Resume Sadanis
Resume Sadanis
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan data WHO penyakit kanker merupakan penyebab kematian
terbanyak di dunia, dimana kanker sebagai penyebab kematian nomor 2 di dunia
sebesar 13% setelah penyakit kardiovaskular. Setiap tahun, 12 juta orang di dunia
menderita kanker dan 7,6 juta diantaranya meninggal dunia. Diperkirakan pada
2030 kejadian tersebut dapat mencapai hingga 26 juta orang dan 17 juta di
antaranya meninggal akibat kanker, terlebih untuk negara miskin dan
berkembang kejadiannya akan lebih cepat (Kemenkes RI, 2015).
Kanker payudara merupakan masalah yang cenderung meningkat pada
negara dengan sumber terbatas dimana insidensnya meningkat sebanyak 5 %
setiap tahun. Oleh sebab itu pemeriksaan payudara merupakan bagian terpenting
dalam meningkatkan kesehatan setiap ibu/ klien. Pemeriksaan tersebut dapat
membantu mengidentifikasi masalah sebelum ibu merasakan gejala dan memberi
kesempatan untuk pengobatan atau pencegahan sejak dini (Kemenkes RI, 2013).
Deteksi dini kanker payudara dilakukan dengan pemeriksaan payudara
klinis (SADANIS) yaitu pemeriksaan payudara oleh petugas kesehatan sambil
mengajarkan kepada Ibu/klien untuk melakukan SADARI setiap bulannya.
SADANIS dan SADARI hanya mendeteksi secara dini kanker payudara,
bukan untuk mencegah kanker payudara. Dengan adanya deteksi dini maka
kanker payudara dapat terdeteksi pada stadium awal sehingga pengobatan dini
akan memperpanjang harapan hidup penderita kanker payudara. Menurunkan
angka kematian penderita kanker yang ditemukan pada stadium awal akan
memberikan harapan hidup lebih lama.
Meningkatnya insidens kanker payudara pada wanita serta kurangnya
minat serta pengetahuan wanita tentang SADANIS dan SADARI menjadi dasar
1
2
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Melaporkan Latihan Praktek Belajar Lapangan Keperawatan komunitas,
khususnya tentang pemeriksaan Payudara Klinis
2. Tujuan Khusus
Setelah kegiatan latihan praktik keperawatan komunitas mahasiswa
Jurusan Keperawatan dapat :
a. Melakukan pengkajian kebutuhan dan masalah keperawatan komunitas
melalui: penyebaran angket, pengumpulan data, analisa data,
melakukan MMRT untuk menentukan masalah.
b. Merencanakan tindakan keperawatan sesuai dengan masalah yang
ditemukan dan ditentukan.
c. Melaksanakan rencana tindakan sesuai dengan kesepakatan bersama
warga pada saat MMRT.
d. Melakukan evaluasi tindakan keperawatan komunitas sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan.
e. Melakukan dokumentasi proses keperawatan secara lengkap.
B. Tahapan Pelaksanaan
1. Penjajakan
a. Persiapan
Mengikuti penjelasan latihan praktek keperawatan komunitas oleh
pembimbing, dilanjutkan penerjunan mahasiswa kelokasi latihan praktek
keperawatan komunitas.
3
b. Orientasi wilayah.
1) Pengenalan wilayah dan karakteristik penduduk yang dijadikan sebagai
tempat latihan praktek keperawatan komunitas.
2) Perkenalan dan penjelasan tujuan beserta tahapan kegiatan latihan
praktek keperawatan komunitas kepada unsur masyarakat yang terkait
seperti tokoh masyarakat. Mendapatkan gambaran awal mengenai
masalah kesehatan yang dianggap perlu ditangani dimasyarakat
2. Penyusunan Angket
Angket disusun berupa pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab
dengan pilihan jawaban, kemudian dilakukan penyebaran dan dilakukan
wawancara sesuai dengan pertanyaan didalam angket, berjumlah 60 angket.
3. Pengumpulan dan Analisa Data
a. Pengkajian dan pengumpulan data
1) Mendatangi warga dari rumah kerumah dengan melakukan wawancara
dan observasi tentang hal-hal yang terkait dengan kesehatan.
2) Observasi lingkungan RT
b. Analisa Data
1) Rekapitulasi data dengan menggunakan format yang telah disepakati.
2) Penghitungan persentase data-data yang bersifat nomerik dan persen.
3) Tabulasi data.
4) Analisa data dengan cara mengelompokan data-data fokus.
