Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu Vol. 4(2): 100-107, Mei 2016 Anita Sari et al.

POTENSI DAYA DUKUNG LIMBAH TANAMAN PALAWIJA SEBAGAI PAKAN TERNAK


RUMINANSIA DI KABUPATEN PRINGSEWU

Supporting of Agricultural By Product as Ruminant Feed in District Pringsewu Regency

Anita Saria, Limanb,dan Muhtarudinb


a
The Student of Department of Animal Husbandry Faculty of Agriculture Lampung University
b
The Lecture of Department of Animal Husbandry Faculty of Agriculture Lampung University
Department of Animal Husbandry, Faculty of Agriculture Lampung University
Soemantri Brojonegoro No.1 Gedung Meneng Bandar Lampung 35145
e-mail : jipt_universitaslampung@yahoo.com. ; anitasari1678.as@gmail.com

ABSTRACT

The aims of the research to determine the carrying capacity of waste by product and livestock
based agriculture waste as feed for ruminants in District Pringsewu . This study used a survey method.
The survey method used in this research is purposive sampling. Potential feed material is calculated
based on the production of feed material multiplied by the area harvested and expressed in dry matter
(DM ) , crude protein (CP ) and total digestible nutrients ( TDN ) . Forage samples obtained from taking
snippets / tiling agricultural waste. The results showed that the production of waste in dry matter by BK ,
PK , and TDN respectively is 170 420 tonnes , 13 296 tonnes and 86 600 tonnes . Then the carrying
capacity (DDLP ) based BK , PK , and TDN is 74 672 UT , UT 5519 and UT 55 195 . Total population of
ruminants in District Pringsewu ( 20 804 UT ) can be met the needs of feed based on availability BK ,
and TDN .

Keywords : District Pringsewu , Waste Production , Livestock Ruminant , Carrying Food Waste

PENDAHULUAN Salah satu faktor penting dalam usaha


pemeliharan dan produktivitas pada ternak
Ternak merupakan salah satu komponen ruminansia adalah pakan. Hijauan merupakan
yang dapat memenuhi kebutuhan pangan dan sumber pakan utama untuk ternak ruminansia,
memegang peranan penting dalam pertumbuhan sehingga untuk meningkatkan produksi ternak
kehidupan masyarat yaitu sumber protein ruminansia dan harus diikuti oleh peningkatan
hewani.Protein hewani pada ternak ruminansia penyediaan hijauan pakan yang cukup baik
terdapat pada sapi potong, sapi perah, domba, dalam kualitas maupun kuantitas. Hijauan
kerbau dan kambing. Kebutuhan akan protein pakan ternak yang umum diberikan untuk ternak
hewan seperti daging sapi cenderung meningkat, ruminansia adalah rumput-rumputan yang
salah satu contoh pada Kabupaten Pringsewu. berasal dari padang penggembalaan atau kebun
Kabupaten Pringsewu adalah salah satu rumput, tegalan, pematang serta pinggiran jalan.
kabupaten di Provinsi Lampung yang lahannya Penghambat penyediaan hijauan pakan, yakni
sebagian besar ditanami tanaman palawija terjadinya perubahan fungsi lahan yang
jagung, padi, dan ubi. Memiliki luas wilayah sebelum-nya sebagai sumber hijauan pakan
dan lahan pertanian sebesar 13.617 hektar. menjadi lahan pemukiman lahan untuk tanaman
Setiap tahunnya, produksi jagung mencapai pangan dan tanaman industri
319.944 kwintal per tahun, produksi padi (Djajanegara,1999). Selain hijauan, limbah
1.180.011 kwintal per tahun, produksi ubi kayu pertanian juga dapat dimanfaatkan sebagai
135.673 kwintal per tahun, dan produksi ubi pakan ternak.
jalar mencapai 53.551 kwintal per tahun Limbah pertanian adalah pakan lokal
(Pringsewu Dalam Angka, 2014). Namun yang potensial untuk mendukung pengembangan
pemanfaatan lahan sebagai daya dukung untuk peternakan terutama di daerah berbasis pertanian
pengembangan potensi peternakan masih sangat seperti Kabupaten Pringsewu. Diantaranya
kurang, karena masyarakat tidak begitu pemanfaatan jerami jagung, jerami padi, daun
memahami pemanfaatan lahan untuk singkong. Salah satu masalah yang dihadapi
meningkatkan produksi ternak. peternakan rakyat untuk mengembangkan usaha
100
Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu Vol. 4(2): 100-107, Mei 2016 Anita Sari et al.

