Anda di halaman 1dari 16

PENETAPAN HARGA JUAL PRODUK DAN PENETAPAN

HARGA TRANSFER

(MANAJEMEN AKUNTANSI)

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK : IV (EMPAT)
Nita Erviany : 4122.1.16.12.0008
Randy Fachri F : 4122.1.16.12.0009
Cahyadi : 4122.1.16.12.0015
Berius Wenda : 4122.1.16.12.0014

FAKULTAS PERTANIAN JURUSAN AGRIBISNIS


UNIVERSITAS WINAYA MUKTI
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini yang membahas tentang “penetapan
harga jual produk dan penetapan harga transfer produk”. Penulisan makalah ini dimaksudkan
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Akuntansi.
Pada kesempatan ini kami tak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam proses penyelesaian makalah ini. Kami ucapkan terima kasih
kepada Dra. Ana Yohana, M. P. sebagai dosen mata kuliah Manajemen Akuntansi.
Akhirnya, dengan segala kerendahan hati kami sampaikan bahwa setiap manusia tidak
luput dari kesalahan dan kekhilafan. Oleh karena itu, kami senantiasa mengharapkan kritik
dan saran yang konstruktif sehingga kami dapat berkarya yang lebih baik lagi pada masa
yang akan datang.

Tanjungsari, Juni 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2 Tujuan....................................................................................................................................2
1.3 Rumusan masalah..................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................................3
2.1 Penetapan harga Jual produk..................................................................................................3
2.2 Penetapan Harga Transfer Produk..........................................................................................8
BAB III KESIMPULAN.....................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manajemen perusahaan memiliki berbagai hal untuk dipikirkan dan dilakukan
untuk mencapai tujuanya. Salah satu hal penting yang harus selalu diingat oleh setiap
pengelola perusahaan adalah bahwa perusahaan tidak sendirian ketika beroprasi di
suatu wilayah tertentu. Perusahaan selalu memiliki pesaing, sehingga harus memiliki
startegi yang tepatuntuk memenangkan persaingan di suatu pasar tertentu. Tanpa
memenangkan persaingan, maka tujuan dari perusahaan tersebut tidak akan tercapai.

Terdapat begitu banyak strategi yang dapat digunakan dalam perusahaan.


Diantara berbagai konsep strategi yang ada, salah satunya adalah konsep strategi
kompetitif yang menekankan keunggulan biaya (cost leadership).

Keunggulan biaya (cost leadership) merupakan strategi kompetitif yang dapat


membuat perusahaan success dengan membuat produk atau jasa pada biaya yang
paling rendah dalam industri. cost leadership akan memberikan laba yang cukup pada
harga yang rendah, sehingga membatasi pertumbuhan pesaing dalm industri melalui
keberhasilan dalam perang harga dan profitabilitas pesaing. Cost leadership umumnya
memiliki pangsa pasar yang relatif besar dan cenderung menghindari segmen pasar
kosong dengan menggunakan keunggulan harga untuk menarik pasar.

Salah satu persoalan rumit yang dihadapi perusahaan adalah menetapkan harga
jual produk perusahaan, karena hal ini sangat berpengaruh terhadap keberhasilan
perusahaan dalam mencapai tujuanya. Harga jual yang terlalu tinggi akan membuat
masyarakat tidak membeli atau mengurangi jumlah pembelian produk, sehingga
perusahan tidak dapat mendapat pendapatan dan laba yang cukup. Karena itu
menetapkan harga jual produk pada harga yang tepat sangatlah penting agar tujuan
perusahaan secara umum dapat tercapai.

Penetapan harga jual produk memerlukan beragai pertimbangan yang


terintegrasi. Mualai biaya produksi, biaya oprasi, target laba yang diinginkan

1
2

perusahaan, daya beli masyarakat, harga jula pesaing, kondisi perekonomian


secara umum, elastisitas harga produk, idan sebagainya. Karena itu, penentuan haraga
jual produk perusahaan harus menjadi kebijakan yang harus benar-benar
dipertimabngkan secara matang dan terintegrasi. Kebijakan harga yang dipilih
perusahaan akan berpengaruh secara langsung terhadap berhasil tidaknya perusahaan
dalam mencapai tujuanya.

