Anda di halaman 1dari 6

p-ISSN: 2301-7562 Tadris: Jurnal Keguruan dan Ilmu Tarbiyah 02 (2) (2017) 105-110

e-ISSN: 2579-7964 DOI: 10.24042/tadris.v2i2.1901


Desember 2017

Efektivitas Modul dengan Model Inkuiri untuk Menumbuhkan


Keterampilan Proses Sains Siswa pada Materi Kalor

Eka Puspita Dewi1, Agus Suyatna2, Abdurrahman2, Chandra Ertikanto2


1
Sekolah Pascasarjana Universitas Lampung; email: ekapuspitadewi35@gmail.com
2
Pendidikan Fisika Universitas Lampung

Diterima: 20 September 2017. Disetujui: 12 November 2017. Dipublikasikan: Desember 2017

Abstract
The purpose of this study is to findout the effectiveness of module with inquiry model to improve the
student’s scientific process skill to wards heat material. The research design used was quasi-experimental
design in the form of nonequivalent pretest-postest control group design. Based on the results of the
effectiveness test, it was known that the value of n-gain experimental class was 0.62. It was greater than
the control class with the score was 0.40.Student's scientificprocess skills also increased for each
indicator. Based on the research that has been done, it can be concluded that the module by using inquiry
modelwasthe effectiveto improve the student's scientific process skills.

Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas modul untuk menumbuhkan keterampilan
proses sains siswa. Desain penelitian yang digunakan adalah quasi experimental design dalam bentuk
nonequivalent pretes-postes control group design. Berdasarkan hasil uji efektivitas, maka diketahui bahwa
nilai n-gain kelas eksperimen (0,62) > kelas kontrol (0,40). Keterampilan proses sains siswa mengalami
peningkatan untuk setiap indikator. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
modul dengan model inkuiri telah efektif dalam menumbuhkan keterampilan proses sains siswa.

Kata Kunci: Modul, Model Inkuiri, Keterampilan Proses Sains

© 2017 URPI, FTK UIN Raden Intan Lampung

PENDAHULUAN untuk belajar secara mandiri adalah


Pembelajaran fisika dapat menjadi modul.
wahana untuk menumbuhkan kemampuan Modul pembelajaran adalah bahan
berpikir pada siswa. Untuk mencapai ajar yang disusun secara sistematis dan
tujuan tersebut diperlukan sumber belajar menarik yang mencakup isi materi,
dan model pembelajaran yang sesuai metode dan evaluasi yang dapat
(Suparwoto, 2007). Selain penggunaan digunakan secara mandiri untuk mencapai
model pembelajaran yang mempengaruhi kompetensi yang diharapkan (Ertikanto,
proses pembelajaran, salah satu 2017; Nisrokhah, 2016). Dengan
keberhasilan dalam pembelajaran sangat ketersediaan modul dapat membantu
bergantung pada penggunaan sumber siswa dalam memperoleh informasi
belajar atau media yang dipakai selama tentang materi pembelajaran (Parmin &
proses pembelajaran (Irwandani & Peniati, 2012). Saat ini modul terbagi
Rofiah, 2015; Erlinda, 2017; Wijayanti, dalam dua kategori, yaitu modul yang
Maharta, & Suana, 2017). Salah satu bersifat cetak dan modul digital
sumber belajar yang tepat dan sesuai (Irwandani, Latifah, Asyhari, Muzannur,
& Widayanti, 2017). Untuk merancang
Efektivitas Modul dengan Model Inkuiri … Eka Puspita, Agus Suyatna, Abdurrahman, Chandra

