ABSTRACT
The aims of the research to determine the carrying capacity of waste by product and livestock
based agriculture waste as feed for ruminants in District Pringsewu . This study used a survey method.
The survey method used in this research is purposive sampling. Potential feed material is calculated
based on the production of feed material multiplied by the area harvested and expressed in dry matter
(DM ) , crude protein (CP ) and total digestible nutrients ( TDN ) . Forage samples obtained from taking
snippets / tiling agricultural waste. The results showed that the production of waste in dry matter by BK ,
PK , and TDN respectively is 170 420 tonnes , 13 296 tonnes and 86 600 tonnes . Then the carrying
capacity (DDLP ) based BK , PK , and TDN is 74 672 UT , UT 5519 and UT 55 195 . Total population of
ruminants in District Pringsewu ( 20 804 UT ) can be met the needs of feed based on availability BK ,
and TDN .
Keywords : District Pringsewu , Waste Production , Livestock Ruminant , Carrying Food Waste
peternakan adalah pakan. Pertanian tanaman dengan 3 kali ulangan, jagung dilakukan
pangan akan berimplikasi pada meningkatnya pengubinan 5 x 5 m2 dengan 3 kali ualangan.
produksi limbah. Limbah tanaman pangan
tersebut dapat dimanfaatkan sebagai pakan Analisis Data
pengganti hijauan yang ketersediaanya semakin
terbatas. Dengan demikian, pemanfaatan limbah Survey Limbah Pertanian dan Kualitas
tanaman pangan merupakan salah satu solusi Limbah Pertanian
untuk tanaman yang terdapat di lahan pertanian Survey limbah pertanian dan industri
dapat dimanfaatkan sebagai pakan pengganti pertanian bertujuan untuk mengambil sampel
hijauan untuk ternak ruminansia. dari masing-masing limbah yang akan
Wilayah Kabupaten Pringsewu terdapat digunakan dalam penelitian ini. Produksi
populasi sapi 10.691 ekor, kerbau 1.999 ekor, limbah pertanian diketahui dengan mengambil
dan kambing 35.478 ekor (Lampung Dalam ubinan dari setiap komoditi yang akan diteliti.
Angka, 2015).Mengembangkan peternakan di Untuk mengetahui kualitas masing-
wilayah ini menurut Nell dan Rollinson (1974) masing limbah dilakukan analisa proksimat
perlu dilakukan perencanaan yang berorientasi yang meliputi analisa bahan kering, lemak
kepada pemanfaatan sumberdaya pakan kasar, serat kasar, protein kasar, bahan ekstrak
setempat. Semakin meningkatnya lahan tanpa nitrigen dan abu. Analisa bahan pakan
mengembangkan peternakan khususnya ternak dilakukan di Laboratorim Makanan Ternak
rumiansia. Olehnya perlu dilakukan penelitian Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian
untuk menganalisis potensi daya dukung limbah Universitas Lampung.
tanaman palawija sebagai pakan ternak
ruminansia di Kabupaten Pringsewu. Produksi Limbah Pertanian dan Daya
Dukung dari Limbah Pertanian
MATERI DAN METODE
Produksi limbah pertanian dihitung
Tempat dan Waktu Penelitian berdasarkan produksi Bahan Kering (BK),
Penelitian ini dilaksanakan pada produksi Protein Kasar (PK) dan produksi Total
Desember sampai Maret 2016 bertempat di Degestible Nutrient (TDN) terhadap luas Panen
Kabupaten Pringsewu, Provinsi Lampung dan masing-masing limbah. TDN dihitung dengan
analisa kualitas pakan ternak dilakukan di menggunakan persamaan sumatif Haris et
Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak al.(1972) berdasarkan kandungan proximat
Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian masing-masing tanaman pangan sebagaiberikut:
Universitas Lampung.
Penelitian ini menggunakan metode %TDN =92,464-3,338(SK)-6,945(LK)-0,726
survei. Adapun metode survei yang digunakan (BETN)+1,115(PK)+0,031(SK)2-0,031(SK)2
dalam penelitian ini adalah purposive sampling.
Purposive sampling adalah metode pengambilan 0,133(LK)2+0,036(SK)(BETN)+0,207(LK)
sampel yang didasarkan atas tujuan dan (BETN)+0,100(LK)(PK)-0,022(LK)2(PK)
pertimbangan tertentu dari peneliti.
Keterangan:
Sumber Data SK (serat kasar): LK (lemak kasar): BETN
Data yang digunakan dalam penelitian ini (Bahan Ekstrak tanpa Nitrogen):PK (Protein
berdasarkan data primer yaitu data yang Kasar).
diperoleh dari survei ke lapangan dan data
skunder yang diperoleh dari instansi atau dinas- Sementara perhitungan produksi total limbah
dinas tekait seperti Dinas Peternakan, Dinas adalah sebagai berikut:
Tanaman Pangan dan Hortikultura, Badan 1.Produksi Total BK(a,b,c,) = Prod. BK-
perencanaan pengembangan daerah dan badan (a,b,c)(ton/ha )x luas panen(a,b,c)(ha)
pusat statistik.
Data pendukung lainnya berkaitan 2.Produksi PK(a,b,c) = Prod Total
dengan penelitian ini diperoleh dari laporan studi
BK(a,b,c)(ton) x kandungan PK(a,b,c)
atau kajian dan berbagai sumber pustaka lainnya.
