PENDAHULUAN
berasal dari Manshukuo Cina, kemudian menyebar sampai ke Jepang, Korea, Asia
Timur, Jawa Barat, Sulawesi Utara, Lampung, Sumatera Selatan dan Bali.
padi dan jagung. Kedelai berperan sebagai sumber protein nabati yang sangat
penting dalam rangka peningkatan gizi masyarakat karena aman bagi kesehatan
dan harganya yang relatif murah dibandingkan dengan sumber protein hewani.
Kandungan gizi kedelai dalam 100 g yaitu 331.0 kkal kalori, 34.9 g protein, 18.1
g lemak, 34.8 g karbohidrat, 4.2 g serat, 227.0 mg kalsium, 585.0 mg fosfor, 8.0
tahunnya menyebabkan munculnya variasi dari olahan biji kacang kedelai. Olahan
biji kacang kedelai yang dapat dibuat menjadi tahu (tofu), bermacam-macam saus
penyedap (salah satunya kecap, yang aslinya dibuat dari kedelai), tempe, susu
kedelai (baik bagi orang yang sensitif laktosa), tepung kedelai, minyak (dari
sinidapat dibuat sabun, plastik, kosmetik, resin, tinta, krayon, pelarut, dan
biodiesel), sekarang bisa divariasi lagi menjadi produk olahan tauco.Selain itu,
kacang kedelai yang memiliki sumber gizi yang tinggi membuat kandungan gizi
di dalam tauco juga tinggi (Salim, 2012). Kondisi ini menyebabkan kebutuhan
kedelai terus meningkat dari tahun ke tahun, namun produksi kedelai domestik
Gejala pertumbuhan kebutuhan yang tidak dapat diimbangi oleh produksi ini
sudah berjalan sejak lama dan berlaku hampir pada semua daerah, baik daerah
Darussalam (NAD).
hasil kedelai belum mencukupi kebutuhan untuk konsumsi masyarakat karna itu
pupuk organik dan pupuk anorganik merupakan cara yang tepat tidak hanya untuk
sumber hara, pada umumnya mengandung nitrogen (N) yang berasal dari
tumbuhan dan hewan (Sutanto, 2002). Lingga dan Marsono (2011) menjelaskan
bahwa pupuk anorganik adalah pupuk yang dibuat oleh pabrik dengan meramu
tanaman yang dibutuhkan dalam waktu cepat dan jumlah yang cukup untuk dapat
mencapai pertumbuhan optimal. Oleh karena itu peningkatan produksi hanya
dapat dicapai jika diberi tambahan hara tanaman untuk pertumbuhan yang
pupuk majemuk yang memberikan unsur makro N, P, dan K bagi tanaman dan
banyak tersedia dipasaran dibandingkan dengan pupuk tunggal yang sudah sulit
untuk didapatkan. Pupuk ini mempunyai komposisi hara yang seimbang, namun
pengaruh lingkungan pada ketersedian hara bagi tanaman, maka bentuk tanggapan
kedelai Varietas yang baru dirilis pada tahun 2008 terhadap waktu dan dosis
kedelai.
Pada penelitian Dewi dkk. (2015), pemberian dosis pupuk NPK majemuk
pada dosis 0 kg/ha, 120 kg/ha, dan 250 kg/ha, terus meningkat yang menunjukan
respon yang nyata terhadap tingkat kehijauan dan jumlah biji per sampel tanaman
kedelai untuk varietas Anjasmoro dan Grobogan. Pada penelitian ini tanaman
kedelai yang diberi pupuk majemuk NPK dengan dosis 250 kg/ha memiliki jumlah
biji per sampel tertinggi dibandingkan dengan kedelai yang diberi pupuk dengan
dosis 120 kg/ha dan yang tidak diberi pupuk. Ini dikarenakan pupuk NPK
majemuk dengan dosis yang lebih tinggi mengandung unsur hara P yang lebih
tinggi pula, sehingga pemberian pupuk NPK majemuk dengan dosis tertinggi
kedelai. Mulsa adalah bahan atau material yang digunakan untuk menutupi
permukaan tanah atau lahan pertanian dengan maksud dan tujuan tertentu yang
memperkecil laju erosi tanah baik akibat tumbukan butir-butir hujan maupun
Jenis mulsa yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya adalah mulsa
jerami padi dan mulsa cacahan rumput. Kelebihan dari jerami padi bagi tanaman
bahan organik tanah karena mudah lapuk setelah rentang waktu tertentu dan
memiliki efek menurunkan suhu tanah. Sedangkan kelebihan dari mulsa cacahn
dalam tanah.
Dari uraian diatas belum diketahui dengan pasti berapa konsentrasi pupuk
NPK phoska dan jenis mulsa organik yang sesuai untuk pertumbuhan dan hasil
kacang kedelai ?
pengetahuan, khususnya berapa dosis pupuk NPK phoska dan jenis mulsa organik
1.5. Hipotesis
kedelai.