materi pembelajaran, terdapat lima terhadap data hasil penelitian dilakukan


kategori kapabilitas yang dapat dipelajari ujin-gain untuk mengetahui terdapat
oleh pembelajar, yaitu informasi verbal, peningkatan antara pretest dengan postest.
keterampilan intelektual, strategi kognitif, Besarnya peningkatan dihitung dengan
sikap, dan keterampilan motorik. Strategi rumus N-Gain ternormalisasi yaitu:
pengorganisasian materi pembelajaran
terdiri dari tiga tahapan proses berpikir,
yaitu pembentukan konsep, intepretasi (1)
konsep, dan aplikasi prinsip. Strategi
tersebut memegang peranan sangat Hasil perhitungan N-Gain kemudian
penting dalam mendesain pembelajaran diinterpretasikan dengan menggunakan
inkuiri. klasifikasi seperti pada Tabel 2 (Meltzer,
Penelitian sebelumnya yang 2002).
mengungkapkan penerapan pembelajaran Tabel 2. Klasifikasi N-Gain
inkuiri ditanggapi positif terhadap
pemahaman kemampuan siswa khususnya Besarnya g Interpretasi
dalam pembelajaran sains (Dewi, 2016). g > 0,7 Tinggi
Pada beberapa penelitian sebelumnya juga 0,3 < g  0,7 Sedang
g  0,3 Rendah
menunjukkan bahwa penerapan model
inkuiri terbimbing dapat meningkatkan
keterampilan proses sains dan hasil
belajar siswa (Iswatun, Mosik, & Subali, HASIL DAN PEMBAHASAN
2017) serta membuat aktivitas siswa Uji efektivitas modul dilakukan
berkategori baik dalam kelas (Yamin, terhadap dua kelas yakni kelas
2016). eksperimen dan kelas kontrol. Kelas
Berdasarkan alasan-alasan yang eksperimen menggunakan modul dengan
telah dipaparkan dan melihat keberhasilan model inkuiri untuk menumbuhkan
penerapan pembelajaran inkuiri keterampilan proses sains (KPS) siswa
sebelumnya, dirasa penting untuk dalam proses pembelajaran. Sementara itu
mengetahui efektivitas dari modul yang kelas kontrol adalah kelas yang
dirancang berdasarkan model inkuiri menggunakan modul yang biasa siswa
untuk menumbuhkan keterampilan proses gunakan oleh siswa dalam pembelajaran.
sains siswa. Modul berupa modul pembelajaran yang
diperoleh siswa di perpustakaan maupun
METODE PENELITIAN toko buku.
Desain penelitian yang digunakan Uji efektivitas ini dilakukan untuk
adalah quasi experimental design dalam mengetahui peningkatan nilai pretest dan
bentuk nonequivalent pretes-postest postest. Selain itu juga untuk mengetahui
group design. Desain ini digunakan untuk perbedaan rata-rata nilai pada kelas
melihat perbandingan kemajuan siswa eksperimen dan kelas kontrol dalam
setelah pembelajaran dan sebelum menumbuhkan keterampilan proses sains
pembelajaran antara kelas eksperimen dan siswa. Hasil uji efektivitas kelas
kelas kontrol. Data dalam penelitian eksperimen dan kelas kontrol disajikan
diperoleh melalui tes, berupa soal-soal pada Tabel 3 dan Tabel 4 berikut.
yang ditunjukan kepada siswa. Soal
dirancang untuk mengukur keterampilan
proses sains siswa.
Analisis data uji efektivitas
dilakukan menggunakan analisis statistik

106 | Tadris: Jurnal Keguruan dan Ilmu Tarbiyah Vol.2/2/2017


Efektivitas Modul dengan Model Inkuiri … Eka Puspita, Agus Suyatna, Abdurrahman, Chandra

Tabel 3. Hasil Uji Efektifitas Modul Kelas


Eksperimen

Kelas Eksperimen

Indikator Keterampilan
No Pre- Post- N-

test Test Gain


1 Memprediksi 27,6 89,2 0,84
2 Merumuskan Hipotesis 24.5 75,8 0,67
3 Identifikasi Variabel 37.6 83,0 0,73
4 Interpretasi Data 24.7 79,4 0,72
5 Merumuskan Kesimpulan 20 75 0,69
Total 36,7 76,0 0,62

