REVIEW INDIVIDU
Secara garis besar, permasalahan yang tengah dihadapi oleh Indofarma (INAF) adalah
kegiatan operasional yang berlangsung dalam perusahaan tersebut belum mampu membawa
perusahaan untuk mencapai visinya, yaitu “Mewujudkan Indofarma sebagai perusahaan yang
menghasilkan profit berkesinambungan yang berkontribusi pada Kemandirian Industri Farmasi
Nasional”. Salah satu bukti dari tidak teralisasikannya visi tersebut adalah menurunnya profit
dan saham emiten perusahaan tersebut. Berdasarkan data yang dimiliki oleh Bareksa, sejak awal
tahun 2017, saham emiten perusahaan farmasi ini turun hingga 50 persen menjadi Rp. 2540,- per
lembar. Padahal, saham INAF sempat diperdagangkan hingga Rp5500,- per lembar pada tanggal
30 Desember 2016.
Solusi yang diajukan oleh kelompok analis terbagi berdasarkan beberapa jangka waktu,
yaitu jangka pendek, menengah dan Panjang. Program jangka pendek yaitu membuat divisi
humas dan menyewa jasa influencer. Program jangka menengah yang diajuka adalah rekrutmen
dan pelatihan karyawan, dan program jangka Panjang adalah melakukan rebranding PT.
Indofarma.
Untuk merealisasikan solusi tersebut, kelompok analis mengembangkan sebuah program
besar yang bertajuk “Indofarma’s New Face”. Program ini terdiri dari beberapa subprogram
turunan, diantaranya Indofarma PR Recruitment untuk mencari SDM berkualitas yang akan
mengisi divisi humas dalam perusahaan. Selanjutnya, terdapat PR Training untuk melatih tenaga
kerja humas yang telah direkrut. Dan terakhir, terdapat program Indofarma new Face, yaitu
program untuk rebranding PT. Indofarma secara keseluruhan.
Sebelum masuk kepada analisis rancangan program dari kelompok analis, penulis ingin
memberikan masukan terhadap latar belakang yang tercantum dalam poster. Kebanyakan
khalayak yang melihat isi poster tidak terlalu familiar dengan pemetaan dari perusahaan-
perusahaan penting dalam industri farmasi di Indonesia. Oleh karena itu, penulis menyarankan
untuk memberikan sedikit gambaran tentang hal tersebut. Pemetaan diharapkan dapat memberi
informasi terkait posisi Indofarma dalam Industri farmasi Indonesia kepada audiens. Secara
sederhana, pemetaan dapat berupa sebagai berikut:
PERUSAHAAN FARMASI
BUMN SWASTA
DI INDONESIA
Oleh karena itu, penulis memetakan beberapa pihak yang akan terlibat dalam
pengadaan struktur humas dalam Lembaga Indofarma, yaitu:
Dikutip dari buku Leadership and Decision Making Skills terbitan Rai
Technology University, India, terdapat sebuah kerangka yang dapat menjadi acuan untuk
mengarahkan sebuah tim kerja untuk memberikan performa yang baik. Kerangka tersebut
disebut dengan 4C, yang terdiri dari aspek-aspek berikut:
1. Competencies : Kemampuan yang harus dimiliki tim adalah memecahkan
masalah, berkomunikasi dengan efektif, membuat keputusan,, dan
memanajemen konflik.
2. Composition : Susunan dalam sebuah tim harus terdiri dair orang-orang yang
memiliki latar belakang dan pengalaman yang sesuai dengan bidang pekerjaan
yang akan ia lakukan.
3. Change : Suatu tim harus memiliki tingkat adaptivitas yang tinggi terhadap
perubahan.
4. Context : Dalam melaksanakan pekerjaannya, suatu tim harus memperhatikan
konteks yang berlaku disekitarnya, hal tersebut meliputi bentuk perusahaan
yang menaungi tim, dan bidang industry yang menggerakkan perusahaan
tersebut.
Mengacu kepada kerangka tersebut, dapat disimpulkan bahwa program ini dapat
memenuhi pengembangan aspek composition dan competencies dari karyawan yang akan
bekerja pada divisi humas Indofarma nanti. Karena, karyawan yang akan direkrut
merupakan lulusan humas yang tentunya sudah memiliki kemampuan dan pengetahuan di
bidang humas. Serta, pelatihan dan sertifikasi yang akan diberikan dapat memberi bekal
kepada karyawan untuk meningkatkan kompetensi mereka.
Menurut penulis, kedua strategi tersebut dapat dikatakan tepat sasaran untuk
permasalahan kurangnya branding terhadap millennials. Namun sayangnya, solusi yang
diberikan oleh kelompok analis kurang mendetail. Kelompok analis hendaknya
memberikan nama-nama influencer yang akan diminta untuk bekerjasama dalam
peningkatan branding. Misalnya, kelompok penulis (Analisis Lembaga TVRI)
mengajukan Maudy Ayunda sebagai influencer yang akan bekerjasama dengan TVRI
dalam meningkatkan branding TVRI di mata millennials. Oleh karena itu, penulis
mengajukan tiga nama influencer yang sekiranya relevan dengan branding Indofarma,
yaitu:
Kesimpulan
Ikhsan B, Muhammad. (2017). Saham INAF Amblas 50% Sejak Awal Tahun, Ini Penyebabnya!.
Diambil dari https://www.bareksa.com/id/text/2017/01/25/saham-inaf-amblas-50-sejak-awal-tahun-ini-
penyebabnya/14717/analysis
Rai Technology University. (2015). Leadership & Decision Making Skills. Bangalore, India: Rai
Technology University Campus Press.
Mubarok, M. Fithrul. (2017). Top 10 Perusahaan Farmasi Terbesar Indonesia. Diambil dari
https://farmasiindustri.com/industri/top-10-perusahaan-farmasi-indonesia.html
Frontier Consulting Group. (2016). 2016 IMAC AWARD SURVEY RESULTS. Diambil dari
http://imacaward.com/2016-survey-results/
Farmasetika.com. (2016). Inilah Perusahaan Farmasi yang Raih Penghargaan Corporate Image
Award 2016. Diambil dari http://farmasetika.com/2016/06/10/inilah-perusahaan-farmasi-yang-raih-
penghargaan-corporate-image-award-2016/