Walaupun terdapat banyak aspek yang dipertimbangkan oleh perusahaan


dalam menentukan harga jual produk, seringkali faktor biaya dijadikan titik tolak
dalam penetapan harga jual produk. Kebiajakan harga jual dan biaya akan selalu
berubah-ubah sejalan dengan peubahan biaya produk serta kondisi pasar. Biaya yang
dikeluarkan perusahan untuk menghasilkan sejumlah produk selama satu periode akan
dijadikan dasar untuk menetapkan harga jual produk. Persoalanya tinggal berapa besar
marjin laba yang diinginkan oleh perusahaan atas setiap unit produk yang dihasilkan.
Penetapan marjin laba di atas baiaya yang dikeluarkan perusahaan memerlukan seni
dan keahlian khusus dengan pertimbangan dari berbagai aspek terkait yang komplek.

1.2 Tujuan
1) Mengetahui metode-metode yang dapat digunakan dalam penetapan harga jual
prouk
2) Mengetahui metode – metode yang dapat digunakan dalam penetapan harga
transfer produk.

1.3 Rumusan masalah


1) Metode – metode apa saja yang dapat digunakan dalam penetapan harga jual
produk.
2) Metode – metode apa saja yang dapat digunakan dalam penetapan harga transfer
produk.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Penetapan harga Jual produk


Ada beberapa metode/strategi yang dapat digunakan oleh perusahan dalam
menetapkan harga jual produk. Berikut beberapa metode yang dapat digunakan
perusahaan :

1. Metode memaksimalkan laba

Jika faktor harga jual akan berpengaruh secara nyata terhadap volume
penjualan, maka menghitung dan menganalisis berbagai variasi serta alternatif harga
jual dan volume penjualan sangat diperlukan untuk melihat alternatif yang paling
menguntungkan bagi perusahaan. Kombinasi antara harga jual dan volume penjualan
yang paling menguntungkan harus dipilih untuk melihat dampak optimalnya terhadap
perolehan laba perusahaan.

Contoh :

PT. Koinmas membuat suatu barang dengan kapasitas 140.000 unit pertahun.
Jumlah biaya tetap total yang akan dikeluarkan untuk membuat seluruh produk
tersebut adalah Rp. 300.000.000,-. Sedangkan biaya variabel yang diperlukan untuk
membuat produk diperkirakan Rp. 7.000 per unit. Manajemen perusahaan sedang
mempertimbangkan harga jual yang tepat untuk produk tersebut, agar laba usaha total
yang akan diperoleh perusahaan menjadi optimal.

Bagian pemasaran memperkirakan perubahan harga jual akan mempengaruhi secara


langsung jumlah produk yang akan terjual. Taksiran bagian pemasaran tersebut adalah
sebagai berikut.

3
4

Harga Jual Volume


(Rp) (unit)
20.000 20.000
18.000 40.000
16.000 60.000
14.000 80.000
12.000 100.000
10.000 120.000
8.000 140.000

Berdasarkan data tersebut, manajemen PT. Koinmas membuat tabel alternatif harga
dan volume penjualan sebagaiberikut :

Harga jual Volume Nilai Biaya Biaya tetap Laba


penjualan penjualan variabel
20.000 20.000 400.000.000 140.000.000 300.000.000 -40.000.000
18.000 40.000 720.000.000 280.000.000 300.000.000 140.000.000
16.000 60.000 960.000.000 420.000.000 300.000.000 240.000.000
14.000 80.000 1.120.000.000 560.000.000 300.000.000 260.000.000
12.000 100.000 1.200.000.000 700.000.000 300.000.000 200.000.000
10.000 120.000 1.200.000.000 840.000.000 300.000.000 60.000.000
8.000 140.000 1.120.000.000 980.000.000 300.000.000 -160.000.000
Dari tabel tersebt dapat disimpulkan bahwa harga jual optimal yang dapat
mengakibatkan perolehan laba usaha maksimal adalah pada harga jual Rp. 14.000/unit
dan volume penjualan sebanyak 80.000 unit dengan memperoleh laba usaha sebesar
Rp. 260.000.000.

