Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

KESEHATAN REPRODUKSI DAN KELUARGA BERENCANA

TENTANG

KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA

DISUSUN OLEH:

GEBY AISYAH PUTRI

NIM 1540113017

DOSEN PEMBIMBING: EIS SULASTRI, SKM., MPH.

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)


QAMARULHUDA BAGU LOMBOK TENGAH
PRODI DIPLOMA III KEBIDANAN
2013/2014
KATA PENGANTAR

Assalammu’alaikum Wr.Wb

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaiakan
makalah yang berjudul Kesehatan Reproduksi Remaja ini sebatas pengetahuan dan
kemampuan yang dimiliki, dan juga penulis berterima kasih kepada Ibu Eis Sulastri,
SKM., MPH, selaku dosen mata kuliah Kesehatan Reproduksi dan Keluarga
Berencana yang telah memberikan tugas ini.

Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Kesehatan Reproduksi Remaja. Penulis
juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan
dan jauh dari sempurna. Untuk itu, penulis berharap adanya kritik, saran dan usulan
demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa sarana yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis
sendiri maupun orang-orang yang membacanya. Sebelumnya penulis mohon maaf
apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan penulis memohon
kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan. Wallahua’lam

Wassalammu’alaikum Wr.Wb

Bagu, 21 April 2014

Penulis,

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..............................................................................................i

Daftar Isi.......................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................1

A. Latar Belakang........................................................................................1

B. Rumusan Masalah....................................................................................2

C. Tujuan Penulisan......................................................................................2

D. Manfaat Penulisan....................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................4

A. Pengertian Remaja.....................................................................................4

B. Pengertian Kesehatan Reproduksi Remaja................................................5

C. Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan reproduksi Remaja......................8

D. Penyakit Penyerang Sistem Reproduksi....................................................9

E. Masalah Kesehatan Reproduksi Remaja.................................................10

F. Dampak atau Konsekuensi Hubungan Seks Pranikah.............................13

G. Solusi Untuk Mengatasi Masalah Kesehatan Reproduksi Remaja……...14

BAB III PENUTUP....................................................................................... 15

A. Kesimpulan...............................................................................................17

B. Saran.........................................................................................................18

Daftar Pustaka

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Remaja adalah anak yang pada umumnya berusia 13-25 tahun, di mana usia

13 tahun merupakan batas usia pubertas pada umummnya, yaitu ketika secara biologis

sudah mengalami kematangan seksual dan usia 25 tahun adalah usia ketika mereka

pada umumnya, secara sosial dan psikologis mampu mandiri.

Perubahan yang paling menonjol dan memberikan dinamika psikologis yang

besar pada proses tumbuh kembang remaja adalah kematangan organ reproduksi dan

seksual. Kematangan ini ditandai dengan meningkatkannya hormone seks dalam

darah yang berdampak pada perubahan fisik berupa munculnya ciri-ciri seks primer,

sekunder serta perubahan psikologis berupa dorongan seksual.

Dorongan seksual pada remaja akan mencetuskan ekspresi seksual dari yang

sederhana berupa perasaan tertarik pada lawan jenis sampai yang kompleks, yaitu

bersenggama dan berbagai bentuk penyimpangan seksual.

Kegiatan seksual menempatkan remaja pada tantangan resiko terhadap

berbagai masalah kesehatan reproduksi. Setiap tahun kira-kira 15 juta remaja berusia

15-19 tahun melahirkan, 4 juta melakukan aborsi, dan hampir 100 juta terinfeksi

Penyakit Menular Seksual (PMS) yang dapat disembuhkan. Secara global 40% dari

semua kasus infeksi HIV terjadi pada kaum muda yang berusia 15-24 tahun.

Remaja harus mengetahui tentang kesehatan reproduksi, agar memiliki

informasi yang benar mengenai proses reproduksi serta berbagai faktor yang ada

disekitarnya. Dengan informasi yang benar, remaja akan memiliki sikap dan tingkah

laku yang bertanggung jawab mengenai proses reproduksi.

1
2

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan remaja dalam konsep kesehatan masyarakat?

