Referat Radiologi Neoplasma Ginjal
Referat Radiologi Neoplasma Ginjal
GAMBARAN RADIOLOGI
PADA NEOPLASMA GINJAL
Oleh :
Preseptor:
BAGIAN RADIOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
RSUP DR M DJAMIL
2019
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Gambaran
Radiologi pada Neoplasma Ginjal”. Shalawat beriring salam semoga
disampaikan kepada Rasulullah SAW beserta keluarga, sahabat dan umat beliau.
Makalah ini merupakan salah satu syarat mengikuti kepaniteraan klinik di
bagian Radiologi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. Penulis
mengucapkan terima kasih kepada dr. Lila Indrati, Sp.Rad selaku pembimbing
dalam pembuatan makalah. Penulis mengucapkan terima kasih juga kepada
semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik untuk
menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Penulis
1
DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 3
1.2 Batasan Masalah 3
1.3 Tujuan Penulisan 4
1.4 Metode Penulisan 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi dan Gambaran Radiologi Normal Ginjal 5
2.2 Definisi Neoplasma Ginjal 12
2.3 Epidemiologi 13
2.4 Etiologi 14
2.5 Patofisiologi 14
2.6 Klasifikasi 16
2.6.1 Kista Ginjal 16
2.6.2 Hamartoma 27
2.6.3 Karsinoma Sel Ginjal 29
2.6.4 Tumor Wilms (Nefroblastoma) 37
2.7 Tatalaksana 39
2.8 Prognosis 41
BAB III KESIMPULAN 42
DAFTAR PUSTAKA 43
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
3
1.3 Tujuan Penulisan
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi Ginjal
Ginjal merupakan organ yang berada di rongga abdomen, berada di
belakang peritoneum, dan terletak di kanan kiri kolumna vertebralis sekitar
vertebra T12 hingga L3.13 Ginjal pada orang dewasa berukuran panjang 11-12
cm, lebar 5-7 cm, tebal 2,3-3 cm, berbentuk seperti biji kacang dengan sisi
cekungnya menghadap ke medial. Cekungan ini disebut sebagai hilus renalis yang
didalamnya terdapat apeks pelvis renalis dan struktur lain yang merawat ginjal,
yakni pembuluh darah, sistem limfatik, dan sistem saraf. Ginjal berukuran kira-
kira sebesar kepalan tangan manusia dewasa. Berat kedua ginjal kurang dari 1%
berat seluruh tubuh atau kurang lebih antara 120-150 gram.2
Kedua ginjal dibungkus oleh dua lapisan lemak yaitu lemak pararenal dan
lemak perirenal yang dipisahkan oleh sebuah fascia yang disebut fascia gerota.
Dalam potongan frontal ginjal, ditemukan dua lapisan ginjal di distal sinus renalis,
yaitu korteks renalis (bagian luar) yang berwarna coklat gelap dan medulla renalis
(bagian dalam) yang berwarna coklat terang. Di bagian sinus renalis terdapat
bangunan berbentuk corong yang merupakan kelanjutan dari ureter dan disebut
pelvis renalis. Masing-masing pelvis renalis membentuk dua atau tiga kaliks
rmayor dan masing-masing kaliks mayor tersebut akan bercabang lagi menjadi
dua atau tiga kaliks minor. 2
5
Gambar 2.2 A. Ginjal kanan, permukaan anterior. B. Ginjal kanan, potongan
koronal memperlihatkan korteks, medula, piramid, papila dan kaliks ginjal. C.
