Anda di halaman 1dari 9

UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2018

MATA KULIAH KEPEMIMPINAN DAN PENGEMBANGAN KELOMPOK


NAMA : Qonitah Arya Sulthanah
NPM : 1606877622
DOSEN PENGAJAR : Shahandra Hanitiyo S.IP., M.Si.

REVIEW INDIVIDU

ANALISIS RANCANGAN PROGRAM LEMBAGA INDOFARMA

(INDOFARMA’S NEW FACE)

Secara garis besar, permasalahan yang tengah dihadapi oleh Indofarma (INAF) adalah
kegiatan operasional yang berlangsung dalam perusahaan tersebut belum mampu membawa
perusahaan untuk mencapai visinya, yaitu “Mewujudkan Indofarma sebagai perusahaan yang
menghasilkan profit berkesinambungan yang berkontribusi pada Kemandirian Industri Farmasi
Nasional”. Salah satu bukti dari tidak teralisasikannya visi tersebut adalah menurunnya profit
dan saham emiten perusahaan tersebut. Berdasarkan data yang dimiliki oleh Bareksa, sejak awal
tahun 2017, saham emiten perusahaan farmasi ini turun hingga 50 persen menjadi Rp. 2540,- per
lembar. Padahal, saham INAF sempat diperdagangkan hingga Rp5500,- per lembar pada tanggal
30 Desember 2016.

Terdapat beragam permasalahan dari berbagai bidang yang menjadi penyebab


menurunnya profit dari perusahaan ini. Permasalahan dari segi kehumasan diantaranya media
yang dimiliki tidak terlalu menarik bagi masyarakat luas khususnya millennials. Masalah lainnya
juga termasuk fundamental, yaitu ketiadaan divisi humas dalam struktur perusahaan.
Permasalahan terakhir adalah kurang melekatnya identitas Indofarma sebagai produsen dalam
kemasan produk-produk yang telah dipasarkannya.

Solusi yang diajukan oleh kelompok analis terbagi berdasarkan beberapa jangka waktu,
yaitu jangka pendek, menengah dan Panjang. Program jangka pendek yaitu membuat divisi
humas dan menyewa jasa influencer. Program jangka menengah yang diajuka adalah rekrutmen
dan pelatihan karyawan, dan program jangka Panjang adalah melakukan rebranding PT.
Indofarma.
Untuk merealisasikan solusi tersebut, kelompok analis mengembangkan sebuah program
besar yang bertajuk “Indofarma’s New Face”. Program ini terdiri dari beberapa subprogram
turunan, diantaranya Indofarma PR Recruitment untuk mencari SDM berkualitas yang akan
mengisi divisi humas dalam perusahaan. Selanjutnya, terdapat PR Training untuk melatih tenaga
kerja humas yang telah direkrut. Dan terakhir, terdapat program Indofarma new Face, yaitu
program untuk rebranding PT. Indofarma secara keseluruhan.

Sebelum masuk kepada analisis rancangan program dari kelompok analis, penulis ingin
memberikan masukan terhadap latar belakang yang tercantum dalam poster. Kebanyakan
khalayak yang melihat isi poster tidak terlalu familiar dengan pemetaan dari perusahaan-
perusahaan penting dalam industri farmasi di Indonesia. Oleh karena itu, penulis menyarankan
untuk memberikan sedikit gambaran tentang hal tersebut. Pemetaan diharapkan dapat memberi
informasi terkait posisi Indofarma dalam Industri farmasi Indonesia kepada audiens. Secara
sederhana, pemetaan dapat berupa sebagai berikut:

PERUSAHAAN FARMASI
BUMN SWASTA
DI INDONESIA

PT. INDOFARMA KALBE FARMA


PT. BIO FARMA SOHO
PT. KIMIA FARMA DEXA MEDICA
PT. PHAPROS(Tbk) DARYA VARIA
dll PFIZER
BAYERN
dll

Selanjutnya, setelah mengobservasi rancangan program yang telah disusun oleh


kelompok analis, penulis memiliki beberapa kritik dan saran terhadap solusi dan program-
program tersebut, diantaranya sebagai berikut:

