Anda di halaman 1dari 17

TUGAS MAKALAH

GIZI KESEHATAN MASYARAKAT

“OBESITAS”

OLEH :

KELOMPOK 6

SITTI SUSANTI J1A1 16 124

SITTI UMRAWANA J1A1 16 125

SITTI WULAN PURNAMA WAHDA SYAM J1A1 16 126

SRI MULIYANTI J1A1 16 127

SRI RAHMASARI J1A1 16 128

TITIN ZUMARTIN J1A1 16 132

TRI ALFIANI J1A1 16 133

KESEHATAN LINGKUNGAN

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2019
KATA PENGANTAR

Obesitas atau kegemukan merupakan suatu keadaan fisiologis dimana lemak


disimpan secara berlebihan didalam jaringan tubuh. Seseorang dikatakan mengalami
obesitas bila berat badan melebihi 20% dari berat badan ideal. Obesitas didefinisikan
sebagai suatu kelebihan lemak dalam tubuh. Obesitas disebabkan oleh ketidakseimbangan
antara konsumsi dan kebutuhan energi, dimana energi terlalu banyak dibanding
kebutuhan atau pemakaian energi.
Pada proses pengerjaan makalah ini kami mengalami kesulitan atau kendala untuk
memperoleh data.
Penulis mengucapkan terima kasih pada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunia-Nya serta pada para pihak yang telah membantu sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan baik.
Dalam penyusunan makalah ini penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis maupun pembaca. Tidak lupa penulis mengharapkan kritik dan
saran dari para pembaca.

Kendari, Oktober 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

SAMPUL
KATA PENGANTAR ..............................................................................................
DAFTAR ISI .............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................
1.1 Latar Belakang ..............................................................................................
1.2 Rumusan Masalah .........................................................................................
1.3 Tujuan ...........................................................................................................
1.4 Manfaat .........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................................
2.1 Pengertian Obesitas .........................................................................................
2.2 Tipe-tipe Obesitas ...........................................................................................
2.4 Gejala-gejala Timbulnya Obesitas ..................................................................
2.5 Penyebab Obesitas ..........................................................................................
2.6 Cara Pengukuran Obesitas ..............................................................................
2.7 Penyakit yang ditimbulkan akibat Obesitas ....................................................
2.8 Faktor-faktor Obesitas ....................................................................................
2.9 Solusi Obesitas ................................................................................................
BAB III PENUTUP ..................................................................................................
3.1 Kesimpulan .....................................................................................................
3.2 Saran ...............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Pengertian Obesitas