peternakan adalah pakan. Pertanian tanaman dengan 3 kali ulangan, jagung dilakukan
pangan akan berimplikasi pada meningkatnya pengubinan 5 x 5 m2 dengan 3 kali ualangan.
produksi limbah. Limbah tanaman pangan
tersebut dapat dimanfaatkan sebagai pakan Analisis Data
pengganti hijauan yang ketersediaanya semakin
terbatas. Dengan demikian, pemanfaatan limbah Survey Limbah Pertanian dan Kualitas
tanaman pangan merupakan salah satu solusi Limbah Pertanian
untuk tanaman yang terdapat di lahan pertanian Survey limbah pertanian dan industri
dapat dimanfaatkan sebagai pakan pengganti pertanian bertujuan untuk mengambil sampel
hijauan untuk ternak ruminansia. dari masing-masing limbah yang akan
Wilayah Kabupaten Pringsewu terdapat digunakan dalam penelitian ini. Produksi
populasi sapi 10.691 ekor, kerbau 1.999 ekor, limbah pertanian diketahui dengan mengambil
dan kambing 35.478 ekor (Lampung Dalam ubinan dari setiap komoditi yang akan diteliti.
Angka, 2015).Mengembangkan peternakan di Untuk mengetahui kualitas masing-
wilayah ini menurut Nell dan Rollinson (1974) masing limbah dilakukan analisa proksimat
perlu dilakukan perencanaan yang berorientasi yang meliputi analisa bahan kering, lemak
kepada pemanfaatan sumberdaya pakan kasar, serat kasar, protein kasar, bahan ekstrak
setempat. Semakin meningkatnya lahan tanpa nitrigen dan abu. Analisa bahan pakan
mengembangkan peternakan khususnya ternak dilakukan di Laboratorim Makanan Ternak
rumiansia. Olehnya perlu dilakukan penelitian Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian
untuk menganalisis potensi daya dukung limbah Universitas Lampung.
tanaman palawija sebagai pakan ternak
ruminansia di Kabupaten Pringsewu. Produksi Limbah Pertanian dan Daya
Dukung dari Limbah Pertanian
MATERI DAN METODE
Produksi limbah pertanian dihitung
Tempat dan Waktu Penelitian berdasarkan produksi Bahan Kering (BK),
Penelitian ini dilaksanakan pada produksi Protein Kasar (PK) dan produksi Total
Desember sampai Maret 2016 bertempat di Degestible Nutrient (TDN) terhadap luas Panen
Kabupaten Pringsewu, Provinsi Lampung dan masing-masing limbah. TDN dihitung dengan
analisa kualitas pakan ternak dilakukan di menggunakan persamaan sumatif Haris et
Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak al.(1972) berdasarkan kandungan proximat
Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian masing-masing tanaman pangan sebagaiberikut:
Universitas Lampung.
Penelitian ini menggunakan metode %TDN =92,464-3,338(SK)-6,945(LK)-0,726
survei. Adapun metode survei yang digunakan (BETN)+1,115(PK)+0,031(SK)2-0,031(SK)2
dalam penelitian ini adalah purposive sampling.
Purposive sampling adalah metode pengambilan 0,133(LK)2+0,036(SK)(BETN)+0,207(LK)
sampel yang didasarkan atas tujuan dan (BETN)+0,100(LK)(PK)-0,022(LK)2(PK)
pertimbangan tertentu dari peneliti.
Keterangan:
Sumber Data SK (serat kasar): LK (lemak kasar): BETN
Data yang digunakan dalam penelitian ini (Bahan Ekstrak tanpa Nitrogen):PK (Protein
berdasarkan data primer yaitu data yang Kasar).
diperoleh dari survei ke lapangan dan data
skunder yang diperoleh dari instansi atau dinas- Sementara perhitungan produksi total limbah
dinas tekait seperti Dinas Peternakan, Dinas adalah sebagai berikut:
Tanaman Pangan dan Hortikultura, Badan 1.Produksi Total BK(a,b,c,) = Prod. BK-
perencanaan pengembangan daerah dan badan (a,b,c)(ton/ha )x luas panen(a,b,c)(ha)
pusat statistik.
Data pendukung lainnya berkaitan 2.Produksi PK(a,b,c) = Prod Total
dengan penelitian ini diperoleh dari laporan studi
BK(a,b,c)(ton) x kandungan PK(a,b,c)
atau kajian dan berbagai sumber pustaka lainnya.
Menurut Dirjen Peternakan dan Fakultas
Peternakan UGM (1982) bahwa padi, kacang 3.Produksi TDN (a,b,c) = Prod Total
kedelai, kacang tanah dan ketela rambat BK(a,b,c)(ton) x TDN(a,b,c)
dilakukan pengubinan dengan 2,5 x 2,5 m2
101
Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu Vol. 4(2): 100-107, Mei 2016 Anita Sari et al.