Posisi nefron ginjal dan pembuluh darah di ginjal3
Vaskularisasi ginjal berasal dari arteri renalis yang merupakan cabang dari
aorta abdominalis di distal arteri mesenterica superior. Arteri renalis masuk ke
dalam hillus renalis bersama dengan vena, ureter, pembuluh limfe, dan nervus
kemudian bercabang menjadi arteri interlobaris. Memasuki struktur yang lebih
kecil, arteri interlobaris ini berubah menjadi arteri interlobularis lalu akhirnya
menjadi arteriola aferen yang menyusun glomerulus. 3 Ginjal mendapatkan
persarafan melalui pleksus renalis yang seratnya berjalan bersama dengan arteri
renalis. Impuls sensorik dari ginjal berjalan menuju korda spinalis segmen T10-11
dan memberikan sinyal sesuai dengan level dermatomnya. Oleh karena itu, dapat
dimengerti bahwa nyeri di daerah pinggang (flank) bisa merupakan nyeri alih dari
ginjal.3
6
2.1.1 Gambaran Radiologi Normal Ginjal
A. Radiografi Konvensional
7
Gambar 2.3 Normal KUB. Kontur normal renal, tidak ditemukan kalsifikasi,
densitas jaringan lunak, atau lesi tulang4
8
Gambar 2.4 CT urogram normal. (A) densitas ginjal homogen pada foto non-
kontras, (B) peningkatan densitas parenkim ginjal selama fase nefrografik, (C)
diikuti oleh intens opasifikasi pada sistem pengumpul ginjal selama fase ekskresi.
(D) Multiplanar reformat4
Pada CT, evaluasi ginjal mencakup ukuran, lokasi, orientasi dan kontur
ginjal terlihat pada gambar 2.5. ginjal terletak setinggi vertebra lumbal atas
dengan ginjal kanan sedikit lebih rendah dari kiri. Berada di sepanjang muskulus
psoas dengan pool atas sedikit lebih ke medial dibanding pool bawah. Perubahan
letak dan orientasi ginjal dapat berhubungan dengan anomali kongenital. Ukuran
ginjal tergantung pada usia, jenis kelamin namun umumnya 11-14 cm.4
9
Gambar 2.5 Ukuran, lokasi, orientasi dan kontur normal ginjal 4
10
Gambar 2.6 Normal fase renal pada CT. (A) densitas homogen pada non-kontras,
(B) perbedaan korteks dan medula pada fase kortikomedula 4
C. Ultrasonografi (USG)
11
D. Magnetic Resonance Imaging (MRI)
12
Tumor wilms atau nephroblastoma adalah jenis tumor yang sering terjadi
pada anak-anak di bawah umur 10 tahun, jarang ditemukan pada orang dewasa.
Sebagian besar tumor ginjal yang solid (padat) adalah kanker, sedangkan kista
(rongga berisi cairan) atau tumor biasanya jinak. Seperti organ tubuh lainnya,
ginjal kadang bisa mengalami kanker. Pada dewasa, jenis kanker ginjal yang
paling sering ditemukan adalah karsinoma sel ginjal (adenokarsinoma renalis,
hipernefroma), yang berasal dari sel-sel yang melapisi tubulus renalis.5
2.3 Epidemiologi
Tumor ginjal merupakan tumor urogenitalia nomor tiga terbanyak setelah
tumor prostat dan tumor kandung kemih. Semakin meluasnya penggunaan
ultrasonografi abdomen sebagai salah satu pemeriksaan screening (penyaring) di
klinik-klinik rawat jalan, makin banyak diketemukan kasus-kasus tumor ginjal
yang masih dalam stadium awal.1
Kista ginjal simple merupakan tumor ginjal jinak yang banyak ditemukan
sejalan dengan peningkatan usia. Hampir 30 % orang yang berusia diatas 70
memiliki minimal satu kista ginjal simple atau sederhana. Sampai dengan 27%
dari individu lebih besar dari 50 tahun mungkin memiliki kista ginjal sederhana
yang tidak menimbulkan gejala.1
Insidensi Kanker ginjal sekitar 208.500 (2%) dari semua kasus keganasan
di seluruh dunia. Di Amerika Serikat (AS) insidensi Kanker ginjal pada tahun
2006 sebesar 38.890 kasus, sebanyak 12.840 kasus meninggal karenanya. Pada
tahun 2010 diperkirakan 58.240 terdiagnosis penyakit ini dan 13.040 meninggal
karenanya. Di Indonesia belum ada data lengkap mengenai Kanker ginjal,
menurut Globocan 2008, insidensi Kanker ginjal di Indonesia mencapai 3/100.000
penduduk. Keganasan ginjal yang tersering adalah Renal Cell Carcinoma (RCC)
mencakup sekitar 85% kasus. Jenis kanker sel transisional sekitar 12% dan jenis
lainnya 2%.6
Wilms’ tumor menempati urutan nomer dua keganasan intraabdominal
pada anak dan nomer lima pada kasus keganasan pada anak secara keseluruhan.