Obesitas atau kegemukan merupakan suatu keadaan fisiologis dimana lemak
disimpan secara berlebihan didalam jaringan tubuh. Seseorang dikatakan mengalami
obesitas bila berat badan melebihi 10% dari berat badan ideal. Obesitas adalah merupakan
permasalahan sejak zaman dahulu kala. Keadaan ini merupakan salah satu kelainan
metabolisme yang paling lama tercatat dalam suatu sejarah seperti terlihat pada sebuah
patung tanah liat yang berasal dari zaman lebih kurang 22.000 SM. Patung tersebut
menggambarkan seorang wanita setengah baya yang obes. Obesitas kemudian masih
selalu tercatat sepanjang sejarah, sejak zaman Mesir dan Yunani purba, bahkan sampai
sekarangpun tetap menjadi persoalan, terutama dalam hal pengobatannya.
Obesitas menimbulkan berbagai dampak, baik dari segi psikososial maupun masalah
medis. Orang yang obes mempunyai banyak kesulitan dalam melakukan aktivitas fisik
sehari-hari dan orang yang obes pun mengeluarkan biaya sehari-hari untuk pakaian dan
makanan yang lebih besar dan dapat pula mempunyai masalah dalam hubungan suami
istri dan pada anak kecil sering ditemukan persoalan identifikasi diri. Dari sudut medis
penderita lebih sering untuk sakit. Penderita obesitaspun mempunyai angka harapan
hidup yang lebih rendah dari populasi berat badan normal. Data New York Metropolitan
life Insurance menunjukkan bahwa pada kelompok umur 40-69 tahun yang obes
ditemukan angka kematian 42% lebih besar daripada rata-rata pada laki-laki dan 36%
lebih besar daripada rata-rata pada wanita. Bagi si penderita obesitas sendiri dapat pula
timbul rasa rendah diri, rasa tertekan, serta keputusasaan dan menimbulkan keinginan
yang besar untuk menjadi lebih ramping, yang terlihat dengan keinginan untuk menjalani
berbagai macam program diet.
Menurut World Health Organization (WHO), pada tahun 2014, lebih dari 1,9 miliar
orang dewasa yang berusia > 18 tahun, kelebihan berat badan. Dari jumlah tersebut lebih
dari 600 juta mengalami obesitas. Secara keseluruhan, sekitar 13% dari populasi dunia
dewasa (11% laki-laki dan 15% perempuan) yang mengalami obesitas pada tahun 2014.
Prevalensi obesitas di seluruh dunia meningkat dua kali lipat antara tahun 1980 dan 2014
(WHO, 2015).
Menurut Center of Disase Control (CDC), selama tahun 2011-2014 prevalensi
obesitas penduduk Amerika lebih tinggi pada wanita (38.3%) dibanding pria (34.3%).Di
Indonesia, obesitas merupakan salah satu permasalahan gizi. Berdasarkan Laporan Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2013, prevalensi obesitas pada penduduk berusia
≥18 tahun berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah 15,4%. Prevalensi penduduk
laki-laki dewasa obesitas pada tahun 2013 sebanyak 19,7 persen, lebih tinggi dari tahun
2007 (13,9%) dan tahun 2010 (7,8%). Pada tahun 2013, prevalensi obesitas perempuan
dewasa (>18 tahun) 32,9 persen, naik 18,1 persen dari tahun 2007 (13,9%) dan 17,5
persen dari tahun 2010 (15,5%) (Kemenkes, 2013).