Keterangan : a :Jerami Jagung,


b : Jerami Singkong, c : Jerami Padi Tabel 2. Analisis Proksimat dalam bentuk
kering di Laboratorium Nutisi dan
Daya dukung pakan dari limbah pertanian Makanan Ternak Universitas Lampung
(DDLP) (2016)
Daya dukung pakan dari limbah hasil analisis (%)
pertanian (DDLP)dihitung dengan asumsi
Bahan Ab BET
bahwa satu satuan ternak(1 ST) ruminansia
Jerami KA PK LK SK u N TDN
rata-rata membuthkan bahan kering sebanyak
6,25 kg/hari atau 2.282,25 kg/tahun Bahan Kering
(NRC,1985), kebutuhan protein kasar jerami
0,06 kg/hari atau 240,9 kg/tahun dan kebutuhan jagung 95.5 7.2 11.8 32.9 11.1 36.8 17.2
TDN sebesar 4,3 kg/hari atau1.569,5 kg/tahun jerami
(Dirjen Peternakan dan Fakultas Peternakan singkon 127.
UGM,1982). Perhitungan DDLP dengan rumus g 72.7 23.6 12.0 6.41 7.0 50.8 9
sebagai berikut: jerami
padi 90.6 7.6 10.3 17.6 25.5 38.7 51.3
1. DDLPBerdasarkan BK= ==
ProduksiBK (a,b,c)
Kebutuhan BK1 Tabel 3. Produksi limbah dalam berbentuk
ST/tahun kering
2. DDLPBerdasarkan PK=Produksi PK (a,b,c) Produksi ( ton )
No Kecamatan
Kebutuhan BK1 BK *) PK *) TDN**)
ST/tahun 1 Adiluwih 14.633 1.277 6.460
3. DDLPBerdasarkan TDN=Produksi TDN (a,b,c) 2 Ambarawa 23.539 1.799 12.102
Kebutuhan BK1 3 Banyumas 8.291 639 4.262
ST/tahun 4 Gadingrejo 41.149 3.148 21.138
Keterangan: a. Jerami jagung, b. Jerami singkong,
5 Pagelaran 17.117 1.307 8.793
c . Jerami padi. Pagelaran
6 Utara 4.819 388 2.501
HASIL DAN PEMBAHASAN 7 Padasuka 26.214 2.001 13.394
8 Pringsewu 19.269 1.468 9.781
Hasil Analisis Proksimat 9 Sukoharjo 15.388 1.268 8.171
Hasil analisis proksimat dalam bentuk
Jumlah 170.420 13.296 86.600
segar dan kering dapat dilihat pada tabel 1 dan
Sumber : *) Hasil analisis proksimat Laboratorium
tabel 2. Nutrisi dan Makanan Ternak, Jurusan
Peternakan, Fakultas Pertanian,
Produksi Limbah di Kabupaten Pringsewu Universitas Lampung dan Hasil olah
Hasil penelitian menunjukkan total data sekunder
produksi limbah dalam bentuk kering yang ada **) Hasil perhitungan dengan rumus
di Kabupaten Pringsewu dapat dilihat pada persamaan sumatif Haris et al. (1972)
Tabel 3.
Kabupaten Pringsewu memiliki jumlah
Tabel 1. Analisis Proksimat dalam bentuk segar hasil produksi Bahan Kering (BK), Protein
di Laboratorium Nutisi dan Makanan Kasar (PK), dan total digestible nutrient
Ternak Universitas Lampung (2016) (TDN) bahan pakan secara berturut-turut
Bahan Hasil Analisis (%) adalah sebanyak 170.420 ton, 13.296 ton dan
Jerami 86.600 ton, dengan produksi bahan pakan
KA PK LK SK Abu BETN
berdasarkan BK, PK, dan TDN tertinggi di
Segar Kabupaten Pringsewu yaitu Kecamatan
Gadingrejo. Produksi limbah bahan pakan
jerami 4.46 6.92 11.29 31.48 10.63 35.22
jagung
berdasarkan BK, PK dan TDN 41.149 ton,
jerami 27.27 17.23 8.77 4.68 5.16 36.68 3.148 ton, dan 21.138 ton. Pada penelitian ini,
singkong mayoritas tanaman pangan di Kabupaten
jerami 9.32 6.91 9.42 16.04 23.16 35.15 Pringsewu yaitu tanaman padi. Tingginya
padi produksi jerami padi dipengaruhi oleh
102
Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu Vol. 4(2): 100-107, Mei 2016 Anita Sari et al.

