KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
I.2 Rumusan Masalah
I.3 Pertanyaan Penelitian
I.4 Tujuan Penelitian
I.5 Hipotesis Penelitian
I.6 Manfaat Penelitian
I.7 Keaslian Penelitian
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB 1
PENDAHULUAN
2.1.2 Etiologi
Diabetes Melitus tipe II merupakan jenis yang paling banyak dijumpai. Biasanya terjadi pada
usia 45 tahun, tetapi bisa pula timbul pada usia di atas 20 tahun. Sekitar 90-95% penderita Diabetes
Melitus tipe II.5 Pada Diabetes Melitus tipe II, pankreas, pankreas masih dapat membuat insulin,
tetapi kualitas insulin yang dihasilkan buruk dan tidak dapat berfungsi dengan baik sebagai kunci
untuk memasukkan glukosa ke dalam sel. Akibatnya, glukosa dalam darah meningkat. Kemungkinan
lain terjadinya Diabetes Melitus tipe 2 adalah sel jaringan tubuh dan otot penderita tidak peka atau
sudah resisten terhadap insulin (insulin resistance) sehingga glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel
dan akhirnya tertimbun dalam peredaran darah.5 Keadaan ini umumnya terjadi pada pasien yang
gemuk atau mengalami obesitas.
2.1.3 Epidemiologi
Prevalensi DM tipe 2 pada bangsa klit putih berkisar antara 3%-6% dari jumlah penduduk
dewasanya. Di Singapura, frekuensi diabetes meningkat cepat dalam 10 tahun terakhir.3 Di Amerika
Serikat, penderita diabetes meningkat dari 6.536.163 jiwa di tahun 1990 menjadi 20.676.427 jiwa di
tahun 2010. Di Indonesia, rata-rata prevalensi diabetes berkisar antara 1,4%-1,6%, kecuali di
beberapa tempat yaitu di Pekajangan 2,3% dan di Manado 6%.6
Prevalensi diabetes di dunia pada tahun 2000 diperkirakan sebesar 2,8% atau total penderita
sebanyak 171 juta jiwa dan diperkirakan meningkat menjadi 4.4% atau 366 juta jiwa pada tahun
2030.4 Peningkatan jumlah penderita DMT2 dikaitkan dengan peningkatan populasi, penuaan,
urbanisasi, obesitas, kurangnya aktivitas fisik, berkurangnya penyakit infeksi, dan usia harapan hidup
semakin meningkat.7 Jumlah penderita DMT2 di Indonesia pada tahun 2000 diperkirakan sebanyak
8.4 juta jiwa dan menduduki peringkat ke-4 jumlah penderita DMT2 terbanyak di dunia. Jumlah
tersebut diprediksi akan meningkat menjadi 21,3 juta jiwa pada tahun 2030.8 Data-Data epidemiologi
di Indonesia sangat bervariasi. Laporan Riskesdas tahun 2007 oleh Departemen Kesehatan
menunjukkan prevalensi DM di daerah urban Indonesia usia diatas 15 tahun sebesar 5,7%. Prevalensi
terkecil terdapat di Provinsi Papua sebesar 1,7% dan terbesar di Provinisi Maluku Utara dan
Kalimantan Barat mencapai 11,1%.7 Sedangkan untuk data mengenai prevalensi DMT2 di Bali masih
sedikit. Penelitian oleh Suastika dkk menyatakan prevalensi DM sebesar 7,5%.7 Peningkatan
prevalensi DMT2 secara langsung akan meningkatkan komplikasi DMT2.7 Komplikasi DMT2
didefinisikan sebagai penyakit atau efek merugikan yang timbul dari perjalanan penyakit DMT2,
yang bisa dicegah atau dihambat dengan pengontrolan gula darah, tekanan darah dan kadar kolesterol
HDL pada tingkat normal.