Anda di halaman 1dari 3

KERANGKA ACUAN

PENINGKATAN KAPASITAS PETUGAS DALAM PEMANTAUAN PERTUMBUHAN


DINAS KESEHATAN KOTA KUPANG TAHUN 2019

I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Gizi Kurang, pendek, dan kurus sampai saat masih menjadi masalah gizi masyarakat Indonesia hal ini
menjadi perhatian khusus pemerintah baik pusat maupun daerah. Balita disebut gizi kurang apabila
berat badan menurut umurnya dibawah normal dibanding standar (WHO 2005). Dari Riskesdas
tahun 2018 terdapat 17,7% balita dengan gizi kurang angka ini menurun dari tahun 2013 yaitu 19,6%,
namun masih melmpaui target RPJMN 2019 yaitu 17,7%. Anak disebut pendek apabila
panjang/tinggi badan menurut umur dibawah normal disbanding standar (WHO 2005). Menurut
riskesdas 2018 anak pendek dan sangat pendek 30,8% turun disbanding hasil riskesdas 2013 37,2%,
namun masih lebih tinggi disbanding target RPJMN 2019 yakni 20%. Anak disebut kurus apabila
berat badan anak menurut panjang/tinggi badannya dibawah normal dibanding standar (WHO 2005).
Prevalensi balita kurus dan sangat kurus juga mengalami penurunan dari tahun 2013 12,1% menjadi
10,2 % tahun 2018. Selain kekurangan gizi kelebihan gizi juga menjadi masalah dimana menurut
hasil riskesdas 2018 balita gemuk sebesar 8%.

Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menurut hasil riskesdas 2018 balita dengan gizi kurang masih
tertinggi di Indonesia 29,5% walaupun sudah terjadi penurunan disbanding riskesdas 2013 yaitu
sebesar 33%. Demikian halnya dengan balita pendek yaitu 42,6% tahun 2018 dibanding 2013 sebesar
51,7%. Prevalensi balita dengan status gizi kurus di NTT kurang lebih 12-13%. NTT untuk balita
gemuk berada dalam urutan 3 terendah dengan prevalensi dibawah 5%.

Data Dinas Kesehatan Kota Kupang tahun 2018 menunjukkan prevalensi balita gizi kurang adalah
sebesar 2,27 %, dan balita pendek adalah sebesar 23,3 %, sedang balita kurus adalah 4,69 %, ini
menunjukkan bahwa masalah gizi Kota Kupang masih berada di bawah prevalensi propinsi namun
masih menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian.

Pemantauan pertumbuhan merupakan salah satu kegiatan program perbaikan gizi, yang menitik
beratkan pada upaya pencegahan dan penanggulangan keadaan gizi balita. Pemantauan pertumbuhan
merupakan rangkaian kegiatan yang terdiri dari; (1) penilaian pertumbuhan anak secara teratur yaitu
dari penimbangan setiap bulan, pengisian Kartu Menuju Sehat, menentukan status pertumbuhan
berdasarkan kenaikan berat badan; (2) menindaklanjuti setiap kasus gangguan pertumbuhan (biasanya
berupa konseling dan rujukan); (3) menindaklanjuti berupa kebijakan dan program tingkat
masyarakat, serta meningkatkan motivasi untuk memberdayakan keluarga.

Dari kajian pelaksanaan pemantauan pertumbuhan ditemukan beberapa masalah sebagai berikut:

a. Secara teknis, kemampuan petugas melakukan penimbangan dan penilaian status


pertumbuhan berdasarkan KArtu Menuju Sehat masih belum memadai. Kesalahan yang
sering ditemui adalah menggunakan timbangan yang tidak layak dan tidak dikalibrasi,
kesalahan dalam pemasangan timbangan dan pembacaan hasil.
b. Dalam penilaian pertumbuhan umumnya kader menilai pertumbuhan berdasarkan kenaikan
berat badan absolute. Anak disebut naik bila berat badan bulan ini lebih berat disbanding
bulan lalu.
c. Dalam tindak lanjut sering kali anak yang dicurigai mengalami gangguan pertumbuhan di
tingkat kader tidak diberi tindakan lanjut, dan bila dirujuk di Puskesmas tidak dilakukan
konfirmasi dan tindak lanjut sebagaimana mestinya.

Untuk mengurangi permasalahan diatas, dan agar pemantauan pertumbuhan dapat lebih efektif dan
efisien, maka Dinas Kesehatan Kota Kupang malaksanakan peningkatan kapasitas petugas dalam
melakukan pemantauan pertumbuhan secara berkala sehingga dapat meminimalisir kesalahan dan
dapat melakukan tindak lanjut yang tepat waktu dan sasaran pada anak balita dengan gangguan
pertumbuhan.

B. TUJUAN
a. Umum

Meningkatkan kapasitas petugas yang secara langsung akan meningkatkan kulaitas pelayanan
gizi melalui pemantauan pertumbuhan balita di kota kupang.

b. Khusus
1. Meningkatnya pengetahuan petugas pada kegiatan penimbangan balita
2. Meningkatnya pengetahuan petugas pada kegiatan ploting hasil penimbangan pada Kartu
Menuju Sehat dan interpretasi ploting hasil penimbangan.
3. Meningkatnya pengetahuan petugas pada kegiatan penjelasan interpretasi hasil penimbangan.
4. Meningkatnya pengetahuan petugas pada kegiatan konseling
5. Meningkatnya pengetahuan petugas pada kegiatan rujukan balita dengan gangguan
pertumbuhan
6. Meningkatnya pengetahuan petugas pada kegiatan penentuan status gizi berdasarkan
antropometri.
7. Meningkatnya pengetahuan petugas pada kegiatan penentuan status gizi berdasarkan tanda-
tanda klinis
8. Meningkatnya pengetahuan petugas pada kegiatan tindak lanjut hasil pemantauan status gizi
9. Meningkatnya pengetahuan petugas pada kegiatan monitoring evaluasi kegiatan pemantauan
pertumbuhan di posyandu dan Puskesmas.

II. METODE

Metode yang digunakan yaitu cara belajar orang dewasa dengan ceramah, tanya jawab dan
diskusi serta praktek.

III. NARASUMBER

Narasumber sosialisasi berasal dari Dinas Kesehatan Propinsi NTT dan Dinas Kesehatan
Kota Kupang

IV. PESERTA

Peserta kegiatan ini berjumlah 25 orang yang berasal dari Pengelola Gizi Puskesmas se Kota
Kupang.
V. WAKTU DAN TEMPAT

Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 29 s/d 31 Oktober 2019

Waktu : 08.00 s/d 15.00 WITA

Tempat : Hotel Swiss Belin

VI. SUMBER DANA


Biaya kegiatan peningkatan kapasitas petugas dalam pemantauan pertumbuhan berasala dari
DPA OPD Dinkes Kota Kupang T.A. 2019.

VII. PENUTUP
Demikian kerangka acuan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Kupang, 15 oktober 2019

Mengetahui :

Kepala Bidang Kesehatan Keluarga Kepala Seksi Gizi


Dinas Kesehatan Kota Kupang,

I G.A. N. Suarnawa, SKM, M.Kes Marianah, SKM


Pembina Penata Tingkat I
NIP. 19691227 199303 1 007 NIP. 19721114 199703 2003

Anda mungkin juga menyukai