1. Mengajukan pengadaan Divisi Humas dalam struktur perusahaan


Menurut penulis, program yang diajukan oleh kelompok analis sudah sesuai
dengan permasalahan yang ada, yaitu ketiadaan divisi humas dalam struktur organisasi
perusahaan. Namun sayangnya, tidak terdapat analisis stakeholder dalam detail program
yang ditampilkan oleh kelompok dalam poster. Seharusnya, kelompok memberikan
informasi terkait kepada pihak-pihak apa saja proposal pengadaan divisi humas dalam PT
Indofarma harus diajukan. Karena, perubahan ini bersifat cukup fundamental dan
memerlukan persetujuan dari pihak-pihak tertentu.

Oleh karena itu, penulis memetakan beberapa pihak yang akan terlibat dalam
pengadaan struktur humas dalam Lembaga Indofarma, yaitu:

 Direktur Utama PT. Indofarma


 Dewan Direksi
 Dewan Pengawas
 Dewan Komisaris
 Kementrian BUMN

2. Melaksanakan Program Indofarma PR Recruitment dan PR Training.


Program ini akan dilaksanakan setelah divisi humas dalam PT. Indofarma sudah
dibentuk dan ketika direktur humas telah ditunjuk. Program ini akan diawali dengan
membuka rekrutmen untuk lulusan Humas dari universitas/institusi yang terkemuka.
Kemudian dilanjutkan dengan pembekalan pelatihan untuk karyawan yang telah direkrut
tersebut. Menurut penulis, program ini dapat dikatakan tepat sasaran untuk menjadi solusi
lanjutan dari permasalahan ketiadaan divisi humas,

Dikutip dari buku Leadership and Decision Making Skills terbitan Rai
Technology University, India, terdapat sebuah kerangka yang dapat menjadi acuan untuk
mengarahkan sebuah tim kerja untuk memberikan performa yang baik. Kerangka tersebut
disebut dengan 4C, yang terdiri dari aspek-aspek berikut:
1. Competencies : Kemampuan yang harus dimiliki tim adalah memecahkan
masalah, berkomunikasi dengan efektif, membuat keputusan,, dan
memanajemen konflik.
2. Composition : Susunan dalam sebuah tim harus terdiri dair orang-orang yang
memiliki latar belakang dan pengalaman yang sesuai dengan bidang pekerjaan
yang akan ia lakukan.
3. Change : Suatu tim harus memiliki tingkat adaptivitas yang tinggi terhadap
perubahan.
4. Context : Dalam melaksanakan pekerjaannya, suatu tim harus memperhatikan
konteks yang berlaku disekitarnya, hal tersebut meliputi bentuk perusahaan
yang menaungi tim, dan bidang industry yang menggerakkan perusahaan
tersebut.

Mengacu kepada kerangka tersebut, dapat disimpulkan bahwa program ini dapat
memenuhi pengembangan aspek composition dan competencies dari karyawan yang akan
bekerja pada divisi humas Indofarma nanti. Karena, karyawan yang akan direkrut
merupakan lulusan humas yang tentunya sudah memiliki kemampuan dan pengetahuan di
bidang humas. Serta, pelatihan dan sertifikasi yang akan diberikan dapat memberi bekal
kepada karyawan untuk meningkatkan kompetensi mereka.