2. Metode tingkat pengembalian atas modal

Terkadang perusahaan menetapkan terlebih dulu tingkat pengembalian atas


modal yang ditanamkanya dalam suatu bidang usaha, sebagai dasar untuk menentukan
harga jual produk yang dihasilkan perusahaan tersebut. Tingkat pengembalian yang
diharapkan oleh para penanam modal atau investor mengharuskan perusahaan
5

menggunakanya sebagai dasar untuk menetapkan harga jual produk pada


kapasitas produksi yang dimiliki.

Contoh : PT. Prima Niaga adalah produsen pemanas air listrik. Total modal yang
digunakan oleh perusahaan ini adalah Rp. 500.000.000 dengan tingkat pengembalian
investasi atas modal yang digunakan sebesar 20%. Volume produksi dan volume
penjualan yang direncanaan adalah 50.000 unit produk. Sedangkan biaya yang
dikeluarkan untuk membuat seluruh produk tersebut adalah Rp. 320.000.000.
berdasarkan tingkat pengembalian investasi atas modal yang digunakan, harga jual per
unit pemanas air listrik adalah :

= Rp. 8.400,- per unit

Bukti :

Penjualan = 50.000 unit x Rp. 8.400,- = Rp. 420.000.000

Total Biaya = = Rp. 320.000.000

Laba = 20% x Rp. 500.000.000 = Rp. 100.000.000

3. Metode Biaya Konversi

Jika suatu perusahaan membuat lebih dari satu produk dengan komposisi biaya
yan berbeda satu dengan yang lainya, maka perusahaan tersebut dapat
mempertimbangkan untuk membuat pilihan produksi yang paling menguntunkan.
Artinya, jika memiliki 2 produk dengan jumlah laba per unit yang sama antara satu
produk dengan lainya, maka perusahan harus melihat komposisi biaya masing-masing
produk. Dengan melihat dan menganalisis komposisi biaya dari kedua produk tersebut,
perusahaan dapat memilih untuk membuat salah satu produk saja yang memberikan
keuntungan total yang lebih besar bagi perusahaan.
6

Contoh : PT. Kuncimas adalah produsen barang elektronik. Perusahan ini menghasilkan
dua produk yang diberik kode A dan B. Perusahaan dapat memproduksi A sebanyak 20.000
unit dan B sebanyak 20.000 unit dengan harga jual masing-masing sebesar Rp. 5.000/unit.
Walaupun memiliki harga jual per unit yang sama, A dan B memiliki komposisi biaya produksi
yang berbeda. Untuk memproduksi A sebanyak 20.000 unit dan B sebanyak 20.000 unit,
prediksi nilai penjualan dan biaya yang dikeluarkan adalah sebagai berikut :

Keterangan Produk Total


A B
Penjualan 100.000.000 100.000.0000 200.000.000
Biaya Bahan Baku (40.000.000) (20.000.000) (60.000.000)
Biaya Tenaga Kerja Langsung (20.000.000) (30.000.000) (50.000.000)
Biaya Overhead – variabel (20.000.000) (10.000.000) (30.000.000)
Biaya Overhead – Tetap (10.000.000) (30.000.000) (40.000.000)
Laba Kotor 10.000.000 10.000.000 20.000.000

Jika seluruh sumber daya yang ada digunakan hanya untuk membuat produk A saja
dan produk B dihentikan, maka jumlah produksi A akan dapat ditingkatkan 2 kali lipat dari
volume sebelumnya. Peningkatan produksi ini akan menghasilkan penjualan sebesar Rp.
200.000.000 dan peningkatan masing-masing jenis biaya sebesar 2 kali lipat, kecuali biaya
overhead tetap.