beberapa faktor, yaitu varietas padi, pupuk, Djajanegara et al., (1999)


penanaman, pemanenan, dan penanganan pasca mengemukakan bahwa kendala pemanfaatan
panen. Anonym (1983) menyebutkan bahwa limbah pertanian sebagai pakan adalah pada
terjadi kehilangan hasil panen dan pascapanen umumnya memiliki kualitas rendah dengan
akibat ketidaksempurnaan penanganan kandungan serat yang tinggi dan protein dan
pascapanen, dimana kehilangan saat kecernaan yang rendah, akibatnya bila
pemanenan 9,52%, perontokan 4,7%, digunakan sebagai pakan basal dibutuhkan
pengeringan 2,13% dan penggilingan 2,19%. penambahan bahan pakan yang memiliki
Besarnya kehilangan pascapanen terjadi karena kualitas yang baik (konsentrat) untuk
sebagian petani masih menggunakan cara-cara memenuhi dan meningkatkan produktivitas
tradisional atau proses penanganan ternak.
pascapanennya masih belum baik.
Jerami padi merupakan salah satu Daya Dukung Limbah Tanaman Pangan
limbah pertanian yang tersedia melimpah (DDLTP)
sepanjang tahun, namun kualitas jerami padi Daya dukung limbah tanaman pangan
sangat rendah karena tingginya kadar serat merupakan kemampuan suatu wilayah untuk
kasar. Shanahan et al. (2004) mengatakan menghasilkan atau menyediakan pakan berupa
bahwa hasil dari limbah pertanian mempunyai limbah tanaman pangan yang dapat
keterbatasan dalam penggunaannya sebagai menampung kebutuhan sejumlah populasi
pakan ternak karena rendahnya kualitas yang ternak ruminansia tanpa melalui pengolahan.
dimiliki oleh pakan ternak tersebut, walaupun Daya dukung merupakan kemampuan
tanaman padi hanya sekali dipanen selama penyediaan hijauan pakan ternak dari suatu
musim kemarau. Penyebab tingginya produksi wilayah administratif. Hijauan pakan yang
tersebut dikarenakan luas panen untuk tanaman dihitung adalah hijauan rumput alami maupun
padi serta didukung oleh hasil produksi yang limbah pertaniaan. Daya dukung limbah
tergolong cukup tinggi. tanaman pangan sebagai sumber pakan ternak
Manfaat jerami padi masih dapat ruminansia di Kabupaten Pringsewu
ditingkatkan melalui perlakuan secara fisik, berdasarkan bahan kering. Hasil penelitian
kimia dan biologis atau teknologi pengolahan menunjukkan Daya Dukung Limbah Tanaman
pakan. Perlakuan secara fisik dapat dilakukan Pangan (DDLTP) dalam bentuk kering yang
dengan pelayuan, penggilingan, penyinaran ada di Kabupaten Pringsewu dapat di lihat
radiasi, dan proses penguapan. Perlakuan pada Tabel 4.
secara kimia dapat dilakukan dengan Salah satu cara pemanfaatan limbah
perendaman dalam larutan asam atau basa, pertanian sebagai pakan ternak ruminansia
penambahan urea, ammonia, dan molasses. sudah dikenal luas oleh kalangan masyarakat,
Perlakuan secara biologis dapat dilakukan hal ini karena adanya kemampuan ternak
penambahan enzim dan penambahan kapang ruminansia mengkonversi bahan pakan yang
pada jerami padi (Ibrahim, 1983). Sedangkan mengandung serat kasar yang tinggu menjadi
produksi bahan pakan yang terendah yaitu produk-produk yang bermanfaat untuk
Kecamatan Pagelaran Utara dengan BK 4.819 pertumbuhan, keberlangsungan hidup ternak
ton, PK 388 ton, dan TDN 2.501 ton. dan reproduksi ternak ruminansia.
Mayoritas tanaman pangan yang berada di Tabel 4. Daya dukung limbah tanaman pangan
Kecamatan Pagelaran Utara yaitu jerami (DDLTP)
jagung. Luas panen tanaman jagung di
Kabupaten Pringsewu relatif rendah Daya Dukung Limbah
dibandingkan dengan tanaman lain seperti Tanaman Pangan (UT) Ternak
No Kecamatan
tanaman padi dan singkong. Ada juga hal lain UT
BK
yang mempengaruhi rendahnya produksi PK TDN
jerami jagung. Ketersediaan bahan pakan 1 Adiluwih 6.412 530 4.117 3.516
ternak ditunjang juga oleh ketersediaan dan 2 Ambarawa 10.314 747 7.713 518
produksi tanaman pertanian berupa limbah dan
3 Banyumas 3.633 265 2.716 2.385
hasil ikutannya, sedangkan produksi hasil
pertanian selain dipengaruhi oleh keadaan 4 Gadingrejo 18.030 1.307 13.472 3.845
iklim juga dipengaruhi oleh luas panen usaha 5 Pagelaran 7.500 543 5.604 2.348
tani, tenaga kerja dan banyaknya ternak yang Pagelaran
dipelihara serta juga letak wilayah 2.112 161 1.594
6 Utara 2.348
usahataninya (Winugroho et al., 1998). 7 Padasuka 11.486 831 8.536 741
103
Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu Vol. 4(2): 100-107, Mei 2016 Anita Sari et al.