2. Apakah yang dimaksud dengan kesehatan reproduksi remaja?

3. Apa saja faktor yang mempengaruhi kesehatan reproduksi pada remaja?

4. Apa saja penyakit penyerang sistem reproduksi?

5. Apa saja masalah kesehatan reproduksi remaja?

6. Dampak apa yang terjadi pada remaja ketika melakukan hubungan seks pranikah?

7. Bagaimana solusi yang tepat mengatasi masalah kesehatan reproduksi pada

remaja?

C. Tujuan Penulisan

a. Tujuan Umum

Adapun tujuan umum dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi dan

melengkapi salah satu tugas mata kuliah Kesehatan Reproduksi dan Keluarga

Berencana di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Qamarul Huda Bagu.

b. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan remaja dalam konsep kesehatan

masyarakat.

2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kesehatan reproduksi remaja

3. Untuk mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi kesehatan reproduksi

pada remaja

4. Untuk mengetahui apa saja penyakit penyerang sistem reproduksi.

5. Untuk mengetahui apa saja masalah kesehatan reproduksi remaja.

6. Untuk mengetahui dampak apa yang terjadi pada remaja ketika melakukan

hubungan seks pranikah.


3

7. Untuk mengetahui bagaimana solusi yang tepat mengatasi masalah kesehatan

reproduksi pada remaja.

D. Manfaat Penulisan

Manfaat penulisan makalah ini diharapkan dapat digunakan sebagai:

a. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan refrensi bagi institusi Akademik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

(STIKES) Qamarul Huda Bagu dan dapat dijadikan bahan bacaan.

b. Bagi Keluarga, Masyarakat dan Mahasiswa

Diharapkan dengan penulisan ini dapat memberikan pengetahuan baik keluarga,

masyarakat, mahasiswa maupun lainnya tentang Kesehatan Reproduksi Remaja.

c. Bagi Penulis

Dapat menambah pengetahuan, wawasan mengenai Kesehatan Reproduksi

Remaja.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Remaja Dalam Konsep Kesehatan Masyarakat

1. Pengertian Remaja

Masa remaja merupakan masa yang paling penting dalam kehidupan

seseorang, karena merupakan masa peralihan dari anak menjadi dewasa. Selain

itu, remaja mengalami proses berkembang kearah kematangan atau kemandirian.

Pada masa remaja sering kali muncul dorongan untuk mengetahui dan

mencoba hal-hal baru dalam usahanya untuk mencari jati diri dan mencapai

kematangn pribadi sesuai tugas perkembangannya.

2. Batasan Usia Remaja

Batasan usia remaja berbeda-beda sesuai dengan sosial budaya setempat.

o Menurut WHO (badan PBB untuk kesehatan dunia) batasan usia remaja

adalah 12 sampai 24 tahun.

o Dari segi program pelayanan, definisi remaja yang digunakan oleh

Departemen Kesehatan adalah mereka yang berusia 10 sampai 19 tahun dan

belum kawin.

o Menurut BKKBN (Direktorat Remaja dan Perlindungan Hak Reproduksi)

batasan usia remaja adalah 10 sampai 21 tahun.

o Hurlock memberi batasan masa remaja berdasarkan usia kronologis, yaitu

antara 13 hingga 18 tahun.

o Menurut Thornburgh, batasan usia tersebut adalah batasan tradisional,

sedangkan aliran kontemporer membatasi usia remaja antara 11 hingga 22

tahun.

4
5

B. Kesehatan Reproduksi Remaja

1. Pengertian Kesehatan Reproduksi Remaja

Istilah reproduksi berasal dari kata re yang artinya kembali dan kata

produksi yang artinya membuat atau menghasilkan. Jadi istilah reproduksi

mempunyai arti suatu proses kehidupan manusia dalam menghasilkan keturunan

demi kelestarian hidupnya. Sedangkan yang disebut dengan organ reproduksi

adalah alat tubuh yang berfungsi untuk reproduksi manusia.

Menurut WHO, kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan fisik, mental

dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam

segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya.

Kesehatan reproduksi menurut Depkes (2004) adalah keadaan

kesejahteraan fisik, mental, dan sosial yang utuh (tidak semata-mata bebas dari

penyakit atau kecacatan) dalam segala hal yang berkaitan dengan sistem

reproduksi dan fungsi serta prosesnya.

Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut

sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja. Pengertian sehat

disini tidak semata-mata berarti bebas penyakit atau bebas dari kecacatan namun

juga sehat secara mental serta sosial kultur (BKKBN, 2001).