Keterangan Produk Total


A B
Penjualan 200.000.000 0 200.000.000
Biaya Bahan Baku (80.000.000) 0 (80.000.000)
Biaya Tenaga Kerja Langsung (40.000.000) 0 (40.000.000)
Biaya Overhead – variabel (40.000.000) 0 (40.000.000)
Biaya Overhead – Tetap (10.000.000) 0 (10.000.000)
Laba Kotor 30.000.000 0 30.000.000
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan laba kotor dengan
memproduksi produk A saja dibandingkan memproduksi ke dua produk sekaligus.

Keterangan Produk Total


A B
Penjualan 0 200.000.0000 200.000.000
Biaya Bahan Baku 0 (40.000.000) (40.000.000)
Biaya Tenaga Kerja Langsung 0 (60.000.000) (60.000.000)
Biaya Overhead – variabel 0 (20.000.000) (20.000.000)
Biaya Overhead – Tetap 0 (30.000.000) (30.000.000)
Laba Kotor 0 50.000.000 50.000.000
7

Dari tabel di atas dapat dikatakan jika perusahaan memproduksi produk B saja
akan menghasilkan laba kotor yang lebih besar dibanding memproduksi produk A saja
atau memproduksi ke duanya sekaligus.

4. Metode Marjin Kontribusi

Marjin kontribusi adalah selisih antara harga jual dan biaya produksi variabel
yang diukeluarkan untuk menghsilkan produk. Marjin kontribusi bukanlah laba kotor
usaha, dan dihitung mengabaikan biaya tetap yang dikeluarkan perusahaan. Jika
perusahaan telah mencapai titik impas (BEP), maka biaya tetap yang dikeluarkan pada
periode tersebut telah dibebankan dan ditutup oleh volume impas. Itu juga berarti
bahwa untuk volume penjualan diatas volume impas, perusahaan mengabaikan biaya
tetap dalam menentukan harga jual produknya. Metode ini dapat diambil ketika
perusahaan menghadapi persoalan ketika dalam menghadapi persaingan harga yang
ketat, menentukan harga jual produk untuk pesanan khusus, menentukan harga jual
produk untuk pesanan tambahan dan sebagainya.

5. Metode biaya standar

Jika perusahaan telah memiliki biaya standar yang dijadikan tolak ukur dalam
menentukan besarnya biaya produksi, maka penentuan harga jual dapat pula ditentukan
berdasarkan biaya standar yang dimiliki perusahaan. Persoalanya, seringkali realisasi
biaya produksi menyimpang dari biaya standar yang dimiliki perusahaan. Jika terjadi
penyimpangan realisasi biaya produksi dari biaya standarnya, maka harus segara
diambil tindakan untuk merevisi keputusan harga jual yang telah di tetapkan.

Secara umum terdapat 4 jenis perusahaan dilihat dari reaksi yang diberikan atas
penyimpangan terhadap biaya standar, yaitu :

 Perusahaan yang tidak merevisi standar yang telah ditetapkan, walaupun terjadi
penyimpangan dalam realisasi biaya produksi
 Perusahaan yang merevisi standar yang telah ditetapkan dalam batas tertentu,
ketika terjadi penyimpangan dalam realisasi biaya produksi.
 Perusahaan yang merevisi standar yang telah ditetapkanya agar lebih sesuai dengan
kondisi aktual, ketika terjadi penyimpangan dalam realisasi biaya produksi
 Perusahaan yangmnggunakan harga pasar, ketika terjadi penyimpangan terhadap
realisasi biaya produksi.
8