4. Perencanaan
a. Persiapan musyawarah masyarakat rukun tetangga (MMRT).
b. Menetapkan masalah keperawatan dan prioritas sementara serta rencana
tindakan.
c. Melakukan musyawarah masyarakat rukun tetangga (MMRT)
d. Bersama dengan masyarakat merumuskan masalah, menyusun prioritas
menggunakan skoring berdasarkan masalah yang paling dirasakan oleh
4
masyarakat dan dapat segera diatasi dengan sumber yang ada sekaligus
menyepakati tindakan-tindakan yang akan dilakukan untuk mengatasi
permasalahan sesuai prioritas dengan peran serta masyarakat secara
penuh.
5. Pelaksanaan
a. Melalui koordinasi dengan pihak terkait dilakukan pelaksanaan tindakan
sesuai rencana.
b. Melakukan pemeriksaan payudara klinis (SADANIS)
c. Memutar video demonstrasi SADARI kanker payudara
6. Evaluasi
a. Persiapan kegiatan evaluasi akhir pelaksanaan kegiatan perawatan
komunitas.
b. Melakukan koordinasi dan rekapitulasi kegiatan yang telah dilakukan.
c. Melakukan kegiatan yang telah dilakukan dan dievaluasi.
BAB II
LANDASAN TEORITIS
4. Obesitas
Terdapat hubungan yang positif antara berat badan dan bentuk tubuh
dengan kanker payudara pada wanita pasca menopause.Variasi terdapat
kekerapan kanker ini di negara barat serta perubahan kekerapan sesudah
migrasi menunjukkan bahwa terdapat pengaruh diet terhadap terjadinya
keganasan ini.
5. Konsumsi lemak
Konsumsi lemak diperkirakan sebagai suatu faktor risiko terjadinya
kanker payudara. Melakukan studi prospektif selama 8 tahun tentang
konsumsi lemak dan serat dalam hubungannya dengan risiko kanker
payudara pada wanita umur 34 sampai 59 tahun.
6. Radiasi
Eksposur dengan radiasi ionisasi selama atau sesudah pubertas
meningkat terjadinya risiko kanker payudara. Dari beberapa penelitian
yang dilakukan disimpulkan bahwa risiko kanker terkena radiasi
berhubungan secara linier dengan dosis dan umur saat terjadinya
eksposur.
7. Riwayat keluarga dan faktor genetik
Riwayat keluarga merupakan komponen yang penting dalam riwayat
penderita yang akan dilaksanakan skrining untuk kanker payudara.
Terdapat peningkatan risiko keganasan pada wanita yang keluarganya
menderita kanker payudara. Pada studi genetik ditemukan bahwa kanker
payudara berhubungan dengan gen tertentu. Apabila terdapat BRCA1
(Breast Cancer Suceptibility Gene), yaitu suatu gen kerentanan terhadap
kanker payudara, probabilitas untuk terjadi kanker payudara sebesar
60% pada umur 50 tahun dan sebesar 85% pada umur 70 tahun. Faktor
Usia sangat berpengaruh sekitar 60% kanker payudara terjadi di usia 60
tahun.
9
8. Lainya
Faktor lain yang diduga sebagai penyebab kanker payudara adalah tidak
menikah, menikah tapi tidak punya anak, melahirkan anak pertama
sesudah usia 35 tahun, tidak pernah menyusui anak. Beberapa penelitian
mengungkapkan bahwa penyakit kanker payudara meningkat pada
orang yang sering menghadapi kondisi stress (goncangan jiwa) dan juga
bagi wanita yang sebelumnya mengalami menstruasi dibawah usia 11
tahun.
e. Pengobatan Kanker
Beberapa pengobatan kanker payudara yang penerapannya banyak
tergantung pada stadium klinik penyakit:
1. Mastektomi adalah operasi pengangkatan payudara
Ada 3 jenis mastektomi :
a) Modified Radical Mastectomy
Yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara, jaringan payudara
ditulang dada, tulang selangka dan tulang iga, serta benjolan di
sekitar ketiak.
b) Total (Simple) Mastectomy
Yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara saja, tetapi bukan
kelenjar ketiak.
c) Radical Mastectomy
Yaitu operasi pengankatan sebagian dari payudara.Biasanya disebut
lumpectomy, yaitu pengangkatan hanya pada jaringan yang
mengandung sel kanker, bukan seluruh payudara. Operasi ini selalu
diikiti dengan pemberian radio terapi. Biasanya lumpectomy
direkomendasikan pada pasien yang besar tumornya kurang dari 2 cm
dan letaknya dipinggir payudara.
10
2. Radiasi
Penyinaran/radiasi adalah proses penyinaran pada daerah kanker yang
terkena kanker dengan menggunakan sinar X dan sinar gamma yang
bertujuan membunuh sel kanker yang masih tersisa di payudara setelah
operasi. Efek pengobatan ini tubuh menjadi lemah, nafsu makan
berkurang, warna kulit di sekitar payudara menjadi hitam, serta Hb dan
Leukosit cenderung menurun sebagai akibat dari radiasi.