8 Pringsewu 8.443 609 6.234 3.303 Apabila dihitung berdasarkan TDN,


Kecamatan Gadingrejo dapat menampung
9 Sukoharjo 6.743 526 5.208 3.961 jumlah unit ternak terbanyak 13.472 UT diikuti
Jumlah 74.672 5.519 55.195 20.840 oleh Kecamatan yang terendah adalah
Sumber : hasil olah data primer kecamatan Pagelaran Utara yaitu 1.594 UT.
Berdasarkan daya dukung limbah tanaman
Pada Tabel 7 menunjukkan bahwa pangan, menunjukkan bahwa jerami padi
limbah tanaman pangan mampu menyediakan merupakan limbah tanaman pangan yang
sumber pakan untuk ternak ruminansia di memiliki daya dukung yang tertinggi dibanding
Kabupaten Pringsewu berdasarkan daya limbah tanaman pangan lainnya. Tingginya
dukung bahan kering (BK) sebesar 74.672 UT; daya dukung dari jerami padi tersebut
Protein Kasar (PK) 5.519 UT; dan TDN 55.195 disebabkan oleh tingginya produksi jerami padi
UT. Dengan demikian dapat dikemukakan sehingga menyebabkan daya dukung sebagai
bahwa potensi produksi limbah tanaman sumber pakan juga tinggi.
pangan dapat menyediakan pakan untuk Produksi limbah pertanian sangat
kebutuhan ternak ruminansia. Potensi tersebut tergantung pada waktu panen yang
cukup besar untuk dapat dimanfaatkan sebagai mengakibatkan ketersediaannya tidak kontinyu
sumber pakan ternak ruminansia di Kabupaten sepanjang tahun sehingga dibutuhkan tempat
Pringsewu. penyimpanan untuk menampung limbah
Berdasarkan daya dukung maka limbah pertanian saat panen (Smith, 2002). Kendala
pertanian dapat menyediakan pakan untuk lainnya adalah nilai nutrisi limbah pertanian
ternak ruminansia yang cukup besar. Daya yang amat beragam tergantung dari jenis ternak
dukung BK yang tertinggi terdapat di (Soetanto, 2001). Namun demikian ada
Kecamatan Gadingrejo yaitu sebesar 18.030 beberapa hal yang perlu dipertimbangkan
UT, hal ini karena luasnya lahan persawahan sebagai faktor pembatas dalam pemanfaatannya
di daerah Gadingrejo tersebut. Sementara sebagai pakan.
Kecamatan Pagelaran Utara adalah yang Nilai nutrisi yang rendah seperti
terendah daya dukung ternak yang kandungan protein yang rendah dan serat kasar
dikalkulasikan berdasarkan bahan kering yang tinggi menyebabkan limbah pertanian
dengan jumlah ternak yang dapat ditampung terbatas untuk digunakan sebagai pakan,
2.112 UT. disamping juga adanya antinutrisi dan racun
Kecamatan Gadingrejo merupakan yang mungkin terkandung dalam limbah
daerah yang memiliki populasi ternak yang tersebut (Sofyan, 1998). Limbah pertanian
paling banyak di Kabupaten Pringsewu sebagai pakan ternak bisa dikalkulasi
sejumlah 3.845 UT. Sehingga membutuhkan berdasarkan kebutuhan bahan kering (BK),
sumber pakan yang harus mencukupi hidup protein kasar (PK) dan total digestible nutrient
ternak tersebut. Menurut survei yang dilakukan, (TDN). Kebutuhan ternak ruminansia akan
Kecamatan Gadingrejo juga memiliki lahan pakan dapat dihitung berdasarkan beberapa
pertanian yang cukup luas yaitu 6,147 ha lahan acuan yang telah dikenal luas. NRC (1984)
padi; 36 ha lahan singkong; dan 87 ha lahan mengatakan bahwa kebutuhan pakan ternak
jagung, (Dinas Pertanian Kabupaten ruminansia (1 ST) akan bahan kering 6,25
Pringsewu, 2015) dan menghasilkan daya kg/ha. Hasil penelitian yang dilakukan oleh
dukung limbah BK sebesar 9.034 UT. Ditjen Peternakan dan Fapet UGM (1982)
Berdasarkan daya dukung limbah BK, secara mengkalkulasi bahwa kebutuhan pakan ternak
keseluruhan limbah pertanaian dapat ruminansia (1 ST) untuk protein adalah 0,66
mencukupi kebutuhan ternak. Sama halnya kg/ha dan untuk TDN adalah 4,3 kg/ha.
dengan daya dukung ternak ruminansia yang Populasi ternak yang ada di Kabupaten
dihitung berdasarkan protein kasar yang Pringsewu adalah 20.840 UT, sehingga apabila
tertinggi adalah di Kecamatan Gadingrejo dibandingkan dengan kemampuan dalam
dengan daya dukung 1.307 UT, tingginya daya memenuhi kebutuhan pakan ternak ruminansia
dukung berdasarkan protein kasar di berdasarkan BK dan TDN saja maka
Kecamatan Gadingrejo karena luasnya usaha pengembangan usaha peternakan masih dapat
tani yang menghasilkan limbah pertanian, dilakukan lagi di Kabupaten Pringsewu.Akan
terutama dari hasil sawah. Kecamatan tetapi jika dibandingkan dengan kemampuan
Pagelaran Utara hanya mampu menampung dalam memenuhi kebutuhan pakan ternak
161 UT, apabila dihitung berdasarkan rumiansia berdasarkan PK, maka populasi
kebutuhan protein kasar. ternak yang ada melebihi daya tampung ternak
104
Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu Vol. 4(2): 100-107, Mei 2016 Anita Sari et al.