Insidensinya dilaporkan mencapai tujuh kasus per satu juta anak yang berusia
kurang dari 15 tahun.7 Wilms’ tumor lebih sering dijumpai pada ras kulit hitam
13
dibandingkan ras kulit putih dengan perbandingan rasio 1,25:1.1 Tidak ditemukan
adanya perbedaan insiden berdasarkan jenis kelamin. 8
Sementara etiologi Wilms’ tumor hingga saat ini belum diketahui secara
pasti. Beberapa postulat ditemukan mengenai etiologi dari Wilms’ tumor. Wilms’
tumor diduga dapat terjadi secara sporadik ataupun herediter dengan melibatkan
genetic disorder secara spesifik. Terdapat beberapa sindrom yang berhubungan
dengan Wilms’ tumor antara lain sindrom WAGR (>50 % risiko Wilms’ tumor),
sindrom Denys-Drash (>50% risiko), sindrom Beckwith-Wiedemann dan sindrom
Simpson-Golabi-Behmel.7
2.5 Patofisiologi
2.5.1 Kista Ginjal dan Polikistik Ginjal
Banyak teori menjelaskan tentang mekanisme terjadinya kista ginjal.
Diatara teori – teori tersebut adalah terjadinya kegagalan proses penyatuan nefron
dengan duktus kolekting (saluran pengumpul), Kegagalan involusi dan
pembentukkan kista oleh nefron generasi pertama, Defek pada membrane basal
tubulus (tubular basement membran), Obstruksi nefron oleh karena proliferasi
epitel papilla serta Perubahan metabolisme yang merangsang terjadinya kista.10
Pathogenesis polikistik ginjal tidak diketahui kecuali bahwa penyakit
ARPKD diturunkan secara genetik sebagai resesif autosom. Gen ARPKD telah
diterjemahkan ke daerah kromosom 6p21. Hasil tes DNA yang abnormal dalam
perkembangan kista disaluran pengumpul ginjal, yang berkembang ke ukuran
besar karena hyperplasia sel epitel di dinding kista dan akumulasi cairan dalam
rongga kista. Bayi yang baru lahir dapat memilki 80% dari tubulus yang terlibat,
sedangkan pasien dewasa memperlihatkan keterlibatan yang kurang.11
14
ARPKD ini ditandai dengan perubahan patologi pada ginjal dan liver.