3. Kemotrapi
Kemotrapi adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker bentuk pil
cair atau kapsul atau melalui infuse yang bertujuan membunuh sel
kanker. Tidak hanya sel kanker pada payudara, tapi juga di seluruh
tubuh. Efek dari kemotrapi adalah pasien mengalami mual dan muntah
serta rambut rontok karena pengaruh obat - obatan yang diberikan pada
saat kemoterapi.
4. Terapi Hormon
Hal ini dikenal sebagai ‘Therapy anti-estrogen’ yang sistem kerjanya
memblok kemampuan hormon estrogen yang ada dalam menstimulus
perkembangan kanker pada payudara.
5. Pengobatan Herceptin
Adalah therapy biological yang dikenal efektif melawan HER2-positif
(Human epidermal growth factor) pada wanita yang penanganan yang
mengalami kanker payudara stadium II, III, IV dengan penyebaran sel
kankernya. Pencegahan yang tepat penderita kanker payudara sesuai
dengan stadiumnya akan dapat mengurangi kecatatan dan
memperpanjang harapan hidup penderita. Pencegahan tertier ini penting
untuk meningkatkan kualitas hidup penderita serta mencegah
komplikasi penyakit dan menruskan pengobatan. Tindakan pengobatan
dapat berupa operasi walaupun tidak berpengaruh banyak terhadap
ketahanan hidup penderita. Bila kanker telah jauh bermetastasis,
11
f. Strategi Pencegahan
Prinsip stategi pencegahan dikelompokan dalam tiga kelompok besar,
yaitu pencegahan pada lingkungan, pada pejamu, milestone. Hampir
setiap epidemiologi sepakat bahwa pencegahan yang paling efektif bagi
kejadian penyakit tidak menular adalah promosi kesehatan dan deteksi
dini. Begitu pula pada kanker payudara, pencegahan yang dilakukan
antara lain berupa:
1. Pencegahan primer
Pencegahan primer pada kanker payudara merupakan salah satu bentuk
promosi kesehatan karena dilakukan pada orang yang “sehat” melalui
upaya menghindarkan diri dari keterpaparan pada berbagai faktor risiko
dan melaksanakan pola hidup sehat. Pencegahan primer ini juga bisa
berupa pemerikasaan payudara sendiri (SADARI) yang dilakukan secara
rutin sehingga bisa memperkecil faktor-faktor terkena kanker payudara
ini.
2. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder dilakukan terhadap individu yang memiliki risiko
untuk terkena kanker payudara. Setiap wanita yang normal dan memiliki
siklus haid normal merupakam populasi at risk dari kanker payudara.
Pencegahan sekunder dilakukan dengan melakukan deteksi dini.
Beberapa metode deteksi dini terus mengalami perkembangan. Skrining
melalui mammografi diklaim memiliki akurasi 90% dari semua
panderita kanker payudara, tetapi keterpaparan terus - menerus pada
mammografi pada wanita yang sehat merupakan salah satu faktor risiko
12
2) Lihat puting susu dan perhatikan ukuran dan bentuknya serta arah
jatuhnya (misalnya apakah kedua payudara menggantung secara
15
seimbang?). Periksa juga apakah terdapat ruam atau nyeri pada kulit
dan apakah keluar cairan dariputing.
3) Minta ibu/klien untuk mengangkat kedua tangan ke atas kepala
(Gambar 3a) kemudian menekan kedua tangan di pinggang untuk
mengencangkan otot dadanya (m.pectoral/otot pektoralis) (Gambar
3b)Pada setiap posisi, periksa ukuran, bentuk dan simetri, lekukan
puting atau kulit payudara dan lihat apakah ada kelainan. (Kedua
posisi tersebut juga dapat terlihat jeruk atau lekukan pada kulit jika
ada.) Kemudian minta klien untuk membungkukkan badannya ke
depan untuk melihat apakah kedua payudara tergantung secara
seimbang (Gambar 3c).
Gambar – 3a.Lengan ke Atas
Gambar – 3 c. Membungkuk
b. Palpasi
1) Minta klien untuk berbaring di meja periksa.
2) Dengan meletakkan sebuah bantal di bawah punggung pada sisi
yang akan diperiksa akan membuat jaringan ikat payudara
menyebar, sehingga dapat membantu pemeriksaan payudara.
3) Letakkan kain bersih di atas perut ibu/klien
4) Letakkan lengan kiri ibu ke atas kepala. Perhatikan payudaranya
untuk melihat apakah tampak sama dengan payudara sebelah kanan
dan apakah terdapat lipatan atau lekukan.