Penyebab obesitas sangat kompleks, artinya obesitas disebabkan oleh banyak faktor.
Obesitas timbul akibat masukan energi yang melebihi pengeluaran energi. Bila energi
dalam jumlah besar (dalam bentuk makanan) yang masuk ke dalam tubuh melebihi
jumlah yang dikeluarkan, berat badan akan bertambah dan sebagian energi tersebut akan
disimpan sebagai lemak (Guyton, 2007).

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Pengertian Obesitas?
1.2.2 Bagaimana Tipe-tipe Obesitas?
1.2.3 Bagaimana Gejala-gejala Timbulnya Obesitas?
1.2.4 Penyebab pada obesitas ?
1.2.5 Bagaimana Cara Pengukuran Obesitas?
1.2.6 Bagaimana Dampak yang ditimbulkan akibat obesitas?
1.2.7 Apa saja Faktor-faktor pada Obesitas?
1.2.8 Apa Solusi dari Obesitas?

1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui Pengertian Obesitas
1.3.2 Mengetahui Tipe-tipe Obesitas
1.3.3 Mengetahui Penyebab pada Obesitas
1.3.4 Mengetahui Bahaya yang ditimbulkan Obesitas
1.3.5 Mengetahui Faktor-faktor Obesitas
1.3.6 Mengetahui Solusi dari Obesitas
1.4 Manfaat
Hasil penulisan ini diharapkan bermanfaat bagi para pembaca agar para pembaca
dapat mengetahui tentang penyebab dan faktor-faktor yang menyebabkan obesitas. Selain
itu makalah ini juga menjelaskan tentang bahaya yang ditimbulkan akibat obesitas pada
kesehatan seseorang. Serta memberikan solusi agar obesitas dapat ditanggulangi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Obesitas
Kata obesitas berasal dari bahasa latin yang berarti makan berlebihan. Obesitas
adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak tubuh yang
berlebihan. Seseorang yang memiliki berat badan 20% lebih tinggi dari nilai tengah
kisaran berat badannya yang normal dianggap mengalami obesitas. Obesitas digolongkan
menjadi 3 kelompok:
1. Obesitas ringan : kelebihan berat badan 20-40%
2. Obesitas sedang : kelebihan berat badan 41-100%
3. Obesitas berat : kelebihan berat badan >100% (Obesitas berat ditemukan
sebanyak 5% dari antara orang-orang yang gemuk).
Obesitas (kegemukan) adalah suatu keadaan dimana terjadi penumpukan lemak
tubuh yang berlebih, sehingga berat badan seseorang jauh di atas normal dan dapat
membahayakan kesehatan. Definisi obesitas menurut para dokter adalah suatu kondisi
dimana lemak tubuh berada dalam jumlah yang berlebihan dan suatu kondisi yang
berhubungan dengan penyakit-penyakit lain serta dapat menurunkan kualitas hidup.
Obesitas terjadi karena ketidakseimbangan antara energi yang masuk dengan energi yang
keluar.
Obesitas didefinisikan sebagai suatu kelebihan lemak dalam tubuh. Obesitas
disebabkan oleh ketidakseimbangan antara konsumsi dan kebutuhan energi, dimana
energi terlalu banyak dibanding kebutuhan atau pemakaian energi. Kelebihan energi
dalam tubuh disimpan dalam bentuk jaringan lemak pada keadaan normal, jaringan lemak
ditimbun dibeberapa tempat tertentu, diantaranya dalam jaringan subkutan dan didalam
jaringan tirai usus (omentum).