Dalam ginjal hyperplasia epithelial muncul di sepanjang ductus kolektivus pada
nefron. Sel yang hyperplasia ini mengalami perubaham fungsi dari reabsorpsi
menjadi fungsi sekretoris. Cairan yang disekresikan dari sel yang abnormal ini
adalah kaya akan epithelial growth factors, dimana nantinya mampu merangsang
proliferasi epitel. Kombinasi dari proliferasi epitel dan sekresi cairan akan
menyebabkan dilatasi dari duktus. Sekitar 10-90% duktus akan mengalami
penurunan fungsi yang akan menyebabkan disfungsi renal yang luas. Ginjal akan
membesar tergantung dari jumlah duktus yang terlibat. Pemeriksaan ginjal akan
memperlihatkan kista subkapsular yang kecil dan multiple.12
2.5.2 Hamarthoma
Hamartoma atau angiomiolipoma ginjal adalah tumor ginjal yang terdiri
atas komponen lemak, pembuluh darah dan otot polos. Lesi ini bukan merupakan
tumor sejati, tetapi paling cocok disebut sebagai hamartoma. Tumor jinak ini
biasanya bulat atau lonjong dan menyebabkan terangkatnya simpai ginjal. Kadang
tumor ini ditemukan juga pada lokasi ektrarenal karena pertumbuhan yang
multisentrik. Lima puluh persen dari hamartoma ginjal adalah pasien Tuberous
sklerosis atau penyakit Bournville yaitu suatu kelainan bawaan yang ditandai
dengan retardasi mental, epilepsi, adenoma seseum dan terdapat hamartoma di
retina, hepar, tulang, pankreas dan ginjal. Tumor ini lebih banyak menyerang
wanita daripada pria dengan perbandingan 4 : 1.13
15
penyakit kistik ginjal dan disertai karsinoma ginjal. Karsinoma sel ginjal timbul
pada epithelium tubulus kontortus proksimal. Istilah hipernefroma untuk
karsinoma sel ginjal (mencerminkan gagasan yang telah dipercaya sebelumnya,
yaitu berasal dari sel “sisa” adrenal) harus diabaikan. Kanker ginjal adalah suatu
penyakit karsinoma sel ginjal (adenokarsinoma renalis, hipernefroma), yang
berasal dari sel-sel yang melapisi tubulus renalis.14
2.6 Klasifikasi
2.6.1 Kista dan Polikista Ginjal
Kista merupakan suatu rongga yang dilapisi oleh epitel dan berisi cairan.
Kista ginjal adalah struktur berisi cairan di dalam atau di tepi ginjal. Ginjal
merupakan salah satu lokasi tersering terjadinya kista pada tubuh. Kista ginjal
dapat berkembang pada setiap lokasi di sepanjang tubulus ginjal, dari kapsul
Bowman ke duktus kolektivus melalui proses yang diwariskan, melalui
perkembangan atau didapat.16
16
kompresi nefron oleh kista yang dapat menyebabkan obstruksi intrarenal yang
terlokalisir.16
Penyakit ginjal polikistik ini terdapat dalam dua bentuk, yaitu penyakit
ginjal polikistik autosomal resesif (ARPKD) dan penyakit ginjal polikistik
autosomal dominan (ADPKD). Keduanya merupakan kelainan herediter dimana
ARPKD terjadi pada anak-anak sedangkan ADPKD terjadi pada orang dewasa.
Walaupun merupakan penyakit herediter keduanya memiliki penyebab dan
manifestasi yang berbeda.17
a. Nyeri
Nyeri yang dirasakan tumpul di daerah lumbal namun kadang-
kadang juga dirasakan nyeri yang sangat hebat, ini merupakan tanda
terjadinya iritasi di daerah peritoneal yang diakibatkan oleh kista yang
ruptur. Jika nyeri yang dirasakan terjadi secara konstan maka itu adalah
tanda dari perbesaran satu atau lebih kista.
b. Hematuria
Hematuria adalah gejala selanjutnya yang terjadi pada polikistik.
Gross hematuria terjadi ketika kista yang rupture masuk kedalam pelvis
ginjal. Hematuria mikroskopik lebih sering terjadi dibanding gross
hematuria dan merupakan peringatan terhadap kemungkinan adanya
masalah ginjal yang tidak terdapat tanda dan gejala.
17
c. Hipertensi
Hipertensi ditemukan dengan derajat yang berbeda pada 75%
pasien. Hipertensi merupakan penyulit karena efek buruknya terhadap
ginjal yang sudah kritis.
Pemeriksaan fisik untuk kistik ginjal biasanya normal. Kista yang sangat
besar, pada palpasi mungkin teraba massa pada daerah ginjal. Apabila dijumpai
nyeri tekan, kemungkinan terjadi infeksi. Evaluasi laboratorium fungsi ginjal dan
urinalisa biasanya normal. Hematuri mikroskopis sangat jarang dijumpai. 19
Gagal ginjal akut terjadi akibat infeksi, obstruksi ureter yang disebabkan
oleh bekuan darah atau batu, atau melekuknya ureter tiba-tiba karena kista.