Namun sayangnya, kelompok analis kurang memperhatikan fakta bahwa


Indofarma masih kurang familiar dengan dunia kehumasan. Sehingga, Indofarma tidak
bisa memberikan pembekalan kepada karyawannya terkait bidang ini. Terlihat dari poster,
kelompok analis tidak mencantumkan stakeholder yang terlibat dalam pelaksanaan
program ini. Oleh karena itu, penulis merekomendasikan dua organisasi yang sekiranya
dapat menjadi knowledge partner bagi Indofarma dalam memberikan pelatihan
kehumasan kepada karyawannya, yaitu APPRI (Asosiasi Perusahan Public Relation
Indonesia) atau PERHUMAS (Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia).
Kerjasama dengan Knowledge Partner diharapkan dapat memberikan insight kepada
Indofarma dan karyawan yang baru direkrut tentang ilmu dan strategi kehumasan.
3. Strategi Branding untuk menarik Millenials: Kontrak dengan Influencer dan
Kerjasama dengan Go-Jek

Menurut penulis, kedua strategi tersebut dapat dikatakan tepat sasaran untuk
permasalahan kurangnya branding terhadap millennials. Namun sayangnya, solusi yang
diberikan oleh kelompok analis kurang mendetail. Kelompok analis hendaknya
memberikan nama-nama influencer yang akan diminta untuk bekerjasama dalam
peningkatan branding. Misalnya, kelompok penulis (Analisis Lembaga TVRI)
mengajukan Maudy Ayunda sebagai influencer yang akan bekerjasama dengan TVRI
dalam meningkatkan branding TVRI di mata millennials. Oleh karena itu, penulis
mengajukan tiga nama influencer yang sekiranya relevan dengan branding Indofarma,
yaitu:

1. dr. Reisa Broto Asmoro


Beliau merupakan pembawa acara dr. Oz di stasiun televisi Trans TV.
Sebelumya, sudah banyak perusahaan di bidang kesehatan yang juga menjalin
kerjasama dengan beliau.

2. dr. Anton Tanjung


Muda dan berprestasi, dokter ini dijadikan panutan oleh banyak anak muda.
Konten-konten dalam Instagram beliau juga edukatif dan bermanfaat.
3. dr, Nycta Gina
Dengan latar belakang Pendidikan dokter, ibu muda yang family oriented ini
selalu memperhatikan kesehatan keluarganya untuk hidup yang lebih baik.
Sesuai dengan motto perusahaan Indofarma, yaitu ‘Untuk Kualitas kehidupan
yang lebih baik’.

Selanjutnya, program kerjasama dengan Go-Jek, khususnya fitur Go-Med sebagai


layanan pengiriman produk juga dirasa penulis cukup baik untuk memperkenalkan
Indofarma kepada millennials. Namun, selain membuka layanan belanja online di website
Indofarma itu sendiri, penulis juga ingin mengusulkan Indofarma untuk membuka toko
online resmi di beberapa E-Commerce seperti Shopee, Tokopedia, dan Lazada.
Kerjasama ini ditujukan untuk menambah jangkauan penjualan produk-produk Indofarma
di ranah online. Karena, millennials menyukai kemudahan dalam berbagai hal, termasuk
membeli obat-obatan.