Berdasarkan dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa kesehatan

reproduksi remaja adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang utuh

dalam segala hal yang berkaitan dengan fungsi, peran, dan sistem reproduksi yang

dimiliki oleh remaja.


6

2. Hal yang Berhubungan dengan Kesehatan Reproduksi Remaja

Hal yang berhubungan dengan Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) yaitu

pubertas yang mempunyai arti awal masa remaja. Pada masa pubertas terjadi

perubahan badaniah yang menandai adanya kemampuan untuk melanjutkan

keturunan (reproduksi).

Pubertas juga diartikan sebagai saat pematangan seksual. Perubahan ini

disertai perubahan mental dan akan mempengaruhi perilaku. Perubahan yang

terjadi pada setiap orang itu berbeda-beda, karena setiap orang memiliki

perbedaan saat kematangan sekseual. Biasanya perempuan mengalami pubertas

lebih awal pada usia 11-12 tahun, sedangkan laki-laki pada usia 13-15 tahun.

Adapun J.J. Rosseau membagi perkembangan jiwa manusia menurut

perkembangan perasaannya, yang membaginya menjadi 4 tahap yaitu:

o Umur 0-4 atau 5 tahun

Masa kanak- kanan (infancy).

o Umur 5 –12 tahun

Masa bandel (savage stage).

o Umur 12 –15 tahun

Bangkitnya akal, nalar dan kesadaran diri.

o Umur 15-20 tahun

Masa kesempurnaan remaja (adolescence proper) dan merupakan puncak

perkembangan emosi.

a. Perkembangan Fisik pada Remaja

Pada masa remaja seseorang mengalami pertumbuhan fisik yang lebih

cepat dibandingkan dengan masa sebelumnya. Ini nampak pada organ seksualnya.
7

Ciri sekunder individu dewasa adalah

a) Pada pria tampak tumbuh kumis, jenggot dan rambut sekitar alat kelamin dan

ketiak. Rambut yang tumbuh relatif lebih kasar. Suara menjadi lebih besar,

dada melebar dan berbentuk segitiga, serta kulit relatif lebih kasar.

b) Pada wanita tampak rambut mulai tumbuh di sekitar alat kelamin dan ketiak,

payudara dan panggul mulai membesar, dan kulit relatif lebih halus.

Sedangkan organ kelamin juga mengalami perubahan ke arah

pematangan yakni sebagai berikut:

a) Pada pria, sejak usia ini testis akan menghasilkan sperma yang tersimpan

dalam skrotum. Kelenjar prostat menghasilkan cairan semen, dan penis dapat

digunakan untuk bersenggama dalam perkawinan. Seorang pria dapat

menghasilkan puluhan sampai jutaan sperma sekali ejakulasi dan mengalami

mimpi basah, dimana sperma keluar dengan sendirinya secara alamiah.

b) Pada wanita, kedua indung telur (ovarium) akan menghasilkan sel telur

(ovum). Hormon kelamin wanita mempersiapkan uterus (rahim) untuk

menerima hasil konsepsi bila ovum dibuahi oleh sperma, juga mempersiapkan

vagina sebagai penerima penis saat senggama. Sejak saat ini wanita akan

mengalami ovulasi dan menstruasi. Pada masa menjelang menstruasi pertama

(menarch) remaja putri sangatlah sensitif. Mereka juga seringkali mengalami

masa prementruasi syndrome (PMS) yang sangat berat.

Ovulasi adalah proses keluarnya ovum dari ovarium dan jika tidak dibuahi,

maka ovum akan mati dan terjadilah menstruasi. Menstruasi adalah peristiwa

alamiah keluarnya darah dari vagina yang berasal dari uterus akibat lepasnya

endometrium sebagai akibat dari ovum yang tidak dibuahi.


8

b. Perkembangan Psikosial pada Remaja

Kesadaran akan bentuk fisik yang bukan lagi anak-anak menjadikan

remaja sadar meninggalkan tingkah laku anak-anaknya dan mengikuti norma serta

aturan yang berlaku.