18
Azotemia berkembang secara perlahan-lahan tanpa adanya komplikasi. Pasien
dengan stadium akhir gagal ginjal cenderung memiliki hematokrit lebih tinggi
daripada pasien dengan penyakit ginjal lain. Kelebihan cairan jarang terjadi
karena kecenderungan terbuangnya garam melalui ginjal.19
Klasifikasi bosnia20
Kista ginjal diklasifikasikan sebagai ganas atau jinak menggunakan system
klasifikasi Bosnia.
19
o Kategori II 12
Kista Bosniak II, Menunjukkan kalsifikasi halus atau segmen
pendek kalsifikasi yang sedikit menebal di dinding kista atau septa.
Terdapat beberapa septa tipis garis rambut.
20
beberapa septasi internal tipis tanpa peningkatan yang terukur, beberapa
kalsifikasi nodular, dan penebalan dinding kista yang halus.
o Kategori III
Kista Bosniak III dapat berisi dinding tebal yang tidak teratur dan /
atau septa yang menunjukkan peningkatan yang dapat diukur. Septa
lebih banyak daripada dalam kista Bosniak II. Dinding kista dan septa
juga mengandung kalsifikasi nodular tebal.
21
o Kategori IV
Massa kista malignancy dengan semua karakteristik dari lesi di
kategori III tetapi juga dengan peninggian komponen jaringan lunak tetapi
berbatasan dengan dinding septa.
22
Sementara itu untuk polikistik ginjal, pemeriksaan radiologi yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
o Foto polos
Pada foto polos menunjukkan penonjolan lokal pada ginjal yang
mencurigakan suatu kista atau tumor.Pengkerutan , baik lokal atau seluruh ginjal ,
mencurigakan adanya suatu infeksi kronis.19
o Intravenous Pielografi 18
Pada pemeriksaan pielografi inravena memperlihatkan ginjal yang
membesar dengan kontur yang multilobulasi. Pada pelvis dan infundibulum
mengalami pemanjangan dan sering mengalami penekanan di sekitar kista,
membentuk outline berupa gambaran bulan sabit. Jarang ditemukan kalsifikasi
pada dinding kista ginjal polikistik. Kista sederhana yang ganda (multiple)
pada kedua ginjal seperti busa sabun yang terutama melibatkan korteks dan
permukaan ginjal. Kista pada penyakit ginjal polikistik sebaliknya, kedua
korteks dan medulla yang terlibat. 18
23
Gambar 2.11 Pembesaran ginjal yang lokal karena kista 19
o Ultrasonografi 18
Unltrasonografi ginjal merupakan suatu teknik pemeriksaan
noninvasive yang memiliki tujuan untuk mengetahui ukuran dari ginjal dan
kista. Selain itu juga dapat terlihat gambaran dari cairan yang terdapat dalam
cavitas karena pantulan yang ditimbulkan oleh cairan yang mengisi kista akan
memberi tampilan berupa struktur yang padat.18
24
Gambar 2.12. a. Sonogram menunjukkan tidak tampak parenkim ginjal yang
normal tersisa, multiple kista.
