Anda di halaman 1dari 6

Pengertian Rencana Anggaran Biaya (RAB), RAP,

dan Contoh Format RAB Pekerjaan Konstruksi


 Bagian Pengadaan Barang/Jasa

 02 Agustus 2019

 Dibaca: 4845 Pengunjung

Membuat Rencana Anggaran Biaya (RAB) artinya membuat perkiraan biaya yang akan dikeluarkan
untuk melaksanakan proyek. Dalam sebuah tender pengadaan barang/jasa, RAB salah satu bagian
dari dokumen yang harus dipersiapkan. Nantinya RAB tersebut dijadikan sebagai dasar bagaimana
kontraktor memberikan nilai penawarannya. RAB yang disajikan dalam sebuah tender pengadaan
barang/jasa sudah termasuk pajak, iuran BPJS Ketenaga Kerjaaan, provit dan over head.

Sebelum pelaksanaan proyek, penyusunan RAB merupakan hal yang paling penting. Sesuai dengan
istilahnya, RAB memiliki fungsi sebagai acuan dasar perencanaan pelaksanaan proyek, mulai dari
pemilihan Penyedia, pemilihan bahan material, sampai pengawasan tender agar berjalan sesuai
dengan rancangan dan kesepakatan awal/kontrak.

Pelaksanaan proyek tanpa menggunakan RAB akan mengakibatkan pembengkakan biaya


dikarenakan pembelian bahan material bangunan yang tidak sesuai dengan volume pekerjaan, upah
pekerja yang tidak terkontrol, pengadaan peralatan/barang yang tidak sesuai dengan spesifikasi, dan
berbagai dampak lainnya. Tentunya tidak mau kan hal itu terjadi? Maka membuat RAB merupakan
hal yang wajib di dalam perencanaan/persiapan proyek.

Item Rincian yang Wajib Ada di dalam RAB

RAB memiliki beberapa komponen di dalamnya. Berikut di bawah ini item rincian yang harus ada
dalam RAB:

1. Uraian pekerjaan. Jika pekerjaan konstruksi biasanya terdapat sub jenis pekerjaan misalnya
pekerjaan persiapan, galian, urugan dan pekerjaan pondasi beton.
2. Volume pekerjaan (Unit). Jika di dalam pengadaan barang biasanya digunakan satuan unit.
Sedangkan untuk pekerjaan konstruksi kebanyakan dihitung dalam satuan meter persegi
(m2), meter kubik (m3), atau unit.
3. Harga satuan. Jika pengadaan barang cukup mengalikan harga satuan dengan unit barang
sehingga ditemukan biaya belanja modal. Sedangkan untuk pekerjaan konstruksi dipisah
menjadi dua bagian, yaitu harga jasa atau harga jasa berikut materialnya. Kemudian, kalikan
volume pekerjaan dengan harga satuan pekerjaan.
4. Total upah pekerja. Upah pekerja ini umumnya hanya untuk pekerjaan jasa konstruksi saja,
yaitu didapatkan dari biaya per jam x estimasi waktu pekerjaan x total pekerja.
5. Total material bahan bangunan.
6. Grand Total, yaitu jumlah harga yang didapatkan dari penjumlahan total upah dengan total
material atau perkalian volume dengan total upah.

Langkah-langkah Penyusunan RAB

Menyusun RAB memang susah-susah gampang. Dikatakan mudah karena pembuatan RAB
sebenarnya hanya merupakan perkalian antara volume pekerjaan dengan harga satuan pekerjaan.
Dikatakan sulit karena ada jenis pekerjaan (misalkan jasa konstruksi) yang mengharuskan untuk
mendaftar item pekerjaan/sub jenis pekerjaan meliputi upah pekerja, bahan material dan sewa alat
untuk disertakan di dalam RAB. Oleh karena itu, dalam pembuatan RAB diperlukan ketelitian dalam
pembuatannya.

Mengacu pada penjelasan mengenai komponen item pekerjaan yang harus ada di dalam RAB, ada
lima langkah yang harus Penyedia barang/jasa perhatikan dalam menyusun RAB. Berikut langkah-
langkah yang harus diperhatikan dalam menyusun Rencana Anggaran Biaya. :

 Mempelajari Gambar Kerja Detail (DED) dan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
Sebelum menyusun RAB pengadaan jasa konstruksi seorang Quantity of Surveyor tentunya harus
mempelajari Gambar Kerja Detail (DED) yang disediakan oleh Pemilik Proyek. Mempelajari DED
bertujuan untuk mengetahui item-item pekerjaan apa saja yang akan dikerjakan beserta tahapannya.
Kemudian, Penyedia menentukan metode apa yang tepat dan efisien untuk digunakan dalam
pekerjaan tersebut, tentunya dengan mempertimbangkan RKS yang telah ditetapkan oleh Panitia.
Pada akhirnya tujuan dari mempelajari DED dan RKS ini untuk mendapatkan harga satuan yang
murah dan efisien.