Menurut Dirjen Peternakan dan Fakultas
Peternakan UGM (1982) bahwa padi, kacang 3.Produksi TDN (a,b,c) = Prod Total
kedelai, kacang tanah dan ketela rambat BK(a,b,c)(ton) x TDN(a,b,c)
dilakukan pengubinan dengan 2,5 x 2,5 m2
101
Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu Vol. 4(2): 100-107, Mei 2016 Anita Sari et al.
ruminansia di wilayah tersebut.Sehingga belum satu tahun yang dinyatakan dalam satuan ternak
terjadi keseimbangan dari bahan pakan yang per hektar. Kapasitas tampung sebidang tanah
dimanfaatkan sebagai pakan ternak ruminansia. dipengaruhi oleh curah hujan, topografi,
Adanya daya dukung protein kasar (PK) yang persentase hijauan yang tumbuh, jenis dan
lebih rendah dibandingkan dengan daya dukung kualitas hijauan, pengaturan jumlah ternak yang
bahan kering (BK) disebabkan karena limbah digembalakan, system pengembalaan, dan luas
jerami padi yang dominan di Kabupaten lahan (Mcllroy,1997). Hasil penelitian
Pringsewu.Untuk membantu meningkatkan menunjukkan daya dukung limbah tanaman
daya dukung protein tersebut, maka di pangan terhadap kapasitas tampung ternak
Kabupaten Pringsewu perlu menambahkan ruminansia dalam bentuk kering yang ada di
konsentrat untuk kebutuhan hidup ternak. Cara Kabupaten Pringsewu dapat di lihat pada Tabel
lain yang juga dapat ditawarkan untuk 4.
meningkatkan ketersediaan PK dan TDN Berdasarkan hasil penelitian, Kabupaten
dengan cara meningkatkan kualitas bahan Pringsewu dapat memproduksi bahan kering
pakan yang telah ada (khususnya limbah dari limbah tanaman pangan berupa limbah
pertanian) dengan cara pengolahan-pengolahan jagung 73.512.599 kg/th, singkong 21.651.545
bahan pakan seperti pembuatan jerami padi kg/th dan padi 1.608.735.826 kg/th.Tingginya
fermentasi. produksi limbah tanaman pangan dapat
Petani peternak mempunyai masalah dimanfaatkan sebagai pakan ternak ruminansia
keterbatasan lahan untuk menanam khusus di Kabupaten Pringsewu. Kapasitas tampung
hijauan pakan dan umumnya akan semakin sulit ternak ruminansia yang berasal dari limbah
didapat pada musim kemarau, sehingga tanamaan pangan terdapat di Kabupaten
kekurangan pakan ternak ruminansia di daerah Pringsewu dapat dilihat pada tabel 8 dengan
Kabupaten Pringsewu terutama pada musim asumsi konsumsi bahan kering satu ekor
kemarau merupakan problem yang harus diatasi sapi/hari sebesar 3% dari bobot tubuh
Zulbardi et al. (2001) menyatakan masalah (Parakksi, 1999).
utama yang ditemui pada usaha peternakan Satu unit ternak setara dengan satu ekor
khususnya ternak ruminansia adalah tidak sapi seberat 455 kg dan asumsi penggunaan
tersedianya pakan yang kontinyu dengan limbah mencapai 30% dan 40% sebagai pakan
kualitas yang baik. Upaya yang dilakukan (Santoso, 1995). Pakan digunakan untuk
adalah melakukan penyimpanan, pengawetan, kebutuhan hidup, pertumbuhan, perkembangan,
dan peningkatan kualitas atau nilai nutrisi dan reproduksi. Menurut Ensminger (1961),
melalui sentuhan teknologi pakan. satu unit ternak adalah sama dengan seekor sapi
Upaya untuk meningkatkan nilai gizi dewasa. Total keseluruhan produksi limbah
limbah pertanian dengan menggunakan tanaman pangan di Kabupaten Pringsweu
teknologi pakan telah diterapkan di masyarakat sebesar 1.703.899.970 kg/th dengan kapasitas
seperti perlakuan fisik, kimiawi serta tampung ternak sebanyak 114.018,154 UT atau
biologis.Ditingkat peternak penerapan 114.018 ekor ternak ruminansia dalam asumsi
teknologi peningkatan kualitas limbah 30% pemberian ransum dan asumsi 40%
pertanian memiliki hambatan dengan berbagai pemberian ransum yaitu 85.513,616 UT atau
alasan, seperti jumlah limbah yang dapat sebanyak 85.514 ekor. Asumsi pemberian
dikumpulkan oleh peternak relatif sedikit pakan sebanyak 40% lebih sedikit
karena kurangnya fasilitas untuk penyimpanan dibandingkan dengan asumsi 30%.
dan terjadinya penambahan beban biaya dan
tenaga kerja bagi peternak dengan melakukan Tabel 4. Daya dukung limbah tanaman pangan
teknologi tersebut (Djajanegara, 1999), terhadap kapasitas tampung ternak
sehingga dibutuhkan teknologi pakan yang ruminansia di Kabupaten Pringsewu
sederhana, murah dan mudah diadopsi oleh berdasarkan asumsi 30% dan 40%
peternak. Jenis Produksi Asumsi Asumsi
tanaman limbah 30% (UT) 40% (UT)
Kapasitas tampung ternak di Kabupaten dalam BK
Pringsewu berdasarkan asumsi 30% dan (kg/th)
Jagung 73.512 4.918 3.688
40% pemberian ransum
Singkon 21.651 1.468 1.101
Kapasitas tampung adalah jumlah g
hijauan makanan ternak yang dapat disediakan Padi 1.608.735 107.63 80.723
dari kebun hijauan makanan ternak atau padang Jumlah 1.703.899 114.018 85.513
pengembalaan untuk kebutuhan ternak selama Sumber : hasil olahan data 2016
105
Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu Vol. 4(2): 100-107, Mei 2016 Anita Sari et al.
107