25
Gambar 2.14. Axial CT scan (C dan D) memperlihatkan peningkatan jumlah dan
volume kista ginjal antara tahun . Didapatkan pula dinding aorta yang mengalami
kalsifikasi. 18
o MRI
Magnetic Resonance Imaging (MRI) lebih sensitif dan dapat
mengidentifikasi kistik ginjal yang memiliki ukuran diameter 3 mm. MRI
dilakukan untuk melakukan screening pada pasien polikistik ginjal autosomal
dominan (ADPKD) yang anggota keluarganya memiliki riwayat aneurisma
atau stroke.19
26
2.6.2 Hamartoma Ginjal (Angiomyolipoma)
Hamartoma adalah malformasi pertumbuhan jaringan bersifat jinak yang
terdiri dari campuram abnormal sel-sel dan jaringan yang ditemukan di area tubuh
tertentu. Hamartoma berasal dari dua kata yaitu: hamartia dan oma, dalam bahasa
yunani hamartia berarti kesalahan, cacat dan oma menandakan suatu tumor atau
neoplasma. Hamartoma berkaitan dengan tuberos sklerosis atau merupakan
penyakit yang bersifat sporadik (terisolasi). Gejala klinis pasien dengan
hamartoma berupa nyeri pinggang akut disebabkan oleh perdarahan ekstrarenal
spontan; jika ada trauma sebelumnya. Belakangan ini presentasi paling umum
pasien dengan hamartoma secara insiden ditemukan pada pemeriksaan imaging
termasuk USG, CT, dan MRI yang dilakukan untuk evaluasi penyakit yang
dicurigai diluar sistem genitourinarius. Pada penelitian terbaru pasien dengan
hamartoma dengan lesi asimptomatik.21
27
Gambar 2.16 hamartoma. Lesi hiperekoik uniform pada pool bawah ginjal 21
Dengan perkembangan CT, deteksi lemak di dalam lesi ginjal
memungkinkan diagnosis preoperatif dan oleh karena itu potensial dalam
menghindari operasi dalam banyak kasus. Pada CT, hamartoma memberikan
gambaran well marginated, kortikal, dominan massa lemak berkurang dengan
jaringan lunak heterogen yang kurang diselingi keseluruhan lesi.
Pengurangan/pelemahan jaringan lunak mungkin disebabkan oleh perdarahan atau
fibrosis atau manifestasi dari komponen lesi vaskular atau otot halus. 21
Gambar 2.18 hamartoma. (6) lesi kecil dengan fat attenuation pada kortek
perifer kedua ginjal (panah). (7a) ct scan kontras menujukkan large fat
containing mass. (7b) Ct scan kontras level tinggi menunjukkan asal
massa dari ginjal. Temuan tersebut memungkinkan untuk menegakkan
diagnosis hamartoma21
28
Gambar 2.19 hamartoma. (a,b) early (a) and late (b) gambaran dari aortografi
abdomen menunjukkan massa luas dengan pembuluh darah irreguler dan
aneurisma kecil (panah) meluas dari pool bawah. (c) CT scan dari superior
menunjukkan massa ginjal dominan komposisi lemak. (d) massa dengan
attenuation kedua jaringan lunak dan lemak. (e) massa luas heterogen
dominan attenuation jaringan lunak.21
29
Pada stadium dini, kanker ginjal jarang menimbulkan gejala. Sedangkan
pada stadium lanjut, akan didapatkan tiga tanda trias klasik berupa: nyeri
pinggang, hematuria dan massa pada pinggang merupakan tanda tumor dalam
stadium lanjut. Nyeri terjadi akibat invasi tumor ke dalam organ lain, sumbatan
aliran urin atau massa tumor yang menyebabkan peregangan kapsula fibrosa
ginjal. Adapun gejala yang paling banyak ditemukan adalah hematuria. Selain itu,
juga terjadi tekanan darah tinggi terjadi akibat tidak adekuatnya aliran darah ke
beberapa bagian atau seluruh ginjal, sehingga memicu dilepaskannya zat kimia
pembawa pesan untuk meningkatkan tekanan darah. Polisitemia sekunder terjadi
akibat tingginya kadar hormon eritropoietin, yang merangsang sumsum tulang
untuk meningkatkan pembentukan sel darah merah. Gejala lainnya yang mungkin
terjadi:22
30
mendiagnosis secara tepat kebanyakan karsinoma ginjal, tapi kista hemoragik
mudah terdiagnosis keliru sebagai karsinoma ginjal, dalam hal ini MRI dapat
membantu membedakannya, CT dan MRI sangat membantu dlam menemukan
embolus vena, menentukan lingkup embolus kanker dan stadium klinis. 23
Apabila terdapat keraguan antara kista atau tumor padat ginjal, maka
pemeriksaan tersederhana dan murah adalah pemeriksaan ultrasonografi. Dalam
hal ini USG hanya dapat menerangkan bahwa ada massa solid atau kistik.