Jika sudah dinyatakan sebagai pemenang tender, DED ini nantinya juga bisa digunakan untuk
mengurus keperluan untuk pengajuan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dan pembuatan Surat
Perjanjian Kontrak Kerja (SPK). Penggunaan DED pada RAB untuk proyek konstruksi diperlukan
untuk menentukan berbagai jenis pekerjaan, spesifikasi dan ukuran material bangunan. Berbeda jika
pelaksanaan proyek pengadaan barang, tidak dibutuhkan gambar kerja detail. Dengan
mempersiapkan DED pada pengadaan jasa konstruksi akan memudahkan untuk menghitung volume
pekerjaan.

 Menyusun Item Pekerjaan dan Menghitung Volume Pekerjaan.

Tahapan yang selanjutnya dilakukan oleh Penyedia adalah menguraikan item-item pekerjaan yang
akan dikerjakan. Setelah semua item yang diperlukan didaftar dengan baik, maka langkah selanjutnya
adalah menghitung volume pekerjaan. Penghitungan ini dilakukan dengan cara menghitung
banyaknya volume pekerjaan dalam satu satuan, misalkan per m2, m3, atau per unit. Volume
pekerjaan nantinya dikalikan dengan harga satuan pekerjaan, sehingga didapatkan jumlah biaya
pekerjaan.

Setelah item pekerjan diuraikan, barulah dihitung volume masing-masing item pekerjaan.
Uraian pekerjaan disajikan dalam bentuk pokok-pokok pekerjaan yang menjelaskan mengenai lingkup
besar pekerjaan.

 Membuat dan Menentukan Daftar Harga Satuan Pekerjaan (H1)

Untuk pekerjaan konstruksi, harga satuan pekerjaan dapat dipisahkan menjadi harga upah, material
dan alat. Harga satuan pekerjaan merupakan item yang harus hati-hati dalam menentukannya, karena
dalam tahapan ini seorang Quantity of Surveyor harus mempertimbangkan banyak faktor. Dalam
menentukan harga satuan cukup menggunakan Harga Satuan Pokok Kegiatan (HSPK). Jika semua
penyedia jasa menggunakan HSPK yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah maupun Pusat akan
terjadi penawaran harga yang sama. Untuk sebuah tender yang dilelang melalui situs LPSE, penyedia
jasa cukup mengisi harga satuan karena item pekerjaan dan volume pekerjaan sudah disiapkan oleh
Pemilik Kerja.

Sebelum menentukan H1 terlebih dahulu tentukan Harga Satuan diluar keuntungan (H0). H0 ini dalam
dunia kontraktor sering disebut RAP. RAP yaitu rencana anggaran biaya proyek pembangunan yang
dibuat kontraktor untuk memperkirakan berapa sebenarnya biaya sesungguhnya yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan suatu kontrak kerja proyek konstruksi. Jadi dari pengertian RAP tersebut bisa
kita lihat bahwa selisih antara RAP dan RAB merupakan gambaran awal untuk memperkirakan laba
rugi perusahaan kontraktor.

Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan H0 adalah

1. Biaya Asuransi Ketenagakerjaan dan Perlengkapan K3. Jika tidak ada biaya asuransi
ketenagakerjaan dan perlengkapan K3, maka biaya-biaya tersebut dimasukkan kedalam
setiap Harga Satuan.
2. Pastikan mendapatkan harga bahan material, sewa alat dan jasa aplikasi langsung lainnya
dari supplier atau subcontractor dengan ketentuan harga sudah termasuk PPN dan PPh
serta berapa besar diskon yang diberikan.
3. Biaya tidak langsung (Overhead) merupakan biaya lain-lain yang tidak tertera dalam RAB,
seperti gaji staff, biaya transprotasi staff, mesh karyawan, pembelian barang kecil-kecilan
misal jajanan untuk rapat, air minum karyawan proyek, alat tulis kantor dll.

Dalam menyusun harga awal di luar keuntungan (H0) apabila nilai Harga supplier/sub kontraktor
sudah termasuk PPN dan PPh maka nilainya dianggap "nol". Harga H0 akan menjadi acuan untuk
menyusun Rencana Anggaran Pelaksanaan (RAP), Sedangkan Harga Satuan Upah, Metrial dan Alat
(H1) akan menjadi dasar pembutan analisa Harga Satuan Pekerjaan dalam RAB. Harga Satuan Upah,
Material dan Alat dihitung menggunakan rumus,

H1 = H0 + Keuntungan + Discount

H1 disajikan dalam sebuah tabel seperti berikut,

 Membuat Analisa Harga Satuan Pekerjaan (AHSP)

Analisa Harga Satuan Pekerjaan (AHSP) merupakan sebuah analisa perhitungan kebutuhan biaya
harga satuan upah, bahan material dan sewa alat berat untuk mendapatkan harga per satu satuan
volume pekerjaan. Sebagai contoh uraian pekerjaan Pekerasan jalan inspeksi t 20 cm, satuan volume
yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah m3 (meter kubik). Dalam satuan volume tersebut harga
yang tertera berupa harga gabungan dari upah pekerja/mandor, material (sirtu), dan alat (dump truck,
bulldozer, vibrator roller).

