka diriuntuk pergaulan
meski tetap masih memilih-milih teman.
b. Hal-hal yang harus di perlukan oleh Single Parent Berkaitan dengan
Anaknya
1) Selain berharap ayah dan ibunya berumur panjang, anak-anak
mengharapkan kedua orang tuanya itu senantiasa hadir
ditengah-tengah mereka.
2) Terjadinya kesepahaman antara suami dan isteri dalam
berbagai hal yang berhubungan dengan kehidupan pribadi
dapat berpengaruh pada diri anak.
3) Terdapatnya sistem dan aturan yang sama dalam membina
rumah tangga dan mendidik anak bukan berarti meniadakan
sistem dan aturan yang lain.
4) Tersedianya berbagai perlengkapan rumah tangga tentunya
untuk kehidupan yang Wajar dan tidak bermegah-megahan.
5) Adanya rasa kasih sayang yang bersumber dari keyakinan dan
keimanan, inilah yang Akan mempersatukan suami dan isteri
dengan anggota keluarga yang lain.
c. Dilema Anak
Selain berbagi kiat cara menghadapi stigma sosial, komunitas tersebut
juga dapat saling memberikan masukan tentang bagaimana menjadi
orang tua tunggal, untuk selalu terbuka dengan anaknya dalam
berbagai masalah.
d. Mental Anak
1) Ketidakhadiran ayah bagi anak perempuan tidak memberi dampak
yang besar dibandingkan dengan ketidakhadiran ayah pada anak
laki-laki.
2) Jangan mengevaluasi anak dengan kata-kata yang negatif sehingga
anak-anak Kehilangan kepercayaan diri.
3) Libatkan dia dengan lingkungan keluarga yang memiliki anak
laki-laki dan izinkan dia untuk mengambil keputusan atas nama
dan untuk dirinya sendiriDampak Single Parent
D. Dampak Negatif Single Parent
1 Perubahan Perilaku Anak.
Bagi seorang anak yang tidak siap ditinggalkan orang tuanya bisa menjadi
mengakibatkan perubahan tingkah laku. Menjadi pemarah, barkatakasar,
suka melamun, agresif, suka memukul, menendang, menyakiti temanya.
Anakjuga tidak berkesempatan untuk belajar perilaku yang baik
sebagaimana perilakukeluagra yang harmonis. Dampak yang paling
berbahaya bila anak mencari pelarian diluar rumah, seperti menjadi anak
jalanan, terpengaruh penggunaan narkoba untukmelenyapkan segala
kegelisahan dalam hatinya, terutama anak yang kurang kasih sayang,
kurang perhatian orang tua.
2 Perempuan Merasa Terkucil.
Terlebih lagi pada perempuan yang sebagai janda atau yang tidak dinikahi,
di masyarakat terkadang mendapatkan cemooh dan ejekan.
3 Psikologi Anak Terganggu.
Anak sering mendapat ejekan dari teman sepermainan sehingga anak
menjadi murung, sedih. Hal ini dapat mengakibatkan anak menjadi kurang
percaya diri dan kurang kreatif.
E. Dampak Positif Single Parent
1 Anak terhindar dari komunikasi yang kontradiktif dari orang tua, tidak
akan terjadi komunikasi yang berlawanan dari orang tua, misalnya ibunya
mengijinkan tetapi ayahnya melarangnya, Nilai yang diajarkan ole ibu
atau ayah diteriam penuh karena tidak terjadi pertentangan.
2 Ibu berperan penuh dalam pengambilan keputusan dan tegar.
3 Anak lebih mandiri dan berkepribadian kuat, karena terbiasa tidak selalu
hal didampingi, terbiasa menyelesaikan berbagai masalah kehidupan.
F. Dampak Single Parent bagi Perkembangan Anak
1 Tidak dapat melaksanakan fungsi sosialnya dengan baik sehingga anak
kurang dapat berinteraksi dengan lingkungan, menjadi minder dan menarik
diri.
2 Pada anak single parent dengan ekonomi rendah, biasanya nutrisi tidak
seimbang sehingga menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan
terganggu.