ruminansia di wilayah tersebut.Sehingga belum satu tahun yang dinyatakan dalam satuan ternak
terjadi keseimbangan dari bahan pakan yang per hektar. Kapasitas tampung sebidang tanah
dimanfaatkan sebagai pakan ternak ruminansia. dipengaruhi oleh curah hujan, topografi,
Adanya daya dukung protein kasar (PK) yang persentase hijauan yang tumbuh, jenis dan
lebih rendah dibandingkan dengan daya dukung kualitas hijauan, pengaturan jumlah ternak yang
bahan kering (BK) disebabkan karena limbah digembalakan, system pengembalaan, dan luas
jerami padi yang dominan di Kabupaten lahan (Mcllroy,1997). Hasil penelitian
Pringsewu.Untuk membantu meningkatkan menunjukkan daya dukung limbah tanaman
daya dukung protein tersebut, maka di pangan terhadap kapasitas tampung ternak
Kabupaten Pringsewu perlu menambahkan ruminansia dalam bentuk kering yang ada di
konsentrat untuk kebutuhan hidup ternak. Cara Kabupaten Pringsewu dapat di lihat pada Tabel
lain yang juga dapat ditawarkan untuk 4.
meningkatkan ketersediaan PK dan TDN Berdasarkan hasil penelitian, Kabupaten
dengan cara meningkatkan kualitas bahan Pringsewu dapat memproduksi bahan kering
pakan yang telah ada (khususnya limbah dari limbah tanaman pangan berupa limbah
pertanian) dengan cara pengolahan-pengolahan jagung 73.512.599 kg/th, singkong 21.651.545
bahan pakan seperti pembuatan jerami padi kg/th dan padi 1.608.735.826 kg/th.Tingginya
fermentasi. produksi limbah tanaman pangan dapat
Petani peternak mempunyai masalah dimanfaatkan sebagai pakan ternak ruminansia
keterbatasan lahan untuk menanam khusus di Kabupaten Pringsewu. Kapasitas tampung
hijauan pakan dan umumnya akan semakin sulit ternak ruminansia yang berasal dari limbah
didapat pada musim kemarau, sehingga tanamaan pangan terdapat di Kabupaten
kekurangan pakan ternak ruminansia di daerah Pringsewu dapat dilihat pada tabel 8 dengan
Kabupaten Pringsewu terutama pada musim asumsi konsumsi bahan kering satu ekor
kemarau merupakan problem yang harus diatasi sapi/hari sebesar 3% dari bobot tubuh
Zulbardi et al. (2001) menyatakan masalah (Parakksi, 1999).
utama yang ditemui pada usaha peternakan Satu unit ternak setara dengan satu ekor
khususnya ternak ruminansia adalah tidak sapi seberat 455 kg dan asumsi penggunaan
tersedianya pakan yang kontinyu dengan limbah mencapai 30% dan 40% sebagai pakan
kualitas yang baik. Upaya yang dilakukan (Santoso, 1995). Pakan digunakan untuk
adalah melakukan penyimpanan, pengawetan, kebutuhan hidup, pertumbuhan, perkembangan,
dan peningkatan kualitas atau nilai nutrisi dan reproduksi. Menurut Ensminger (1961),
melalui sentuhan teknologi pakan. satu unit ternak adalah sama dengan seekor sapi
Upaya untuk meningkatkan nilai gizi dewasa. Total keseluruhan produksi limbah
limbah pertanian dengan menggunakan tanaman pangan di Kabupaten Pringsweu
teknologi pakan telah diterapkan di masyarakat sebesar 1.703.899.970 kg/th dengan kapasitas
seperti perlakuan fisik, kimiawi serta tampung ternak sebanyak 114.018,154 UT atau
biologis.Ditingkat peternak penerapan 114.018 ekor ternak ruminansia dalam asumsi
teknologi peningkatan kualitas limbah 30% pemberian ransum dan asumsi 40%
pertanian memiliki hambatan dengan berbagai pemberian ransum yaitu 85.513,616 UT atau
alasan, seperti jumlah limbah yang dapat sebanyak 85.514 ekor. Asumsi pemberian
dikumpulkan oleh peternak relatif sedikit pakan sebanyak 40% lebih sedikit
karena kurangnya fasilitas untuk penyimpanan dibandingkan dengan asumsi 30%.
dan terjadinya penambahan beban biaya dan
tenaga kerja bagi peternak dengan melakukan Tabel 4. Daya dukung limbah tanaman pangan
teknologi tersebut (Djajanegara, 1999), terhadap kapasitas tampung ternak
sehingga dibutuhkan teknologi pakan yang ruminansia di Kabupaten Pringsewu
sederhana, murah dan mudah diadopsi oleh berdasarkan asumsi 30% dan 40%
peternak. Jenis Produksi Asumsi Asumsi
tanaman limbah 30% (UT) 40% (UT)
Kapasitas tampung ternak di Kabupaten dalam BK
Pringsewu berdasarkan asumsi 30% dan (kg/th)
Jagung 73.512 4.918 3.688
40% pemberian ransum
Singkon 21.651 1.468 1.101
Kapasitas tampung adalah jumlah g
hijauan makanan ternak yang dapat disediakan Padi 1.608.735 107.63 80.723
dari kebun hijauan makanan ternak atau padang Jumlah 1.703.899 114.018 85.513
pengembalaan untuk kebutuhan ternak selama Sumber : hasil olahan data 2016
105
Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu Vol. 4(2): 100-107, Mei 2016 Anita Sari et al.