2.2 Tipe-tipe Obesitas


Tipe pada obesitas dapat dibedakan menjadi 2 klasifikasi, yaitu Tipe obesitas
berdasarkan bentuk tubuh dan Tipe obesitas berdasarkan keadaan sel lemak.
2.2.1 Tipe Obesitas Berdasarkan Bentuk Tubuh.
a. Obesitas tipe buah apel (Apple Shape)
Tipe seperti ini biasanya terdapat pada pria. dimana lemak tertumpuk di sekitar perut.
Resiko kesehatan pada tipe ini lebih tinggi dibandingkan dengan tipe buah
Pear (Gynoid).
b. Obesitas tipe buah pear (Gynoid)
Tipe ini cenderung dimiliki oleh wanita, lemak yang ada disimpan di sekitar pinggul
dan bokong. Resiko terhadap penyakit pada tipe gynoid umumnya kecil.
c. Tipe Ovid (Bentuk Kotak Buah)
Ciri dari tipe ini adalah "besar di seluruh bagian badan". Tipe Ovid umumnya terdapat
pada orang-orang yang gemuk secara genetik.
2.2.2 Tipe Obesitas Berdasarkan Keadaan Sel Lemak
a. Obesitas Tipe Hyperplastik
Obesitas terjadi karena jumlah sel lemak yang lebih banyak dibandingkan keadaan
normal.
b. Obesitas Tipe Hypertropik
Obesitas terjadi karena ukuran sel lemak menjadi lebih besar dibandingkan keadaan
normal,tetapi jumlah sel tidak bertambah banyak dari normal.
c. Obesitas Tipe Hyperplastik Dan Hypertropik
Obesitas terjadi karena jumlah dan ukuran sel lemak melebihi normal. Pembentukan
sel lemak baru terjadi segera setelah derajat hypertropi mencapai maksimal dengan
perantaraan suatu sinyal yang dikeluarkan oleh sel lemak yang mengalami
hypertropik.

2.3 Gejala-gejala Timbulnya Obesitas


Penimbunan lemak yang berlebihan dibawah diafragma dan di dalam dinding dada
bisa menekan paru-paru, sehingga timbul gangguan pernafasan dan sesak nafas,
meskipun penderita hanya melakukan aktivitas yang ringan. Gangguan pernafasan bisa
terjadi pada saat tidur dan menyebabkan terhentinya pernafasan untuk sementara waktu
(tidur apneu), sehingga pada siang hari penderita sering merasa ngantuk. Obesitas bisa
menyebabkan berbagai masalah ortopedik, termasuk nyeri punggung bawah dan
memperburuk osteoartritis (terutama di daerah pinggul, lutut dan pergelangan kaki). Juga
kadang sering ditemukan kelainan kulit.
Seseorang yang menderita obesitas memiliki permukaan tubuh yang relatif lebih
sempit dibandingkan dengan berat badannya, sehingga panas tubuh tidak dapat dibuang
secara efisien dan mengeluarkan keringat yang lebih banyak. Sering ditemukan edema
(pembengkakan akibat penimbunan sejumlah cairan) di daerah tungkai dan pergelangan
kaki.
2.4 Penyebab Obesitas
Overweight dan obesitas terjadi karena banyak faktor. Faktor utama adalah
ketidakseimbangan asupan energi dengan keluaran energi. Asupan energi tinggi bila
konsumsi makanan berlebihan, sedangkan keluaran energi jadi rendah bila metabolisme
tubuh dan aktivitas fisik rendah. Kemajuan dibidang ilmu pengetahuan, teknologi dan
ekonomi telah menciptakan suatu lingkungan dengan gaya hidup cenderung sedentary
atau kurang gerak dan pola makan dengan makanan enak yang tinggi kalori dan lemak.
Kelebihan asupan energi disimpan dalan jaringan lemak. Ada beberapa aspek yang
mempengaruhi terjadinya kegemukan (obesitas) terhadap seseorang, yaitu :
1. Aspek Gizi
Ditinjau dari segi seseorang yang menderita obesitas mengalami kelebihan energi, zat
gizi yang diperlukan oleh tubuh sudah terpengaruh seperti karbohidrat, protein dan lemak.
Kelebihan energi didalam tubuh diatas menjadi lemak dan ditimbun pada tempat-tempat
tertentu. Jaringan lemak ini merupakan jaringan yang relatif inaktif.