Menurut Havigrust aspek psikologis yang menyertainya yaitu:

a) Menerima kenyataan (realitas) jasmani.

b) Mencapai hubungan sosial yang lebih matang dengan teman sebaya.

c) Menjalankan peran-peran sosial menurut jenis kelamin sesuaikan dengan

norma.

d) Mencapai kebebasan emosional (tidak tergantung) pada orang tua atau orang

dewasa lain.

e) Mengembangkan kecakapan intelektual serta konsep untuk bermasyarakat.

f) Memilih dan mempersiapkan diri untuk suatu pekerjaan atau jabatan.

g) Mencapai kebebasan ekonomi, merasa mampu hidup dengan nafkah sendiri.

C. Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Reproduksi pada Remaja

Secara garis besar, dapat dikelompokkan empat golongan faktor yang dapat

mempengaruhi kesehatan reproduksi yaitu:

a. Faktor sosial-ekonomi dan demografi

Terutama kemiskinan, tingkat pendidikan yang rendah, dan ketidaktahuan tentang

perkembangan seksual dan proses reproduksi, serta lokasi tempat tinggal yang

terpencil.

b. Faktor budaya dan lingkungan

Misalnya, praktek tradisional yang berdampak buruk pada kesehatan reproduksi,

kepercayaan banyak anak banyak rejeki, informasi tentang fungsi reproduksi yang
9

membingungkan anak dan remaja karena saling berlawanan satu dengan yang

lain, dsb.

c. Faktor psikologis

Dampak pada keretakan orang tua pada remaja, depresi karena ketidak

seimbangan hormonal, rasa tidak berharga wanita pada pria yang membeli

kebebasannya secara materi.

d. Faktor biologis

Cacat sejak lahir, cacat pada saluran reproduksi pasca penyakit menular seksual,

dsb.

D. Penyakit Penyerang Sistem Reproduksi

Jenis-jenis penyakit yang menyerang reproduksi remaja antara lain:

a. Gonorrhea (GO)

Penyakit yang disebabkan bakteri Neisseeria gonnorreheae, masa inkubasi atau

masa tunasnya 2-10 hari sesudah kuman masuk ke tuuh melalui hubungan seks.

b. Sifilis (Raja Singa)

Penyakit yang disebabkan kuman treponema Pallidum. Masa inkubasinya atau

masa tunasnya 2-6 minggu, kadang-kadang sampai 3 bulan sesudah kuman masuk

kedalam tubuh melalui hubungan seks. Setelah itu beberapa tahun dapat berlalu

tanpa gejala.

c. Herpes Genitalis

d. Penyakit yang disebabkan virus herpes simplex, dengan masa inkubasi atau masa

tunasnya 4-7 hari sesudah masuk ke tubuh melalui hubungan seks.

e. Klamida

Penyakit menular seksual ini disebabkan oleh Klamida trachomatis.


10

f. Charcroid

Penyebabnya adalah bakteri Haemophilus ducrey, dan dikeluarkan melalui

hubungan seksual.

g. Trikomoniasis Vaginalis

Disebabkan oleh sejenis protozoa Trikomonas Vaginalis. Pada umumnya

dikeluarkan melalui hubungan seks.

h. Kondiloma akuminata Genital Warts (HPV)

Penyebabnya adalah virus Human Paipilloma

E. Masalah Kesehatan Reproduksi Remaja

a. Hamil yang Tidak Dikehendaki (Unwanted Pregnancy)

Kehamilan yang tidak dikehendaki (Unwanted pregnancy) merupakan

salah satu akibat dari kurangnya pengetahuan remaja mengenai perilaku seksual

remaja. Faktor lain penyebab semakin banyaknya terjadi kasus kehamilan yang

tidak dikehendaki (unwanted pregnancy) yaitu anggapan-anggapan remaja yang

keliru seperti kehamilan tidak akan terjadi apabila melakukan hubungan seks baru

pertama kali, atau pada hubungan seks yang jarang dilakukan, atau hubungan seks

dilakukan oleh perempuan masih muda usianya, atau bila hubungan seks

dilakukan sebelum atau sesudah menstruasi, atau hubungan seks dilakukan dengan

menggunakan teknik coitus interuptus (senggama terputus).

Kehamilan yang tidak dikehendaki (unwanted pregnancy) membawa

remaja pada dua pilihan yaitu melanjutkan kehamilan kemudian melahirkan dalam

usia remaja (early childbearing) atau menggugurkan kandungan merupakan

pilihan yang harus remaja jalani. Banyak remaja putri yang mengalami kehamilan

yang tidak diinginkan (unwanted pregnancy) terus melanjutkan kehamilannya.