Konsumsi bahan kering (BK) terdapat pada limbah singkong sebesar


merupakan faktor yang sangat penting. 1.468,709 UT atau 1.469 ekor dengan
Menurut Despal et al., (2007), pakan dengan asumsi 30 % dan 1.101,532 UT atau 1.102
kandungan bahan kering tinggi berpengaruh ekor dengan asumsi 40 %.
terhadap intake. Pada ruminansia intake
dipengaruhi oleh tingkat penyerapan dan DAFTAR PUSTAKA
bentuk pakan. Kemampuan ternak untuk
mengkonsumsi bahan kering tinggi Anonym. 1983. Perbaikan kualitas jerami padi
berhubungan erat dengan kapasitas fisik dan pucuk tebu sebagai pakan ternak.
lambung dan saluran pencernaan secara Lipatan ( Lembar Informasi Pertanian)
keseluruhan (Parakkasi, 1999). Kapasitas Departemen Pertanian.Yogyakarta
tampung ternak ruminansia tertinggi dari BPS Kabupaten Pringsewu. 2014. Pringsewu
limbah tanaman pangan di Kabupaten Dalam Angka. Badan Pusat
Pringsewu yaitu terdapat pada limbah padi Statistik Kabupaten Pringsewu
dengan kapasitas tampung sebesar 107.631,146 Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung. 2014.
UT atau 107.631 ekor dengan asumsi 30 % dan Lampung Dalam Angka
80.723,359 UT atau 80.723 ekor dengan asumsi 2014“Kabupaten Pringsewu”. Badan
40 %. Kapasitas tampung terendah terdapat Pusat Statistik Provinsi Lampung
pada limbah singkong sebesar 1.468,709 UT Despal. 2005. Nutritional Properties of Urea
atau 1.469 ekor dengan asumsi 30 % dan Treated Cocoa Pod For Ruminant, 5,
1.101,532 UT atau 1.102 ekor dengan asumsi Gottingen-Jerman, Cuvillier verlag.
40 %. Sesuai dengan pendapat Resa (2010), Dinas Pertanian Pringsewu. 2015. Data
semakin tinggi produksi limbah persatuan luas, Statistik Pertanian Kabupaten
maka akan semakin tinggi pula kemampuannya Pringsewu
untuk menampung sejumlah ternak pada waktu Ditjen Peternakan dan Fakultas Peternakan
tertentu. UGM (1982)Inventarisasi Limbah
Pertanian. Kerjasama Ditjen
SIMPULAN Peternakan dan Fakultas Peternakan
UGM.UGM, Yogyakarta
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, Djajanegara A. 1999. Local livestock feed
maka simpulan dalam penelitian ini sebagai resources. Didalam: Livestock
berikut : Industries of Indonesia Priorto the
1. Total Produksi limbah asal tanaman pertanian Asian Financial Crisis. RAP
di Kabupaten Pringsewu, Provinsi Lampung Publication 1999/37. Bangkok : FAO
berupa bahan pakan berupa pakan Regional Office forAsia and the
berdasarkan Bahan Kering (BK), Protein Pacific.29-39.
Kasar (PK), dan Total Digestible Nutrient Ensminger, 1961. Nilai Konversi AU pada
(TDN) yaitu 86.295 ton, 32.671 ton, dan Ternak Ruminansia. http://stpp-
50.051 ton dan Produksi limbah tertinggi Malang.ac.id//nilai koversi AU pada
terdapat pada Kecamatan Gading Rejo Berbagai Jenis dan Umur Fisiologi
2. Berdasarkan hasil kalkulasi kebutuhan ternak Ternak. Diakses pada 24 Juni 2013.
ruminansia per unit ternak, kapasitas daya Harris, L.E., L.C. Kearl, P.V. Fonnesbeck.
dukung ternak ruminansia dari limbah 1972. Use of regression equation in
pertanian di Kabupaten Pringsewu adalah predicting availability of energy and
37.811 UT dihitung berdasarkan bahan pritetion. J. Amin. Sci, 65 : 658-664
Kering (BK) 13.562 UT dihitung Ibrahim. M. N. M. 1983. Physical. Chemical,
berdasarkan protein kasar (PK), dan 31.900 Phisical-chemical and Biologitical
UT dihitung berdasarkan Total Digestible Treatment of Crop Residues. An
Nutrient ( TDN). Overline I Workshop AFAR. Los Banos
3. Kapasitas tampung ternak ruminansia McIlroy, R. J. 1997. Pengantar Budidaya
tertinggi dari limbah tanaman pangan di Padang Rumput Tropika. Pradya
Kabupaten Pringsewu yaitu terdapat pada Pramita, Jakarta.
limbah padi dengan kapasitas tampung Nell AJ, Rollinson DHL. 1974. The
sebesar 107.631,146 UT atau 107.631 ekor requirements and availability of livestock
dengan asumsi 30 % dan 80.723,359 UT feed in Indonesia. UNDP/FAO,
atau 80.723 ekor dengan asumsi 40 %. Washington D.C
Sedangkan kapasitas tampung terendah
106
Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu Vol. 4(2): 100-107, Mei 2016 Anita Sari et al.