2. Aspek Ekonomi
Obesitas tidak hanya terjadi akibat kelebihan karbohidrat tetapi juga lemak. Akhir-
akhir ini banyak makanan siap saji (fast food). Makanan siap saji itu relatif mahal dan
kebanyakan yang mengkonsumsi adalah masyarakat golongan ekonomi tinggi.

3. Aspek Sosial dan Budaya


Dalam masyarakat indonesia mempunyai pola makanan yang berbeda dengan orang
barat. Dimana masyarakat kita cenderung lebih banyak mengkonsumsi makanan yang
banyak mengandung karbohidrat dan lemak. Kebiasaan lain masih melekat dari
masyarakat indonesia adalah kebiasaan ngemil, hal itu bukanlah jelek, tetapi akan
mempengaruhi berat badannya.

4. Genetis
Obesitas cenderung diturunkan, sehingga diduga memiliki penyebab genetik. Tetapi
anggota keluarga tidak hanya berbagi gen, tetapi juga makanan dan kebiasaan gaya hidup,
yang bisa mendorong terjadinya obesitas. Seringkali sulit untuk memisahkan faktor gaya
hidup dengan faktor genetik. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa rata-rata faktor
genetik memberikan pengaruh sebesar 33% terhadap berat badan seseorang. Apabila
orang tuanya menderita obesitas kemungkinan besar keturunan juga mengalami obesitas.
Selain itu pola makan juga dapat memicu adanya obesitas. Ada dua pola makan
abnormal yaitu makan dalam jumlah sangat banyak (binge) dan makan di malam hari
(sindroma makan pada malam hari). Kedua pola makan ini biasanya dipicu oleh stres dan
kekecewaan. Binge mirip dengan bulimia nervosa, dimana seseorang makan dalam
jumlah sangat banyak, bedanya pada binge hal ini tidak diikuti dengan memuntahkan
kembali apa yang telah dimakan. Sebagai akibatnya kalori yang dikonsumsi sangat
banyak. Pada sindroma makan pada malam hari, adalah berkurangnya nafsu makan di
pagi hari dan diikuti dengan makan yang berlebihan, agitasi dan insomnia pada malam
hari.