11

Menurut Affandi, konsekuensi dari keputusan untuk melanjutkan

kehamilan adalah melahirkan anak yang dikandungnya dalam usia yang relatif

muda. Hamil dan melahirkan dalam usia remaja merupakan salah satu faktor

resiko kehamilan yang tidak jarang membawa kematian ibu. Kematian ibu yang

hamil dan melahirkan pada usia kurang dari 20 tahun lebih besar 3-4 kali dari

kematian ibu yang hamil dan melahirkan pada usia 20-35 tahun.

Dari sudut kesehatan obstetri, hamil pada usia remaja dapat

mengakibatkan resiko komplikasi pada ibu dan bayi antara lain yaitu terjadi

perdarahan pada trimester pertama dan ketiga, anemia, preeklamsia, eklamsia,

abortus, partus prematurus, kematian perinatal, berat bayi lahir rendah (BBLR)

dan tindakan operatif obstetri (Sugiharta, 2004) cit (Soetjiningsih, 2004).

b. Aborsi

Aborsi (pengguguran) berbeda dengan keguguran. Aborsi atau

pengguguran kandungan adalah terminasi (penghentian) kehamilan yang

disengaja (abortus provokatus). Abortus provocatus yaitu kehamilan yang

diprovokasi dengan berbagai macam cara sehingga terjadi pengguguran.

Sedangkan keguguran adalah kehamilan berhenti karena faktor-faktor alamiah

(abortus spontaneus) (Hawari, 2006).

Data yang tersedia dari 1.000.000 aborsi sekitar 60,0% dilakukan oleh

wanita yang tidak menikah, termasuk para remaja. Sekitar 70,0- 80,0% merupakan

aborsi yang tidak aman (unsafe abortion). Aborsi tidak aman (unsafe abortion)

merupakan salah satu faktor menyebabkan kematian ibu.

Menurut Hawari (2006), aborsi yang disengaja (abortus provocatus) ada

dua macam yaitu:


12

a) Abortus provocatus medicalis yakni penghentian kehamilan (terminasi)

yang disengaja karena alasan medik. Praktek ini dapat dipertimbangkan,

dapat dipertanggungjawabkan dan dibenarkan oleh hukum.

b) Abortus provocatus criminalis, yaitu penghentian kehamilan (terminasi)

atau pengguguran yang melanggar kode etik kedokteran, melanggar

hukum agama, haram menurut syariat Islam dan melanggar Undang-

Undang.

c. Penyakit Menular Seksual (PMS)

Menurut Notoatmodjo (2007), penyakit menular seksual merupakan suatu

penyakit yang mengganggu kesehatan reproduksi yang muncul akibat dari prilaku

seksual yang tidak aman. Penyakit Menular Seksual (PMS) merupakan penyakit

anak muda atau remaja, karena remaja atau anak muda adalah kelompok

terbanyak yang menderita penyakit menular seksual (PMS) dibandingkan

kelompok umur yang lain.

PMS adalah golongan penyakit yang terbesar jumlahnya (Duarsa, 2004) cit

(Soetjiningsih, 2004) Remaja sering kali melakukan hubungan seks yang tidak

aman, adanya kebiasaan bergani-ganti pasangan dan melakukan anal seks

menyebabkan remaja semakin rentan untuk tertular Penyakit Menular Seksual

(PMS), seperti Sifilis, Gonore, Herpes, Klamidia.

Cara melakukan hubungan kelamin pada remaja tidak hanya sebatas pada

genital-genital saja bisa juga orogenital menyebabkan penyakit kelamin tidak saja

terbatas pada daerah genital, tetapi juga pada daerah-daerah ekstra genital

(Notoatmodjo, 2007).
13

d. HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus and Acquired Immunodeficiency

Syndrome)

AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) adalah suatu sindrom atau

kumpulan gejala penyakit dengan karakteristik defisiensi kekebalan tubuh yang

berat dan merupakan manifestasi stadium akhir infeksi virus “HIV”

Faktor yang beresiko menyebabkan HIV pada remaja adalah perubahan

fisiologis, aktifitas sosial, infeksi menular seksual, prilaku penggunaan obat

terlarang dan anak jalanan dan remaja yang lari dari rumah. Perubahan fisiologis

yang dapat menjadi resiko penyebab infeksi dan perjalanan alamiah HIV meliputi

perbedaan perkembangan sistem imun yang berhubungan dengan jumlah limfosit

dan makrofag pada stadium pubertas yang berbeda dan perubahan pada sistem

reproduksi.