4. Re-Branding Indofarma: Indofarma New Face

Permasalahan kurang dikenalnya identitas dari merek Indofarma di mata


masyarakat dapat dikatakan cukup pelik. Desain kemasan yang monoton dan tidak
eratnya branding membuat konsumen tidak mengetahui identitas Indofarma sebagai
produsen dari produk yang telah dikonsumsinya. Hal ini menyebabkan produk dan citra
perusahaan Indofarma kalah dalam persaingan dengan perusahaan farmasi lain, baik
sesama BUMN maupun swasta. Hal ini dibuktikan dengan fakta bahwa Pesaing
Indofarma, PT Kimia Farma Tbk dan Kalbe Farma Tbk, meraih penghargaan Corporate
Image Award 2016 yang lalu dari media Tempo dan Frontier Consulting Group.
Melakukan rebranding bukanlah hal yang mudah, dan tampaknya kelompok
analis kurang menyadari hal ini. Menurut kelompok analis, rebranding Indofarma cukup
dilaksanakan dengan mengerahkan sumber daya yang ada, yaitu karyawan divisi humas
yang sebelumnya telah direkrut dan dilatih. Namun, menurut penulis, akan lebih baik jika
Indofarma menggunakan jasa Agensi periklanan dalam merealisasikan rencana besar ini,
Langkah ini memang akan memakan biaya, namun, manfaat yang didapatkan jika strategi
yang diberikan bekerja akan jauh lebih besar dari biaya yang dikeluarkan, dan bersifat
berkelanjutan. Oleh karena itu, penulis mengusulkan Indofarma untuk bekerjasama
dengan agensi periklanan multinasional yaitu J. Walter Thompson (JWT) Indonesia.
Berikut tampilan website perusahaan tersebut.
Diantara jasa yang ditawarkan oleh JWT diatas, terdapat beberapa jasa
yang sesuai dengan kebutuhan Indofarma, yaitu Brand Building, Social, dan
Media. Jasa Brand Building dibutuhkan untuk mendapatkan rancangan baru
tentang bagaimana brand Indofarma akan dibentuk dan dikomunikasikan kepada
public untuk kedepannya. Hal ini juga mencakup rancangan desain baru dari
kemasan produk-produk Indofarma, sehingga identitas perusahaan Indofarma
sebagai produsen lebih terlihat dalam kemasan produknya.

Sedangkan, Jasa social dibutuhkan untuk merancang strategi periklanan


yang lebih menarik bagi millennials untuk produk Indofarma. Dan terakhir, jasa
media dibutuhkan untuk rancangan desain berbagai media sosial dan website
Indofarma yang lebih informatif dan interaktif.

Namun disini, penggunaan jasa agensi periklanan tidak semata-mata


mengambil alih tugas karyawan divisi humas perusahaan. Sebagai agensi
periklanan, JWT nantinya akan melakukan riset dan analisis terhadap perusahaan.
Kemudian JWT memberikan rekomendasi terkait strategi Brand Building, Social,
dan Media untuk Indofarma. Namun, eksekusi dari rekomendasi yang telah
diberikan tetap akan dilakukan oleh karyawan divisi humas dari Indofarma itu
sendiri, dengan pengawasan oleh JWT.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, kelompok analis sudah memberikan rancangan solusi


yang mampu menjawab permasalahan yang diangkat dari perusahaan tersebut.
Namun sayangnya, kelompok analis belum menjabarkan rancangan program yang
telah disusun dengan mendetail. Hal ini terlihat dari pemetaan stakeholder yang
belum lengkap,serta penjabaran alur pelaksanaan program yang tidak dipaparkan
dengan jelas. Oleh karena itu, penulis berharap tulisan ini bisa berkontribusi untuk
memberikan ide-ide baru dalam melengkapi rancangan dari kelompok analis
tersebut.
REFERENSI

Ikhsan B, Muhammad. (2017). Saham INAF Amblas 50% Sejak Awal Tahun, Ini Penyebabnya!.
Diambil dari https://www.bareksa.com/id/text/2017/01/25/saham-inaf-amblas-50-sejak-awal-tahun-ini-
penyebabnya/14717/analysis

Rai Technology University. (2015). Leadership & Decision Making Skills. Bangalore, India: Rai
Technology University Campus Press.

Mubarok, M. Fithrul. (2017). Top 10 Perusahaan Farmasi Terbesar Indonesia. Diambil dari
https://farmasiindustri.com/industri/top-10-perusahaan-farmasi-indonesia.html

Frontier Consulting Group. (2016). 2016 IMAC AWARD SURVEY RESULTS. Diambil dari
http://imacaward.com/2016-survey-results/

Farmasetika.com. (2016). Inilah Perusahaan Farmasi yang Raih Penghargaan Corporate Image
Award 2016. Diambil dari http://farmasetika.com/2016/06/10/inilah-perusahaan-farmasi-yang-raih-
penghargaan-corporate-image-award-2016/

Anda mungkin juga menyukai