2.5 Cara Pengukuran Obesitas


1. Pengukuran Secara Antropometri
a. Body Mass Index (BMI) adalah sebuah ukuran ”berat terhadap tinggi” badan yang
umum digunakan untuk menggolongkan orang dewasa kedalam kategori
Underweight (Kekurangan berat badan). Overwight (kelebihan berat badan) dan
Obesitas (kegemukan)
b. RLPP (Rasio lingkar pinggang dan pinggul) untuk menilai timbunan lemak perut
dapat digunakan cara lain, yaitu dengan mengukur rasio lingkar pinggang dan
pinggul (RLPP) atau mengukur lingkar pinggang (LP). Rumus yang digunakan
cukup sederhana yaitu : sebagai patokan, pinggang berukuran > 90 cm merupakan
tanda bahaya bagi pria, sedangkan untuk wanita risiko tersebut meningkat bila
lingkar pinggang berukuran > 80 cm. Jadi ”Jangan hanya menghitung tinggi badan,
berat badan dan IMT saja, lebih baik jika disertai dengan mengukur lingkar
pinggang”
c. Indeks BROCCA salah satu cara lain untuk mengukur obesitas adalah dengan
menggunakan indeks Brocca, dengan rumus sebagai berikut:
Bila hasilnya: 90-110% = Berat badan normal 110-120% = kelebihan berat badan
(Overweight) > 120%= Kegemukan (Obesitas)
2. Pengukuran Secara Laboratorik
a. BOD POD merupakan salah satu alat untuk mengukur lemak dalam tubuh, yaitu
berupa ruang berbentuk telur yang telah dikomputerisasi. Setelah seseorang
memasuki BOD POD, jumlah udara yang tersisa digunakan untuk mengukur
lemak.
b. DEXA (dual energy X-ray absorptiometry) salah satu cara menentukan jumlah dan
lokasi lemak dalam tubuh yaitu dengan cara menyerupai skening tulang. Sinar X
digunakan untuk menentukan jumlah dan lokasi dari lemak tubuh.
3. Bioelectric Impedance Analysis (analisis tahanan bioelektrik) merupakan salah satu
cara pengukuran obesitas yaitu dengan cara penderita berdiri di atas skala khusus dan
sejumlah arus listrik yang tidak berbahaya dialirkan ke seluruh tubuh lalu dianalisa.
2.6 Penyakit yang timbul akibat Obesitas
1. Diabetes Melitus
Ini terjadi karena resistensi insulin. Simpanan adiposa yang tinggi pada orang gemuk
mengaktifkan paling tidak salah satu enzim, yaitu lipoprotein lipase yang
meningkatkan konsentrasi tinggi asam lemak bebas menstimulasi pelepasan sitokin
seperti
2.6 Dampak Obesitas
Pengaruh dari obesitas terhadap tubuh, dapat menjadi beberapa komplikasi penyakit
umum, seperti darah tinggi (hipertensi), kolesterol tinggi (dislipidemia), kencing manis
(diabetes militus). Lemak jahat yang terdapat pada setiap manusia, akan memiliki
kecenderungan untuk mengendap di pembuluh darah. Hal ini menyebabkan pembuluh
darah menjadi menyempit sehingga penyempitan akan mengakibatkan tekanan darah
yang lebih besar dari normalnya. Apabila hal ini berlangsung secara terus menerus, maka
akan menyebabkan terjadinya hipertensi. Selanjutnya tekanan darah yang tinggi dapat
merusak pembuluh darah sehingga apabila terjadi pada pembuluh darah (terutama yang
kecil dan rapuh), akan mengakibatkan pecahnya pembuluh darah. Bila terjadi di otak,
akan mengakibatkan stroke dan bila di jantung akan menyebabkan infark miokard
(jantung tidak mendapat suply darah), begitu pula pada organ lainya. Selain itu bila
pengendapan lemak terjadi (disebut trombus) dan terdapat tekanan kuat dari pembuluh
darah, maka dapat menyebabkan terkikisnya pengendapan tersebut dan terbawa arus
(embolus) sehingga akan menyumbat pembuluh darah yang lebih kecil lagi. Hal ini
menimbulkan adanya jantung koroner.
Hubungan antara obesitas dengan gejala psikopatologis merupakan suatu lingkaran
yang tidak terputus. Seseorang yang mengalami obesitas akan mudah merasa tersisih atau
tersinggung. Hal ini akan lebih parah bila ia mengalami kegagalan dalam pergaulan.
Seseorang yang obese akan cenderung dijuluki sebagai orang yang susah bergaul dan
mudah tersinggung. Orang yang obese akan menilai sebagian dari temannya sebagai
orang yang suka mengejek. Penelitian Pesa, dkk di Jerman (2000) pada 47 remaja
obesitas menunjukkan bahwa masalah psikologis sangat umum dijumpai. Masalah
psikopatologi yang paling umum didapatkan adalah cemas, ganggguan makan, dan
somatoform. Depresi pada obesitas dapat muncul karena pertentangan batin antara
keinginan untuk memperoleh bentuk tubuh yang ideal dan kenyataan yang ada. Depresi
terjadi sebagai akibat gangguan citra tubuh.
Dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh obesitas juga sangat berpengaruh. Beban
ekonomi yang muncul akibat obesitas merupakan penjumlahan biaya langsung (direct
cost), biaya tidak langsung (indirect cost), dan biaya akibat hilangnya kesempatan
(oppourtunity cost). Penelitian di Amerika Serikat menunjukkan bahwa ada 39,3 hari
kerja yang hilang pertahunnya akibat penyakit terkait dengan kegemukan. Sebanyak 16%
dari perusahaan di Amerika Serikat menolak untuk mempekerjakan orang dengan
obesitas. Di Indonesia, total pembiayaan langsung untuk penyakit obesitas adalah 278
miliar rupiah atau sebesar 2% dari total pengeluaran kesehatan nasional.