3 Single parent kurang dapat menanamkan adat istiadat dan murung dalam
keluarga, sehingga anak kurang dapat bersopan santun dan tidak
meneruskan budaya keluarga, serta mengakibatkan kenakalan karena
adanya ketidakselarasan dalam keluarga.
4 Dibidang pendidikan, single parent sibuk untuk mencari nafkah sehingga
pendidikan anak kurang sempurna dan tidak optimal.
5 Dasar pendidikan agama pada anak single parent biasanya kurang sehingga
anak jauh dari nilai agama.
6 Single parent kurang bisa melindungi anaknya dari gangguan orang lain,
dan bila Dalam jangka waktu lama, maka akan menimbulkan kecemasan
pada anak atau Gangguan psikologis yang sangat berpengaruh pada
perkembangan anak.
G. Dampak Single Parent Terhadap Ibu
1 Beban ekonomi
2 Fungsi seksual dan reproduksi
3 Hubungan dalam interaksi sosial
H. Ciri Keluarga Single Parent yang Berhasil
1 Menerima tantangan yang ada selaku single parent dan berusaha
melakukan dengan sebaik-baiknya.
2 Pengasuhan anak merupakan prioritas utama.
3 Disiplin diterapkan secara konsisten dan demokratis, orang tua tidak kaku
dan tidak longgar.
4 Menekankan pentingnya komunikasi terbuka dan pengungkapan perasaan.
5 Mengakui kebutuhan untuk melindungi anak-anaknya.
6 Membangun dan memelihara tradisi dan ritual dalam keluarga.
7 Percaya diri selaku orang tua dan independent.
8 Berwawasan luas dan beretika positif.
9 Mampu mengelola waktu dan kegiatan keluarga.
I. Enam (6) karakter dalam Keluarga Single Parent yang Prima
1 Adanya kualitas waktu yang dihabiskan bersama dalam anggota keluarga.
2 Memberikan perhatian lebih, termasuk dalam hal-hal kecil, seperti
meninggalkan Pesan yang melukiskan perhatian dari orang tua.
3 Keluarga yang prima adalah keluarga yang saling komitmen satu sama
lainnya.
4 Menghormati satu sama lain, contohnya : dengan mengucapkan atau
mengekspresikan Rasa sayang kepada anak-anak, mengucapkan terima
kasih pada saat anak-anak selesai melakukan tugas yang diberikan.
5 Kemampuan berkomunikasi penting dalam membangun keluarga yang
prima.
6 Kondisi krisis dan stress dianggap sebagai tahapan kesempatan untuk terus
berkembang.
J. Pentingnya Konseling agar dapat
1 Menyesuaikan diri terhadap lingkungan.
2 Penerimaan ibu dan anak dalam lingkaran keluarga.
3 Masuk dalam lingkungan keluarga/masyarakat secara wajar.
4 Upaya menyatukan kembali keluarga, bagi keluarga mereka yang
ditelantarkan suami/ayah
K. Penanganan Single Parent
1. Memberikan Kegiatan Yang Positif.
Berbagai macam kegiatan yang dapat mendukung anak untuk lebih bisa
mengaktualisasikan diri secara positif antara lain dengan penyaluran hobi,
kursus sehingga menghindarkan anak melakukan hal-hal yang positif.
2. Memberi Peluang Anak Belajar Berperilaku Baik .
Bertandang pada keluarga lain yang harmonis memberikan kesempatan
bagi anak untuk meneladani figur orang tua yang tidak diperoleh dalam
lingkungan keluarga sendiri.
3. Dukungan Komunitas.
Bergabung dalam club sesama keluarga dengan orang tua tunggal dapat
memberikan dukungan karena anak mempunyai banyak teman yang
bernasib sama sehingga tidak merasa sendirian.
L. Upaya Pencegahan Single Parent dan Pencegahan Dampak Negatif Single
Parent
1 Pencegahan terjadinya kehamilan di luar nikah.
2 Pencegahan perceraian dengan mempersiapkan perkawinan dengan baik
dalam segi psikologis , keuangan, spiritual.
3 Menjaga komunikasi dengan berbagai sarana teknologi informasi.
4 Menciptakan kebersamaan antar anggota keluarga.
5 Peningkatan spiritual dalam keluarga.
M. Peran Perawat Keluarga
Peran perawat keluarga adalah sebagai berikut :
1. Sebagai pendidik, perawat bertanggung jawab memberikan pendidikan
kesehatan kepada keluarga , terutama untuk memandirikan keluarga dalam
merawat anggota keluarga yang memiliki masalah kesehatan .