Tabel 4. Hasil Uji Efektifias Modul Kelas Kontrol Gambar 1. Grafik Perhitungan Nilai N-Gain
Indikator Keterampilan Proses Sains
Kelas Kontrol
Gambar 1 menunjukan bahwa N-
Indikator Keterampilan Gain dari indikator keterampilan proses
No Pre- Post- N-
sains yang paling tinggi pada kelas
test Test Gain eksperimen adalah memprediksi sedangan
1 Memprediksi 20 50.6 0,31 pada kelas kontrol indikator yang paling
2 Merumuskan Hipotesis 37.5 55 0,2 tinggi adalah identifikasi variabel. Hasil
3 Identifikasi Variabel 20 60 0,5 perhitungan N-Gain menunjukan bahwa
4 Interpretasi Data 30 60 0,42 adanya peningkatan keterampilan proses
5 Merumuskan Kesimpulan 40 55 0,25 sains siswa dilihat dari nilai pretest dan
Total 20 50 0,40 postest. Pada awalnya keterampilan
proses sains siswa berada pada kategori
Hasil total uji efektivitas pada kelas “rendah”. Hal ini disebabkan oleh siswa
eksperimen diperoleh 76,0 untuk postest, yang masih belum terbiasa untuk
dan 36,7 untuk pretest. Sedangkan pada memunculkan banyak gagasan untuk
kelas kontrol diperoleh nilai 50,0 untuk berbagai pertanyaan serta belum terbiasa
postest dan 20 untuk nilai pretest hasil ini untuk melakukan langkah-langkah secara
menunjukan bahwa nilai postest lebih terperinci.
besar dari nilai pretest. Untuk N-Gain Setelah menggunakan modul
kelas eksperimen yaitu 0,62 dengan dengan model inkuiri, keterampilan
kategori “sedang”. Untuk N-Gain kelas proses sains siswa berada pada kategori
kontrol yaitu 0,40 dengan kategori “tinggi” .Melalui produk yang telah
“sedang”. Nilai N-Gain kelas eksperimen dikembangkan, siswa diajarkan untuk
lebih besar dibandingkan dengan kelas untuk mencari data melalui kegiatan
kontrol. Hasil ini menunjukan bahwa pemecahan masalah serta melalui
modul dengan model inkuiri yang dipakai langkah-langkah secara terperinci dan
pada kelas eksperimen lebih efektif dari sistematis sehingga siswa dapat menjawab
modul konversional pada kelas kontrol. berbagai pertanyaan secara bervariasi,
Rincian indikator keterampilan sehingga semua indikator keterampilan
proses sains (KPS) pada kelas eksperimen proses sains yaitu indikator memprediksi,
dan kontrol diinterpretasikan pada indikator merumuskan masalah hipotesis,
Gambar 1 berikut. indikator identifikasi variabel, indikator
interpretasi data, dan indikator

Tadris: Jurnal Keguruan dan Ilmu Tarbiyah Vol.2/2/2017 | 107


Efektivitas Modul dengan Model Inkuiri … Eka Puspita, Agus Suyatna, Abdurrahman, Chandra