5) Gunakan permukaan tiga jari tengah Anda (Gambar 4a), lakukan
palpasi payudara dengan menggunakan teknik spiral. Mulai pada
sisi terluar payudara (Gambar 4b). Tekan jaringan ikat payudara
dengan kuat pada tulang rusuk setelah selesai tiap satu putaran dan
secara bertahap pindahkan jari-jari Anda menuju areola. Lanjutkan
sampai semua bagian selesai diperiksa. Perhatikan apakah terdapat
benjolan atau nyeri (tenderness).
17
Massa atau Sekelompok sel yang saling menempel. Dapat diakibatkan oleh
Benjolan abses, kista, tumor jinak, atau ganas.
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Persiapan
Sebelumnya pelaksanaan kegiatan Latihan Praktik Keperawatan
Komunitas, mahasiswa menerima pengarahan dari Dosen pembimbing.
Penerjunan ke lokasi Praktik Keperawatan Komunitas di Rt.06 RW 02 kelurahan
Pajintan kecamatan Singkawang Timur . Selanjutnya, perkenalan/ berkolaborasi
pada Ketua RT dan orientasi tempat dilakukannya Latihan Asuhan Keperawatan
Komunitas oleh mahasiswa.
B. Pengumpulan Data
1. Data Pemerintahan
Kelurahan Pajintan termasuk wilayah Kecamatan Singkawang Timur Kota
Singkawang, khususnya RT 06 RW 02.
2. Data Geografi
a Lokasi :
o Propinsi Daerah Tingkat : Kalimantan Barat
o Kabupaten/ Kotamadya : Singkawang
o Kecamatan : Singkawang Timur
o Kelurahan : Pajintan
o Rw : 06
o Rt : 02
o Luas wilayah : 6.440 m2
o Batas wilayah/wilayah
Utara : RT 5/ RW 2
Selatan : RT 4/ RW 2
25
Barat : RT 4/ RW 2
Timur : RT 2/ RW 2
Keadaan tanah menurut pemanfaatannya
Pemukiman : 3.440 m2
c) Jamban
Kepemilikan jamban
o Memiliki jamban : 80%
o Tidak memiliki jamban : 20%
o Macam jamban yang dimiliki
Septictank : 70%
Lain-lain : 30%
Keadaan jamban
o Bersih : 55%
o Kotor : 45%
d) Keadaan rumah
Tipe rumah
o Tipe A/permanen : 4 orang (70%)
o Tipe B/semipermanen : 3 orang (25%)
o tipe C/tidak permanen : 3 orang (5%)
o Status rumah
e) Halaman rumah
28
Kepemilikan pekarangan
o Memiliki : 8 orang (80%)
o Tidak memiliki : 2 orang (20%)
o Pemanfaatan pekarangan
Ya : 8 orang (80%)
Tidak : 2 orang (20%)
C. Analisa Data
Data : Masalah :
E. PRIORITAS MASALAH
Sesuai dg peran
Besarnya risiko
Kemungkinan
Kemungkinan
Orang/SDM
masyarakat
pemerintah
Diagnosis
utk penkes
Total Skor
utk diatasi
komunitas
Jumlah yg
Peralatan
Sesuai dg
program
perawat
berisiko
Tempat
Waktu
Minat
Dana
Keperawatan
Komunitas
Kecemasan 4 4 4 3 3 3 3 2 2 2 2 3 35
berhubungan dengan
penyakit
Kurangnya 3 4 3 3 2 3 2 2 2 2 2 3 31
pengetahuan
tentang kondisi,
30
F. Intervensi
Diagnosa Keperawatan/ Masalah Rencana keperawatan Intervensi
Kolaborasi
- Klien tidak bisa menjawab melaksanakan prosedur yang Gambarkan proses penyakit,
dijelaskan secara benar dengan cara yang tepat
saat ditanya tentang penyakit
Pasien dan keluarga mampu Identifikasi kemungkinan
tsb menjelaskan kembali apa penyebab, dengna cara yang
yang dijelaskan perawat/tim tepat
kesehatan lainnya Sediakan informasi pada
pasien tentang kondisi, dengan
cara yang tepat
Hindari harapan yang kosong
Diskusikan perubahan gaya
hidup yang mungkin
diperlukan untuk mencegah
komplikasi di masa yang akan
datang dan atau proses
pengontrolan penyakit
Instruksikan pasien mengenai
tanda dan gejala untuk
melaporkan pada pemberi
perawatan kesehatan, dengan
cara yang tepat
Evaluasi:
Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis dan
program pengobatan
Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar
Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/tim
kesehatan lainnya