2.5 Faktor-faktor pada Obesitas


Secara ilmiah, obesitas terjadi akibat mengkonsumsi kalori lebih banyak dari yang
diperlukan oleh tubuh. Penyebab terjadinya ketidakseimbangan antara asupan dan
pembakaran kalori ini masih belum jelas. Terjadinya obesitas melibatkan beberapa
faktor :
a. Faktor Makanan
Jika seseorang mengkonsumsi makanan dengan kandungan energi sesuai yang
dibutuhkan tubuh, maka tidak ada energi yang disimpan.sebaliknya jika mengkonsumsi
makanan dengan energi melebihi yang dibutuhkan tubuh, maka kelebihan energi akan
disimpan, Sebagai cadangan energi terutama sebagai lemak seperti telah diuraikan
diatas.
Seiring berkembangnya dunia modernisasi,masyarakat secara tidak sadar cenderung
lebih mengkonsumsi makanan berkalori tinggi,seperti makanan cepat saji,makanan yang
dibakar dan kudapan yang memiliki andil dalam peningkatan berat badan. Meningkatnya
jumlah junk food yang masuk ke pasar Indonesia pun memunculkan fenomena baru, yaitu
obesitas atau berat badan berlebih.Makanan siap saji banyak dipilih masyarakat umumnya
mahasiswa dan pegawai kantoran. Makanan siap saji kandungan lemaknya sangat tinggi,
begitu pula kandungan kalorinya. Sementara kandungan nutrisi yang menyehatkan, nyaris
tidak ada.Selain itu, jajanan gorengan,makanan jenis ini kurang baik bagi kesehatan
karena umumnya digoreng dengan minyak yang tidak diganti setiap kali menggoreng.
Masih banyak lagi,seperti : daging olahan,es krim,permen dan minuman bersoda.
Jika dihubungkan dengan makanan,Sesuai dengan contoh penelitian yang gunakan
yaitu di RSUP.DR Wahidin Sudirohusodo Makassar tentunya kita menghubungkan
dengan makanan yang dikonsumsi orang Sulawesi (Makanan Khas Sulawesi
Selatan) yang banyak mengandung lemak dan kalori tinggi. Contohnya : Di Makassar,
coto dapat ditemui di banyak tempat. Di jalan besar, kawasan pertokoan, kawasan
perumahan, pasar, bahkan di gang-gang kecil pun banyak warung yang menjajakan
makanan yang selalu disajikan di dalam mangkuk kecil dan disantap bersama ketupat
atau nasi. Coto Makassar ini terbuat dari daging atau jeroan,untuk itu yang berpotensi
terserang kolesterol adalah orang yang suka mengonsumsi coto secara berlebihan. Selain
itu keripik kentang ,penjual keripik kentang sangat mudah ditemukan di Kota ini.
Makanan jenis ini kurang baik bagi kesehatan karena umumnya digoreng dengan minyak
yang tidak diganti setiap kali menggoreng
b. Faktor Keturunan
Penelitian pada manusia maupun hewan menunjukan bahwa obesitas terjadi
karena factor interaksi gen dan lingkungan. Dari hasil penelitian gizi di Amerika Serikat,
dilaporkan bahwa anak-anak dari orangtua normal mempunyai 10% peluang menjadi
gemuk. Peluang itu akan bertambah menjadi 40-50% bila salah satu orangtua menderita
obesitas dan akan meningkat menjadi 70-80% bila kedua orangtua menyandang obesitas.
Oleh karena itu, bayi yang lahir dari orangtua yang tambun akan mempunyai
kecenderungan menjadi gemuk.
c. Faktor Hormon
Menurunya hormon tyroid dalam tubuh akibat menurunnya fungsi kelenjar tyroid akan
mempengaruhi metabolisme dimana kemampuan menggunakan energy akan
berkurang. Pada perempuan yang sedang mengalami menopause dapat terjadi penurunan
fungsi hormon thyroid. Kemampuan untuk menggunakan energi akan berkurang dengan
menurunnya fungsi hormon ini. Hal tersebut terlihat dengan menurunnya metabolisme
tubuh sehingga menyebabkan kegemukan.
d. Faktor Psikologis
Faktor psikologis ini dapat mempengaruhi kebiasaan makan. Sebagian orang makan
lebih banyak sebagai respon terhadap keadaan mood negatif seperti sedih, bosan, atau
marah. Sebagian lagi mungkin mengalami gangguan makan seperti dorongan makan yang
kurang terkendali (binge eating) walaupun sudah kenyang, atau kebiasaan ngemil yang
sulit dihentikan. Orang-orang seperti ini sangat berisiko terhadap kegemukan, dan perlu
mendapatkan perlakuan khusus, seperti konseling atau terapi psikologi lainnya
e. Gaya Hidup (Life Style) yang Kurang Tepat
Peningkatan obesitas dari tahun ke tahun ditengarai sebagai akibat dari perubahan
gaya hidup Kemajuan sosial ekonomi, teknologi dan informasi yang global telah
menyebabkan perubahan gaya hidup yang meliputi pola pikir dan sikap, yang terlihat
dari pola kebiasaan makan dan beraktifitas fisik. Perubahan pasar modern telah
memacu perubahan gaya hidup. Penelitian Setyaningrum (2007) memperlihatkan bahwa
43,4% responden remaja usia pubertas sering mengkonsumsi makanan siap saji. Hasil
penelitian memperlihatkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara konsumsi
makanan cepat saji dengan kejadian obesitas. Selain itu Kemajuan teknologi, seperti
adanya kendaraan bermotor, lift, dan lain sebagainya dapat memicu terjadinya obesitas
karena kurangnya aktifitas fisik yang dilakukan oleh sesorang. Gaya hidup yang seperti
ini yang meningkatkan risiko obesitas.
f. Pemakaian Obat-Obatan
Efek samping beberapa obat dapat menyebabkan meningkatnya berat badan, misalnya
obat kontrasepsi. Obat-obatan seperti steroid, anti depresi, anti psychotics dan anti
epileptic bisa menstimulasi nafsu makan. Selain itu obat tekanan darah tinggi, penyakit
jantung dan pil kontrasepsi pun bisa menyebabkan berat badan bertambah.