Aktifitas seksual tanpa proteksi merupakan resiko perilaku yang paling

banyak pada remaja. Hubungan seksual dengan banyak pasangan juga

meningkatkan resiko kontak dengan virus HIV. Ada tiga tipe hubungan seksual

yang berhubungan dengan transmisi HIV yaitu vaginal, oral, dan anal.

F. Dampak atau Konsekuensi Hubungan Seks Pranikah

a. Perasaan bersalah.

b. Punya perasaan cemas.

c. Terinfeksi penyakit menular seksual.

d. Tidak siap untuk berumah tangga.

e. Tanggung jawab besar untuk berkeluarga.

f. Terburu-buru.

g. Kehamilan yang tidak diinginkan.


14

a) Fisik: Pendarahan, kehamilan bermasalah.

b) Psikologis: Tidak percaya diri, malu, stres, dll

c) Sosial: D.O, dikucilkan masyarakat, dll

h. Aborsi.

Dampak aborsi :

a) Pendarahan.

b) Infeksi.

c) Kemandulan.

d) Keguguran pada kehamilan berikutnya.

e) Kematian.

G. Solusi untuk Mengatasi masalah Kesehatan Reproduksi Remaja

a. Memberikan Pendidikan Seks

Strategi pendidikan seks di masa lalu berfokus pada anatomi fisiologi

reproduksi dan penyuluhan perilaku yang khas kehidupan keluarga Amerika kelas

menengah.

Baru-baru ini pendidikan seks mulai membahas masalah seksualitas

manusia yang dihadapi remaja. Misalnya, program – program yang sekarang

berfokus pada upaya remaja untuk “mengatakan tidak”. Pihak oponen program

pendidikan seks di sekolah percaya bahwa diskusi eksplisit tentang seksualitas

meningkatkan aktivitas seksual diantara remaja dan mengecilkan peran orang tua.

Pihak pendukung mengatakan, tidak adanya diskusi semacam itu dari orang tua

dan kegagalan mereka untuk memberi anak-anak mereka informasi yang

diperlukan secara nyata untuk menghambat upaya mencegah kehamilan pada

remaja.
15

Orang tua mungkin tidak terlibat dalam pendidikan seks anak -anaknya

karena beberapa alasan, seperti :

a) Orang tua tidak memiliki informasi yang tidak adekuat.

b) Orang tua tidak merasa nyaman dengan topik seks.

c) Para remaja tidak merasa nyaman bila orang tua mereka membahas seks.

d) Beberapa orang tua mendapat kesulitan untuk mengakui “anaknya” adalah

individu seksual yang memiliki perasaan dan perilaku seksual. Penolakan

orang tua untuk membahas perilaku seksual dengan putri mereka bisa

menyebabkan putrinya merahasiakan aktivitas seksnya dan dapat menghambat

upaya untuk mendapat bantuan.

b. Meningkatkan Fungsi Penting Program Promosi Kesehatan Remaja

a) Meningkatkan penerimaan pengetahuan dan keterampilan untuk perawatan

diri yang kompeten dan menginformasikan pembuatan keputusan tentang

kesehatan.

b) Memberikan pengkuatan positif terhadap perilaku sehat.

c) Pengaruh struktur lingkungan dan sosial untuk mendukung perilaku

peningkatan kesehatan.

d) Memfasilitasi pertumbuhan dan aktualisasi diri.

e) Menyadarkan remaja terhadap aspek lingkungan dan budaya barat yang

merusak kesehatan dan kesejahteraan.

c. Melakukan Penanganan untuk Mencegah Masalah Kesehatan Reproduksi Remaja

Penanganan yang dilakukan untuk mencegah masalah kesehatan

reproduksi remaja adalah melalui empat pendekatan yaitu institusi keluarga,

kelompok sebaya (peer group), institusi sekolah dan tempat kerja.