National Research Council. 1984. Nutrient


Requirement of Beef Cattle. 6th
rev.ed. Washington DC: National
Academy Press.
Parrakkasi, A. 1999. Ilmu Nutrisi dan Makanan
Ternak Ruminansia.Universitas
Indonesia. Jakarta
Resa, E. 2010.Potensi Pakan Konsentrat Asal
Tanamana Padi Dan Jagung Di Kota
Metro Provinsi Lampung. Universitas
Lamppung. Bandar Lampung. Dalam
Wayan, I. Y. Widodo, dan Liman.2015.
Potensi Pakan Hasil Limbah Jagung (Zea
Mays L) di Desa Braja Harjosari
Kecamatan Bjara Selebah Kabupaten
Lampung Timur.Hlm 170--174.
Santoso, U. 1995. Tata laksana Pemeliharaan
Ternak Sapi. Penebar Swadaya. Jakarta.
Shanahan, J.F., Smith, D.H., Stanto, T.L. and
Horn, B.E., 2004. Crop Residues for
Livestock Feed.
http://www.ext.colostate.edu/pubs/crop
Smith, G., Wallast, I., dan van Gent M.R.A.
(2002),”Rock slope stability with
shallow foreshores”, Proceeding of the
28th International Conference Coastal
Engineering 2002, eds. Smith
J.M.,Cardif Wales, pp 1524 – 1536.
Soetanto. 2001. Membuat Potilo dan Krupuk
Ketela. Yogyakarta:Kanisius
Sofyan. 1998. Manajeman Produksi dan
Operasi. Edisi Revisi. Jakarta: BPFE UI
Winugroho, M., B. Hariyanto dan K. Ma’sum.
1998. Konsep Pelestarian Pasokan
Hijauan Pakan dalam Usaha
Optimalisasi Produktivitas Ternak
Ruminansia. Dalam: Prosiding Seminar
Nasional Peternakan dan Veteriner. Jilid
I. Puslitbang Peternakan. Bogor.
Zulbardi, M., A. A. Karto, U. Kusnadi dan
A., Thalib. 2001. Pemanfaatan Jerami
Padi Bagi Usaha Pemeliharaan Sapi
Peranakan Onggole di Daerah Irigasi
Tanaman Padi. Dalam: Prosiding
Seminar Nasional Teknologi Peternakan
dan Veteriner. Puslitbang Peternakan
Departemen Pertanian. Bogor. Hal.
256-261.

107

Anda mungkin juga menyukai