merumuskan masalah mengalami 2013) yang menyatakan bahwa


peningkatan. Selain itu N-Gain pada kelas menggambarkan kesimpulan adalah
eksperimen lebih besar dibandingkan keterampilan proses pada level yang lebih
pada kelas kontrol, sehingga modul tinggi.
dengan model inkuiri efektif dalam Secara keseluruhan, pembelajaran
menumbuhkan keterampilan proses sains inkuiri dapat menumbuhkan keterampilan
siswa. proses sains. Hal ini sesuai dengan
Penggunaan modul yang telah pendapat Weil & Joyce (2000) yang
dikembangkan dapat menumbuhkan menyatakan bahwa model pembelajaran
indikator keterampilan proses sains siswa inkuiri ini mengembangkan model inkuiri
pada indikator keterampilan memprediksi yang meliputi keterampilan proses yang
siswa dapat menafsirkan gambar atau meliputi pengamatan, mengumpulkan dan
fenomena sebagai hipotesis awal mengorganisasi data, mengidentifikasi
penelitian sebagaimana yang diungkapkan dan mengontrol variabel, menguji dan
Sheeba (2013) pada penelitiannya. merumuskan hipotesis, keterampilan
Indikator merumuskan hipotesis menjelaskan dan inferensi.
dilihat dari siswa menjawab pertanyaan Pembelajaran inkuiri yang
dari langkah-langkah yang telah diterapkan dapat menumbuhkan aspek
dilakukan secara terinci. Hal ini sejalan keterampilan menyusun laporan siswa,
dengan pernyataan Özgelen (2012) bahwa hal ini sesuai dengan pernyataan yang
merumuskan hipotesis berkaitan dengan dikemukakan oleh Bilgin (2009) yang
keterampilan berpikir mencipta mengatakan bahwa aktifitas pembelajaran
(creativity). dengan menggunakan inkuiri terbimbing
Indikator keterampilan identifikasi membantu siswa untuk mengembangkan
variabel dapat dilihat dari siswa dapat rasa tanggung jawab individu, metode
menentukan variabel yang diuji berkaitan kognitif, pembuatan laporan, penyelesaian
dengan fenomena yang diberikan sesuai masalah, dan kemampuan memahami.
dengan kriteria pada soal sebagaimana Dengan demikian pembelajaran
pernyataan (Komikesari, 2016) pemberian model inkuiri efektif untuk melatih
bantuan kepada siswa yang lebih keterampilan proses sains siswa. Hasil
terstruktur pada awal pembelajaran dan yang sama ditunjukkan oleh penelitian
secara bertahap mengalihkan tanggung yang dilakukan oleh Rizal (2014) dan
jawab belajar kepada siswa untuk bekerja Nworgu & Otum (2013) bahwa inkuiri
atas arahan diri mereka sendiri. dapat menumbuhkan keterampilan proses
Indikator keterampilan interpretasi sains siswa.
dapat dilihat dari siswa sudah mulai
melatih untuk memprediksi, membuat SIMPULAN DAN SARAN
penyajian data yang disertakan dalam Modul dengan model inkuiri efektif
laporan pratikum. Hal ini sesuai dengan digunakan dalam proses pembelajaran
pernyataan (Özgelen, 2012) pada dilihat dari nilai N-Gain kelas eksperimen
penelitiannya bahwa membuat prediksi, lebih besar dari kelas kontrol yang
menarik kesimpulan, dan membuat menggunakan modul konversional. Hasil
hipotesis dari data yang dikumpulkan juga penelitian menunjukkan bahwa modul
merupakan indikator keterampilan proses dengan model inkuiri yang telah
sains. dikembangkan dapat menumbuhkan lima
Indikator keterampilan merumuskan indikator keterampilan proses sains (KPS)
kesimpulan dapat dilihat dari siswa dapat siswa, yaitu memprediksi, merumuskan
menyimpulkan tujuan dari pembelajaran. hipotesis, identifikasi variabel,
Hal ini sesuai dengan pernyataan (Aydin,

108 | Tadris: Jurnal Keguruan dan Ilmu Tarbiyah Vol.2/2/2017


Efektivitas Modul dengan Model Inkuiri … Eka Puspita, Agus Suyatna, Abdurrahman, Chandra