16

Institusi keluarga disini diharapkan orang tua harus mampu menyampaikan

informasi tentang kesehatan reproduksi dan sekaligus memberikan bimbingan

sikap dan prilaku kepada remaja.

Peer group diharapkan mampu tumbuh menjadi peer educator yang

diharapkan dapat membahas dan menangani permasalahan kesehatan reproduksi

remaja. Institusi sekolah dan tempat kerja merupakan jalur yang sangat potensial

untuk melatih peer group ini, karena institusi sekolah dan tempat kerja ini sangat

mempengaruhi kehidupan dan pergaulan remaja.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Masa remaja merupakan masa yang paling penting dalam kehidupan

seseorang, karena merupakan masa peralihan dari anak menjadi dewasa. Selain itu,

remaja mengalami proses berkembang kearah kematangan atau kemandirian. Menurut

WHO (badan PBB untuk kesehatan dunia) batasan usia remaja adalah 12 sampai 24

tahun.

Menurut WHO, kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan fisik, mental dan

sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek

yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya.

Hal yang berhubungan dengan Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) yaitu

pubertas yang mempunyai arti awal masa remaja. Pada masa pubertas terjadi

perubahan badaniah yang menandai adanya kemampuan untuk melanjutkan keturunan

(reproduksi).

Secara garis besar, dapat dikelompokkan empat golongan faktor yang dapat

mempengaruhi kesehatan reproduksi yaitu Faktor sosial-ekonomi dan demografi,

faktor budaya dan lingkungan , faktor psikologis, faktor biologis.

Jenis-jenis penyakit yang menyerang reproduksi remaja antara lain: Gonorrhea

(GO), Sifilis (Raja Singa), Herpes Genitalis, Klamida, Charcroid, Trikomoniasis

Vaginalis, Kondiloma akuminata Genital Warts (HPV).

Masalah kesehatan reproduksi remaja yakni hamil yang tidak dikehendaki

(unwanted pregnancy), aborsi, penyakit menular seksual (PMS), HIV/AIDS (Human

Immunodeficiency Virus and Acquired Immunodeficiency Syndrome).

17
B. Saran

a. Bagi Remaja

Jadilah remaja yang bertanggung jawab dan sehat, dengan menikmati masa remaja

dengan kegiatan yang positif, jauhi narkoba, hindari free-sex, menggapai cita-

citamu setinggi langit.

b. Bagi Pemerintah

a) Perlu dibangun komitmen bersama antar elemen, baik pemerintah maupun

masyarakat yang menetapkan kesehatan reproduksi remaja sebagai agenda/isu

bersama dan penting.

b) Perlu pendekatan kepada pihak yang berkompeten dalam pembinaan remaja

melalui pembekalan.

c. Bagi Bidan

Sebagai seorang bidan asuhan reproduksi remaja merupakan salah satu hal yang

wajib dilaksanakan dalam proses pemerataan kesehatan.

d. Bagi Pembimbing

Para pemimbing atau pengajar diharapkan mampu memberi pendidikan kesehatan

secara lebih detail tentang kesehatan reproduksi remaja.

e. Bagi Mahasiswa

Mahasiswa diharapkan dapat melaksanakan program yang mengajarkan perilaku

sehat kepada para remaja.

f. Bagi Masyarakat (pembaca)

Pembaca diharapkan bisa memahami pembahasan tentang kesehatan reproduksi

remaja.

18
DAFTAR PUSTAKA

o Bobak,Lowdermik, jensen.(2004).”Buku Ajar Fundamental Keperawatan,Edisi

4.EGC.Jakarta

o Harris, Robie H. Changing Bodies, Growing Up, Sex, and Sexual Health: It’s

Perfectly Normal. Cambridge, MD: Candlewick Press, 1996.

o Mukhatib MD. 2009. Problem Kesehatan Reproduksi Remaja: Tawaran Solusi,

disampaikan pada Seminar Nasional Seksualitas dan Kesehatan Reproduksi Remaja

di PP.

o Potter& perry.(2005).Buku Ajar Fundamental Keperawatan.Edisi 4.EGC.Jakarta

o Soekidjo, Notoatmodjo.(2007).Kesehatan masyarakat,edisi ke 11.Jakarta : Rineka

Cipta.

Anda mungkin juga menyukai