Anda di halaman 1dari 7

STRATEGI PELAKSANAAN

KOMUNIKASI DI IGD

Disusun Oleh :
Agas Yamani (S18002)
Anisa Andriana (S18005)
Bagus Putro P (S18009)
Enny Kusbandiyah (S18018)
Estiningrum Kusuma Dewi (S18019)
Lisa Aninda Putri (S18029)
Rayvaldo Michael S (S18040)
Rizqi Akhlaqul K (S18043)
Triski Purjianti (S18049)
Yaffi Adhitya N. (S18053)

Kelas : S18A

PROGAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
KUSUMA HUSADA SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2018/20
Strategi Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik pada Klien di IGD
A. Teknik Komunikasi pada Gawat Darurat

1. Mendengakan

Perawat harus berusaha untuk mendengarkan informasi yang disampaikan oleh klien
dengan penuh empati dan perhatian. Teknik ini dimaksudkan untuk memberikan rasa
aman kepada klien dalam mengungkapkan perasaan dan menjaga kestabilan emosi
klien.

2. Menunjukkan Penerimaan

Selama klien berbicara sebaiknya perawat tidak menyela atau membantah. Untuk
menunjukkan sikap penerimaan sebaiknya perawat menganggukkan kepala dalam
merespon pembicaraan klien.

3. Mengulang pernyataan Klien

Dengan mengulang pernyataan klien, perawat memberikan umpan balik sehingga


klien mengetahui bahwa pesannya mendapat respon dan berharap komunikasi dapat
berlanjut.

4. Klarifikasi

Apabila terjadi kesalahpahaman, perawat perlu menghentikan pembicaraan untuk


meminta penjelasan dengan menyamakan pengertian.

5. Menyampaikan hasil pengamatan

Perawat perlu menyampaikan hasil pengamatan terhadap klien untuk mengetahui


bahwa pesan dapat tersampaikan dengan baik.

B. Fase-fase dalam Komunikasi Terapeutik

1. Fase Orientasi

Fase pra interaksi dimulai sebelum kontak pertama dengan klien. Perawat
mengeksplorasi perasaan, ketakutan, kesiapan perawat mempersiapkan alat, dan
kesiapan membangun hubungan yang terapeutik dapat dipertanggungjawabkan. Jika
di IGD dapat diketahui bahwa semua perlengkapan sudah siap, jadi untuk kasus IGD
tidak memiliki fase pra interaksi.
2. Fase Orientasi

Tahap dimana seorang perawat menggali keluhan-keluhan yang dirasakan oleh klien
atau pasien dengan tanda dan gejala untuk memperkuat penegakan diagnosa.

3. Fase Kerja

Fase dimana perawat mengimplementasikan rencana keperawatan yang dibuat pada


tahap orientasi, bperawat juga membantu klien mengatasi kecemasan, meningkatkan
kemandirian dan tnggungjawab diri sendiri.

4. Fase Terminasi

Fase terminasi adalah fase persiapan mental untuk membuat perencanaan tentang
kesimpulan pengobatan yang telah didapatkan. Pada tahap iini interaksi akan diakhiri.
Naskah role play

Narator : Lisa
Korban 1 : Agas
Korban 2 : Yaffi
Penolong 1 : Bagus
Ibu korban : Enny
Bapak korban : Michael
Perawat 1 : Rizky
Perawat 2 : Triski
Perawat 3 : Anisa
Dokter : Esti

1. Fase Orientasi

Pada suatu ketika ada adik kakak yang sedang pergi ke toko untuk membeli sepatu, mereka naik
sepeda motor pergi ke toko sepatu. Saat di perjalanan mereka terjadi kecelakaan terserempet
mobil, akhirnya mereka kecelakaan, lalu ada seorang bapak dan ibu yang menolongnya dan
menelfon rumah sakit untuk membawanya dengan ambulan. Mereka pun dibawa kerumah sakit.

Sesampainya di rumah sakit penolong langsung meminta perawat untuk segera di tangani

Penolong 1 (bagus) : Sus, saya membawa pasien kecelakaan dijalan, tolong segera
ditangani?!

Perawat I (rizky) : Baik pak, penanggungjawab yang membawa korban kemari


siapa?.. (perawat membawa pasien keruangan UGD)

Penolong 1 (bagus) : Saya sus.

Perawat 1 (rizky) : Baik pak

Penolong (bagus) : (penolong mencari no. hp keluarga dan meneleponnya. Halo,


Asalamualaikum. Apa benar ini dengan bapak michael?

Bapak korban (michael) : Iya, ada apa?

Penolong (bagus) : Maaf sebelumnya pemilik hp ini sekarang telah mengalami


kecelakaan dan saya bawa ke RSU. Tolong bapak segera datang
ke RSU.

Bapak korban (michael) : Apa.??Iya Saya akan segera datang

terima kasih.
Di RS

Beberapa waktu kemudian keluarga dari anak datang ke RS dalam keadaan panik.