AHSP sendiri terdiri dari uraian harga, koefisien, harga satuan upah, material dan alat, hasil kali
koefisien dan harga satuan. Hasil kali tersebut dijumlah dan menjadi harga satuan. Lalu darimana
mendapatkan nilai koefisien sepert yang di atas?

Nilai koefisien dapat dilihat melaui perturan-peratuan nasional pemerintah seperti SNI atau peraturan
pemerintah daerah.

 Menyusun Rencana Anggaran Biaya (RAB)

Setelah mendapatkan nilai harga satuan pekerjaan maka susunlah Rancana Anggaran Pelaksanaan
(RAP) terlebih dahulu. Setelah RAP disusun dan mendapatkan nilai total biaya yang harus dikerjakan,
maka bandingkan nilai tersebut dengan nilai Harga Perkiraan Sendiri (Owner Estimate/HPS). Jika nilai
RAP lebih kecil dari nilai OE maka paket pekerjaan tersebut bisa dikerjakan. Akan tetapi jika nilai HPS
lebih besar dari pada nilai RAP, maka mustahil paket pekerjaan tersebut bisa dilaksanakan.

Penetapan RAB dengan cara melihat seberapa besar selisih nilai RAP terhadap nilai HPS. Dengan
selisih itu dapat diperkirakan keuntungan berapa yang bisa diambil. Besarnya margin keuntungan
tergantung pada kebijakan disetiap perusahaan penyedia jasa. Kebanyakan keuntungan yang diambil
oleh setiap kontraktor sebesar 10%. Apabila selisih nilai RAP dan HPS tidak memungkinkan untuk
mengambil keuntungan yang diinginkan, maka perusahaan tidak akan mengikuti tender.

Grand total seluruh item pekerjaan dalam RAB kemudian dikenal dengan nilai penawaran/harga
penawaran. Tender dalam lingkungan pemerintahan dengan menggunakan LPSE, besarnya nilai
penawaran setiap penyedia jasa dapat diakses oleh masyarakat umum.

Jika penawaran yang disampaikan oleh Penyedia berada dibawah 80% atau berada diatas 110% dari
nilai HPS, maka Penyedia jasa wajib menyertakan bukti survei harga. Akan tetapi kebiasaan umum
yang terjadi pada setiap tender, penyedia jasa akan menawar lebih kecil dari nilai HPS. Dalam aturan
proyek tender pemerintahan jika panitia tender telah menemukan tiga penawar terendah yang
memenuhi kualifikasi, maka panitia diperbolehkan untuk tidak membuka dokumen penawaran dari
penyedia jasa yang lainny.
Contoh Perhitungan RAP Lengkap

Kami memiliki contoh format dalam excel perhitungan RAP yang mana berfungsi untuk monitoring
dan evaluasi RAPP internal perusahaan. File tersebut terdiri dari Analisa Harga Satuan Pekerjaan
(AHSP), Analisa Teknik Pekerjaan, Upah, Bahan material, Alat, Progress Fisik, Jadwal Pelaksanaan
Proyek dengan Kurva S, dan data-data terkait proyek lainnya.

Dengan membuat RAB, biaya pekerjaan proyek bangun atau renovasi proyek pemerintah maupun
swasta akan menjadi lebih jelas dan terperinci. RAB juga dapat membantu Penyedia Jasa untuk
memilih bahan material bangunan sesuai dengan spesifikasi yang nantinya diharapkan. Sedangkan
untuk panitia tender bisa mengevaluasi kualitas dan spesifikasi barang/jasa yang sedang dikerjakan
oleh Penyedia.

Jika kita sudah terbiasa membuat Rencana Anggaran Biaya (RAB), kita akan memahami bahwa
setiap anggaran yang dibuat oleh Pemilik Proyek kadang tidak wajar. Hal ini dikarenakan pada saat
menghitung RAP, harga total yang dihitung lebih kecil atau memiliki selisih yang terlampau jauh dari
nilai HPS. Apabila nilai RAP jauh lebih besar dari nilai HPS dan ada Penyedia jasa yang bersedia
untuk mengerjakan proyeknya, maka dapat dipastikan bahwa ada sebuah indikasi Penyedia Jasa
tersebut mengerjakan paket pekerjaan dengan kualitas yang sangat rendah. Apabila nilai RAP sangat
jauh di bawah batas minimum nilai penawaran tanpa bukti survei harga, maka dapat dicurigai bahwa
paket pekerjaan tersebut terindikasi adanya KKN.

Anda mungkin juga menyukai