interpretasi data, dan merumuskan Bandar Lampung. Jurnal Ilmiah


kesimpulan. Pendidikan Fisika Al-Biruni, 4(2),
Saran untuk penelitian selanjutnya 165–177.
dapat memodifikasi modul dengan https://doi.org/10.24042/jpifalbiruni.
pendekatan inkuiri untuk materi lain. v4i2.90
Selanjutnya mencoba mengkombinasikan Irwandani, Latifah, S., Asyhari, A.,
model pembelajaran dengan bantuan Muzannur, & Widayanti. (2017).
modul yang telah dikembangkan. Modul digital interaktif berbasis
articulate studio’13 : pengembangan
DAFTAR PUSTAKA pada materi gerak melingkar kelas x.
Aydin, A. (2013). Representation of Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-
Science Process Skills in The Biruni, 6(2), 221–231.
Chemistry Curricula For Grades 10, https://doi.org/10.24042/jipfalbiruni.
11 and 12 / Turkey. International v6i2.1862
Journal of Education and Practice, Iswatun, I., Mosik, M., & Subali, B.
1(5), 51–63. (2017). Penerapan Model
Bilgin, I. (2009). The Effects of Guided Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
Inquiry Instruction Incorporating A untuk Meningkatkan KPS dan Hasil
Cooperative Learning Approach on Belajar Siswa SMP Kelas VIII.
University Students’ Achievement of Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 3(2),
Acid and Bases Concepts and 150–160.
Attitude Toward Guided Inquiry Komikesari, H. (2016). Peningkatan
Instruction. Scientific Research and Keterampilan Proses Sains dan Hasil
Essay, 4(10), 1038–1046. Belajar Fisika Siswa pada Model
Dewi, P. S. (2016). Perspektif Guru Pembelajaran Kooperatif Tipe
sebagai Implementasi Pembelajaran Student Team Achievement
Inkuiri Terbuka dan Inkuiri Division. Tadris: Jurnal Keguruan
Terbimbing terhadap Sikap Ilmiah Dan Ilmu Tarbiyah, 1(1), 15–22.
dalam Pembelajaran Sains. Tadris: Meltzer, D. E. (2002). The Relationship
Jurnal Keguruan Dan Ilmu between Mathematics Preparation
Tarbiyah, 1(2), 179–186. and Conceptual Learning Gains in
Erlinda, N. (2017). Peningkatan Aktivitas Physics : A Possible “‘Hidden
dan Hasil Belajar Siswa melalui Variable’” in Diagnostic Pretest
Model Kooperatif Tipe Team Game Scores. American Association of
Tournament pada Mata Pelajaran Physics Teachers, 1259–1268.
Fisika di SMK. Tadris: Jurnal Nisrokhah. (2016). Pengembangan Modul
Keguruan Dan Ilmu Tarbiyah, 2(1), Mata Kuliah Sejarah Pendidikan
47–52. Islam di Sekolah Tinggi Ilmu
Ertikanto, C. (2017). Perbandingan Tarbiyah Pemalang. Jurnal
Kemampuan Inkuiri Mahasiswa Teknologi Pendidikan, 18(1), 43–52.
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Nworgu, L. N., & Otum, V. V. (2013).
dalam Perkuliahan Sains. Jurnal Effect of Guided Inquiry with
Ilmiah Pendidikan Fisika Al-Biruni, Analogy Instructional Strategy on
6(1), 103. Students Acquisition of Science
Irwandani, I., & Rofiah, S. (2015). Process Skills. Journal of Education
Pengaruh Model Pembelajaran and Practice, 4(27), 35–41.
Generatif Terhadap Pemahaman Özgelen, S. (2012). Students’ Science
Konsep Fisika Pokok Bahasan Bunyi Process Skills within a Cognitive
Peserta Didik MTs Al-Hikmah Domain Framework. Eurasia

Tadris: Jurnal Keguruan dan Ilmu Tarbiyah Vol.2/2/2017 | 109


Efektivitas Modul dengan Model Inkuiri … Eka Puspita, Agus Suyatna, Abdurrahman, Chandra

Journal of Mathematics, Science and


Technology Education, 8(4).
Parmin, & Peniati, E. (2012).
Pengembangan Modul Mata Kuliah
Strategi Belajar Mengajar IPA
berbasis Hasil Penelitian
Pembelajaran. Jurnal Pendidikan
IPA Indonesia, 1(1), 8–15.
Rizal. (2014). Pengaruh Pembelajaran
Inkuiri Terbimbing dengan Multi
Representasi terhadap Keterampilan
Proses Sains dan Penguasaan Konsep
IPA Siswa SMP. Jurnal Pendidikan
Sains, 2(3), 159–165.
Sheeba, M. N. (2013). An Anatomy of
Science Process Skills in The Light
of The Challenges to Realize Science
Instruction Leading to Global
Excellence in Education. Educationa
Confab, 2(4), 108–123.
Suparwoto. (2007). Pengembangan
Bahan Ajar Bahan Kuliah Online.
Bandung: Direktori UPI.
Weil, M., & Joyce, B. R. (2000). Models
of Teaching (6th ed.). Boston: Allyn
and Bacon.
Wijayanti, W., Maharta, N., & Suana, W.
(2017). Pengembangan Perangkat
Blended Learning Berbasis Learning
Management System pada Materi
Listrik Dinamis. Jurnal Ilmiah
Pendidikan Fisika Al-Biruni, 6(1), 1–
12.
Yamin, M. (2016). Peningkatan Hasil
Belajar dan Aktivitas Matematika
Siswa Melalui Strategi Pembelajaran
Inkuiri pada Kelas XII IPA-2 SMAN
2 Bagan Sinembah Tahun Pelajaran
2014/2015. Jurnal EduTech, 2(1),
65–71.

110 | Tadris: Jurnal Keguruan dan Ilmu Tarbiyah Vol.2/2/2017

Anda mungkin juga menyukai