2.6 Solusi Obesitas


Pengobatan obesitas bertujuan untuk menurunkan berat badan atau mempertahankan
berat badan normal. Umumnya, target penurunan berat badan yang dianjurkan pada tahap
pertama adalah 10 persen dari berat badan dalam kurun waktu enam bulan. Penurunan
berat badan yang dianjurkan 0,5 -1 Kg setiap minggu. Secara umum pengobatan obesitas
dapat dilakukan melalui:
1. Diet khusus yaitu diet rendah kalori, dimana terdapat pada makanan yang kaya akan
serat dan rendah lemak, dimana makanan yang kaya serat akan menyebabkan gastric
emptlyng tinggi (tahan lama dalam lambung), mengikat lemak atau kolesterol, transit
time (waktu tinggal di usus) rendah dan mengakibatkan rasa kenyang yang lama.
Terapi diet yang dianjurkan adalah diet rendah kalori. Besarnya energi yang diberikan
500-1.000 kalori lebih rendah dibandingkan rata-rata asupan energi per hari.
Penurunan asupan energi sebesar 500-1.000 kalori per hari akan menurunkan berat
badan 0,5-1 kg per minggu.
2. Latihan fisik, dimana sangat efektif untuk menurunkan berat badan, apabila
didampingi dengan pembatasan masukan kalori. Latihan fisik pada penderita obesitas
harus dilakukan bersama dengan diet rendah kalori untuk meningkatkan pembakaran
lemak. Latihan fisik sangat membantu mempertahankan berat badan agar tidak mudah
naik kembali. Yang dianjurkan adalah olahraga dengan intensitas sedang selama
minimal 30 menit dengan frekuensi 3-5 kali per minggu. Sebaiknya juga
memperbanyak aktivitas fisik seperti jalan, membersihkan rumah, serta mengurangi
pola hidup sedentary seperti menonton televisi dan bermain video games.
3. Perubahan perilaku keluarga merupakan komponen yang paling penting dalam upaya
penanggulanagan obesitas. Keluarga harus memiliki keberanian dalam memilih gaya
hidup dan menentukan jenis makanan yang sehat. Salah satu gaya hidup sehat adalah
tekad untuk menurunkan berat badan sampai ke berat badan ideal untuk selanjutnya
mempertahankan agar dapat memberikan kualitas hidup yang opti-mal bagi mereka
yang kegemukan. Bagi mereka yang berat badannya normal ialah dengan menjaga
agar tidak kegemukan.
4. Farmakoterapi yaitu penanggulangan dengan obat-obatan. Hal ini dilakukan jika
lingkar pinggang meningkat dan timbul berbagai macam penyakit. Penggunaan
farmakoterapi tidak boleh dilakukan jika berat badan masih ideal. Sementara itu,
operasi dilakukan dengan mengecilkan lambung yang biasanya merupakan alternatif
terakhir jika tidak ada jalan keluar lagi.
5. Mengenali metabolisme tubuh juga merupakan hal yang sangat perlu dilakukan dalam
upaya mengatasi kegemukan. Metabolisme tubuh setiap orang tidaklah sama. Ada
orang yang metabolisme tubuhnya tinggi, namun ada pula yang rendah. Seseorang
dengan metabolisme tubuh yang tinggi boleh merasa lega karena tetap akan terhindar
dari kegemukan walaupun ia mengkonsumsi makanan melebihi porsi. Sebaliknya,
mereka dengan metabolisme tubuh yang rendah harus lebih berhati-hati dalam
memilih makanan, karena tubuhnya hanya membutuhkan sedikit energi untuk
melaksanakan kegiatan sehari-hari.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Obesitas didefinisikan sebagai suatu kelebihan lemak dalam tubuh, sehingga berat
badan seseorang jauh di atas normal dan dapat membahayakan kesehatan. Tipe-tipe pada
Obesitas itu dapat dibedakan menjadi Tipe Obesitas bedasarkan bentuk tubuh dan tipe
obesitas berdasarkan keadaan lemak. Obesitas disebabkan oleh ketidakseimbangan antara
konsumsi dan kebutuhan energi. Penyebab yang mempengaruhi obesitas adalah faktor
gizi, ekonomi, genetis, sosial budaya, dan pola makan. Terjadinya Faktor-faktor Obesitas
itu menyebabkan faktor makanan, faktor keturunan, faktor hormon, faktor psikologis,
gaya hidup yang kurang tepat, dan pemakaian Obat-obatan. Obesitas dapat ditanggulangi
dengan cara melakukan diet rendah kalori, olahraga, farmakoterapi, perubahan gaya
hidup dan pengenalan metabolisme tubuh.

3.2 Saran
Bagi penderita Obesitas disarankan untuk bisa memilih makanan yang baik dan sehat
serta sesuai dengan kecukupan tubuhnya. Serta pengurangan kalori dan meningkatkan
kebiasaan olahraga itu merupakan cara alami yang murah serta mengurangi risiko
penyakit jantung koroner meskipun tidak mudah mempertahankan dalam jangka waktu
lama.
DAFTAR PUSTAKA

Budiyanto.MAK. 2002. Gizi Dan Kesehatan.UMM Press: Malang.

Budiyanto. MAK. 2002. Dasar – dasar Ilmu Gizi. UMM Press: Malang

http://obesitas.web.id/definisi%28med%29.html

http://zaifbio.wordpress.com/2009/02/03/diet-therapy-pada-obesitas/

http://www.pewarta-kabarindonesia.blogspot.com/

http://sweetspearls.com/health/solusi-pengobatan-obesitas-jika-dilihat-dari-penyebabnya/

http://www.strokebethesda.com

Arul.2009.Obesitas.(Online),(http://adul2008.wordpress.com/2009/04/11/obesitas/ ,
diakses 27 Mei 2011).

Anda mungkin juga menyukai