2. Sebagai koordinator pelaksana pelayanan keperawatan, perawat
bertanggung jawab memberikan pelayanan keperawatan yang
komprehensif. Pelayanan keperawatan yang berkesinambungan diberikan
untuk menghindari kesenjangan antara keluarga dan unit pelayanan
kesehatan(Pukesmas dan Rumah Sakit)
3. Sebagai pelaksana pelayanan perawatan, pelayanan keperawatan dapat
diberikan kepada keluarga melalui kontrak pertama dengan anggota
keluarga yang sakit yang memiliki masalah kesehatan .
4. Sebagai supervisor pelayanan keperawatan, perawat mealkukan supervisi
ataupun pembinaan terhadap keluarga melalui kunjungan rumahsecara
teratur, baik terhadap keluarga beresiko tinggi maupun yang tidak .
5. Sebagai pembela (advokat ), perawat berperan sebagai advokat keluarga
untuk melindungi hak-hak keluarga sebagai klien.
6. Sebagai fasilitator, perawat dapat menjadi tempat bertanya individu,
keluarga dan masyarakat untuk memecahkan masalah kesehatan dan
keperawatan yang mereka hadapi.
7. Sebagai peneliti, perawat keluarga melatih keluarga untuk dapat
memahami masalah-masalah kesehatan yang dialami oleh anggota keluarga
(Sudiharto, 2017) .
Menurut Harmoko (2012) , kemampuan keluarga dalam memberikan
asuhan kesehatan akan mempengaruhi tingkat kesehatan keluarga dan
individu. Tingkat pengetahuan keluarga terkait konsep sehat sakit akan
mempengaruhi perilaku keluarga. Misalnya sering ditemukan keluarga
yang menganggap diare sebagai tanda perkembangan, imunisasi penyakit
(anak jadi demam), mengkonsumsi ikan menyebabkan cacingan .
Tugas kesehatan keluarga adalah sebagai berikut :
1. Mengenal masalah kesehatan keluarga
Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan.
Karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti. Orang tua perlu
mengenal keadaan kesehatan dan perubahan-perubahan yang dialami oleh
anggota keluarganya. Perubahan sekecil apa pun yang dialami anggota
keluarga, secara tidak langsung akan menjadi perhatian keluarga atau orang
tua. Apabila menyadari adanya perubahan, keluarga perlu mencatat kapan
terjadinya, perubahan apa yang terjadi, dan seberapa besar perubahanya.
2. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat
Tugas ini merupakan upaya utama keluarga untuk mencari pertolongan
yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan di antara
anggota keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan sebuah
tindakan. Tindakan kesehatan yang dilakukan oleh keluarga diharapkan
tepat agar masalah kesehatan yang sedang terjadi dapat dikurangi atau
teratasi. Jika keluarga mempunyai keterbatasan dalam mengambil
keputusan, maka keluarga dapat meminta bantuan kepada orang lain di
lingkungan tempat tinggalnya.
3. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit
Sering kali keluarga mengambil tindakan yang tepat, tetapi jika keluarga
masih merasa mengalami keterbatasan, maka anggota keluarga yang
mengalami gangguan kesehatan perlu memperoleh tindakan lanjutan atau
perawatan agar masalah yang lebih parah tidak terjadi. Perawatan dapat
dilakukan di institusi pelayanan kesehatan atau di rumah apabila keluarga
telah memiliki kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan
pertama.
4. Mempertahankan suasana rumah yang sehat
Rumah merupakan tempat berteduh, berlindung, dan bersosialisasi bagi
anggota keluarga. Sehingga anggota keluarga akan memiliki waktu yang
lebih banyak berhubungan dengan lingkungan tempat tinggal. Oleh karena
itu, kondisi rumah harus dapat menunjang derajat kesehatan bagi anggota
keluarga.
5. Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat
Apabila mengalami gangguan atau masalah yang berkaitan dengan
kesehatan keluarga atau anggota keluarga harus dapat memanfaatkan
fasilitas kesehatan yang ada disekitarnya. Keluarga dapat berkonsultasi
atau meminta bantuan tenaga keperawatan untuk memecahkan masalah
yang dialami anggota keluarganya, sehingga keluarga dapat bebas dari
segala macam penyakit
Kelima tugas kesehatan keluarga tersebut saling tekait dan perlu dilakukan
oleh keluarga, perawat perlu mengkaji sejauh mana keluarga mampu
melaksanakan tugas tersebut dengan baik dan memberikan bantuan atau
pembinaan terhadap keluarga untuk memenuhi tugas kesehatan keluarga
(Harmoko, 2012).
Menurut Harmoko (2012) perawat yang melakukan pelayanan keperawatan di
rumah mempunyai tangguang jawab sebagai berikut :
1. Memberikab pelayanan secara langsunng
Pelayanan keperawatan meliputi : pengkajian fisik atau psikososial,
menunjukkan pemberian tindakan secara terampil, dan memberikan
intervensi. Adanya kerja sama dari klien, keluarga dan perawat sebagai
pemberi perawatan utama di keluarga pada tahap perencanaan sangat
penting. Hal ini bermanfaat untuk menjaga kesinambungan perawatan
selama perawat tidak berada di rumah. Perawat hanya memberikan
perawatan dalam waktu yang terbatas. Perawatan yang dilakukan di rumah
merupakan tanggung jawab dari keluarga. Oleh karena itu, pendidikan
kesehatan menjadi intervensi yang utama dalam perawatan di rumah.
2. Dokumentasi
Pendokumentasian yang dilakukan selama perawatan di rumah sangat
penting untuk melihat kemajuan keluarga dalam mengatasi masalah
kesehatan yang di alaminya.
3. Koordinasi antara pelayanan dan manajemen kasus
Perawat bertanggung jawab untuk mengkoordinasi para profesional lain
dalam memberikan pelayanan kepada keluarga. Fokus peran perawat yang
menjadi manaje kasus adalah kemmampuan untuk mengkaji kebutuhan,
menentukan prioritas kebutuhan, mengidentifikasi cara memenuhi
kebutuhan, dan mengimplementasikan rencana yang telah disusun.
4. Menentukan frekuensi dan lama perawatan
Frekuensi kunjungan adalah kekerapan kunjungan yang dilakukan selama
periode waktu tertentu, sedangkan lama perawatan adalah lamanya
perawatan yang dilakukan di rumah.
5. Advokasi
peran perawat sebagai penasihat berhubungan dengan masalah pembayaran
yang terkait dengan layanan yang diberikan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAn
Single parent adalah keluarga yang mana hanya ada satu orang tua tunggal,
hanya ayah atau ibu saja. Keluarga yang terbentuk biasa terjadi pada kelurga
sah secara hukum maupun keluarga yang belum sah secara hukum, baik
hukum agama maupun hukum pemerintah.Konsep keluarga bukan lagi kaku
secara teori konvensional bahwa kelurga terdiri dari ayah , ibu, dan anak-anak
kandung.
B. SARAN
1 Bagi Mahasiswa
Diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa dalam
memberikan pelayanan kebidanan dan dapat menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari.
2 Bagi Petugas – petugas Kesehatan
Diharapkan dengan makalah ini dapat meningkatkan pelayanan kesehatan
khususnya dalam bidang kebidanan sehingga dapat memaksimalkan kita
untuk memberikan health education dalam perawatan luka perineum untuk
mencegah infeksi.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI, 2015. Yang Perlu Diketahui Petugas Kesehatan tentang : Kesehatan
Reproduksi, Depkes, Jakarta.
Ali, Mohammad dan Muhammad Asrori. Psikologi Remaja 2015: Perkembangan
Peserta
Didik. Jakarta: P.T. Bumi Aksara, 2016.
Asrori, Muhammad. Psikologi Pembelajaran. Bandung: C.V. Wacana Prima, 2014.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Dirjen Dikti HEDS-JICA.Per kem bangan
Peserta Didik. Jakarta: Tim Pembina Mata Kuliah Perkembangan Peserta
Didik, 2017.
Sunarto dan Hartono, B. Agung. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta:
Rineka Cipta, 2016.

Anda mungkin juga menyukai