2.2 Penetapan Harga Transfer Produk


Seringkali perusahan besar yang terpadu memperlakukan berbagai bagian
organisasinya secara otonom. Bagian-bagian organisasi yang diperlukan sebagai pusat
laba (Profit centre) diukur prestasinya berdasarkan kemampuan unit tersebut
menghasilkan laba dalam suatu periode tertentu. Suatu organisasi sering kali juga
memerlukan produk yang dihasilkan oleh unit organisasi lainya. Terkadang produk dari
suatu unit organisasi menjadi bahan baku bagi unit organisasi lainya, sehingga terjadi
transaksi penjualan dan pembelian diantara unit organisasasi tersebut. Bagi salah satu
unit organisasi, transaksi tersebut merupakan transaksi pendapatan dan unit lainya
merupakan transaksi unit biaya. Dilakukanya teransaksi tersebut memiliki berbagai
tujuan yang berbeda-beda satu dengan yang lainya. Mulai dari keinginan untuk
menjaga pasokan bahan baku, menjamin penjualan produk, meningkatkan efisiensi
secara keseluruhan, meningkatkan daya saing, mengurangi pajak, dan sebagainya.

Harga yang ditetapkan dalam transaksi penjualan dan pembelian diantara


berbagai unit organisasi pada klompok perusahaan yang sama tersebut disebut dengan
penetapan Harga Transfer (Transfer Pricing). Ada beberaopa metode yang bisa
digunakan untuk menetapkan harga transfer yaitu :

1. Berdasarkan harga pasar

Penetapan harga transfer berdasarkan harga pasar adalah penetapan harga jual
produk dari suatu unit organisasi ke unit organisasi lainya pada harga jual produk yang
berlaku di pasar. itu juga berarti, unit organisasi pembeli tidak memperoleh perlakuan
khusus dari unit organisasi penjual walaupun dalam kelompok perusahan yang sama.

Contoh :

Keterangan PT. DoReMi PT. MiFaSol PT. LaSiDo


Harga Jual Per Unit (harga Pasar) 120.000 300.000 550.000
Biaya Per Unit
 Bahan Baku (10.000) (120.000) (300.000)
 Pekerja Langsung (10.000) (20.000) (30.000)
 Overhead variabel (10.000) (20.000) (30.000)
 Overhead tetap (10.000) (20.000) (30.000)
 Pemasaran variabel (10.000) (20.000) (30.000)
 Pemasaran tetap (10.000) (20.000) (30.000)
 Adm dan Umum (10.000) (20.000) (30.000)
9

Dalam kasus ini yang dimaksud dengan harga transfer adalah harga jual produk
PT. DoReMi kepada PT. MiFaSol (harga beli bahan baku PT. MiFaSol dari PT.
DoReMi) dan harga jual produk PT. MiFaSol kepada PT.LaSiDo (harga beli bahan
baku PT. LaSiDo dari PT. MiFaSol). Jika harga transfer tersebut ditetapkan berdasarkan
harga pasar, maka harga transfer dari PT. DoReMi Kepada PT.MiFaSol adalah Rp.
120.000 per unit. Sementara harga transfer PT.MiFaSol kepada PT.LaSiDo adalah Rp.
300.000 per unit.

2. Berdasarkan biaya

Penetapan harga transfer berdasarkan biaya adalah penetapan harga jual produk
dari suatu unit organisasi ke unit organisasi lainnya pada baiay yang dikeluarkan untuk
menghasilkan produk tersebut. Dasar yang digunakan untuk penetapan dapat berupa
biaay total atau biaya variabel. Dengan menggunakan biaya sebagai dasar penetapan
harga transfer, berarti bagi unit organisasi penjual, transaksi tersebt tidak memberikan
keuntungan finansial apapun bagi unit tersebut. Jika metode ini yang dipilih, berarti
terdapat pertimbangan lain sehingga dilakukan transaksi tersebut.

Dalam kasus PT. Melodi Indah yang memiliki 3 anak perusahaan yaitu PT.
DoReMi, PT MiFaSol, dan PT. LaSiDo, jika harga transfer ditetapkan berdasarkan
biaya, maka harga transfer dihitung dengan cara menjumlahkan seluruh biaya yang
dikeluarkan entitas penjual.

Contoh : jika biaya transfer ditetapkan pada biaya total.