Walaupun CT scan merupakan standar baku dalam deteksi dan menentukan
karakteristik dari massa renal, namun USG memiliki peran fundamental dalam
mendiagnosis awal adenokarsinoma ginjal dan 83% tumor asimtomatik
ditemukan secara kebetulan oleh pemeriksaan USG.23
31
Gambar 2.20 Aspek Sonografi Karsinoma sel ginjal : a. Hiperekoik, b. Hipoekoik,
c. Infiltrasi tanpa adanya perbedaan yang jelas dari parenkim sekitar.23
32
Gambar 2.21 Massa hiperechoic bulat pada ginjal kiri yang
menunjukkan adanya angiomyolipoma yang khas.23
Color Doppler
Gambar 2.22 Gambaran USG Doppler pada karsinoma sel ginjal dengan
pembuluh perifer dan pembuluh penetrasi. 23
33
CT Scan
34
Gambar 2.24 Karsinoma sel ginjal dari ginjal kiri yang berkembang ke sinus
ginjal. Sonografi menunjukkan massa pusat hiperechoic (a), sedangkan urografi
negatif (b). CT dengan kontras menggambarkan peningkatan awal yang intens
dari lesi padat (c), dengan berkurangnya kepadatan pada fase nefrografi (d) dan
tanpa adanya tanda-tanda infiltrasi panggul dan
parenkim pada akhir fase urografi (e).23
MRI
35
Gambar 2.25 Karsinoma sel ginjal kecil.
Gambar 2.26 Karsinoma ginjal besar pada ginjal kanan setelah injeksi kontras.
Massa heterogen disebabkan karena area nekrotik. Terlihat juga adanya
pseudokapsul.23
36
2.6.4 Wilms Tumor
Nefroblastoma atau wilms tumor adalah tumor ganas parenkim ginjal dan
merupakan tumor solid abdomen yang paling umum pada anak. Biasanya muncul
dengan manifestasi massa padat, massa perut bagian atas yang tidak nyeri dan
keterlibatan ginjal bilateral pada 5-10% pasien. Sering terdeteksi secara tidak
sengaja saat pemeriksaan penyakit yang lain umumnya pada kasus trauma. Jarang
muncul dengan hematuria atau nyeri. Hipertensi terjadi pada 25% kasus karena
peningkatan produksi renin. Diperkirakan 90% tumor wilm terdiagnosis sebelum
usia 7 tahun. Tumor wilm dapat terlihat sebagai massa jaringan lunak abdomen
atas pada radiografi konvensional, namun dengan USG massa dapat dilokalisasi di
ginjal dan memungkinkan penilaian penyebaran lokal. USG juga berguna sebagai
pemeriksaan non-invasif pada follow-up jangka panjang. CT dapat dibutuhkan
untuk menentukan stadium tumor dan dengan reseksi surgikal yang tepat dan
kemoterapi neo adjuvanm prognosis tumor wilm cukup baik dengan lebih dari
90% 5 year survival rate.24
Diagnosis
Radiografi konvensional tidak spesifik untuk tumor wilm. Imaging dan diagnosis
tumor wilm umumnya dimulai dengan USG, yang dapat mengevaluasi apakah
massa di intra renal atau extrarenal dan apakah solid atau kistik. Lesi wilms
berupa area hipoekoik yang luas karena adanya nekrosis sentral dan pembentukan
kista. Area hiperekoik menunjukkan area lemak, kalsifikasi atau perdarahan. 25
37
Gambar 2.27 USG abdomen. tumor wilms sisi kiri dengan gambaran solid
uniform mass25
38
Gambar 2.29 MRI. Tumor wilms kanan dengan gambaran claw sign jaringan
ginjal normal yang mengelilingi tumor.25
2. 7 Tatalaksana
Pasien dengan kanker ginjal dapat diterapi dengan cara operasi, arterial
embolisasi, terapi radiasi, terapi biologi, atau kemoterapi. Beberapa juga dengan
terapi kombinasi. 22
a. Operasi
39
Simple nephrectomy: suatu tindakan operasi yang hanya mengangkat
bagian ginjal saja. Beberapa pasien dengan kanker ginjal stadium I
merupakan indikasi simple nephrectomy.