Ibu korban (enny) : Dimana anak saya dan gimana keadaannya ??

Penolong (bagus) : Ini anaknya masih ditangani tim medis.

Bapak Korban (Michael) : Ya sudah terima kasih atas bantuannya.

Kemudian penolong pergi dan meninggalkan RS.

Perawat II (triski) : Mari bu silahkan duduk disini.

Ibu korban (enny) : Iya mbak.

Perawat II (triski) : Ibuk ini saya mau mengisi data anak ibuk, tolong dibantu ya buk

Ibu korban (enny) : Baik mbak

Perawat II (triski) : Nama anak ibu siapa?, alamat?, tanggal lahir?, umurnya?

Ibu korban (enny) : Nama anak saya Agas dan Yaffi

Umur agas 15 tahun dan yafi 19 tahun.

Alamat jln. Kartini Ngawi

Yaffi lahir 20 maret 1995 dan Agas lahir 15 juni 1998

Perawat II (triski) : Apakah ibu memiliki kartu BPJS?

ibu korban (enny) : Umum saja mbak, saya tidak memiliki BPJS

Perawat II (triski) : Sebelumnya pernah berobat disini apa belum?

Ibu korban (enny) : Belum mbak

Perawat II (triski) : Baik pak, buk, ini anaknya masih dilakukan tidakan ditunggu
dulu ya pak, buk

Bapak korban (Michael) : Ya mbak.

2. Fase Kerja
(Sambil mengunggu ibu korban mengisi identitas pasien perawat I dan III melakukan perawatan
pasien)

Perawat I (rizky) : Apa yang dirasakan dek?

Pasien I (agas) : Saya merasa pusing, mual,

Perawat I (rizky) : Iya dek sabar dulu ya.

Pewat III (Anisa) : Apa yang dirasakan dek?

Pasien II ( yaffi) : ini kaki saya sakit, badan saya juga sakit semua

Perawat melakukan anamnesa atau TTV kemudian perawat I dan III melaporkan hasilnya kepada
dokter

Perawat I (rizky) : Dok, pasien bernama Agas merasa pusing dan mual, pasien juga
mengalami hematom dikapala dok

Dokter (esti) : Cepat dilakukan pemeriksaan heating dan diobservasi hematom


nya yang ada dikepalanya.

Perawat I (rizky) : Baik dok

Perawat III (Anisa) : Dok, pasien bernama Yaffi mengalami luka ringan saja dok

Dokter (esti) : Lakukan pembersihan luka, nanti saya kasih obat buat
mengurangi rasa nyeri.

Perawat III : Baik dok

Setelah melaporkan kepada dokter perawat melakukan tindakan kepada pasien

Perawat I (rizky) : Luka adek akan dilakukan tindakan untuk menghentikan


perdarahan, tahan sebentar ya dek, di suntik dulu.

Pasien I (agas) : Iya sus

Perawat I (rizky) : (melakukan tindakan heating, membersihkan luka-luka, dan


memberi kompres hangat pada daerah hematom pada kepala)

Perawat III ( Anisa) : Saya bersihkan lukanya dulu ya

Pasien ( yaffi) : Iya mbak


Perawat III : Adik ini lukanya udah saya bersihkan, nanti adik bisa pulang
jangan lupa minum obat yang diberikan dokter ya biar cepat sembuh

Pasien (yaffi) : Iya mbak

3. Fase Terminasi

Setelah melakukan tindakan, perawat berkomunikasi dengan orang tua pasien.

Perawat I (rizky) : Bu luka dek Agas udah di tangani tapi dilihat dulu keadaan anak ibu
jika mual dan bengkaknya yang di kepala tambah besar harus di rawat
inap, tapi jika tidak terjadi pembengkakan di kepala, dek Agas boleh
di bawa pulang.

Ibu korban (enny) : Oh iya sus terimakasih

Perawat III (Anisa) : Pak ini dek Yaffi cuma mengalami luka saja nanti ada obat dari
dokter bisa diambil di apotek ya pak

Bapak Korban (Michael) : Baik sus

Setelah sampai 1 jam perawat kembali memeriksa keadaan agas

Perawat I ( rizqi ) : Adik masih merasa mual atau tidak dek?

Pasien I (agas) : Sudah agak mendingan sus, tapi masih sedikit pusing.

Perawat I (rizky) : Oh ya, nanti adek boleh pulang dan nanti minum obat yang diberikan
dokter ya. Nanti luka jahitannya jangan sampai kena air ya dan
jangan pilih-pilih makanan, nanti kalau sudah 3 hari dan obat sudah
habis kontrol kembali ke RSU ya.

Pasien I (Agas) : Iya sus

Setelah itu orangtua korban memgambil obat ke apotek dan pulang kerumahnya

Anda mungkin juga menyukai