Keterangan PT. DoReMi PT. MiFaSol PT. LaSiDo


Harga Jual Per Unit (harga Pasar) 70.000 190.000 550.000
Biaya Per Unit
 Bahan Baku (10.000) (70.000) (190.000)
 Pekerja Langsung (10.000) (20.000) (30.000)
 Overhead variabel (10.000) (20.000) (30.000)
 Overhead tetap (10.000) (20.000) (30.000)
 Pemasaran variabel (10.000) (20.000) (30.000)
 Pemasaran tetap (10.000) (20.000) (30.000)
 Adm dan Umum (10.000) (20.000) (30.000)
Total Biaya 70.000 190.000 370.000

3. Berdasarkan Biaya Plus


10

Penetapan harga transfer berdasarkan biaya plus adalah penetapan harga jual
produk dari suatu unit organisasi ke unit organisasi lainnya pada biaya yang dikeluarkan
untuk menghasilkan produk ditambah sejumlah nominal tertentu. Dasar yang digunakan
untuk menetapkan biaya-plus dapat berupa biaya total plus atau berupa biaya variabel
plus. Dean menggunakn biaya plus sebagai dasar penetapan harga transfer, berarti bagi
unit organisasi penjual, transaksi tersebut masih memberikan keuntungan finansial
sebesar nominal tambahan.

Contoh : harga transfer berdasarkan biaya total plus 10 %, maka jumlahnya adalah :

Keterangan PT. DoReMi PT. MiFaSol PT. LaSiDo


Harga Jual Per Unit (harga Pasar) 77.000 216.700 550.000
Biaya Per Unit
 Bahan Baku (10.000) (77.000) (216.700)
 Pekerja Langsung (10.000) (20.000) (30.000)
 Overhead variabel (10.000) (20.000) (30.000)
 Overhead tetap (10.000) (20.000) (30.000)
 Pemasaran variabel (10.000) (20.000) (30.000)
 Pemasaran tetap (10.000) (20.000) (30.000)
 Adm dan Umum (10.000) (20.000) (30.000)
Total Biaya 70.000 197.000 396.700
Plus 10% dari biaya total 7.000 19.700
Biaya Total plus 10% 77.000 216.700

4. Berdasarkan Negosiasi

Karena setiap unit organisasi diperlakukan sebagi pusat laba yang otonom satu
dengan lainnya, seringkali terdapat tarik menarik kepentingan dianara unit-unit tersebut.
Setiap unit organsasi yang melakukan transaksi pasti menginginkan transaksi yang
paling menguntungkan unit organisasinya. Karena itu setiap unit pasti akan memilih
metode yang paling menguntungkan unitnya.

Tarik menarik kepentingan tersebut harus diselesaikan melalui negosiasi yang


saling menguntungkan (win-win solution) bagi kedua belah pihak yang berteransaksi.

5. Secara Arbitrer

Untuk melihat manfaat yang lebih luas bagi seluruh kelompok perusahaan,
seringkali pihak unit organisasi penjual dan unit organsasi pembeli tidak diberi
kewenangan untuk menentukan harga transfer antarunit tersebut. Keputusan mengenai
11

harga transfer yang digunakan ditetapkan oleh tingkat manajemen yang lebih tinggi,
sehingga unit organisasi penjual maupun unit organisasi pembeli tinggal melaksanakn
keputusan tersebut.
BAB III

KESIMPULAN

Dalam penetapan harga jual produk ada beberapa metode – metode yang dapat
digunakan oleh perusahaan, yaitu : memaksimalkan laba, tingkat pengembalian atas modal
yang digunakan, biaya konversi, marjin kontribusi, dan biaya standar.

Dalam menetapkan harga transfer produk, perusahaan dapat menggunakan beberapa


metode, yaitu dengan berdasar kepada harga pasar, biaya, biaya – plus, negosiasi dan
arbitrrer.

12
DAFTAR PUSTAKA

Rudianto, “Informasi untuk Pengambilan Keputusan Strategis”. Akuntansi Manajemen.


(jakarta, Erlangga, 2013).

13

Anda mungkin juga menyukai