Partial nephrectomy: Suatu tindakan operasi yang hanya mengangkat
bagian dari ginjal yang mengandung tumor. Jenis tipe operasi ini digunakan
pada pasien yang hanya mempunyai satu ginjal, atau ketika kanker
mempengaruhi kedua ginjal.
b. Arterial embolization
Arterial embolization adalah suatu tipe terapi lokal yang menyusutkan tumor.
Terapi ini biasanya dilakukan sebelum operasi untuk memudahkan operasi. Ketika
operasi tidak mungkin dilakukan, embolization digunakan untuk membantu
menghilangkan gejala-gejala dari kanker ginjal. Dokter memasukan suatu tabung
yang sempit (kateter) kedalam suatu pembuluh darah di kaki. Tabung dilewatkan
keatas sampai pada pembuluh besar utama (arteri ginjal) yang menyediakan darah
pada ginjal. Dokter menyuntikan suatu senyawa kedalam pembuluh darah untuk
menghalangi aliran darah kedalam ginjal untuk mencegah tumor bermetastasis.
c. Terapi Radiasi
Terapi radiasi (radioterapi) adalah tipe yang lain dari terapi lokal. Terapi ini
menggunakan sinar bertenaga tinggi untuk membunuh dan mempengaruhi sel-sel
kanker hanya di area yang dirawat.
d. Terapi Biologi
Terapi biologi adalah tipe dari terapi sistemik. Terapi ini menggunakan
senyawa-senyawa yang berjalan melalui aliran darah, mencapai dan
mempengaruhi sel-sel di seluruh tubuh. Terapi biologi menggunakan kemampuan
alamiah tubuh (sistim imun) untuk melawan kanker. Pada pasien-pasien dengan
kanker ginjal yang metastatis, dokter menyarankan interferon alpha atau
interleukin-2 (IL-2 atau aldesleukin).
40
e. Kemoterapi
Kemoterapi juga adalah suatu tipe dari terapi sistemik. Obat-obat anti kanker
pada kemoterapi memasuki aliran darah dan beredar ke seluruh tubuh. Meskipun
obat-obat anti kanker ini mempunyai banyak manfaat untuk mengobati kanker-
kanker yang lain, obat ini kurang efektif pada kanker ginjal. Saat ini, para dokter
masih mempelajari obat-obat dengan kombinasi baru yang terbukti lebih
bermanfaat.
2.8 Prognosis
41
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
42
DAFTAR PUSTAKA
43
15. Nayak A, Lyer K, Agarwala S, Verma K. Fine Needle aspirationcytologi
of cystic partially differentiated nephroblastoma of the kidney.
Cytopathology. 2006; 17: 145-148
16. McAninch, Jack W. Disorder Of The Kidney, from Smith’s General
Urology 17th edition. Mc Graw-Hill, USA: 2008.
17. Guyton, A. C., Hall, J.E. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta :
EGC.
18. Rasad Sjahriar. 2013. Radiologi Diagnostik Edisi kedua. Jakarta: FKUI.
19. Grantham J.J. 2008. Autosomal Dominant Polycystic Kidney Disease. New
England Journal Medicine.
20. Israel GM, Bosniak MA. Follow-up CT of moderately complex cystic
lesions of the kidney (Bosniak category IIF). AJR Am J Roentgenol
2003;181(3):627–633.
21. Bren J, Wagner. Adult Renal Hamartomas. Radiographic Journal.
Washington. 1997
22. Cohen Herbert T, McGovern Francis J. Renal Cell Carcinoma. N Engl J
Med, 2005 ; 353:2477-90
23. Pavlica P, Derchi L. Renal Cell Carcinoma Imaging. Italy. Europian
Association of Urology. 2006.
24. Maryan H, Stephen B. Paediatric Radiography. USA. Blackwell science.
2003
25. Neuroblastoma and nephroblastoma: a radiological review. NCBI
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4446071/ diakses pada
tanggal 28 juli 2019
44